BAB.2 HATI YANG TERLUKA

Saya tidak tau harus bagaimana ketika saya di perlakukan selayaknya hewan oleh suami beserta keluarganya. Saya yang notabenenya di nikahkan karna saat itu ayah dan ibu saya kritis karna di tabrak oleh suamiku Alwani. Karna kami berasal dari keluarga tidak mampu dan tidak paham hukum jadi saya tidak menuntut mereka hanya saya minta mereka bertanggung jawab atas keluargaku.

Namun saat itu ayah saya berkata jika saya harus menikah dan menjamin hidupku adalah dari salah satu keluarga Alwani. Tapi Alwani yang menyanggupi itu yang penting tidak di laporkan ke pihak berwajib.

Saat itu saya di lemah dengan permintaan ayah ibu yang sedang kritis. Mau bertahan hidup sendiri tapi gak ada pekerjaan dan merasa kesepian. Lagi lagi saya harus menelan pil pahit jika kedua orang tuaku meninggal. Mau tak mau harus menikah dengan pembunuh ayahku. Yah dia pembunuh ayahku karna ke lalaiannya saya kehilangan orangtua ku sekaligus.  Karna saya tidak memiliki kekuatan akhirnya saya menikah di depan jazad kedua orang tuaku. Hanya tuhan yang tau perasaan ku hancur lebur.

Setelah menikah dengan pria pembunuh kedua orang tuaku saya kira benar benar di jamin kehidupanku nyatanya saya di jadikan babu dadakan. Saya bukan di anggap istri melainkan pembantu. Lagi lagi di buat kecewa selama pernikahan dua tahun lamanya hanya di jadikan pelampiasan nafsu semata.

Sudah berjalan dua tahun lamanya pernikahan ini tapi belum juga hamil. Saya di sakiti berbagai rupah di rumah ini tapi saya bingung mau pergi ke mana. Saya orang baru di kota ini maklum lah saya dari pelosok mana tau saya perkotaan begini. Takut nyasar kalau jalan sendiri atau di culik orang.

Setelah dua tahun akhirnya suamiku akan menika lagi dengan wanita pilihan di masa lalu. Aku ada raganya tapi hatinya milik masa lalunya.

"Mas kamu menikah lagi?" Setelah pertengkaran kami saya mencoba mengalah dan bertanya dengan pelan.

Dia hanya melirik ku dengan sinis. "Apa yang ku harapkan darimu wanita mandul."

Degh.

Seola dadaku terhimpit batu besar yang membuatku sulit bernapas. Lagi lagi di katai mandul padahal setiap berhubungan badan selalu memakai pengaman tapi belum menjawab pun ia sudah keluar. Ia selalu lari dari masalah.

Saya selalu memikirkan langkah untuk mendapatkan uang walaupun tidak keluar rumah. Saya dulu pernah mengenal novel online tapi masalahnya ponselku gak ada kuota. Jangankan kuota selama dua tahun menikah saya tidak pernah di belikan apa pun. Pakaian pun lusuh.

Saya keluar kamar mendengar suara cekikan dari luar ternyata mereka lagi pesta minuman keras. Banyak laki laki dan juga perempuan pemandangan ini hampir tiap minggu di rumah ini. Entah lah tapi yang menyita perhatianku adalah gadis yang duduk di pangkuan suamiku.

Saya tidak ke dapur untuk seperti tujuan awalku tapi duduk bergabung bersama mereka yang membuat mereka melirik ku dengan sinis lalu tertawa terbahak bahak. Saya tidak peduli saya hanya melihat wanita yang berambut panjang yang tak ku ketahui namanya.

"Sayang pembantumu gak tau malu ya." Ujarnya sambil memainkan jarinya di dada bidang suamiku. Saking geramku akhirnya saya tarik rambut panjangnya yang membuat semua orang melotot.

"Pelakor itu suamiku. Kenapa kamu menggodanya."

"Aww. Sakit mas." Rintihnya karna rambutnya semakin keras saya tarik.

