13

Setelah lama di perjalanan akhirnya mereka telah tiba di depan gerbang kokoh yang menjulang tinggi dengan tulisan besar di atasnya yang tertulis 'AKADEMI ATHERIX' .

Alicia dan orangtuanya keluar dari kereta. Sang kusir mengeluarkan tas besar yang berisi perlengkapan Alicia selama berada di akademi. Alicia memandang takjub gerbang besar yang ada di depannya ini. " sayang ingat pesan ibu, jaga kesehatan jaga diri agar terhindar dari bahaya, jaga pola makan, jangan nakal selama berada di akademi, dan selalu andalkan kedua kakakmu itu mengerti?! ". Duchess memulai nasehatnya dengan mata menyorot sendu.

" Jika ada yang mengganggumu segera lapor pada kakakmu atau kau bunuh saja mereka ". Ucap sang Duke enteng seolah nyawa manusia yang jahat adalah nyawa nyamuk baginya. harus di basmi sejauh mungkin jika perlu bunuh saja.

Duchess mencubit pinggang suaminya dengan sedikit kuat, yang membuat Duke sedikit meringis sambil memelas kearah istrinya itu. " jangan lupa selalu kirim pesan kepada kami sayang ". Duchess memeluk Alicia sambil mengecup keningnya.

Duke ikut berjalan kearah kedua wanita yang berarti di hidupnya lalu memeluknya erat. "dengarkan nasehat ibumu nak ". Duke mencium kening sang putri. lalu mereka melepaskan pelukannya.

Alicia dengan patuh mengangguk mengerti. "ayah dan ibu juga harus jaga kesehatan dan tolong jaga Abigail untukku hehe ". Alicia berkata dengan menyengir lucu. Duke mendengus kesal dan Duchess menggeleng maklum.

" yayaya kau sudah mengatakannya berulang kali". saking kesalnya Duke sampai membalik badannya membelakangi Alicia dan istrinya. Alicia yang melihat ayahnya sedang cemburu lantas memeluknya dari belakang. " aku menyayangi ayah dan ibu lebih dari apapun yang ada di dunia ini, jadi kalian harus tetap sehat dan melihatku sukses suatu saat nanti ". Alicia berkata sambil mengeratkan pelukannya pada sang ayah.

Duke yang mendengar penuturan anaknya dan mendapatkan perlakuan manis dari putrinya tidak bisa menyembunyikan raut wajah bahagia. lantas dia membalik badannya dan membalas pelukan anaknya dengan erat. " Ayah akan selalu menyayangi Alicia hari ini dan seterusnya ". Duke berkata dengan lembut sambil mengusap pipi tembam anaknya.

" semoga saja ayah " . batin Alicia sambil memperhatikan wajah ayahnya yang terlihat masih tampan di umurnya yang sudah berkepala tiga. " ayah ibu sudah saatnya aku pergi ". perkataan Alicia menyadarkan keduanya untuk merelakan kepergian Alicia selama tiga tahun.

Duke terpaksa melepaskan pelukannya yang terasa begitu nyaman dengan anaknya. " humm ayah akan merindukan putri kecil ayah ini ". Duke menggesekkan hidungnya dengan hidung Alicia yang membuat Alicia tertawa geli.

" Baiklah sudah saatnya Alicia akan pergi ke akademi ". Duchess datang dan sekali lagi memeluk putrinya lalu memberikan kecupan bertubi-tubi di area wajahnya kecuali bibir. Alicia kembali terkekeh geli.

" Ayah ibu sudah haha aku akan pergi sekarang atau nanti aku bisa terlambat hah ". Alicia berkata sambil tertawa lalu di akhir kalimatnya dia menghembuskan nafasnya panjang lantaran rasa geli yang dirasakannya tadi.

Mereka berjalan kearah penjaga yang sedari tadi memperhatikan kehangatan keluarga Duke Lawrenz yang membuat mereka iri. " Tolong bantu putriku membawa tasnya sampai depan kamarnya ". Duke menyuruh penjaga itu dengan tatapan tajam seolah jika dia berani menolak maka akan di bunuh saat itu juga.

Para penjaga itu meneguk ludah kasar. hoho siapa yang tidak tau kekejaman keluarga Lawrenz dalam membunuh lawan?. " b-baik Duke ". jawab penjaga itu gugup. Duke membalasnya dengan anggukan penuh kepuasan.

