BAB.11 KEMBALILAH PULANG

Banyak cerita yang di lalui Sera sampai saat ini. Usahanya sudah berkembang bahkan Dita sudah memiliki toko baju sendiri dan Sera memiliki warung makan.

Perjalanan dua tahun ini banyak cerita yang di jadikan sejarah. "Hellow bestiku." Ucap Dita yang tiba tiba nongol di dapur.

"Ehhh si endut. Ngapain ndut." Sapa Sera. Dita sekarang menjadi panggilan endut karna badannya sudah gemuk.

Beda dengan dulu badan mereka sama sama kurang gizi hehe.

"Ndut sarapan yuk. Kebetulan saya sudah tumis bunga pepaya ke sukaanmu tu." Tunjuk Sera dengan dagunya. Mata Dita berbinar melihat menu yang sudah tetsedia di meja dapur. "Pasti rasanya enak." Ucap Dita saking senangnya ia sambil lompat lompat seperti anak kecil. Hehe maklum umur saja yang tua tapi ke lakuan masih ke bocil.

"Gimana proses perceraianmu." Tanya Dita di sela sela sarapan mereka.

"Saya serahkan semua sama pengacaraku, karna saya tidak ingin ketemu mantan suamiku." Ucap Sera seraya meminum air putih yang ada di dekatnya.

sera tersenyum getir. karna tak menyangka kisahnya akan berakhir seperti ini.

"Wah bos besar udah berubah seratus persen ternyata." Sera hanya tersenyum menanggapi ocehan Dita.

Sementara di tempat lain Alwani berubah seratus delapan puluh derajat setelah mengetahui anak yang dianggapnya darah dagingnya ternyata bukan. Anak itu tidak di ketahui ayah biologisnya siapa.

Alwani benar bemar kecewa tapi apalah daya anak itu sudah terlanjur di cinta. Sementara Heti saat ini terkena stroke anggota badannya lumpuh total. Sementara gadis kecil yang akan menginjak umur dua tahun itu dalam kondisi pengobatan karna mengidap penyakit bawaan.

Alwani kelimpungan sekarang perusahaan yang di kelola bangkrut akibat gaya hedon mereka. Alwani tidak tau apa kah ini karma setelah mencampakan istrinya atau apa.

"Mas minta uang mau ke salon, semenjak kamu bangkrut saya tidak pernah ke salon liat ni wajahku penuh noda." Alwani sejenak berfikir wanita seperti apa yang dia nikahi saat ini kenapa ia tidak pernah mengerti dengan kondisi keluarga.

"Tidak ada uang. Jangan kan kamu ke salon makan pun kita ke susahan." Ujarnya dengan kesal. Sahara mendapat penolakan dari suaminya ia memilih mogok masak. Walaupun memasak tidak enak yang penting masak. Kadang ke asinan atau ke manisan macam macam rupa dalam masakannya.

"Kamu kenapa gak masak, liat tu anak kamu sudah ke laparan kamu sebagai ibunya kok hanya malas malasan." Ujar Alwani spontan.

"Apa maksud kamu. Dia itu anak mu, darah daging kamu, kok dia sakit malah kamu tidak mengakuinya seorang anak." Maki Sahara walaupun ia tau sebenarnya anak itu bukanlah darah daging suaminya.

Ia merasa Alwani tidak mengetahui apa pun karna ia mengingat sangat menyangi gadis kecil itu.

Salsa nama gadis kecil itu. Ia saat ini sudah tumbuh menjadi seseorang yang cantik tapi akibat kelainan di paru parunya mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.

"Iya memang kenyataannya dia bukan anak ku." Ucap Alwani pergi begitu saja saking kecewanya ia jalan tak tentu arah.

Di sebuah toko pakaian Alwani berhenti sejenak sambil menatap kagum rumah makan yang berseblahan dengan toko.

WARUNG MAKAN PEMUDA&CETRINE

Pengunjung semakin ramai mengingat hari sudah semakin siang itu menandakan jam istrahat.

Alwani merogoh dompetnya masih ada uang kalau hanya makan satu porsi makanan di sana kelihatannya lumayan murah karna dari kalangan bawah bisa makan di sana.

Alwani masuk dia mencari tempat yang masih kosong.

"Kak mau pesan apa?" Pelayan datang kemeja Alwani.

