BAB.10 AKU BUKAN LAGI YANG DULU

"Nak kenapa kamu jualan makanan saja. Enak tau." Ucapan Bu Darmi membuat Sera menunduk dalam. Ia pengen juga memiliki usaha dan menghasilkan uang lebih banyak lagi untuk membeli rumah.

"Sera pengen bu. Tapi tidak ada modal, tempat harus di sewa." Akhirnya Sera mau tak mau mengeluarkan unek unek nya yang di pendam sendiri.

"Sekarang itu gak butuh tempat. Bisa jualan online bisa kamu jualan sarapan pagi nasi kuning gado gado nanti saya kasih resepnya." Benar juga ya ternyata sekarang zamannya sudah modern jadi apa pun bisa diakses melalui ponsel saja.

Setelah di kasih masukan sama Bu Darmi Sera semakin semangat untuk memulai usaha.

Satu bulan kemudian Sera masih di gantung sama mantan suaminya tidak ada akta cerai. Sera memikirkan hal itu sampai sampai ia lupa kalau siang nanti ada pesanan nasi kotak sebanyak seratus dos.

"Hallo besti, pagi sayangku." Teriak Dita diambang pintu untuk membantu Sera memasak. Sekarang mereka kerja sama dan modal pun mereka kerja sama bagi hasil intinya.

"Kamu ngapain di rumah orang sudah teriak teriak masih subuh." Sera mengomel yang membuat Dita keheranan. Tidak seperti biasanya Sera mendumel di pagi hari.

"Saya mau bantuin masak. Soalnya bos muda mau ambil makanannya jam 11 nanti. Kelamaan nungguim kamu melamun." Balas Dita tak kalah ketusnya.

Sera melihat buku catatanya. Benar saja jam 11 nanti Bos muda akan datang mau ambil makanannya.

Kebetulan Dita lagi libur kuliah daripada harus pulang kampung mendingan di kota sambil bekerja. Ya walaupun tidak di gaji UMR tapi penghasilannya sebulan bisa menutupi biaya kuliahnya.

"Dit tolong blender bumbu ayamnya ya saya mau masak nasi dulu." Perintah Sera. Dita hanya mengikuti apa yang di perintahkan karna Sera yang tau resepnya.

Mereka hampir menyelesaikan satu per satu makanan sisa sayur sama bakwan yang akan di masak.

"Sera coba rasa bumbu tempenya sudah enak." Lagi lagi Dita bertanya.

Sera mencomot tempe yang sudah di goreng. "Sudah pas." Ucap Sera sambil memotong timun sebagai pelengkap.

Sekarang sudah jam sepuluh artinya satu jam lagi waktu yang tersisa untuk pleting. Mereka di kejar waktu sambil melihat pesan yang masuk. Ternyata banyak juga yah yang pesan setiap hari.

Besok sudah dua orang yang order untuk sedekah jumat. Masing masing lima puluh kotak. Ternyata kalau ibu ibu sudah menggosip sudah pasti closing. Karna yang masuk pesanan untuk hari esok dari geng arisan Bu Darmi.

"Asalamualikum."

"Walaikum salam."jawab mereka bersamaan.

"Mbak saya datang ambil nasi kotak pesanan pak Faisal."

Tampa banyak bicara lagi Sera mempersilakan karyawan pak Faisal untuk mengangkat nasi kotak tersebut. Diangsur ke mobil box.

"Ni bu pelunasannya."

Sera sujud syukur karna ini orderan pertamanya sebanyak Seratus kotak biasnaya paling sampai lima kotak saja.

"Alhamdulillah ya Allah."

Dita pun sama dua wanita yang di perkirakan seumuran itu berpelukan karna kerja keras mereka tidak sia sia.

Besok nasi kotak seratus lagi tapi mereka belum bayar DPnya.

"Tenang paling sebentar juga masuk." Ucap Dita menenangkan Sera. Mereka mencatat apa saja yang harus di beli kebetulan masih ada waktu. Kotak nasi mereka sudah pesan satu kali banyak tinggal di bentuk saja.

