18

Hari ini Alicia sedang berjalan tergesa-gesa menuju kelasnya. Karena Valerie tiba-tiba menghilang setelah kejadian di danau kemarin, Alicia jadi tidur sendiri terlebih lagi hari ini dia kesiangan karena yang biasa membangunkannya adalah Valeri. Sungguh hari ini Alicia sangat takut terlambat karena profesor yang mengajar hari ini adalah prof Robert yang terkenal tampan dan juga tegas. Tidak ada pengampunan bagi siapapun yang terlambat di kelasnya.

Alicia terus saja berlari dan tidak menghiraukan penampilannya yang sangat kacau. Rambut coklatnya yang sedikit berantakan karena tidak sempat menyisirnya, dan pakaian yang kusut karena sepanjang jalan Alicia menabrak banyak orang. Untung saja mereka tidak memarahi Alicia.

Alicia yang melihat kelasnya hanya tinggal lima meter lagi, semakin mempercepat larinya. Sungguh Alicia tidak mau di hukum profesor Robert yang galak dan sialnya sangat tampan itu. Gawat sudah pintu kelas sudah tertutup rapat yang artinya Alicia sudah terlambat. Sekarang Alicia hanya bisa berdoa semoga saja hukumannya tidak berat. "hah capek banget lari dari asrama sampai kelas eh taunya malah terlambat." Gerutu Alicia sambil menatap pintu kelas yang tertutup rapat.

Alicia memberanikan dirinya untuk mengetuk pintu. masalah hukuman bisa dia pikirkan nanti, asal untuk hari ini dia harus masuk kelas agar absensinya tidak kosong. Jika satu saja absensi kosong tanpa izin yang jelas, maka nilainya akan berkurang kecuali dia meminta nilai tambahan pada profesor yang tidak dia hadiri kelasnya.

tok

tok

Alicia mengetuk pintu kelas setelah mengumpulkan keberaniannya. Pintu kelas yang awalnya tertutup perlahan terbuka dari dalam. Profesor Robert berdiri dengan wajah datarnya sambil menatap Alicia yang sedang tersenyum canggung. "hehe maaf profesor Robert saya terlambat memasuki kelas anda." Alicia memasang senyuman canggung lalu setelah itu menundukkan kepalanya lantaran takut melihat tatapan tajam dari profesor muda di depannya ini.

Alicia masih berdiri mematung di depan kelas dengan profesor Robert yang berdiri di hadapannya. Sedari tadi profesor Robert hanya diam dan tidak menjawab pengakuan Alicia beberapa menit lalu. Alicia perlahan mendongakkan kepalanya dan melihat profesor Robert yang masih memasang wajah datar. "mampus Alicia pasti setelah ini kau akan di hukum dengan berat! lihat saja tatapannya yang sangat tajam itu huhu aku bisa mati kedinginan melihatnya." Batin Alicia yang masih memasang wajah memelas berharap profesor galak yang sialnya sangat tampan ini dapat memaafkan kesalahannya.

"Masuk." Satu kata yang keluar dari prof Robert membuat Alicia segera sadar dan lansung tersenyum manis kearah profesor Robert karena merasa terlalu senang. "terimakasih atas kemurahan hati anda profesor Robert." Alicia menunduk hormat dan berkata dengan senyuman tulus di wajahnya. prof Robert hanya berdeham sebagai jawaban. "hm setelah ini datang ke ruangan ku." Perkataan prof Robert membuat wajah Alicia yang semulanya tersenyum ceria menjadi masam seketika.

Pasti profesor ini akan menghukumnya kan? tentu saja memangnya apa yang pantas di dapatkan seseorang yang telat datang ke kelas selain hukuman? tidak mungkin di kasih hadiah kan? haha nikmati saja hukumanmu Alicia.

Alicia memasang senyuman terpaksa sambil menganggukkan kepalanya. "baik saya akan datang ke ruangan anda prof." Kata Alicia dengan wajah menahan kesal. Ini memang kesalahannya tapi entah kenapa Alicia merasa kesal hanya karena melihat wajah profesor yang tampan tapi sialnya berwajah datar seperti ini. Profesor Robert memiringkan tubuhnya agar Alicia dapat berjalan memasuki kelas. Seharusnya profesor yang berjalan di depan lalu Alicia yang berada di belakang akan mengikutinya. Tapi ini justru terbalik Alicia di depan dan profesor Robert di belakangnya.

