BAB.18 ULAH NADIRA

Sepanjang malam Nadira tidak bisa tidur. Nadira inginkan Radit untuk menjadi ayah anak yang dia kandung. Karna hingga kini dirinya los contak dengan Jack.

Hingga hampir menjelang subuh baru bisa memejamkan matanya. Nadira tidur pulang hingga matahari hampir siang.

Tokk

Tokk

Tokk

"Nadira!"

"Bangun!"

Teriak Listi daru luar kamar, Listi benar benar geram dengan anaknya yang kerjanya tidur sama jalan jalan saja.

Ceklek

Pintu kamar terbuka menampakan wujud Nadira yang acak acakan karna baru bangun tidur.

"Ya ampun Nadira, sana mandi ikut mama ke rumah umi Syifa." Nadira tampa banyak bicara langsung masuk kamar mandi. Walaupun masih mengantuk tapi kalau berhubungan dengan Radit apa pun itu dia laksanakan.

Sera kali ini di buat bingung dengan Radit sebabnya membawa dirinya entah kemana. "Kak mau kemana?"

Radit tidak menjawab hanya tersenyum tipis di buatnya. Sera baru pertama kali se mobil dengan orang lsin bahkan suaminya dulu tidak pernah mengajaknya untuk jalan jalan.

Dua puluh menit perjalanan sudah memasuki area perumahan. "Kak mau kerumah siapa?" Tanyanya lagi sedangkan yang di tanya malah senyum senyum sendiri.

"Ayok!" Ajak Radit untuk turun dari mobil tapi Sera menolak dengan alibi tidak menjelaskan apa tujuan Radit membawanya kemari.

Tapi dari dalam rumah keluar seorang wanita paru baya yang pernah datang makan di warung makan miliknya.

"Ayok turun itu umi." Tunjuk Radit dengan dagunya. Sera kali ini paham dengan maksud Radit.

"Salamualaikum tante." Sapa Sera sambil mencium punggung tangan wanita paru baya yang tak memberi respon apa pun.

"Silakan masuk kebetulan saya lagi menunggu tamuku." Ucapnya datar bahkan tak menjawab salam darinya. Sera hanya tersenyum kecut kearah Radit.

"Umi kenalin ini calon istri Radit." Memperkenalkan Sera sama uminya yang di dapatkan hanyalah tatapan tajam. Radit tidak peduli membawa Sera masuk dalam rumah.

Umi Syifa menyuruh pembantunya untuk menyuguhkan minuman dingin beserta snack.

"Bunda ada radit ternyata." Nadira kegirangan ia parkirkan mobilnya pas di belakang mobil Radit.

Bunda kok ada sendal.cewek." Tanya Nadira karna setaunya di rumah ini jarang ada cewek yang berkunjung.

"Mungkin keluarganya Umi Syifa." Ucap Listi saat akan masuk tiba tiba keluar Syifa dengan wajah masamnya.

"Loh kenapa jeng." Tanya Listi karna tak biasanya Syifa akan bermuka masam seperti itu.

"Nggak ada apa apa ayo masuk." Ajak Syifa keruang tamu untuk bergabung dengan dua si joli yang lagi ketawa ketiwi sambil nonton tiktok di ponsel mereka.

Nadira tertuju pada sosok Sera yang lagi duduk berdampingan dengan Radit. "Umi kok ada pelayan rumah makan di sini lagi antar makanan kah." Tanya Nadira yang siap meledak .

"Iya betul, kamu yang kasir di rumah makan." Sambung Listi bagaimana Radit bisa tertarik dengan seorang pelayan rumah makan.

"Dek sadar diri ya sainganmu doctor lulusan Australia." Nadira beranggapan orang yang di hujat itu orang yang miskin. Memang awalnya dirinya orang miskin tapi lebih tepatnya sekarang sudah berubah.

"Jangan merendahkan sera. Kalian tidak tau dia itu siapa." Hardik Radit karna tidak terima orang kesayangannya di rendahkan.

"Radit kamu benar benar membuat malu Umi. Kenapa kamu membawa orang yang tak setara dengan kita." Ucap Umi Syifa dengan kecewa bagaimana ia harus menerima Sera sebagai menantunya terlebih pastinya dari kampung.

Radit tidak tau harus apa dengan suasana saat ini.

