BAB.8 HATI YANG TERLUKA

POV AUTHOR

Sera hari ini mulai dengan rutinitas paginya. Ia ber olahraga di taman di dekat kontrakannya. Hari minggu pagi banyak yang joging bahkan ada yang sekedar jalan jalan sama anak atau pasangannya, bahkan ada pula yang jalan sendiri. Berbagai rupah.

"Hai. Siapa namamu? Kamu baru ya di daerah sini."  Ucap seorang perempuan bernama Dita.

"Hai. Saya Sera, iya sih baru seminggu tinggal di daerah ini." Jawab Sera tak kalah ramah.

"Kenalin saya Dita."

Tangan mereka saling bertaut. Mereka bercerita banyak hal, ternyata Dita seorang mahasiswa baru. Ia kuliah di kampus S. Jaraknya satu kilometer dari taman.

"Cari makan yuk." Ajak Dita.

"Ha yuk saya juga kebetulan dah lapar ni." Ucap Sera.

Ternyata kehidupan di luar tidak sekejam itu kok. Dia selama ini di doktrin sama suaminya sendiri bahwa kehidupan di kota itu gak seperti di kampung. Ia memang gak seperti di kampung tapi bukan berarti mereka semua jahat.

"Ser. Ser ... ih dasar tuli ni anak." Kesal Dita karna Sera sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Sera." Panggil Dita sambil berteriak.

"Eh iya Dit. Ada apa?" Tanya Sera dengan gelagapan karna kaget.

"Kita mau makan apa? Jangan melamun dong nanti kerasukan jin ifrit." Kesal Dita. Sera hanya terkeke melihat tingkah Dita yang lagi ngambek.

"Gimana kalau kita makan bubur ayam saja. Sepertinya enak." Ajak Sera. Mereka menuju abang abang yang lagi jualan bubur ayam.

"Bang bubur ayamnya dua porsi ya. Jangan pakai kacang." Mereka sama sama tidak makan kacang tanah.

Lima menit menunggu bubur ayamnya sudah di hidangkan di depan mereka. "Jalan jalan ke mall yuk." Ajak Dita di sela sela makan. Sera tidak langsung menjawab ajakan Dita hanya diam memandangi temannya yang baru di kenalnya itu.

"Kamu kenapa.?" Tanya Dita ia takut membuat temannya tersinggung.

"Mall itu tempat apa ya." Tanya Sera dengan polosnya. Dita menatap tidak percaya, "kamu sudah dua tahun di kota ini nggak pernah ke mall."

Sera hanya menggeleng. "Sebentar nanti kita ke mall cuci cuci mata biasanya banyak yang lagi diskon di sana. "Tapi saya gak banyak uang untuk ke mall."

"Nggak apa apa ke mall tidak serta merta belanja, biasanya juga orang hanya jalan jalan." Jawab Dita.

"Kamu tinggal di sini juga. Yah kita tetanggaan deh." Jawab Sera antusias ternyata mereka tetanggan. Dita hanya tersenyum.

"Kegiatan kamu apa?" Tanya Dita.

"Nggak ada sih. Hanya menulis novel online saja. Rencananya bulan depan kalau sudah gajian saya mau jual makanan gitu." Ucap Sera sambil menunduk.

"Nggak usah malu. Saya jualan online kalau mau gabung nanti saya ajarin." Ucap Dita antusias. Sera bingung mau jawab apa. Dia tidak ada bakat untuk jualan online.

"Saya tidak ada bakat Dit."

Dita hanya tersenyum. Kamu hanya belum terbiasa Ser lama ke lamaan kamu akan ke tagihan setelah mendapat hasilnya. Seperti kamu menulis Novel online gak langsung dapat uang kan." Sera hanya mengangguk membenarkan ucapan Dita.

"Ya sama Ser. Apa bedanya harus berani mencoba Ser kamu harus buktikan bahwa kamu bisa."  Dari cerita Sera Dita sedikit tau tentang permasalahannya. 

"Iya nanti ku coba. Tapi kalau tidak ada yang laku gimana?" Ucap Sera dengan gurat kwatir. Ia tidak ingin mengecewakan Dita.