Alicia dan Duchess hanya geleng-geleng kepala melihat ancaman Duke kepada penjaga gerbang itu. " Ayah ibu aku pamit dan ingatlah pesanku ". Alicia memeluk singkat kedua orangtuanya, lalu balik badan dan pergi menuju gerbang yang telah terbuka setelah mendapatkan izin dari orangtuanya.

Duke dan Duchess tersenyum sendu menatap kepergian putrinya. sungguh ketika si kembar yang memasuki akademi mereka tidak sedih seperti ini, dan entah mengapa ketika mengantarkan Alicia hati mereka terasa berat seolah akan ada bahaya besar yang menimpa putrinya, dan semoga saja dewa selalu melindungi putrinya dan tidak akan ada hal buruk yang menimpanya.

Alicia memandang wilayah akademi yang terlihat indah dan asri, terdapat banyak bunga di sepanjang jalan menuju akademi, air mancur besar yang ada di tengahnya menambah kesan mewah. bagaimana tidak air mancur itu di kelilingi banyak berlian berwarna biru di sekitarnya. akademi Atherix berada di tengah hutan yang jauh dari jangkauan warga.

" Alicia adiku akhirnya kau sampai juga ". Steven segera datang menghampiri adiknya dan memeluknya erat. Alicia awalnya terkejut mendapatkan pelukan tiba-tiba, tapi setelah melihat siapa yang memeluknya dia membalasnya dengan erat.

" aku juga merindukanmu kak ". Alicia berkata setelah melepas pelukan mereka. lalu dia berhamburan ke pelukan Albert dan menduselkan kepalanya di dada bidang sang kakak. " huhu kak aku merindukanmu ". Alicia berkata dengan nada lucu.

Albert terkekeh geli melihat tingkah menggemaskan adiknya. lantas dia membalas pelukannya tak kalah erat. " aku juga merindukanmu sayang ". Albert mengecup kening adiknya sayang.

Steven yang melihat Alicia bersikap lebih manja kepada kembarannya di buat kesal. " Alicia mengapa kau bersikap manja hanya kepadanya? aku juga kakakmu huh ". Steven bersedekap dada sambil memandang keduanya tajam.

Alicia kembali memeluk Steven setelah melihat Abang kucingnya ini merajuk. " kakakku yang tampan jangan marah huhu aku juga merindukanmu kak ". Alicia menyembunyikan kepalanya di dada bidang sang kakak lalu mengelus bagian belakang kepalanya dengan sayang.

Steven yang melihat tindakan dan perkataan Alicia tersenyum lebar. ah sangat mudah mendapatkan perhatian dari adiknya ini. " Steven mencium gemas pipi adiknya yang terlihat menggoda iman dan takwa. " hihi kakak geli hihi". Alicia menjauhkan wajah Steven yang masih menciumnya gemas.

Albert yang melihat kelakuan kembarannya segera menariknya menjauh dari Alicia. " sialan siapa yang berani sekali menarik diriku ". Steven berkata dengan murka tanpa melihat siapa yang menariknya. Albert membalikkan badan saudaranya dengan kasar lalu menatapnya tajam.

Steven meneguk ludah kasar. astaga ternyata kembarannya yang mirip patung ini yang menariknya. " hehe aku hanya bercanda kak ". Steven berkata dengan menyengir lalu berlari berlindung di balik tubuh mungil Alicia.

" jika kalian terus berdebat lantas kapan aku akan masuk hm? ". Alicia berkata dengan wajah datar penuh akan aura menyeramkan. mereka semua bergidik ngeri melihat tatapan datar yang Alicia berikan. " mari adikku yang manis akan kami antarkan ". Steven berkata dengan lembut lantaran takut di amuk singa kecil di depannya ini.

Alicia mengatur nafasnya berusaha sabar. tidak taukah mereka Alicia sangat kelelahan, berjam-jam berada di dalam kereta itu sangat melelahkan. di tambah lagi dengan tingkah laku kakaknya ini huh sungguh membuat pusing. untung saja mereka tampan.

