Mendadak Menikahi Mantan

Mendadak Menikahi Mantan

1 : Alasan Kenapa Kami Harus Menikah

Di siang yang agak terik, Calista tengah mengontrol jalannya renovasi restoran miliknya. Awalnya semuanya baik-baik saja, tapi kedatangan seorang Sabiru membuat Calista yang ada di belakang restoran bersama seorang mandor proyek, menjadi sangat gugup.

“Berarti nanti di atas dikasih taman lengkap dengan lampu, yah, Mbak?” tanya mandor proyek kepada Calista, tapi yang bersangkutan malah jadi kurang fokus mirip orang linglung sekaligus kebingungan.

“M—maaf, Pak. Tadi Bapak bilang apa? Maaf, tadi saya kurang fokus!” ucap Calista sambil sesekali melirik Sabiru.

Sabiru dengan segala pesonanya memang selalu membuat dunia Calista tidak baik-baik saja. Jantung Calista selalu berdebar lebih kencang di setiap pria berusia tiga puluh tiga tahun itu ada di dekatnya. Terlebih selain mereka yang memang sudah dijodohkan sejak bayi, kemudian sempat dekat bahkan pacaran sebelum akhirnya terpaksa memilih berpisah, Sabiru masih sangat memperhatikan Calista layaknya seorang pasangan yang begitu setia. Tiga tahun berlalu setelah Calista memutuskan hubungan mereka secara sepihak, Sabiru benar-benar masih sama—selalu bersikap layaknya pasangannya, penuh kelembutan sekaligus cinta.

Layaknya kini, Sabiru yang Calista ketahu baru pulang dinas dari luar kota, datang sembari membawa buket mawar merah terbilang besar. Hanya saja, kenyataan Sabiru yang terlihat sangat kelelahan cenderung sakit, membuat Calista sangat mengkhawatirkannya. Wajah Sabiru terlihat pucat, kedua matanya sayu, sementara bibir berisinya tampak kering layaknya orang dehidrasi.

Selain mengawasi Calista, Sabiru juga mengawasi sekitar. Balkon di atas Calista dan memang sedang dibangun, menjadi salah satu sasaran serius pengawasan Sabiru.

Calista yang menjadi salah tingkah, diam-diam juga tidak bisa berhenti memperhatikan Sabiru. Beberapa kali Calista terpeleset hanya karena kesibukannya itu. Hingga Sabiru yang memang selalu tenang sekaligus berwibawa, berakhir menghampirinya sesaat setelah menaruh buket mawar merahnya maupun jas biru gelap dan baru saja pria sangat tampan itu dilepas. Sabiru meletakan semua itu di meja bundar yang ada di sebelah pintu.

“Jangan pakai heels. Pakai sandal saja, toh di restoran sendiri. Ini kakimu terluka,” lembut Sabiru tak segan jongkok hanya untuk memastikan kedua kaki Calista. “Aku siapkan air es buat kompres, ya?”

Ulah Sabiru tidak hanya membuat Calista gugup tak karuan. Karena mandor proyek yang ada di sana juga jadi kikuk dan berakhir tersipu.

Status Calista dan Sabiru memang mantan, tapi pada kenyataannya keduanya masih saling sayang. Termasuk Calista yang sampai detik ini masih sibuk menghindar, sebenarnya wanita berhijab biru toska itu juga masih belum bisa move on dari Sabiru dan juga semua pesona anak dari sahabat baik orang tuanya itu. Masalahnya, Calista memiliki alasan kuat kenapa dirinya harus menghindari Sabiru. Alasan kuat yang membuat Calista harus mengubur dalam-dalam rasa cintanya kepada cinta pertamanya itu.

Demi menghindari Sabiru, Calista sengaja menjawab telepon masuk di ponselnya sembari pergi ke samping restoran. Calista sengaja melakukannya agar jantungnya aman, selain ia yang tak mau terlihat bodoh karena kegugupannya di hadapan Sabiru. Terlebih di setiap Calista gugup menghadapi Sabiru, Calista akan menjadi sibuk bersin dan jika itu sudah terjadi, yang ada Sabiru jadi makin peduli.

“Mbak Calistaaaaaaa!”

Teriakan dari mandor proyek yang Calista tinggalkan layaknya Sabiru, sukses mematahkan langkah Calista. Tepat ketika Calista akan menoleh ke belakang, tubuhnya sudah terlempar setelah didorong sekuat tenaga oleh kedua tangan kokoh Sabiru.

“Innalilahi, Mas Bi!” histeris Calista.

Air mata Calista luruh membasahi pipi. Selain itu, tubuhnya juga jadi gemetaran hebat mengiringi dadanya yang bergemuruh. Sebab alasan Sabiru mendorongnya dan membuatnya berakhir jatuh memang karena balkon di atas dan harusnya mengenai Calista, ambruk menimpa Sabiru setelah pria itu menyelamatkannya.

