Bab 5

Malika memakai dres bunga bunga hari ini, dia sedikit merias wajahnya dan mengikat rambut panjangnya seperti ekor kuda. Saat bercermin, Malika mengedipkan matanya sendiri. Malika merasa kalau dia terlihat lebih cantik dari biasanya.

Dia harus tampil rapih dan manis saat mengantar Jessika ke sekolah, karena disana dia akan bertemu dengan banyak orang. Beberapa diantaranya adalah orang penting dan populer di negara ini. Namanya juga sekolah favorit, pasti dihuni oleh banyak kalangan berduit.

Arnold menatap Malika tanpa berkedip beberapa saat, untungnya dia tak sampai lupa menghirup nafas. Kalau tidak, mungkin dia akan jatuh pingsan.

"Ayah, kenapa Ayah menatap Kak Malika sampai seperti itu? Apa Ayah suka padanya?" Celetuk Jessika.

"Kamu ini masih kecil, sudah pandai menggoda orang tua ya!" Ucap Arnold.

"Ayah, aku tidak suka padanya. Dia cerewet dan terlalu banyak mengatur. Aku harap Ayah tidak pernah naksir padanya,"

"Kamu ini, pikirkan segalanya baik baik. Dia cerewet juga untuk kebaikanmu, Ayah tau kamu sulit sekali dinasehati dan sangat nakal." Arnold membela Malika yang baru saja bekerja dirumah itu beberapa hari. Hal itu membuat Jessi cemburu dan semakin tidak suka pada Malika.

Di dalam mobil, Arnold terus melirik kearah Malika. Sebenarnya Malika tau kelakuan nakal majikannya itu, tapi Malika berpura pura tidak tau. Sesekali Malika melihat bayangan wajahnya di layar ponsel yang padam, dia takut ada sesuatu yang salah hingga membuat Arnold terus melirik kearahnya.

"Sepertinya tidak ada yang salah dengan penampilanku," ucap Malika dalam hati.

"Kakak hari ini cantik sekali, Ayah saja sampai terpana melihat kecantikan Kakak. Berdandan lah seperti ini setiap hari, semakin dia tidak konsen mengemudi, semakin dekat kita dengan ajal," celetuk Jessika dengan nada setengah menyindir Ayahnya.

"Nak, jangan sembarangan bicara," omel Arnold.

"Aku tidak sembarangan bicara kok, memang kenyataanya seperti itu bukan? Ayah terlalu sering melirik kebelakang dan tidak fokus mengemudi!"

"Sudah... Sudah, berhentilah bertengkar. Jessi, tidak baik berkata seperti itu pada orang tua, apa lagi dia Ayahmu sendiri!" Omel Malika.

"Ayah dengar, dia memberiku siraman rohani lagi," Jessi melipat kedua tangannya dan menaruhnya diperut.

"Jessi!" Bentak Arnold sambil melotot.

"Kalian berdua benar benar cocok, yang satu tukang ceramah yang satunya lagi suka mengomel!" Dengus Jessi kesal.

Pemandangan itu sungguh terlihat manis di mata Malika. Dia tidak pernah melihat hubungan Ayah dan anak yang sangat dekat tanpa sekat. Jessi begitu jujur, sementara Arnold begitu sangat perhatian.

***

Jam istirahat tiba, Jessika menghampiri Malika sambil mengajak seorang temannya. Dia ingin mengajak temannya itu makan bersama karena bekal makan siangnya tertinggal dirumah.

Malika tersenyum senang, akhirnya Jessika memahami nasihatnya dan mau berteman dengan orang lain.

"Hallo, siapa namamu?" Tanya Malika pada teman Jessika.

"Namaku Sasa," jawab anak itu malu malu.

"Kak, aku ingin mengajaknya makan siang bersama. Boleh kan?" Tanya Jessika.

"Tentu saja boleh, mari kita makan bersama." Sahut Malika.

Ketiganya duduk berdampingan, membuka kotak bekal yang malika bawa dari rumah. Usai membaca doa, mereka makan dengan lahap dan khidmat.

Jessika tak sungkan membagi makanannya dengan yang lain. Padahal makanan yang didalam kotak itu sama. Sama sama nasi goreng telur campur sosis.

"Apa kamu suka masakan Kak Malika ini Sasa?" Tanya Jessika.

"Iya, aku suka. Rasanya enak sekali ya," ucap Sasa.

"Masakan Kak Malika memang lumayan bisa memasak, bulan depan aku akan meminta Ayahku untuk menaikan gajinya," Jessika mengukir senyum. Mendengar hal itu Malika jadi senang, siapa si yang tidak suka jika gaji bulannya cepat naik? He... He... He...

Ditempat lain...

Arnold sedang senyum senyum sendiri sambil melihat kotak makannya yang berwarna pink. Dia teringat pada Malika yang terlihat malu saat digoda oleh putrinya.

"Dia menggemaskan sekali," gumam Arnold lirih.

"Siapa yang menggemaskan?" Tanya James teman Arnold yang tiba tiba datang dan menerobos masuk ke dalam ruang kerja Arnold.

Arnold langsung memasang wajah serius dan tubuh penuh wibawa. Dia tak ingin temannya tau jika dirinya sedang tertarik pada wanita yang usianya jauh lebih muda darinya.

"Tentu saja putriku yang menggemaskan, siapa lagi memangnya?" Arnold berbohong.

"Kamu pikir aku bodoh? Kamu pasti sedang jatuh hati pada wanita yang membuatkan kamu bekal dalam kotak warna pink itu," sindir James sok tau. Wajah Arnold memerah seperti kepiting rebus, menandakan kalau apa yang dikatakan James adalah benar.

"Siapa wanita itu? Macam apa rupanya? Aku jadi penasaran." Batin James.

"Dia bukan siapa siapa, hanya baby sitter baru anakku saja. Tapi dia begitu baik dan perhatian, sepertinya aku sedikit tertarik padanya," akhirnya Arnold mau jujur.

"Baby sitter? Apa dia masih muda dan cantik?" Tanya James.

"Umurnya masih dua puluh tahun, dia tak hanya muda dan cantik tapi juga pandai memasak." Tak terasa Arnold telah terlalu memuji Malika. Dia sampai lupa pernah memiliki anggapan kalau semua wanita itu sama saja dengan mantan istrinya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Femmy Femmy

Femmy Femmy

🤭🤣🤣🤣

2024-04-13

0

Firman Firman

Firman Firman

bentar lagi dia akn jatuh ke pelukan Malika 🤗

2024-04-01

0

Cahaya

Cahaya

wahhhh.. Bang Duren terseponaa🤣🤣

2024-03-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!