BAB.15 PESTA

Ia bahkan tidak peduli lagi dengan nama baiknya toh mereka tidak tau kalau dirinya onwer cetrine. Banyak yang menganggapnya jika dirinya karyawan biasa.

Sahara benar benar malu karna di gunjingin hadirin. Banyak yang menyayangkan cara berpakaian yang terkesan menggoda.

"Eh. Jaga mulut loe ya. Kalau tidak ku silet." Ancam Sahara karna di buat malu oleh Sera.

Sera hanya tersenyum miring menanggapi ocehan wanita yang pernah merusak rumah tangganya.

"Ternyata kerjaan loe hanya seorang babu tetap sama ya gak pernah berubah." Cibirnya lagi.

"Ya ya dong jadi babu. Dari pada loe jadi benalu sadar diri dong kalau berucap." Ungkapnya sambil menaik turunkan kedua alisnya. Sahara melihat Sera meledeknya hanya mengepalkan tangannya dengan kuat. Menahan emosinya ia tidak mungkin melampiaskan di sini yang ada ia mempermalukan dirinya sendiri.

Selesai pesta Sera beserta karyawan sudah memasukan peralatan mereka kedalam mobil box yang sudah di sewa full untuk satu hari. Tak ada makanan sisa yang ada biar sebiji nasi tak ada lagi. "Makasih ya mbak makanannya enak enak semua loh. Next time order lagi." Ucap sang pemilik acara. Ia menyelipkan amplop sama semua karyawan Sahara.

"Mbak. Tidak usah saya sudah gaji mereka." Titah Sera ia bahkan tak enak hati di buatnya.

"Nggak apa apa kebetulan kami ada rezeki lebih jadi saya bagikan saja kemereka." Ucap Bu Endang.

"Makasih banyak ya bu." Ucap karyawan Sera secara bersamaan.

Senyum karyawannya merupakan salah satu kebahagiaanya. Dia tidak memiliki siapa siapa di dunia ini. Yang ia miliki hanya lah karyawannya yang baik dan penurut.

Selesai pun sudah. Karyawannya ada yang pulang ada juga yang tinggal bersamanya di tempat kerja. Walaupun ini ruko tapi hanya dua kamar saja.

Rani yang tinggal bersamanya.

Semskin hari semakin dekat pula ia dengan Radit. Bahkan Radit terang terangan mendekatinya. Seperti sore ini Radit datang membawa bronis untuk Sera. Ia berkedok pelanggan tapi incarannya adalah onwer.

"Hai. Saya mau pesan mie pemuda viral ya yang kevel 1."

"Ihhh. Lemah kok hanya level.1." Bisanya ledek Sera. Memang yang merangkap jadi pelayan tu Sera. Serba bisa jadi tukang masak, pelayan, tukang buang sampah kalau sudah mau tutup.

Radit yang merasa di rendahkan tidak mau kalah. "Level tertinggi ya." Teriaknya bahkan pengunjung lain melirik kearahnya tapi ia tidak peduli.

Sok sok an mau pesan level tinggi padahal dirinya tidak bisa makan yang pedas tapi karna merasa egonya di rendahkan maka ia membuktikan bahwa dirinya bisa makan pedas.

Sera membawa nampan berisi mangkok mie pedas level tinggi. Level ini incaran para pencita pedas. Pedas badas namanya orang orang menyebutnya.

Radit melihat penampakan mangkok tersebut sudah merinding tapi aromanya menggugah selera. Mau tak mau ia memakannya masa ia malu maluin.

"Makan dong jangan di liatin doang." Sera menantangnya padahal dirinya was was takut ia mati kepedasan.

Endingnya bikin ngakak baru tiga suap dia sudah minum dua botol air mineral yang membuat Sera tersenyum tipis.

Walaupun perutnya sudah perih tetap ia memaksakan untuk menghabiskan makanannya gengsi dong. Setelah ia menghabiskan makananya ia buru buru pulang karna perutnya sudah semakin perih. Ia hanya meletakan uang di bawa mangkok tak bisa lagi berkata kata ia sudah keringat dingin di buatnya.

Sesampainya di rumah ia langsung ke kamar mandi. Stengah jam ia hanya bilak balik di kamar mandi yang membuat Umi Syifa keheranan.

"Nak kamu kenapa?" Tanya kepada anak bontotnya.

"Mi sakit perut. Tolong umi saya tidak tahan lagi." Ucapnya jangan tanya lagi sudah pucat bahkan bicara pun tak sanggup.

"Umi tampa berfikir panjang menyuruh supir untuk mengatar ke rumah sakit terdekat.

"Kamu habis makan apa?" Tanya Umi Syifa karna baru kali ini melihat anaknya sakit perut sampai tak berdaya. Radit tidak menjawab pertanyaan uminya tapi ia meruntuki kebodohannya yang mengikuti gengsinya.

"Ahh. Bodohnya saya. Sudah tau tidak bisa makan pedas masih maksain makan pedas. Besok besok nggak lagi deh." Runtuknya dalam hati.

Sesampainya di rumah sakit mereka langsung ke UGD.  Setelah di periksa Radit di perbolehkan pulang dan di saranin jangan makan pedas. Umi Syifa mendengar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!