Tiba tiba suamiku mendorongku dengan kuat hingga kepalaku terbentur sisi meja. Kepalaku sedikit oleng tapi sebisa mungkin saya bertahan.

Saya berdiri melihat suamiku menenangkan wanita itu mertuaku pun yang sudah masuk kamar ada di sana.

"Eh. Mandul kamu apakan calon menantuku." Ucap mertuaku sambil melirik ku dengan tajam.

Dgh.

Jadi wanita itu calon menantunya. Yang akan menikah dengan suamiku. Apa yang harus saya lakukan. Ku lirik teman temannya tadi padahal sudah bubar tinggal keluarga inti dalam rumah ini pantas saja sepih seketika.

"Saya tidak izinin kamu menikah lagi mas. Termasuk ibu mu yang meminta sekaligus." Ucapku tegas. Entah keberanian darimana saya dapatkan saat ini sehingga berani menentang mereka.

Plak

Satu tamparan berhasil mendarat sempurna di pipiku. Kali ini hanya ku tatap sinis suamiku.

"Saya tidak butuh izin darimu wanita mandul." Lagi lagi ucapannya itu menusuk ke uluh hatiku.

"Dasar pembunuh." Ucapku di telinganya saya berlalu masuk dalam kamar untuk menenangkan diri agar tidak terlalu terbawa emosi. Saya harus menentukan langkah saat ini tidak mungkin saya selamanya berada di sini. Bisa saja menendangku di suatu saat nanti. Saya harus mempunyai persiapan termasuk uang.

Saya harus mutar otak selama jadi istrinya saya tidak pernah di beri uang satu sen pun dan saya juga tidak minta. Saya harus bagaimana ya, saya harus memiliki ide agar saya bisa menulis di plafom online tapi gimana caranya saya tidak punya paket sama sekali.

Selama ini hanya menulis di catatan di hp android ini saya ingin menerbitkannya di salah satu plafom. Saya coba pinjam uang sama suamiku saja siapa tau mau walaupun dia isikan paket dua giga saja.

Tak lama kemudian yang ku tunggu tunggu masuk dalam kamar. Walaupun kami tidur sekamar tapi kami tidak seranjang. Entahlah pernikahan apa yang saya jalani saat ini.

Dia menatapku dengan tatapan yang sulit saya artikan. "Sera maafin aku ya." Ucapnya sambil menunduk.

Sepertinya situasi ini sangat mendukung gimana caranya supayah di belikan paket internet.

"Saya maafin tapi ada syaratnya." Ucapku tak lupa memasang wajah masam supayah ia semakin merasa bersalah.

"Syarat. Apa" ucapnya sambil memainkan alisnya. Ih. Dasar laki laki mesum.

"Mau. Nggak."

"Iya. Silakan tapi jangan yang berat berat ya." Ucapnya stengah memohon. Baiklah demi menjadi penulis di plafom impianku. Maafkan aku mas tidak bermaksud hanya saja kamu yang mulai permainan ini.

"Isikan saya kuota internet 15 gb. Kalau tidak saya cap kamu jadi pembunuh setiap hari." Ucapku tegas.

"Untuk apa kuota."

"Jangan banyak tanya."

"Ya. Iya."

Tak lama kemudian ia menelpon seseorang untuk mengisi paket internet hpku. Gini kan aman. Kamu manfaatin saya, saya pun begitu karma harus di bayar tunai. Tunggu karma dari tuhan kelamaan soalnya.

Hp ku bergetar. Setelah ku cek ternyata kuotaku sudah terisi tiga puluh giga. Bisa ku gunakan berselancar di dunia maya untuk belajar menulis yang benar.

"Sudah masuk." Titahnya sambil keluar kamar dengan tangan yang terkepal erat. Setelah saya mendapatkan yang ku mau. Saya mencoba mendaftar sebagai penulis di plafom impianku.

Setelah menunggu tiga puluh menit akhirnya saya bisa menerbitkan lima bab karna memang saya sudah tulis dan saya copy paste saja.

Hp ku cepat lowbet karna memang sudah jadul cepat panas. Semoga bisa ganti hp baru amin.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!