"Saya mau pesan ayam bakar satu ya. Minumnya es teh tawar." Pelayan itu mencatat apa yang di pesan Alwani.

"Tunggu sebentar ya kak." Pelayan itu masuk di dapur. Tapi di pojok sana melihat mantan istrinya yang pergi selama dua tahun sedang duduk bersama seorang laki laki.

"Apakah dia jadi simpanan pria tua." Ternyata wanita sepertinya murahan juga ya, haus belain." Ucap Alwani dengan senyum mencemoh. Ia jalan ke arah dimana Sera berada.

"Ahmm ... ahm..." Alwani berdehem memecah kosentrasi dua orang yang beda usia itu.

"Berapa tarifmu kamu tidur dengannya." Ujarnya sambil tersenyum jail.

"Maksud Anda pak. Bagaimana bisa saya tidur dengan klien saya."

"Aduh pak jangan gitu dong. Jujur saja kalau kamu sudah puas dengan tubuhnya." Lagi lagi Alwani bersuara cukup kencang sehingga beberapa pengunjung sedang berbisik bisik. Sera menahan malu di depan pengacaranya namanya pak Handoko seorang pengacara terkenal di kota ini.

"Jaga ucapan anda pak. Atau kamu saya laporkan ke kantor polisi dengan pencemaran nama baik." Ancam handoko kali ini. Ia sudah muak dengan sikap Alwani yang tak memiliki sopan santun.

"Bu Sera tunggu saja kabar baiknya. Dalam minggu ini surat cerai akan di kirim ke rumah mantan suamimu." Ucap Handoko membuat detak jantung Alwani kian jantungnya bergetar hebat.

"Ya pak. Terimakasih bantuan anda." Ucap Sera sambil menatap punggung Handoko yang menghilang di telan jarak.

Alwani tidak salah dengar kan?

"M .. maa .. maaf." Ucap Alwani terbata bata ia tidak tau harus bagaimana lagi.

"Maaf untuk apa?" Pertanyaan Sera membuat Alwani kelimpungan ia tidak menyangka akan bertemu Sera sekarang. Penampilan Sera jauh sempurna di bandingkan di saat masih jadi istrinya.

"Saya lagi sibuk." Tiba tiba Sera berlalu pergi meninggalkan Alwani yang masih mematung.

"Tunggu." Sera menghentikan langkahnya dan berbalik menatap manusia yang ia benci.

"Apa lagi?" Ucap Sera dengan suara yang datar.

"Kembalilah kerumah." Ucap Alwani dengan tidak tau malunya yang lebih parahnya ia meminta Sera untuk merawat ibunya serta membersihkan rumah yang berantakan.

"Kembalilah kerumah, mama sakit dan rumah kotor tidak ada yang membersihkan. Kamu akan jadi istriku satu satunya."

Sera terbahak bahak mendengar ucapan mantan suaminya. Ia tidak menyangka memintanya kembali untuk menjadi babu.

"Maaf ya mantan suami tercinta. Saya tidak ingin jadi babu di rumah mu." Ucapan Sera membangkitkan emosi Alwani.

"Kenapa keras kepala. Apa susahnya kau jadi istriku hidup enak dan tidak perlu bekerja." Ucap Alwani dengan sombongnya. Tapi siapa sangka jawaban Sera mampu membuatnya malu semalu malunya.

"Iya hidup enak yang kau maksud seperti apa ferguso. Apakah di siksa atau di suruh bekerja tampa di kasih makan bahkan pakaian pun tinggal di tambal tambal. Atau apa?" Jawab Sera dengan suarah meninggi. Sehingga semua orang tau bahwa laki laki itu mantan suaminya.

"Huuu. Punya istri cantik dan pekerja keras kok di sia siain." Ucap salah satu pengunjung. Sebenarnya ia malu dengan kejadian ini. Masalah rumah tangganya jadi kosumsi publik. Tapi sudah terlanjur basah ya mandi sekalian agar tak tanggung tanggung.

Semua mata memandang ke mereka. Setelah puas Sera pergi ke toko untuk menenangkan pikirannya kebetulan Dita tak lagi di tempat karna harus ujian hari ini. Ia berbaur dengan karyawan di toko pakaian. DITA FASHION." yang terkenal di muda mudi saat ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!