BAB.19 UMI SAKIT

Setelah kejadian kemarin Umi jatuh sakit. Bagaimana tidak sangat malu jika memiliki menantu yang tak sebanding dengan anaknya.

"Umi makan dulu saya suapin." Ucap Radit dengan lembut tapi Umi malah membuang pandangannya kearah lain seola ola kecewa dengan keputusan anaknya.

Radit berharap menerima semua keputusannya. Tapi apa yang di dapat penolakan dengan alasan tak selevel dengan keluarganya.

"Keluarlah. Umi tidak butuh kamu di sini, saya membutuhkan Nadira yang merawatku." Rengekannya membuat Radit frustasi. Radit tidak peduli dengan rengekan uminya pergi meninggalkan rumah begitu saja.

Apakah dia kejam? Tentu saja menurut Umi Syifa anaknya sudah di doktrin agar melawan setiap kehendaknya.

Umi Syifa meminta Nadira untuk datang kerumahnya dengan dalih dia tidak baik baik saja anaknya sudah di doktrin wanita lain.

Tak berselang lama Nadira datang dengan menenteng buah ditangannya. "Kalau bukan karna anakmu incaranku saya tidak rela memberimu makanan seenak ini nenek tua." Batin Nadira. Ternyata demi anak dalam kandungannya ia sampai menjilat.

Nadira selesai menyuapi Umi Syifa makanan beralih menonton video yang kagi tranding di ruang tamu. Nadira melihat beragam komentar di sana.

"Rasain kamu. Tau kan kalau kamu berurusan dengan siapa." Gumannya sambil senyum senyum sendiri. Tapi siapa sangka kebohongannya akan terbongkar setelah ini. Dia menikmati drama yang di mainkan tapi taukah seseorang kini mengawasi pergerakannya. Bahkan orang ini akan membongkar kejahatannya di depan publik.

Siapa lagi kalau bukan Jack bahkan kini dia sudah berada di indonesia.

Di sisi lain Radit berusaha menemui Sera tapi sedari tadi di hadang oleh Dita. "Mau ngapain kamu di sini. Kamu pikir di sini tempat suting sinetron. Ha!" Dita sudah mendengar semuanya dari Sera jadi tidak ada alasan untuk memberi kesempatan laki laki yang memiliki kekasih untuk mendekat.

"Jangan ikut campur urusanku!" Bentak Radit dia tidak mengetahui jika kekasih Dita seseorang yang di segani seantero negeri.

"Hei. Bro jangan tinggikan suaramu sama wanitaku atau kamu akan tau akibatnya!" Ancamnya tak main main.

Radit pulang dengan kehampaan sia sia akan melawan dua orang itu, dia tidak memiliki nyali kali ini.

Radit pulang kerumah di sambut hangat keluarga besarnya yang sudah bersiap untuk menikahkan mereka saat ini juga.

Radit tidak peduli dengan orang orang sekitarnya masuk dalam rumah tampa mengucapkan salam. "Radit silakan duduk." Perintah salah satu keluarganya.

Radit hanya duduk diam tampa senyum. "Nadira merasa berhasil membujuk Umi Syifa untuk menikah kan mereka saat ini juga. Bahkan penghulu sudah di siapkan.

"Umi saya tidak mau menikah dengannya." Pinta Radit dengan lembut berharap Uminya tidak memaksakan kehendak.

Tapi apalah daya semua sudah terlanjur. Sudah tak bisa lagi menghindar, pernikahan yang singkat itu mampu melulantakan hatinya. Berbeda halnya dengan Nadira yang kini berbunga bunga.

Selesai pernikahan mereka Radit masuk dalam kamarnya dan di ikuti oleh Nadira yang baru beberapa jam menjadi istrinya.

"Sekarang kamu tidur di lantai jangan tidur di ranjangku." Ucapnya dengan nada datar. Namun bukan Nadira namanya kalau tidak merengek.

"Sayang. Saya ini istrimu kenapa bisa!" Rengek Nadira dengan mata yang berkaca kaca.

"Ya sudah kamu tidur di ranjang." Radit keluar dari kamar sambil membawa selimutnya. Tak sudi baginya akan tidur seranjang dengan Nadira.

Entah kenaap hatinya sekacau ini. "Gimana kabar Sera ya. Andaikan umi merestui kita saya mau kamu jadi istriku." Ucapnya dengan lirih sambil menatap langit langit kamar.

Sekarang dia sudah jadi suami orang lain jadi sudah tak bisa lagi bertingkah.