Keadaan sudah langsung kacau. Calista yang merasa sangat bersalah refleks bernazar akan melakukan apa pun asal Sabiru selamat.

“Mas Bi ... tolong ... tolong bantu bawa ke rumah sakit! Mas Bi, bertahan Mas. Kuat! Aku mohon! Aku benar-benar minta maaf!” Calista sudah tersedu-sedu. Hatinya remuk redam menyaksikan sebagian tubuh Sabiru dipenuhi darah. Hingga lagi-lagi ia bernazar, “Ya Allah, ... apa pun akan hamba lakukan asal Mas Bi selamat! Hamba akan mengabdikan hidup hamba dalam sebuah pernikahan sakral dengan Mas Bi, seperti yang selama ini Mas Bi harapkan!”

Di bantu mandor proyek dan juga karyawan restorannya, Calista memboyong Sabiru ke mobilnya. Wanita berusia dua puluh tujuh tahun itu nekat menyetir mobilnya sendiri, membawa Sabiru ke rumah sakit terdekat. Sepanjang perjalanan, Calista yang masih sangat kacau juga sengaja mengabari kedua orang tua mereka.

Orang tua mereka datang nyaris di waktu yang sama tak lama setelah Sabiru ditangani di IGD. Tulang tangan kanan dan kaki kanan Sabiru patah hingga harus dilakukan tindakan operasi pemasangan pen. Karenanya, orang tua Sabiru sudah langsung mengurus persetujuan tindakan operasi guna mempercepat tindakan dilakukan.

“Mas Bi juga kena cacar. Pantas tadi kelihatan kayak kelelahan khas orang sakit,” lirih Calista tersedu-sedu.

Calista membiarkan tubuhnya didekap erat oleh sang papah seiring tatapannya yang melepas kepergian Sabiru menuju ruang operasi.

Para orang tua tak hentinya menatap sedih satu sama lain. Mereka tak menyangka dan memang masih sangat terkejut atas kecelakaan yang menimpa Sabiru maupun Calista.

“Sesuai nazarku ... aku ingin merawat Mas Bi. Semoga Mas Bi mau menikah denganku. Apalagi Mas Bi juga sampai kena cacar. Duh, enggak kebayang gimana rasanya. Pasti Mas Bi tersiksa banget!” sedih Calista dalam hatinya dan sampai sekarang masih belum bisa menghentikan tangisnya.

Sepanjang Sabiru berada di ruang operasi, juga setelah pria itu akhirnya diboyong ke ruang rawat tapi belum juga siuman, Calista merasa dunianya menjadi berputar lebih lambat. Calista sampai tidak bisa tidur dan menghabiskan waktunya untuk mendoakan Sabiru. Malahan, Calista masih memakai mukena lengkap ketika di pagi menjelang subuh, Sabiru akhirnya sadar.

“Mas ...? Alhamdullilah ....” Calista buru-buru menaruh tasbihnya. Ia beranjak berdiri, kemudian meraih sebotol air mineral yang sudah tersedia di meja nakas sebelah ranjang rawat Sabiru berada.

“Li ... ini beneran kamu?” lirih Sabiru dengan suara yang masih lemah. Pandangannya masih belum sempurna, tapi ia melihat wanita cantik yang memakai mukena putih di hadapannya memang Calista. Sabiru sengaja memastikan karena rasa cintanya yang begitu besar kepada Calista, kerap membuatnya tidak bisa membedakan antara nyata maupun halusinasi.

Calista mengangguk tanpa bisa menyudahi kesedihannya. Ia berangsur membantu Sabiru minum.

Sabiru yang tidak bisa berhenti mengawasi wajah khususnya kedua mata Calista bertanya, “Aku sudah bikin kamu sedih?”

Pertanyaan Sabiru barusan sukses mengaduk-aduk perasaan Calista. Air matanya berlinang seiring tatapannya yang berakhir fokus kepada kedua mata Sabiru. “Nikah, yuk?”

Baru siuman sudah langsung diajak menikah dan itu oleh Calista yang sangat ia cintai, kenyataan tersebut justru membuat Sabiru yakin dirinya sedang bermimpi.

“Mas Bi, ... ayo kita nikah! Aku mohon! Aku ingin merawat Mas. Aku ingin menjalani hidup ini penuh bahagia dengan Mas. Aku ingin menua bersama Mas dan hanya maut yang bisa memisahkan kita!” yakin Calista masih dengan suara lirih sekaligus lembut. Ia agak membungkuk dan bertahan duduk di hadapan Sabiru.

Demi Sabiru yang selalu berkorban untuknya, Calista mengesampingkan alasannya sempat sibuk menghindar pria itu.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

apa yg membuat Calista memutuskan hubungan dgn Sabiru padahal dia juga mencintai lelaki itu?

2024-07-30

0

sherly

sherly

jd penasaran yg buat Calista minta putus apa...

2024-07-29

0

sherly

sherly

ah buat baper nih kayaknya cerita sabiru dan Calista... suka banget aku cerita kalo si cowoknya tu peduli Ama ceweknya... kayak ada manis2nya gitu ..