"Kalau tidak laku kamu tidak rugi Ser. Tapi masa sih gak ada yang laku penggemar novelmu banyak loh. Siapa tau mereka minat. Saya jual tas dan dompet jadi kayaknya laku deh. Bukan kita jualan rumah atau mobil yang harganya fantatis." Ucap Dita.

Mereka masuk dalam kamar masing masing. Sera sibuk menulis sambil cari resep makanan yang di lakukan Dita pun sama sibuk dengan tugas kuliah sambil jualan online. Dita menyetok barang dari tangan suplayer dia tidak susah karna banyak teman teman kuliahnya bahkan sekolahnya dulu.

Sera takjub dengan bangunan di depannya kali ini. "Dit ini yang namanya mall." Tanya Sera dengan polos.

"Iya Ser. Bagus kan tempatnya di sini ada jualan mobil loh. Ser semoga suatu saat nanti kita bisa punya mobil ya." Ucap Dita sambil memandangi mobil yang sengaja di pajang dalam mall tersebut.

Sera hanya mengangguk karna dia tidak tau harus mengucapkan apa tapi ia mengamini dalam hatinya. "Pasti harganya mahal." Batin Sera menjerit. Jangankan mobil rumah saja masih tinggal di kontrakan petak.

Setelah pergi dari rumah mantan suaminya hidup Sera sedikit merasakan kedamaian tidak ada yang memakinya setiap hari bahkan dulu badannya kurus kini sudah mulai berisi.

"Ser kita cari rok yuk." Dita menarik tangannya mereka memasuki sebuah toko yang menjual baju dan pakaian lainnya. Sera hanya menelan ludah setelah melihat harga yang tertera di label pakaian itu.

Berbeda dengan Dita mengambil beberapa barang yang dia suka tak lupa ia mengambil satu stel gamis untuk Sera. Jika ia menawarinya sekarang takutnya Sera akan menolak.

"Semoga Sera suka dengan gamis ini." Batin Dita.

"Ser bagus nggak gamis ini." Tanya Dita

"Bagus kok. Warnanya juga cantik." Ucap Sera dia ingin mengambil satu stel gamis tapi ia berfikir jika uangnya hanya pas pas an.

Setelah keluar dari toko baju mereka mencari tempat makan. "Makan nasi padang yuk." Lagi lagi Dita mengajak Sera.

"Dit kita makan bakso saja ya di pinggir jalan. Saya gak bawa uang banyak." Ucap Sera menunduk karna ia berfikir jika makanan itu jauh lebih mahal.

"Nanti saya yang traktir nanti kamu punya uang baru traktir saya." Lagi lagi Sera mengekor saja.

Mereka lagi menyantap makan malam tapi anehnya melihat seseorang lagi suap suapan yang tak jauh duduk di meja mereka. Sera melihat itu hanya menatap nanar pada pria yang pernah menjadi Suaminya. Tidak di pungkiri jika Sera sakit hati. Tapi apalah daya dia sudah tak punya hak lagi. "Semoga bahagia mas." Batinnya meremang.

Dita mengikuti kearah Sera memandang. "Ser kamu tidak apa apa." Sera yang melamun langsung tersentak kaget saat sentuhan Dita memegang tangannya.

"Nggak kok. Aku baik baik saja." Lain di mulut lain di hati itu lah yang nampak.

"Itu mantan suami kamu." Tanya Dita yang memang penasaran.

"Iya Dit." Jawab Sera singkat sambil menunduk menyembunyikan air matanya yang sudah keluar dari pelupuk matanya. Dita langsung memberikan tisu tampa mengucapkan apa pun.

"Habiskan makanan mu baru kita pulang." Sera walaupun makanan di depannya terasa lezat di pandang mata tapi ketika masuk dalam mulutnya mendadak hambar. Hatinya bagai di sayat belati di sisahkan serpihan kecilnya.

"Sabar Dit. Kamu harus bisa melewati semuanya." Ucap Dita menasehati. Dita membungkus makanan untuk Sera karna makanan yang di pesan tadi gak di makan dan sudah dingin jika di bawa pulang rasanya pun sudah tak enak.

Terpopuler

Comments

Tati Suwarsih

Tati Suwarsih

sabar sera...Allah selalu menyertaimu

2024-04-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!