BAB.20 NADIRA KEGUGURAN

Di rumah sakit kini Nadira di rawat. Masih di ruangan tindakan di tangani beberapa dokter akibat pendarahan yang dialaminya. Karna pendarahan hebat janin yang di kandungannya tak bisa di selamatkan. Dokter keluar dari ruangan dan menemui keluarga pasien.

Di sana sudah ada beberapa orang termasuk Jack. Entah apa maksud Jack ada diantara mereka yang lagi genting.

"Apa ada keluarga pasien?" Tanya dokter tampan yang menghipnotis siapa saja yang melihatnya.

"Saya bundanya. Gimana anak saya baik baik saja." Tanyanya dengan harap cemas, semoga dokter mengatakan hal lain. Tapi dokter tetap menjalankan tugasnya sesuai standar protokol.

"Pasien mengalami pendarahan hebat. Jaa..."  belum selesai dokter bicara langsung di potong oleh Listi.

"Radit kamu mau bunuh istrimu kenapa sampai pendarahaan. Apakah kamu melakukan kekerasan seksual." Tanya Listi dengan berapi api melindungi kebohongannya agar tidak terbongkar.

dengan perasaan was was Listi mencoba mengintimidasi menantunya. Dia tidak ingin jika keguguran anaknya mencoreng namanya.

"Maaf bu harap tenang. Nyawa pasien beserta kandungannya dalam kondisi memprihatinkan."

Ucap dokter tersebut mengundang banyak tanya di kepala Radit. "Kandungan artinya lagi hamil dong." Batin Radit mencerna setiap ucapan dokter.

Setelah mendapat persetujuan keluarga melakukan tindakan kuret. Radit sebagai orang bertanggung jawab membayar uang adminitrasi untuk istrinya.

"sejak kapan wanita itu hamil atau jangan jangan ... " Radit bermonolog seorang diri.

Tiba tiba seseorang datang duduk di sampingnya. "Hai. Gimana rasanya di bohongi oleh Nadira." Tanya Jack dengan senyum misteriusnya.

"Kamu siapa?" Tanya Radit dengan segala kebingungannya. Jack meninggalkannya begitu saja tampa menjawab meninggalkan seribu tanya di kepala Radit.

"Kamu kenapa membohongiku, kok hamil sama orang lain minta nikahnya sama anak ku!" Teriak Syifa tidak terima dengan kebohongan yang selama ini.

"Kan Radit cinta sama Nadira jadi wajar dong mereka menikah." Listi menganggap sebuah kewajaran dan di landasi cinta.

mencoba membalikan keadaan agar Syifa mau mengerti keadaan anaknya.

Syifa mendengkus kesal. Langsung meninggalkan rumah sakit tampa menunggu menantu kesayangannya yang masih di tindak. Radit pun sama langsung meninggalkan rumah sakit.

Syifa sepanjang jalan menyesali perbuatannya yang slalu menekan Radit agar menikahi Nadira. Ternyata yang berpendidikan tinggi belum pasti bertanggung jawab dengan omongannya.

Di rumah ini Radit dan Umi Syifa bersiteru. "Gimana menantu kesayanganmu?" Tanya Radit.

"Radit kamu ini semakin hari semakin tidak sopan sama umi." Berangnya tak terima apa pun alasannya pernikahan Radit sama Nadira itu campur tangannya.

"Iya Umi. Saking manisnya mulutnya sampai Umi terbuai oleh omongannya." Ejek Radit.

Yang membuat Syifa semakin kesal karna tidak terima di ejek anaknya sendiri.

"Umi saya akan menceraikannya." Radit menambahkan membuat Umi Syifa melotot. "Ce ...cerai?" Tanyanya walaupun Nadira membohonginya tapi dia tidak ingin anaknya menceraikannya. Doctor luar negeri kan bisa di pamerin punya mantu yang seperti itu.

Radit heran dengan uminya. "Umi itu jelas jelas Nadira bukan wanita baik baik. Kok jangan cerai?" Tanya Radit mengorek sudut pandang uminya sebagai orang tua.

"Iya tau. Tapi kan Nadira itu doctor lulusan luar negeri. Kalau dia hamil kan dosa dia bukan dosa kita." Jawab Syifa dengan bijaknya.

"Umi buat apa pendidikan tinggi tapi dia sendiri tidak mendidik dirinya dengan baik. Intinya saya akan menceraikannya." Jawab Radit dengan tegas. Sudah cukup baginya menuruti kemauan uminya sampai dia tertipu.

"Jangan Radit kasian Nadira. Dia baru kehilangan anaknya." Teriak Umi mencoba membuka belas kasihan sang anak tapi tak mudah.