2024-07-29

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Alasan Kenapa Kami Harus Menikah
2 2 : Jawaban Sabiru Dan Keluarga Besar
3 3 : Pengantin Baru
4 4 : Yasnia
5 5 : Alasan Dan Masa Lalu
6 6 : Tak Mau Melukai
7 7 : Cinta yang Kembali Membara
8 8 : Rumah Impian dan Ciu—man Pertama
9 9 : Boleh Lagi?
10 10 : Rumah Tangga Romantis
11 11 : Ingin Punya Anak
12 12 : Hari-Hari yang Makin Manis
13 13 : Bibit Pela—kor
14 14 : Pelak—or Nekat
15 15 : Dampak Guna—Guna
16 16 : Menceritakan Kelakuan Yasnia
17 17 : Terbongkar
18 18 : Dinas Keluar Kota
19 19 : Jadi Manja Dan Bibit Pebinor
20 20 : Kondangan
21 21 : Resepsi Romantis
22 22 : Kebakaran!
23 23 : Kerikil yang Sudah Disingkirkan
24 24 : Perubahan Calista
25 25 : Imun
26 26 : Bahagia Banget!
27 27 : Di Rumah Mertua
28 28 : Pernikahan Manis
29 29 : Bumbu Cinta
30 30 : Lahiran Dan Kesurupan
31 31 : Gemilang & Gemintang
32 32 : Kode Mengerikan Dari Anak-Anak
33 33 : Selalu Menjadi Cinta Pertama
34 34 : Kejutan Manis
35 35 : Pura-Pura Tidak Kenal
36 36 : Emran, Target Baru Yasnia
37 37 : Lebih Dari Terkejut
38 38 : Peko-k Dan Go-blog
39 39 : Hilangnya Calista Dan Gemilang
40 40 : Tetangga Mencurigakan
41 41 : Lebih Dari Menegangkan
42 Keluarga Harmonis (Tamat)
43 Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat!
44 Novel Rain : Pembalasan Tuan Muda yang Dianggap Sampa-h
45 Novel : Rujuk Bersyarat Turun Ranjang
46 Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
47 Novel Hyera : Menikahi Wanita Taruhan
48 Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
49 Novel Roncom : Gadis Berisik Kesayangan CEO Pembaca Pikiran
50 Novel : Giliran Kamu yang Kejar Aku (Tuan Mafia Dan Wanitanya)
51 Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh Dan Buruk Rupa
Episodes

Updated 51 Episodes

1
1 : Alasan Kenapa Kami Harus Menikah
2
2 : Jawaban Sabiru Dan Keluarga Besar
3
3 : Pengantin Baru
4
4 : Yasnia
5
5 : Alasan Dan Masa Lalu
6
6 : Tak Mau Melukai
7
7 : Cinta yang Kembali Membara
8
8 : Rumah Impian dan Ciu—man Pertama
9
9 : Boleh Lagi?
10
10 : Rumah Tangga Romantis
11
11 : Ingin Punya Anak
12
12 : Hari-Hari yang Makin Manis
13
13 : Bibit Pela—kor
14
14 : Pelak—or Nekat
15
15 : Dampak Guna—Guna
16
16 : Menceritakan Kelakuan Yasnia
17
17 : Terbongkar
18
18 : Dinas Keluar Kota
19
19 : Jadi Manja Dan Bibit Pebinor
20
20 : Kondangan
21
21 : Resepsi Romantis
22
22 : Kebakaran!
23
23 : Kerikil yang Sudah Disingkirkan
24
24 : Perubahan Calista
25
25 : Imun
26
26 : Bahagia Banget!
27
27 : Di Rumah Mertua
28
28 : Pernikahan Manis
29
29 : Bumbu Cinta
30
30 : Lahiran Dan Kesurupan
31
31 : Gemilang & Gemintang
32
32 : Kode Mengerikan Dari Anak-Anak
33
33 : Selalu Menjadi Cinta Pertama
34
34 : Kejutan Manis
35
35 : Pura-Pura Tidak Kenal
36
36 : Emran, Target Baru Yasnia
37
37 : Lebih Dari Terkejut
38
38 : Peko-k Dan Go-blog
39
39 : Hilangnya Calista Dan Gemilang
40
40 : Tetangga Mencurigakan
41
41 : Lebih Dari Menegangkan
42
Keluarga Harmonis (Tamat)
43
Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat!
44
Novel Rain : Pembalasan Tuan Muda yang Dianggap Sampa-h
45
Novel : Rujuk Bersyarat Turun Ranjang
46
Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
47
Novel Hyera : Menikahi Wanita Taruhan
48
Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
49
Novel Roncom : Gadis Berisik Kesayangan CEO Pembaca Pikiran
50
Novel : Giliran Kamu yang Kejar Aku (Tuan Mafia Dan Wanitanya)
51
Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh Dan Buruk Rupa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!