BAB.14 JANDA

Akhirnya hari ini resmi menjadi seorang janda. Walaupun ini bukanlah hal yang ia inginkan sebenarnya. Tapi daripada harus menderita mendingan jadi seorang janda. Ia tidak malu dengan statusnya yang ada ia merasa legah karna sepenuhnya ia terlepas dari keluarga beracun itu.

"Hai. Ko senyum senyum sendiri. Lagi bahagia ya." Goda sahabatya. Walaupun sahabatan ketemu gede kan.

"Buk bos ada yang cari in di depan katanya ada perlu." Ucap salah satu karyawanku. Saya menoleh kearah Dita tapi ia mengangkat bahunya menandakan ia tidak tau.

Saya kedepan melihat siapa yang datang ternyata pak Radit.

"Pak Radit." Sapaku ia tersenyum sambil menyalamiku.

Tampa perlu basa basi pak Radit mengutarakan kalau ia memesan catrine untuk tiga ribu orang acara akikah sang ponakan.  Mau tak mau rumah makan ini harus tutup.

Setelah kami sepakat ia seperti biasa membayar makanannya secara fuul. Sambil memuji katanya menunya enak enak.

"Alhamdulillah rezeki janda." Ucapku tampa sadar padahal di depanku saat ini ada pak Radit.

"Ehh. Maaf pak. Ucapku sambil mrnahan malu. Bisa nggak sih saya langsung menghilang dari muka bumi ini malu bangat sumpah.

"Nggak apa apa kok bu. Saya juga duda senang berkenalan denganmu."  Ucapnya yang membuatku diam membisu tidak tau harus bereaksi seperti apa yang jelas saya tak bisa berkata kata.

Orang segagah ini duda. Ya ampun apa kabar dengan orang jelek sepertiku ngenes deh.

"Kenapa Sera." Ucapnya lembut membuatku mengerjeb beberapa kali. "Kamu melamun." Titahnya sambil cengengesan.

"Ehh. Maaf pak." Ucapku linglung gak tau harus apa.

Radit memesan makanan serta munuman ia memesan denganku juga ya ampun padahal saya yang punya rumah makan. Katanya ia pengen makan berdua denganku. Ada ada saja pak Radit ini. Setelah makan bersama ia pamit pergi setelah menyelipkan beberapa uang merah di tanganku.

"Ehh. Jendes ngenes deh udah mulai jatuh cinta." Tiba tiba Dita sudah duduk di tempat pak Radit.

"Gagah kan cogannya mau dong." Lagi lagi ni anak menggodaku ku ingin di pukul saja pake wajan penggorengan.

Setelah bergurau Dita kembali ke tokonya karna ada ke kasih hati yang jemput. "Besti saya healing dulu ya jangan kelamaan jomblonya nanti bakarat." Ledek Dita.

Sera hanya memanyunkan bibirnya karna di cibir. Dita kembali ke keruangannya untuk menyelesaikan berbagai novel yang di gelutinya. Ia bahkan lebih ringan jiwanya di bandingkan dengan sebelumya.

Waktu yang di tunggu tunggu telah tiba Sera bersama beberapa karyawan di kerahkan untuk memasak tiga ribu porsi untuk siang nanti. Yah ini cetringan akiqah tapi untuk siang harinya. Mereka kerja dari jam empat subuh sekarang sudah jam tujuh pagi. Mereka harus kelar di jam 11 untuk diantar ke tempat acara sesuai yang tertulis di di catatan.

"Rani tolong gireng kerupuk ya." Teriak Sera memberi perintah untuk karyawannya. Jangan di tanya cape atau nggak bahkan sarapan harus gantian.

Rani tampa banyak bicara langsung menggoreng kerupuk. Karna permintaannya makanan nusantara ya pasti ada kerupuknya. Jangan lupakan sambal pemuda karya Sera sejak buka rumah makan sampai sekarang itulah yang jadi favorit anak muda. Sera sengaja membuat sesuatu yang berbeda untuk ciri khas rumah makannya.

"Permisi tumben gak buka mbak." Tiba tiba seorang pemuda bertanya karna Sera keluar untuk mengambil barang yang diantar kurir.