Alicia berjalan kearah bangkunya dan melihat bahwa Valerie tidak berada di tempat duduknya. tapi mengapa Valerie tidak ada di kelas? Alicia bahkan tidak melihat Valerie semenjak kejadian di danau kemarin. apakah Valerie sesakit itu sampai tiba-tiba menghilang? dan juga Valerie tidak pulang ke asrama sehingga Alicia tidur sendirian dan membuatnya kesiangan karena tidak ada yang membangunkannya. Alicia celingukan mencari Valerie di seluruh penjuru kelas tapi tidak mendapatkan sosok Valerie.

Matanya tidak sengaja bertatapan dengan gadis berambut pink dengan bola mata berwarna merah. Sebentar kenapa Alicia merasa tidak asing dengan ciri-ciri gadis itu? Alicia terus memandang gadis yang duduk di meja yang bersebelahan dengan tempat duduknya Viola. Gadis itu memberikan senyuman manis kearah Alicia yang melotot kaget karena mengingat siapa gadis berambut merah muda itu.

Dia adalah Nayella Soloness Eliot pemeran utama wanita di cerita 'your mine' . Nayella menjadi rebutan banyak pria karena sikapnya yang baik dan juga polos sehingga banyak pria yang ingin melindunginya. Tapi Nayella memilih Argavier karena baginya hanya Argavier yang dia cintai. Ah Alicia baru mengingat jika satu satunya gadis berambut warna pink adalah Nayella. Dia terlihat cantik dan lugu haha...

Tapi ada apa dengan matanya itu? kenapa dia memandang Alicia dengan pandangan meremehkan! Alicia terheran-heran melihat raut wajah si Nayella yang terlihat tersenyum tapi sorot matanya yang meremehkan Alicia. Apa Alicia pernah bertemu sebelumnya dengan Nayella? atau melakukan kesalahan padanya? entahlah Alicia tidak tau dan tidak mau tau.

"Nona Alicia mengapa anda tidak memperhatikan saya yang sedang menerangkan pelajaran?" Profesor Robert berkata sambil berjalan kearah tempat duduk Alicia. Bahkan Alicia tidak menyadari jika prof Robert datang dengan wajah yang terlihat menahan emosi. "Nona Alicia." Profesor Robert berkata di depan wajah Alicia yang membuat Alicia terkejut sehingga Alicia hampir saja terjungkal ke belakang jika tangannya tidak di tahan profesor Robert agar tidak terjatuh.

"M-maafkan saya profesor Robert saya tidak mendengar panggilan anda." Alicia menunduk takut melihat tatapan datar dari profesor Robert. perlahan Alicia menarik tangannya agar terlepas dari genggaman hangat prof Robert. "apa kau sakit?" pertanyaan yang di layangkan profesor Robert membuat seisi kelas heboh karena baru kali ini seorang profesor Robert yang terkesan dingin dan galak bertanya pada muridnya mengenai keadaannya, terlebih lagi Alicia ini termasuk murid baru. mereka para senior yang sudah lama mendekati profesor Robert saja tidak pernah di tanggapi. Apa dunia sebentar lagi akan terbelah menjadi dua? Atau para mahluk purba tiba-tiba menjadi jinak? sungguh ini hal yang sangat mustahil sama seperti menunggu dirinya datang untuk menyatakan perasaan cinta.

"aku baik-baik saja prof hanya sedikit pusing." jawab Alicia sopan sambil tersenyum tipis kearah profesor Robert yang terlihat lega. apa lega? ya memang benar profesor Robert lega mendengar perkataan Alicia. Entah mendapatkan inisiatif dari mana dia bisa bertanya kepada seorang murid baru yang bahkan lansung telat memasuki kelas pertamanya. Alicia tidak berbohong kepalanya memang sedikit pusing karena berlari dari asrama sampai kelas. terlebih dia belum sarapan dan itu membuatnya menjadi pusing.

