9 : Boleh Lagi?

Boleh lagi? Itulah yang Sabiru katakan sekaligus minta ketika Calista keluar dari kamar mandi dan istrinya itu memang baru beres mandi.

Sabiru masih duduk menunggu di kursi rodanya. Ia menatap tak sabar sang istri penuh cinta.

“Boleh lagi gimana, Mas?” balas Calista yang langsung canggung sekaligus berdebar-debar karena untuk kali pertama, dirinya tampil tidak memakai kerudung di hadapan Sabiru.

Kali ini, Calista yang terbiasa tampil tertutup, membungkus kepalanya menggunakan handuk karena ia memang baru saja keramas. Hingga untuk kali pertama juga, ia membiarkan lehernya dilihat Sabiru.

Detik selanjutnya, Calista menyadari, bahwa kini dirinya tak lagi bersin parah jika dekat dengan Sabiru. Yang tersisa hanya ketegangan tak berujung dan selalu membuat dadanya berdebar-debar.

“Asli, ini aku beneran sudah enggak bersin? Ini aku beneran sudah sembuh? Dan penyebabnya beneran ci*uman dari Mas Bi?” pikir Calista yang sudah langsung kaget lantaran tangan kiri Sabiru meraih jemari tangannya.

“Jangan tegang,” pinta Sabiru.

“Tangan Mas seperti mengandung arus listrik!” balas Calista sengaja berkeluh kesah.

Mendengar itu, Sabiru langsung tersipu. Sabiru berangsur merangkul sekaligus mendekap tubuh Calista menggunakan tangan kirinya yang masih bisa melakukan segala sesuatunya dengan leluasa.

“Masya Allah, jantungku enggak aman,” batin Calista kali ini uring-uringan sendiri.

“Bentar, Mas. Aku jadi kebelet pipis,” ucap Calista terpaksa pamit dan buru-buru pergi dari sana. Ia sampai berlari, padahal jarak kamar mandi dengan kebersamaan mereka tak kurang dari dua meter.

“Apa yang bisa bikin kamu nyaman?” tanya Sabiru ketika akhirnya, Calista keluar dari kamar mandi.

Entah kenapa, pertanyaan Sabiru barusan dan terdengar berat khas orang lelah bahkan frustrasi, sangat berbeda dari sebelumnya, langsung membuat jantung Calista berdetak lebih lambat. Rasa takut akan kehilangan cinta Sabiru, seketika menguasai hati wanita itu.

“Mas, kenapa?” lembut Calista sengaja jongkok di hadapan Sabiru, demi menyamakan tinggi wajah mereka.

“Kamu jangan tegang terus. Jangan sampai, bersamaku justru bikin kamu enggak nyaman apalagi tersiksa,” lembut Sabiru sambil mengelus-elus pipi kanan Calista yang sampai ia bingkai menggunakan tangan kiri.

“Setia orang punya titik jenuh bahkan mas Bi. Jangan sampai, Mas Bi lelah menghadapi kegugupanku yang selalu enggak bisa anteng saat bersama Mas Bi. Ditambah lagi, Mas Bi punya semua yang wanita inginkan dari pasangan. Takutnya Mas Bi justru menemukan kebahagiaan yang Mas Bi cari, dari orang lain,” pikir Calista.

“Malah melamun,” lembut Sabiru sampai detik ini masih mengelus-elus pipi kanan Calista.

Meski tidak bisa menyudahi rasa tegangnya, berbekalkan ketakutannya Sabiru akan lelah jika ia terus tidak bisa tenang saat bersama Sabiru, Calista sengaja meraih tangan kiri Sabiru kemudian turut mengelusnya.

“Aku mau belajar,” lirih Calista malu-malu, tapi sang suami justru tertawa geli karenanya.

“M—mas, ih ...,” rengek Calista refleks manja dengan ekspresinya yang sudah langsung membuat seorang Sabiru bam*uk kepayang.

Sabiru menarik tangan kirinya dari pipi kanan Calista. Menggunakan jemari tangan kirinya itu, ia menirukan bentuk hati dan detik itu juga, wajah sang istri yang memang putih bersih tanpa sentuhan rias, menjadi merah merona.

“Boleh lagi?” Itulah yang lagi-lagi Sabiru katakan.

“Mas, dari tadi Mas bilang gitu. Maksudnya, boleh lagi apa, sih?” lirih Calista menyikapi dengan sangat serius.

Selain jadi tersipu, Sabiru juga berakhir tertawa. “Aku mau ci*um lagi!” ucapnya setelah ia agak bisa mengontrol tawanya.