"Hari ini kami tutup dulu ya kak. Besok baru buka lagi." Ucap Sera sambil tersenyum ramah. Pemuda tersebut langganan Sera setiap hari bahkan ia sering bawa teman temannya untuk makan.

Pemuda itu pergi dengan kecewa terpaksa ia makan di tempat lain.

Tepat jam 11 siang sudah siap diangkut mobil box yang di sewa pun sudah menunggu di depan. Maklum ya Sera belum bisa beli mobil box sendiri karna belum cukup modal. Jadi sewa saja gak apa apa ya.

Sera beserta karywan harus ikut ke tempat acara untuk melayani karna tiga ribu orang itu bukan hal yang sedikit. Jangan di pandang enteng jadi bawa pasukan sebanyak mungkin daripada harus keteteran. Lokasinya berada di kompleks perumahan mantan suaminya tapi ia perkuat hatinya agar tidak teringat masa lalu.

Setibanya di lokasi mereka membuka autlet mereka. Ternyata bukan hanya cetrinnya yang ada di sana tapi ada juga yang lain. Yang membuat Sera kurang percaya diri.

"Hai. Sudah tiba ternyata sudah siap ya. Ini tiga ribu porsi kan." Sapa Radit yang kebetulan ia lagi mencatata ketringan yang sudah ada di lokasi. Bahkan gerobak bakso pun ada di sana jangan lupa aneka minuman pun ada di sana khas nusantara semua.

Sera hanya mengangguk. Ia tak banyak bicara saking terpesona dengan penampilan Radit. Tapi ia sekuat mungkin tidak menatapnya terlalu jauh takut ia salah dalam jatuh cinta lagi.

"Hei. Kok ngelamun. Lamunin aku ya." Goda Radit karna sejak tadi melihat Sera yang kosong ke raganya terbang kemana gitu.

"Ehh. Eiya pak Radit. Nggak kok." Sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Radit melihat Sera salah tingkah hanya geleng geleng kepala.

Tamu pun mulai berdatangan para karyawan sudah mulai stand bay di tempat masing masing.

"Itu rumah makan yang lagi viral kan." Tunjuk salah satu pemuda yang kebetulan hadir di acara tersebut. Mereka mulai menyerbu dan megambil macam macam lauk tak hanya anak mudahnya tapi para orang tua pun tak mau kalah.

"Ini enak bangat sumpah. Gak rugi saya amplop banyak makanannya enak." Ucap salah satu pengunjung yang makan dari cetrin Sera.

"Ini dagingnya jusi. Masya allah pengen nambah de." Sambung yang lain dan masih banyak lagi.

Sera berdo semoga semua tamu kebagian. Ia menengok kanan kiri mencari keberadaan mantan mertuanya biasa ia tidak pernah apsen dari acara seperti ini apa lagi berada di dekat rumah. Tapi kali ini tidak pernah kelihatan bahkan geng sosialitanya sudah pada berdatangan dianya saja yang belum. Sera ingin menanyakan kabarnya pada seseorang tapi ia takut nanti di kira ia mengemis perhatian.

"Mama Heti kemana ya. Kok tumben gak muncul." Gumannya dalam hati.

Dari kejauhan ia sudah melihat Sahara masuk seorang diri jangan lupa make up cetarnya bahkan mirip ke ondel ondel. Baju kurang bahan bahkan belahan dadanya rendah gak ada malu memang sudah punyak anak berlagak ke ABG.

"Hai janda. Ternyata kamu sekarang jadi karyawan ya. Ups... salah ucap deh." Cibirnya tapi Sera tidak peduli memang dia janda kok tapi ia bukan pelakor jadi beda kelas ya besti.

"Dengar ya ibu ibu nanti dia menggoda suami kalian. Dia ini janda loh. Takutnya suami kalian di godain." Teraik Sahara. Ia berniat mempermalukan Sera tapi gak taukan jawaban Sera mampu membuatnya malu.

"Hallo hadirin semua. Saya jadi janda karna dia yang merebut suamiku. Gimana sih mbak gak malu ya maling teriak maling." Ucap Sera dengan lancaranya tampa takut sedkit pun.

Terpopuler

Comments

Tati Suwarsih

Tati Suwarsih

bagus sera...emang harus d lawan tuh pelakor g tahu diri!

2024-04-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!