Sampainya mereka di tangga pertama menuju pintu besar yang di dalamnya akademi Atherix sudah ada seorang wanita cantik yang merupakan seorang profesor di akademi ini. "selamat datang nona Alicia Estella Lawrenz saya adalah profesor Sena yang akan memandu anda mengelilingi akademi Atherix ini ".

Profesor Sena tersenyum kearah Alicia sambil menggandengnya agar mengikuti langkahnya. betapa takjubnya Alicia melihat interior bangunan akademi ini yang sangat mewah. Terdapat banyak lukisan yang berisikan gambar para pendiri akademi Atherix. lantai marmer yang mengkilap, patung emas kuno sebagai hiasan di tengah ruangan bagian depan.

Hoho jika di jual pasti harganya sangat mahal pikir Alicia. " nona disini aula yang biasanya di gunakan untuk berkumpulnya murid akademi jika ada pengumuman atau jika ada acara tertentu ". profesor Sena menjelaskan dan Alicia hanya memperhatikannya.

Ruangan ini sangat luas dengan banyak kursi di aula itu. wajar saja secara akademi ini menjadi akademi terbesar di benua ini. jadi banyak peminatnya dan bukan sembarang orang yang dapat menjadi murid di akademi Atherix, harus lulus ujian dan tidak melanggar. peraturan.

Akademi Atherix sangat ketat dengan hukumannya. bahkan pernah saat itu ada murid yang melanggar aturan dia langsung di keluarkan dengan tidak terhormatnya. " disini ruangan para profesor ". Prof Sena kembali menjelaskan dan Alicia hanya memperhatikan dalam diam.

Setelah mengelilingi banyak ruangan seperti kantin, ruang kesehatan, dan lain lainnya sekarang Alicia telah sampai di depan kamar yang akan di tempatinya selama tiga tahun di akademi ini. " ini kamar nona dan masing-masing kamar terdiri dari dua orang ". Alicia meneliti kamar ini, kamar dengan dua kasur sebelah kiri dan kanan, meja belajar yang ada di samping kasur, dan juga lemari tempat penyimpanan barang, kamar mandi yang ada di ruangan sebelah. satu ruangan terbagi menjadi dua kamar tidur dan kamar mandi.

Makanan di tanggung selama berada di akademi yang artinya tidak perlu memasak tinggal terima makan. " Terimakasih sudah menemani saya profesor Sena ". Alicia tersenyum tulus memandang wanita di depannya. prof Sena membalas senyuman Alicia tak kalah manis

" sungguh menggemaskan ". batin prof Sena yang melihat senyuman tulus Alicia. " baiklah saya pamit, nona silahkan istirahat Anda akan mulai pembelajaran besok pagi ". prof Sena pergi setelah berpamitan kepada Alicia.

" huh hari yang melelahkan semoga saja aku bisa sabar menghadapi Medusa sialan itu ". Alicia mengambil nafas dalam-dalam berusaha menguatkan diri sendiri agar tetap bersabar untuk kedepannya.

****

" jadi jalang itu sudah sampai humm ". seorang wanita dengan dandanan menor dan pakaian ketat bergumam sambil menatap dirinya sendiri di depan cermin.

" aku jauh lebih cantik darinya badanku lebih menggoda ". wanita itu berkata dengan percaya dirinya padahal jika di bandingkan dengan Alicia perbedaannya sangat jauh ibarat bunga bangkai dengan berlian mahal dan mewah.

" sayang layani aku ". Pria tua dengan perut buncit menghampiri wanita itu lalu melucuti pakaian mereka. " baiklah sayang ". jawab wanita itu genit sambil mengalungkan lengannya pada leher pria tua itu.

merekapun melakukan hal yang seharusnya tidak di lakukan seorang anak dan ayah.

****

Alicia merebahkan tubuhnya di atas kasur setelah membersihkan dirinya terlebih dahulu. "ceritaku akan di mulai besok pagi". Alicia berkata sambil menerawang jauh kedepan. pikirannya berkecamuk tentang apa yang akan dia lakukan dan apa yang harus dia hindari.

" semoga besok menjadi awal yang baik semangat Alicia huhu semangat ". Alicia mengepalkan tangannya ke udara kosong penuh semangat menggebu-gebu.