Radit mendengar teriakan Umi Syifa langsung menghentikan langkahnya. "Itu anaknya bukan anak ku." Radit balas berteriak. Sebenarnya dia tak ingin jadi anak yang pembangkang tapi, orang tuanya lah yang memaksa dirinya untuk menjadi seorang anak pembangkang.

Dirumah sakit Nadira menangis tersedu sedu mencari suaminya tapi tidak ada di tempat. "Bunda mas Radit belum datang lagi."

"Belum Nad. Tunggu saja dulu. Bunda minta penjelasan kenapa sampai kamu pendarahan." Ucap Listi berapi api bahkan dia tidak rela anaknya terluka. Tiba tiba pintu rawat inap di buka dari luar.

"Itu pasti Radit bun."  Nadira begitu antusias. Tapi senyumnya berubah jadi sendu ketika melihat siapa yang datang.

"Ka ... kamu ngapain datang kemari?" Tanya Nadira dengan gugup. Entah kenapa tidak bisa marah sama manusia yang hadir di hadapannya kini.

"Ak ... "

"Saya datang kemari untuk menjengukmu saja. Maaf." Kata Jack. Yah yang hadir adalah Jack mantan kekasihnya. "Ma ... "

"Stttt."

"Jangan mengatakan apa pun. Saya tau kamu berbohong kan. Kamu menipu semua orang termasuk orang tuamu." Kata kata Jack membuat jantungnya berpacu dengan cepat. Takut rahasianya terbongkar.

"Rahasia apa yang kamu sembunyikan." Tanya Listi yang bersuara. Saking penasarannya dia tidak sabar menunggu penyelesaian kaliamat dua sijoli.

"A ... nu bunda. Itu dia teman kuliahku waktu di Australia." Jawabnya terbata bata.

"Bohong! Setauku ka ..."

"Jack, STOP!"

Nadira membentak Jack agar tidak membongkar rahasia mereka. Tapi Jack tetaplah Jack. Entah ada dendam apa sehingga menghancurkan Nadira yang sudah tak berdaya lagi.

"Maaf Tante saya baru datang. Tapi apa pun yang di ceritakan Nadira tak ada benarnya. Nadira tidak pernah kuliah di sana." Penjelasan Jack membuat Listi lemas tak bertulang. Seolah berita yang di dengarnya barusan hanya mimpi.

"Jangan bohong kamu." Tekan Listi agar Jack mengucapkan kata prank tapi itu hanyalah mimpi. Listi menoleh kearah anaknya yang masih lemas diatas bankar rumah sakit.

"Mengaap?!" Teriak Listi frustasi, kenapa kebohongan anaknya membuatnya sakit hati. Listi keluar dari ruangan itu tampa melihat di depan pintu jika kehebohan mereka di tonton seseorang.

Yah Radit merekam semua untuk di jadikan bukti untuk bisa menceraikan Nadira. Radit masuk dengan tatapan datarnya.

"Hai. Kita bertemu lagi." Sapa Jack.

"Iya." Jawab Radit singkat.

"Nadira. Dengar baik baik mu ..."

"Radit, STOP!. Jangan lakukan itu nak ingat Umi." Teriaknya di depan pintu.

Syifa tidak mendengar kebohongan Nadira jadi masih berusaha membelanya. "Apa yang umi inginkan. Saya tak ingin lanjutkan pernikahan ini Umi." Ucap Radit membuat Nadira sakit hati mendengarnya.

"Umi." Isak Nadira meminta pembelaan. "Iya sayang tak apa apa Radit hanya emosi sesaat." Syifa berusaha membujuk anak menantunya supayah tidak lagi menangis.

"Umi maaf jika saya salah." Rengek Nadira yang bak anak kecil.

"Ya sayang. Umi sudah maafin kok." Mereka berpelukan seolah hanya mereka berdua. Radit melihat itu hanya mengepalkan tangannya dengan erat.

"Nadira, umi cukup ya. Saya tidak ingin melihat drama kalian."

"Nadira mulai saat ini kamu bukan lagi istriku. Ku talak kamu dengan talak tiga." Ucap Radit dan meninggalkan ruangan itu.

"Radit." Panggil Syifa tapi sudah percuma karna orangnya sudah menghilang.

"Ini semua gara gara kamu." Hardik Nadira menunjuk Jack dengan telunjuknya. Jack hanya tersenyum tipis.

"Umi jangan percaya apa pun yang di katakan Nadira sebelum menyesal." Ucap Jack sebelum meninggslkan ruangan itu.

Nadira meratapi nasibnya. Membuatnya semakin lemas. "Umi Nadira mati saja supayah orang orang menyesal." Rancaunya yang tak terkendali lagi.

"Jangan begitu sayang." Bujuk Syifa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!