BAB.5 TALAK

Benar benar di buat malu. Alwani memang mengatakan istrinya sebagai pembantu di kala orang orang bertanya tapi malah istrinya sendiri yang membongkar aibnya.

Dia geram dengan istrinya. Sementara Sahara sudah tak berbentuk lagi wajahnya karna adu mekanik dengan Sera.

"Kamu wanita penggoda. Sampai sampai saya di jadikan babu sama suamiku sendiri. Dan ingat ya laki laki itu menikahiku karna dia pembunuh orang tuaku." Sera mengeluarkan segala unek uneknya yang dia pendam selama ini.

Sera sudah tidak peduli lagi dengan amukan yang akan dia dapatkan. Dia tidak ingin lagi di peralat penghuni rumah neraka ini.

"Sera stop.!" Teriak Alwani yang sudah emosi di ubun ubun. "Apa? Kamu malu aibmu yang kau tutupi terbongkar. Jangan semena mena sama aku mas dalam hitungan detik kau akan viral."

Plak plak

"Mandul. Jika kau terus terus menghina suamiku. Saya akan ku buat tak bernyawa."

Sera mendapat tamparan dari pelakor ia langsung menendang perut Sahara sampai wanita itu tumbang. "Enak saja kamu memukulku pakai tangan kotormu itu." Sera benar benar di luar kendalinya siapa pun yang di depannya langsung di terjang bak singa kelaparan.

"Ingat ya. Sangat jelas saya tidak mandul karn apria bejat itu memakai pengaman saat berhubungan denganku. Tapi saya bersyukur saya tidak ketularan penyakit karna suka tidur denganmu." Kata kata Sera mampu menusuk ke relung hati suaminya yang diam membisu tak bisa lagi mengelak. Karna nyata adanya. Ia selalu memakai kondom jika berhubungan dengan istri sahnya tapi tidak dengan wanita simpanannya.

"Apa apaan sih kamu. Bikin kacau saja." Heti berhasil di buat malu karna tamu undangannya yang menghujatnya. Pernikahan itu memang di gelar sederhana tapi konsepnya sangat mewah bahkan mereka mengundang lima ratus orang termasuk geng sosialitanya.

Heti nampak seperti orang linglung bagaiaman bisa sudah mengundang banyak orang ternyata di hujat habis habisan.

"Kenapa apa kalian punya rasa malu." Tanya Sera dengan tatapan sinisnya. Sera yang di kenal berzodaik leo itu memang terkenal bar bar jika sudah semakin di tindas. Dia bahkan tak gentar melihat kamera menyoroti dirinya toh dia korban bukan pelaku.

"Sekarang kamu pilih siapa mas dia atau saya." Sahara yang sudah terlanjur malu membuat keputusan untuk menyuruh calon suaminya akan memilih.

"Nak apa sebaiknya ini di bicarakan baik baik. Jangan pake emosi." Ucap ibu Ira merupakan orang tua dari Sahara.

"Nggak enak loh jadi janda. Apa lagi usiamu masih mudah bahkan kamu masih numpang makan di sini. Mendingan kamu restui mereka kamu kan cukup melayani mereka." Ucap ibu Ira dengan senyum mengejek. yang mampu membangkitkan Emosi Sera yang sudah mulai meredah.

"Saya tidak mau jadi babu di rumah ini." Tolak Sera dengan tegas. Memang dai harus tegas karna kalau lemah dia akan semakin di tindas.

"Iya Sera. Restui kami nanti saya adil sama kalian berdua. Karna saya memiliki uang banyak jadi gak perlu kamu ragukan saya lagi." Alwani bersimpuh di kaki istrinya dengan wajah di buat buat. Tapi melihat itu Sera semakin muak di buatnya.

"Enak saja. Yang ada saya yang akan jadi babu di rumah ini sementara mereka ongkang ongkang kaki." monolog Sera dalam hatinya.

Dia tau itu hanya akal akalan mereka saja apa lagi banyak yang merekam. Mereka seola ola Sera yang bersalah jika tak memberikannya restu.

"Kalian menikah saja tapi talak aku terlebih dahulu." Ucap Sera dengan datar. Walaupun ia sangat menginginkan pernikahan sekali seumur hidup tapi ia juga tak akan menyangkah jika berakhir menyakitkan.

"Cih."

Ibu mertuanya mendencih.

"Talak saja. Kita liat sampai dia bisa hidup tampamu. Dia kan kita yang kasih makan paling dia juga jadi pengemis di lampu merah." Lagi lagi Heti meragukan Sera. Mereka tidak tau jika Sera sudah bisa memiliki penghasilan walaupun tak seberapa tapi bisa membiayai kebutuhan pribadinya.