Deg-degan, itulah yang Calista rasakan. Namun sekali lagi, ia berusaha menyeimbangi kemanisan Sabiru. “Memangnya Mas enggak takut, bengekku pindah ke Mas kalau Mas nyi*um aku terus?”

Sabiru yang kembali tersipu, berangsur menggeleng. “Aku rela bengek asal dapat ciu*man dari kamu terus!” yakinnya dan malah membuat Calista menunduk malu, selain istrinya itu yang juga berakhir tertawa.

Sabiru yang terlanjur gemas, sengaja menarik tangan kanan Calista. Ia membuat Calista berakhir di pangkuannya. Awalnya Calista panik dan sangat mengkhawatirkan kaki kanan Sabiru, tapi ci*uman bru*tal yang Sabiru lakukan di wajah hingga leher Calista, sukses membuat Calista kegelian. Calista jadi tidak sempat mengkhawatirkan keadaan kaki kanan Sabiru lagi. Karena ulah Sabiru yang membuat Calista kegelian itu, juga membuat keduanya tertawa lepas satu sama lain.

Terakhir, Sabiru menatap Calista penuh cinta. Tatapan yang berlangsung sangat lama sekaligus malu-malu. Tatapan yang juga baru berakhir ketika bel di rumah bunyi. Karena dengan kata lain, seseorang bahkan lebih datang di luar sana dan menjadi pelaku bel bunyi.

“Mas undang orang apa pesan sesuatu?” tanya Calista berangsur turun dari pangkuan sang suami meski ia duduk persis di paha kiri Sabiru.

“Sepertinya tukang CCTV. Soalnya dari kemarin, alasan Rain di sini juga buat pantau pemasangan CCTV,” jelas Sabiru.

“Tinggal pasang yang di mana saja? Enggak sampai ke kamar-kamar, kan? Aku wajib keringin rambutku dulu, biar enggak masuk angin sebelum kembali pakai kerudung. Nah, masya Allah dada, leher dan dadaku jadi bertabur warna merah,” ucap Calista berakhir kaget. Namun, tersangka dari keadaan dada dan lehernya yang sudah bertabur warna merah, justru tersenyum puas.

“Andai aku bisa menciptakan warna lain, ... nanti coba, rutin-rutin eksperimen!” ucap Sabiru.

Calista yang jadi makin gugup berangsur menggeleng tak habis pikir. Ia sengaja mengeringkan rambutnya. Karena jika bukan dirinya yang memantau jalannya pemasangan CCTV, siapa lagi? Calista tak mungkin membuat sang suami melakukannya, meski Sabiru memang langsung pamit untuk mengurus sendiri.

“Mas beneran bisa?” seru Calista sengaja memastikan. Seperti niatnya, selain belajar bersikap manis, ia juga tengah dalam proses belajar menjadi agresif kepada suaminya.

“Bisa. Daripada orang lain lihat kamu tanpa kerudung,” balas Sabiru dengan santainya.

Calista yang masih menoleh dan sampai bertatapan dengan Sabiru langsung tersipu. “Ya sudah, ... aku cepat kok.”

“Enggak usah buru-buru. Kamu enggak usah sampai keluar juga enggak apa-apa,” balas Sabiru yang memang menyikapi dengan sangat santai.

“Bilang saja kalau Mas enggak mau aku dilihat yang lain,” manja Calista.

“Lah itu kamu tahu!” balas Sabiru dengan entengnya. Ia yang awalnya sudah nyaris pergi dari sana menggunakan kursi roda elektriknya, sengaja menoleh dan bahkan agak balik badan, hanya untuk menatap istrinya dengan leluasa. Seperti biasa, setelah terdiam sejenak, Calista menjadi tersipu.

Di luar, yang datang memang orang dari pihak CCTV. Namun, mereka yang jumlahnya ada empat orang, juga sampai disertai Yasnia.

Yasnia yang penampilannya layaknya wanita karier pada umunya berkata, “Bentar yah, mungkin pak Sabiru masih sibuk.” Ia bertingkah seolah dirinya dan Sabiru sangat dekat. Apalagi ketika akhirnya yang membuka pintu juga Sabiru, ia langsung tersenyum semringah kemudian mengulurkan tangan kanannya dan bersiap menyalami tangan kanan Sabiru.

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

kl aq jadi istri sabiru, udah kminta phk tuh cln pelakor

2024-04-17

0

Mas Bos

Mas Bos

yasnia over pede pake banget
tingkahnya bikin jeng.kelin
/Silent//Silent//Silent/

2024-02-11

1

Erina Munir

Erina Munir

deehhh uleet buluk yg dateng...