" huhu aku lapar ". Alicia memegang perutnya yang sedari tadi berdemo ingin segera di isi. Alicia mengusap perut ratanya dengan senyum merekah. " hoho para cacing kalian sudah lapar hm ". Alicia kembali bertingkah konyol.

Alicia bangun dari tidurnya dan sekarang pergi menuju kantin akademi untuk menemui kakaknya dan juga untuk mengisi perutnya. Untung saja dia mengingat jalan menuju kantin, jika tidak bisa pingsan dia karena rasa lapar.

Sepanjang perjalanan yang dia lewati, begitu banyak pasang mata yang menatapnya kagum. Alicia bersikap bodoamat dan kembali melanjutkan langkahnya tanpa menghiraukan pekikan memuja dari para murid yang di lewatinya.

bruk

Alicia terjatuh lantaran ada orang yang menabraknya. " aduh pantatku yang bahenol ". Alicia mengusap pantatnya yang baru saja berciuman dengan lantai.

Pria yang menabraknya tadi hanya diam tanpa mau membantunya. Alicia berdiri setelah menepuk pelan gaunya yang sedikit kotor. " dasar tidak bertanggung jawab ". Alicia melotot garang kearah pria berambut pirang di depannya ini.

Pria itu di buat terdiam setelah melihat wajah Alicia yang begitu cantik. bahkan dia belum pernah melihat gadis secantik ini sebelumnya. sedangkan dari arah berlawanan Albert Steven dan teman temannya datang menghampiri Alicia yang terlihat menggerutu.

" sayang ada apa hm? ". Albert berkata dengan lembut sambil merangkul pinggang adiknya posesif. Alicia tersentak kaget mendapat perlakuan kakaknya yang datang tiba-tiba. " kak dia menabrak ku dan tidak membantuku berdiri ". Alicia mengerucutkan bibirnya lucu yang membuat mereka semua merasa gemas.

Steven maju selangkah dan memberikan kecupan di pipi adiknya. " tenanglah sayang ada aku disini ". Steven berkata dengan lembut sambil merapikan poni Alicia yang terlihat sedikit berantakan.

Mereka bahkan lupa jika sekarang banyak murid akademi yang melotot horor melihat tingkah agresif si kembar terhadap gadis asing itu. si kembar yang notabenenya tidak ingin berdekatan dengan perempuan dan sekarang lihatlah, bahkan mereka sangat posesif.

woah siapa gadis itu.

ini rekor terbaru seorang gadis asing mendapatkan perlakuan manis dari tiran Atherix.

yah aku sangat iri dengan gadis itu.

huhu gadis itu sangat cantik dan menggemaskan.

aku baru pertama kali melihat gadis secantik itu disini.

iya kau benar bahkan Nayella saja tidak secantik itu.

dll

begitu banyak pekikan semua murid akademi tapi tidak mereka hiraukan. " kak aku lapar ". Alicia mengusap perutnya dengan bibir mengerucut lucu. Albert dan Steven segera menggandeng Alicia dan membawanya menuju kantin akademi.

Pria berambut pirang itu bahkan tak di hiraukan keberadaannya seolah dia hanyalah patung pajangan. "siapa gadis itu mengapa auranya begitu menenangkan?". batin pria itu terus memandang punggung Alicia yang terlihat menjauh.

****

" ku dengar teman satu kamarmu telah tiba ". gadis bersurai hijau itu memandang temannya yang terlihat asik dengan makanannya sendiri.

" yah dia tiba hari ini dan semoga saja dia searah denganku ". gadis itu berkata dengan santai sambil meminum air di depannya. gadis bersurai hijau hanya mengangguk membenarkan.

" ku dengar dia anak dari Duke Lawrenz yang terkenal ambisius dalam perdagangan ". gadis itu kembali berkata setelah mengingat beberapa rumor yang beredar. " yah aku sudah mendengarnya ". jawab gadis yang satunya dengan tenang.

" yang ku dengar juga dia kesayangan keluarga Lawrenz dan dia juga sangat cantik ". gadis bersurai hijau berkata dengan mata berbinar.

" yah kuharap kita dapat berteman dengan baik ". gadis yang lainya tersenyum kearah gadis berambut hijau.

Mereka melanjutkan makannya tanpa menghiraukan pekikan para murid akademi. Ah palingan juga pria tampan pikir mereka tidak ambil pusing.

****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!