"Iya ya tuh talak saja. Kita liat sampai mana dia bertahan dengan egonya." Tari ikut mengompori suasana yang sudah semakin panas. Padahal rencanaya acara terpaksa di tundah minggu depan karna percuma di lanjutkan sekarang sudah berantakan.

"Hu. Dasar mandul." Sorak Sahara yang sudah merasa baikan.

Sera hanya diam hanya menatap mereka dengan tajam. Seola ola mereka mangsa siap di telan hidup hidup. Dia meraih dagu suaminya dengan tangannya ia menatap wajah suaminya dengan intens. Dia menatap dalam suaminya mencari secarik cinta di sana tapi ia tidak menemukan itu.

"Mas. Penyesalan terbesarku adalah menika denganmu. Talak aku." Titahnya dengan suara yang bergetar menahan tangis. Ia benci sebenci bencinya dengan laki laki yang bergelar jadi suaminya.

"Ayok mas talak aku saat ini juga. Kasian dia hamil anakmu. Walaupun kamu nikahi itu tidak sah jadi anakmu dia akan mengikuti nazab ibunya bukan kamu. Jadi berhentilah bermimpi wahai pelakor jika kau menikah dengan dia akan bahagia. Yang ada anakmu yang jadi korban." Ucap Sera lagi lagi menyekik tenggorokan Sahara.

Sera melihat suaminya semakin menyebalkan baginya. "Sekali lagi saya tanya kamu masih mau jadi istriku?" Pertanyaan bodoh yang di ucapkan barusan membuat Sera terkeke gelih.

"Tidak." Jawaban yang di laur nalar mereka yang jadi penonton setia dari tadi apa lagi ibu ibu tukang gosip berada paling depan karna untuk bahan gosip mereka bersedia duduk saling berdempetan.

"Sera bodoh ya padahal suaminya mapan loh. Kalau untuk saya nie. Pelakor itu yang saya singkirkan bukan saya mengalah."

"Iya aku kalau perlu ku beri racun tu pelakor supaya mampus." Banyak yang menyalahkan Sera karna kalah dengan pelakor.

Ucap ibu ibu si geng gosip yang mengompori keaadan suapayah semakin runyam.

"Baikalah. Jika itu keinginan maka kamu setelah ku talak jangan bawah apa pun dari rumah ini dan termasuk baju yang ku belikan." Ucap Alwani dengan pogahnya. Dia pikir istrinya akan berubah pikiran tapi nyatanya jawabannya di luar nalarnya.

"Baiklah. Sekarang silakan talak aku." Lagi lagi Sera menjawab dengan datar. Yang di harapkan akan menangis tapi malah tak ada raut kesedihan yang di raut wajahnya.

"Sera Rahma wati. Mulai detik ini ku jatuhkan talak untukmu dan kamu bukan lagi istriku. Maka dari itu gugurlah tanggung jawabku dan kamu haram untuk saya sentuh."

Byar

Wanita baru saja di jatuhkan talak itu sempat limbung tapi ia berusaha sekuat tenaga agar ia tidak meneteskan air matanya.

Tampa kata ia keluar dari rumah setelah memesan ojek online melalui aplikasi. Dia menatap orang orang yang pernah merendahkannya, menghinanya, satu persatu. Dia tidak merengek minta apa pun. Dia bahkan tak lagi menatap laki laki yang pernah bergelar jadi suaminya. Dia pergi dengan hati yang luka.

Alwani sempat mengejarnya di depan pintu berharap mantan istrinya itu menoleh kebelakang tapi nyatanya tidak. "Dia mau kemana. Dia tidak punya keluarga di kota ini." Dia merasa kasian tapi karna egonya dia mengorbankan istrinya.

"Kamu kenapa bengong begitu. Biarkan dia pergi palingan juga besok pulang lagi ke sini karna dia tidak punya uang dan tempat tinggal di kota ini." Ucap Heti.

Semua orang makan makanan yang di suguhkan karna acaranya gagal yah mereka makan dan bungkus bawa pulang. Karna si tuan rumah sudah pada masuk kamar masing masing akhirnya mereka leluasa makan.

Sera sudah sampai di kontrakannya tadi mampir beli makanan karna kelaparan. Mulai saat ini dia hidup seorang diri di kota ini. Bahkan selesai makan ia melanjutkan tulisannya yang sempat tertunda. Dia bekerja keras untuk dirinya sendiri dan dia tidak ingin lagi di rendahkan karna tak punya apa apa.

Terpopuler

Comments

Tati Suwarsih

Tati Suwarsih

semangat sera! mereka ahan menyesal!

2024-04-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!