"jika kau tidak bisa melanjutkan pelajaran, kau bisa pergi ke ruang kesehatan." Perkataan prof Robert kembali membuat seisi kelas melongo kaget. bagaimana tidak profesor Robert sangat galak dan tegas bahkan jika anak didiknya sekarat pun dia tidak akan memberikan izin untuk keluar dari kelasnya sebelum waktunya tiba. Sungguh Alicia sangat beruntung di hari pertamanya belajar dengan profesor Robert mendapatkan keringanan. seperti tidak lansung di hukum ketika terlambat dan juga tidak di marahi karena mengabaikan prof Robert yang sedang mengajar, dan dia juga baru saja di suruh untuk ke ruang kesehatan. Sungguh para kaum hawa yang berada di kelas itu merasa iri dengan Alicia.

Salah satu dari mereka menatap Alicia penuh dengan kebencian. "jalang sialan sepertimu tidak pantas mendapatkan perhatian dari pria tampan! hanya aku yang boleh haha". batin gadis itu penuh rasa benci kearah Alicia.

"saya masih bisa menahannya prof, dan maaf membuat keributan di hari pertama saya belajar di kelas anda." Alicia berkata dengan wajah menunduk lesu karena merasa bersalah. Sungguh Alicia tidak ada niatan untuk mengabaikan seorang profesor yang sedang mengajar. profesor Robert mengangguk mengerti dan berjalan ke depan untuk kembali menerangkan pelajaran yang sempat tertunda.

Viola menatap Alicia dengan khawatir karena melihat wajahnya yang terlihat pucat. "astaga aku harus menjaga Alicia seperti pesan yang Valerie suruh kepadaku kemarin." batin Viola yang terus menatap Alicia dengan khawatir. Sebenarnya Viola juga tidak tau apa alasan Valerie yang tidak pulang ke asrama dan tidak memasuki kelas. ini pertama kalinya Valerie pergi tanpa izin yang jelas.

****

Beberapa pria yang menjadi sorotan semua murid akademi terlihat berjalan dengan gaya coolnya. Mereka adalah Albert, Steven, Drystan, Reyzhen dan Cleo. hari ini mereka berniat untuk pergi ke danau karena sudah lama tidak mengunjunginya. lalu setelah itu datang menjemput Alicia untuk mengajaknya makan siang bersama.

Mereka sangat suka berdekatan dengan Alicia karena Alicia yang mereka kenal dulu dan sekarang sudah berubah menjadi lebih baik. Sungguh mereka masih tidak percaya tentang Alicia yang pendiam berubah menjadi gadis ceria seperti sekarang ini. tapi mereka sangat senang dengan perubahan sikap Alicia yang sangat ceria dan menggemaskan. "Aku ingin Alicia menjadi gadisku." Perkataan Drystan setelah mendudukkan dirinya di bangku depan danau mengalihkan perhatian mereka yang semula menatap danau dan kini menjadi menatapnya.

Albert dan Steven menatap Drystan penuh aura permusuhan. Sungguh tidak ada yang boleh mengambil perhatian adik kecil mereka. "apa maksudmu hah." Steven berkata dengan murka karena Alicia adiknya ingin di miliki pria lain. tidak akan dia biarkan Alicia pergi dari sisinya. Drystan mengedikkan bahunya acuh dan berlari ke sisi danau.

"sialan kau Drystan aku tidak akan pernah membiarkan gadisku menjadi milikmu." batin salah satu saudara Alicia di antara mereka yang menatap punggung Drystan dengan tajam. "Albert mengapa kau melihat Drystan seperti itu?" Pertanyaan Cleo mengalihkan perhatian Albert yang sedang menatap Drystan dengan sorot mata tak terbaca. Albert berdiri lalu pergi meninggalkan danau dan pergi tanpa menjawab pertanyaan Cleo.

Steven mendengus melihat saudaranya yang terlihat mencurigakan itu. sedangkan Reyzhen dengan santai memakan buah apel yang di petiknya menggunakan sihir. "kau ini makan sendiri tanpa memberikannya padaku." protes Cleo sambil mencebikkan bibirnya kesal. sungguh memang di antara mereka yang paling banyak bicara hanya Cleo dan Steven. tapi karena sekarang Steven terlihat marah jadi hanya Cleo yang mengoceh seperti burung Beo.