2023-12-19

1

lihat semua
Episodes
1 1 : Alasan Kenapa Kami Harus Menikah
2 2 : Jawaban Sabiru Dan Keluarga Besar
3 3 : Pengantin Baru
4 4 : Yasnia
5 5 : Alasan Dan Masa Lalu
6 6 : Tak Mau Melukai
7 7 : Cinta yang Kembali Membara
8 8 : Rumah Impian dan Ciu—man Pertama
9 9 : Boleh Lagi?
10 10 : Rumah Tangga Romantis
11 11 : Ingin Punya Anak
12 12 : Hari-Hari yang Makin Manis
13 13 : Bibit Pela—kor
14 14 : Pelak—or Nekat
15 15 : Dampak Guna—Guna
16 16 : Menceritakan Kelakuan Yasnia
17 17 : Terbongkar
18 18 : Dinas Keluar Kota
19 19 : Jadi Manja Dan Bibit Pebinor
20 20 : Kondangan
21 21 : Resepsi Romantis
22 22 : Kebakaran!
23 23 : Kerikil yang Sudah Disingkirkan
24 24 : Perubahan Calista
25 25 : Imun
26 26 : Bahagia Banget!
27 27 : Di Rumah Mertua
28 28 : Pernikahan Manis
29 29 : Bumbu Cinta
30 30 : Lahiran Dan Kesurupan
31 31 : Gemilang & Gemintang
32 32 : Kode Mengerikan Dari Anak-Anak
33 33 : Selalu Menjadi Cinta Pertama
34 34 : Kejutan Manis
35 35 : Pura-Pura Tidak Kenal
36 36 : Emran, Target Baru Yasnia
37 37 : Lebih Dari Terkejut
38 38 : Peko-k Dan Go-blog
39 39 : Hilangnya Calista Dan Gemilang
40 40 : Tetangga Mencurigakan
41 41 : Lebih Dari Menegangkan
42 Keluarga Harmonis (Tamat)
43 Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat!
44 Novel Rain : Pembalasan Tuan Muda yang Dianggap Sampa-h
45 Novel : Rujuk Bersyarat Turun Ranjang
46 Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
47 Novel Hyera : Menikahi Wanita Taruhan
48 Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
49 Novel Roncom : Gadis Berisik Kesayangan CEO Pembaca Pikiran
Episodes

Updated 49 Episodes

1
1 : Alasan Kenapa Kami Harus Menikah
2
2 : Jawaban Sabiru Dan Keluarga Besar
3
3 : Pengantin Baru
4
4 : Yasnia
5
5 : Alasan Dan Masa Lalu
6
6 : Tak Mau Melukai
7
7 : Cinta yang Kembali Membara
8
8 : Rumah Impian dan Ciu—man Pertama
9
9 : Boleh Lagi?
10
10 : Rumah Tangga Romantis
11
11 : Ingin Punya Anak
12
12 : Hari-Hari yang Makin Manis
13
13 : Bibit Pela—kor
14
14 : Pelak—or Nekat
15
15 : Dampak Guna—Guna
16
16 : Menceritakan Kelakuan Yasnia
17
17 : Terbongkar
18
18 : Dinas Keluar Kota
19
19 : Jadi Manja Dan Bibit Pebinor
20
20 : Kondangan
21
21 : Resepsi Romantis
22
22 : Kebakaran!
23
23 : Kerikil yang Sudah Disingkirkan
24
24 : Perubahan Calista
25
25 : Imun
26
26 : Bahagia Banget!
27
27 : Di Rumah Mertua
28
28 : Pernikahan Manis
29
29 : Bumbu Cinta
30
30 : Lahiran Dan Kesurupan
31
31 : Gemilang & Gemintang
32
32 : Kode Mengerikan Dari Anak-Anak
33
33 : Selalu Menjadi Cinta Pertama
34
34 : Kejutan Manis
35
35 : Pura-Pura Tidak Kenal
36
36 : Emran, Target Baru Yasnia
37
37 : Lebih Dari Terkejut
38
38 : Peko-k Dan Go-blog
39
39 : Hilangnya Calista Dan Gemilang
40
40 : Tetangga Mencurigakan
41
41 : Lebih Dari Menegangkan
42
Keluarga Harmonis (Tamat)
43
Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat!
44
Novel Rain : Pembalasan Tuan Muda yang Dianggap Sampa-h
45
Novel : Rujuk Bersyarat Turun Ranjang
46
Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
47
Novel Hyera : Menikahi Wanita Taruhan
48
Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
49
Novel Roncom : Gadis Berisik Kesayangan CEO Pembaca Pikiran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!