Sera menunggu kabar dari Radit nsmun, hingga kini tidak ada pesan singkat yang dikirim untuknya. "Kamu kemana sih mas." Lirihnya perasaanya tiba tiba menghangat entah apa yang terjadi.

Seleai shalat subuh Sera memasak untuk di bawa kerumah Radit. Siapa tau masakannya bisa mendapatkan restu nantinya. "Kasih kejutan untuk mas Radit.

Di rumah radit pagi ini lebih ramai karna celotehan Nadira bercerita banyak hal. Nadira memasak walaupun selama ini tak pernah masak kecuali sama Jack dulunya.

"Asalamualaikum." Syifa yang memotong sayuran segera pergi krdepan. Tumben sepagi ini sudah ada tamu.

"Walaikum salam."

"Umi sudah sehat." Sera basa basi untuk mengusir rasa gugup yang menderanya.

"Kamu ngapain datang di rumahnya orang sepagi ini. Sana pulang!" Usir Syifa karna mengetahui siapa yang bertamu sepagi ini.

"Umi sera bawain sara.." ucapan Sera menggantung di udara karna melihat seseorang datang bergandengan tangan dengan Radit.

"Sera!" Liri radit yang berdiri di belakang umi Syifa jangan tanya lagi Nadira sudah bertengger di lengannya seola memberitahu Sera Radit sudah jadi miliknya.

"Mas Radit saya bawa sarapan untuk Umi. Saya pulang dulu salamualaikum." Sera tak bisa mengontrol lagi hatinya untuk tidak menangis.

Kenapa kemarin dia menolak Nadira tapi kini sudah ada dalam rumahnya. "Laki laki memang penghianat." Ucap Sera sambil berlalu dari sana.

Radit mengambil rantang berisi makanan favoritenya. "Sayang saya sudah masakin buat kamu."

"Saya mau makan makanan ini saja." Sambil memakan makanan itu dengan lahap hingga beberapa menit kemudian sudah habis.

Tidak peduli dengan istrinya intinya dia bisa makan dengan lahap. "Kapan kapan saya singgah makan di sana." Monolog Umi Syifa karna tak di pungkiri menu yang di bawa Sera merupakan menu best seller di rumah makan tersebut. Untuk saat ini umi Syifa hanya menelan air liurnya saja. Karna gengsi dia tidak berani minta.

"Lahap bangat kamu makan makanan itu." Seru Nadira. Suaminya tidak makan masakannya sehingga tidak peduli memperlihatkan wajah masamnya di depan suaminya.

Selesai drama sarapan Nadira masuk dalam kamarnya untuk mengistrahatkan badannya. Makkum hamil muda dan tentunya pasti mager.

"Sayang kok kita belum uhum." Goda Nadira dengan pakaian seksinya. Tapi yang tak bisa di pungkiri perutnya sudah mulai timbul.

Radit laki laki normal jika melihat pemandangan seperti itu pasti tergoda imannya. Radit tidak menyia nyiakan kesempatan itu langsung menerkamnya.

Dia tidak peduli dengan rintihan yang keluar dari mulut Nadira. Bukan rintihan kenikmatan melainkan rintihan kesakitan.

"Ampun sayang. Sudahi saja." Rengek Nadira karna Radit main terlalu kasar.

"Bukan kah ini keinginanmu." Ledek Radit sampai mencapai puncaknya. Jangan tanyakan lagi bahkan Nadira kini pendarahan hebat.

Tadit selesai meoakukan aksinya meninggalkan istrinya begitu saja.

"Rasain kamu." Ucapnya dalam hati setelah melihat darah segar merembes keluar. Dia tidak tau kalau Nadira sedang hamil.

"Tolong!

"TOLONG!"

Teriak Nadira karna tubuhnya semakin lemah. "Umi tolong sakit." Rintih Nadira.

Jangan tanya lagi bahkan dia belum berpakaian lengkap. Umi melihat Darah keluar begitu banyak membuatnya sedikit bertanya tanya.

Kalau perawan tak sampai begitu banyak. Tapi apa yang terjadi di depan matanya kini pendarahan yang dialami oleh orang yang ke guguran.

Terpopuler

Comments

Ma Em

Ma Em

makan tuh umi Syifa menantu kesayanganmu itu sekarang keguguran yg katanya baik selevel orang berpendidikan ga taunya menantunya cuma sisa orang makanya pilih menantu itu jangan dilihat dari status sosialnya saja lihat juga dari segi keimanannya.

2024-02-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!