Radit menahan kekesalannya terus menerus melihat Nadira meremehkan Sera padahal Sera orang pekerja keras.

Hari ini Sera kembali tidak Mood di buatnya. Mengingat setiap hinaan mereka. "Harus punya rumah dan punya mobil." Batin Sera setelah memeriksa saldonya ternyata cukup untuk beli rumah di perumahan cukup elit. Bahkan Sera meminta bantuan temannya untuk mencari rumah impiannya.

Saat ini Dina mengantar Sera di sebuah perumahan yang cukup elit untuk melihat lihat rumah. Mereka sudah menghubungi Sales perumahan untuk menemui mereka di lokasi.

"Menurutmu mana yang bagus." Tanya Dina setelah puas melihat lihat rumah.

"Saya tertarik di rumah yang nomor tiga." Tak menunggu lama langsung menyepakati harga yang di tawarkan walaupun bernegosiasi cukup rumit.

"Akhirnya saya punya rumah juga." Ucapnya sambil berlari kayak anak kecil yang habis di beri permen.

"Din bisa nggak ajarin saya bawa mobil."

"Ya tinggal angkat besti." Gurau Dina yang langsung mendapat cubitan di pipinya.

"Nadira apa apaan kamu!" Bentak Radit yang tidak suka dengan tingkah Nadira yang bak anak kecil.

"Kenapa ha! Memang nyatanya kalau dia itu seorang pelayan sementara saya Doctor." Teriak Nadira beruntung di jalan ini sepih jadi yang mendengar suara teriakan mereka hanya burung atau penghuni hutan lainnya.

Radit tidak perlu basa basi lagi langsung mengatakan pada Nadira. "Saya akan menikahi Sera apa pun alasannya saya tidak peduli." Ucap Radit sambil meninggalkan Nadira di jalan yang sepih.

Beruntung mereka menggunakan mobil masing masing. Nadira berusaha mengejar mobil Radit tapi dia kehilangan jejak.

"Pasti ketempat pelakor itu." Ucap Nadira sambil membelokan arah ke tempat usaha Sera.

"Pelakor .... pelakor .... pelakor ..." teriak Nadira yang lagi di penuhi emosi sehingga orang orang pada melihat kearahnya. "Ada apa kak." Tanya salah satu karywan yang kebetulan lagi berada di kasir.

"Mana temanmu yang pelakor itu." Teriak Nadira bak orang kesurupan.

"Siapa yang anda maksud pelakor." Ucap Sera yang tiba tiba masuk dari luar bersama dengan Dina.

"Ohhh. Ini ya pelayan jadi pelakor." Sera yang tidak mau terus menerus di teror sama radio rusak di depannya akhirnya melakukan pembelaan.

"Kamu nggak malu teriak pelakor di sini. Yang jelas jelas laki laki yang kamu kejar tidak suka denganmu bahkan kalian belum menikah karna lakinya gak mau sama elu." Ucap Sera dengan nada tinggi. Ada pula yang merekam sudah pasti sebentar lagi akan viral.

Nadira pulang dengan emosi karna tiba tiba seseorang menelponnya. "Urusan kita belum selesai."

Dina penasaran siapa perempuan yang mengacaukan tempat usaha Sera. Padahal setaunya Sera tidak memiliki musuh.

"Itu siapa. Kamu rebut suami orang." Mendapat pertanyaan dari sahabatnya Sera memijit pelipisnya.

"Dia itu suka sama kak Radit. Tapi kak Radit tidak suka sama dia." Ucap Sera membangkitkan gairah kepo Dina.

"What?"

"Nggak tau deh." Sera yang lagi baad mood membuat Dina tidak lagi banyaj bertanya lagian ini bukan saatnya.

Sementara seseorang tersenyum misterius setelah menontin video yang lagi trending topik di berbagai media sosial.

Bagaimana bisa Nadira mengaku Doctor kuliah saja tidak selesai.

"Ternyata kamu sudah membohongi publik. Gimana dengan judul yang lagi tranding pelayan rumah makan rebutan laki laki dan lawannya tak kaleng kaleng seorang doctor lulusan luar negeri.

Terpopuler

Comments

Tati Suwarsih

Tati Suwarsih

sapa tuh

2024-04-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!