Reyzhen mendengus geli melihat tingkah laku sahabatnya yang sangat kekanak-kanakan. tapi jika tidak ada Cleo persahabatan mereka tidak akan sempurna. "wahh sihirmu sangat berguna Reyzhen! apakah aku boleh memintamu untuk memetik buah apel lagi? hehe." Cleo dengan tidak tau malunya malah menyuruh Reyzhen untuk memetik buah apel dengan sihirnya. Sihir milik Reyzhen yaitu dapat mengambil apapun yang dia inginkan meski jaraknya sangat jauh. Dan tidak banyak yang memiliki sihir murni di benua ini.

Hanya ada beberapa, itu saja karena faktor keturunan yang di berikan leluhurnya. Reyzhen termasuk orang yang mendapatkan sihir dari nenek moyangnya. Sihir juga tidak bisa tumbuh walaupun sudah memancingnya atau mempelajarinya karena sihir datang dengan sendirinya kepada mereka yang di berikan keberuntungan.

"tidak." Jawab Reyzhen dengan wajah datar yang membuat Cleo ingin sekali meremukkan wajahnya yang tampan itu. Untung saja Cleo masih sayang nyawanya jadi dia tidak akan melakukan tindakan bodoh yang dapat memisahkan kepalanya dari tubuhnya. Memangnya ada yang berani membunuh putra mahkota secara terang-terangan? paling jika ada mereka adalah pembunuh bayaran yang tidak menampakkan wujudnya.

Steven yang awalnya marah menjadi tertawa terbahak-bahak melihat Cleo yang berusaha memanjat pohon apel sampai dirinya terjatuh. Reyzhen hanya tersenyum tipis melihat tingkah bodoh temannya itu. "HAHA KAU MIRIP BABI YANG SEDANG BERENDAM DI LUMPUR." teriak Steven menggelegar sampai suaranya menggema di setiap danau.

Cleo yang melihat teman laknatnya tertawa dan bukan menolongnya menjadi sangat kesal. sungguh dia sangat sial hari ini. pertama tadi dia telat memasuki kelas lalu di hukum dengan berlari lima puluh putaran aula yang luasnya melebihi studio sepakbola. Dan sekarang dirinya tersungkur dari atas pohon dan di bawahnya banyak lumpur. bajunya sangat kotor apalagi wajahnya yang di penuhi lumpur semakin membuat Steven tertawa terbahak memegangi perutnya.

"haha kau mirip babi yang sedang berendam haha aduh perutku haha sakit sekali haha." Steven terus tertawa bahkan air matanya sampai keluar saking lelahnya dia tertawa. Steven berjalan menghampiri Cleo karena niatnya ingin mengejeknya lebih dekat supaya wajah mengenaskan Cleo semakin terlihat jelas. Ketika hampir sampai di depan Cleo, Steven tidak melihat kalau di bawah kakinya terdapat batu yang sedikit besar. Dengan santai Steven berjalan tanpa memperhatikan jalanan yang di lewatinya sehingga dia tersandung dan..

Bruk

"HAHA SEKARANG KAU DAN AKU SAMA-SAMA KOTOR HAHA KAU MIRIP BABI." Cleo berteriak nyaring sambil tertawa melihat Steven yang tersungkur di depannya dengan wajah penuh lumpur. bahkan Steven lebih mengenaskan daripada dirinya. sungguh azab bagi seorang teman yang menertawakan temannya sendiri. Reyzhen terkikik geli melihat dua babi yang sedang mandi di lumpur. "KAU JANGAN TERTAWA SIALAN!!" Amuk Steven sambil melempar lumpur ke arah Reyzhen yang lansung menghindar.

Sedangkan Cleo masih tertawa melihat temannya yang lebih mirip dengan babi. Setidaknya wajah Cleo tidak di penuhi lumpur. sedangkan Steven yang terlihat hanya bola matanya saja. "mengapa ada dua babi besar disini?" Pertanyaan dari Drystan yang baru saja menghampiri teman-temannya ketika mendengar suara tawa Cleo yang sangat keras.

Cleo dan Steven yang di katai sebagai babi menggeram kesal. Mereka berdua melemparkan lumpur kearah Reyzhen dan Drystan agar keduanya juga kotor sama seperti mereka. Siang itu menjadi momen lempar lemparan lumpur bagi mereka, dan tentu saja kenangan seperti ini tidak akan pernah terlupakan.

Semoga saja cinta tidak dapat menghancurkan persahabatan mereka...

****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!