"Ke swalayan saja kalau belanja entek entek seperti ini. Di pasar beli saja sayuran, ikan, tahu/tempe, bawang, dan lain lain. Kalau pertepungan dan perbumbuan beli di swalayan sekalian belanja bulanan.

Mereka memutuskan ke swalayan nanti malam baru ke pasar. Biasanya kalau malam hari banyak ikan ikan segar yang baru datang.

"Ayo besti kita gas." Teriak Dita di depan kamar.

"Nggak usah teriak teriak kali gak ada maling atau mau kamu di gebukin warga."

Yang di tegur malah cengar cengir saja. Sepanjang jalan mereka tertawa entah apa yang lucu. Orang gila lewat pun di jadiin lelucon untuk mereka.

Di Swalayan banyak pengunjung. Mereka masuk mengambil troli masing masing. Mereka tidak langsung beli apa yang ada di catatan mereka. Mereka mencari snack.

Semua snack di masukan ke troli. Kalau mau tau surga dunia wanita itu hanya snack, skincare, es cream.

Setelah di rasa cukup mereka mengantri di kasir. Jangan salfok ya kawan yang di catatan masuk satu troli juga mereka belanja tiga troli. Kira kira habis berapa ya.

"Hallo apa kabar babu mandul." Teriak seseorang yang mengantri di kasir seblah kanan.

Sera seharusnya tidak merasa tapi karna dirinya di tunjuk maka pembalasan pun di mulai.

Sahara sekarang merasa berada diatas awan karna berhasil mempermalukan Sera di depan umum. Tapi siapa sangka kenyataan tidak seperti ada di pikirannya.

"Kabar baik pelakor. Ehh iya yang lagi bunting hasil berzina." Teriak Sera tak kalah kencang. Dita hanya melongo melihat tingkah sarkas Sera. Yang dikiranya cupu ternyata suhu.

"Huuu ... pelakor ternyata lagi cari sensasi." Ucap salah satu ibu ibu yang lagi ikutan mengantri. Hujatan demi hujatan di terima oleh Sahara. Maklum netizen anti pelakor jadi jangan coba coba mengusik rumah tangga orang lain.

Setelah membayar belanjaan mereka. Sera kembali memaki Sahara yang sudah kepalang malu. "Pelakor nanti kalau anaknya lahir di didik baik baik jangan sampai dia besar mengikuti seperti ibunya seorang pelakor."

Lagi lagi Sahara berhasil di buat malu. "Aku bukan lagi seperti yang dulu, jangan mencoba mengusik ketennaganku." Batin Sera yang keluar dari Swalayan.

Sahara pulang dengan wajah marahnya. Sesampainya di rumah ia menangis mengadukan Sera sama suaminya.

"Mas. Tadi Sera membuliku di depan umum." Alwani mendengar nama Sera langsung antusias.

"Sera dimana sekarang, dia tidak apa apa kan. Dia sehat kan." Pertanyaan Alwani di luar kendali Sahara.

"Mas kenapa kamu antusias setelah mendengar nama si babu miskin itu."

"Emang apa salahnya sih. Sekarang katakan dimana Sera sekarang."

Lagi lagi Sahara melongo ia tidak peduli dengan dirinya. Alwani tidak menggubris jika Sera membuli istrinya.

"Mas seharusnya kamu itu belain aku dong. Kok malah gak peduli gitu." Ucap Sahara sambil berlalu pergi. Ia sangat kecewa dengan suaminya kali ini. Ternyata Alwani tidak bisa di pungkiri jika hatinya untuk mantan istrinya. Kehilangan itu kental terasa ketika seseorang yang mencintai kita pergi tampa ada kabar.

Alwani berharap mantan istrinya itu tetap ada di rumah ini walaupun sudah di talak. Ia sengaja tidak meresmikan perceraian mereka. Jika sewaktu waktu Sera ingin kembali tinggal minta maaf saja.

"Sera semoga besok kamu mau tinggal lagi di rumah ini." Gumannya sambil menatap jauh kedepan.

Terpopuler

Comments

Tati Suwarsih

Tati Suwarsih

sorry ye balik lagi!

2024-04-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!