Suami Gak Guna

Ergan memutuskan makan malam di luar, rasanya ia sangat lelah jika harus memasak untuk makan malam. Bukan hanya lelah fisik, tapi, fikirannya yang juga terforsir selama beberapa hari Sheldon sibuk berbulan madu dengan istrinya berkeliling hotel. Pindah dari satu hotel ke hotel yang lainnya, itu rencana Sheldon.

Meski rasanya malas untuk keluar apartemen karena terlalu lelah. Tapi, Ergan tetap memaksakan diri keluar apartemen untuk mencari makan malam karena ia merasa sangat lapar. Sedangkan ia tak terlalu terbiasa untuk jajan secara online, takut tak sesuai.

Sebuah warung makan yang menjual nasi goreng menjadi pilihannya, pun tempatnya tak terlalu jauh dari apartemen miliknya. Kebetulan warung makan tersebut juga lumayan ramai, kalau ramai biasanya enak, begitu prinsipnya.

Seraya menunggu pesanannya, Ergan mengecek ponselnya. Membuka aplikasi hijau, ungu, biru, merah, dan lain-lainnya. Mungkin saja ada yang menghubunginya.

Namun, saat Ergan tengah asyik dengan ponselnya, ia mendengar nama Sheldon dan Fatia di sebut-sebut dalam sebuah pembicaraan bernada caci makian.

Keningnya mengernyit, tentu saja ia langsung tau kalau yang di maksud adalah sepupunya dengan istri sepupunya itu.

"Fatia dan Sheldon? Sudah jelas itu Sheldon yang aku kenal 'kan. Karena tidak mungkin ada nama pasangan yang sama persis seperti itu. Ada apa sama mereka?" Gumamnya dalam hati.

"Kan udah gue bilang sama lo dari kemarin, Bro! Lo jangan lagi ngarepin bini lo itu! Udah jelas dia udah nikah lagi sama atasan lo itu, udah bahagia juga," ucap seorang laki-laki yang bersama dengan pria yang menyebut-nyebut nama Fatia dan Sheldon tadi.

Pria itu mendelik, menepis tangan temannya dari bahunya.

"Bisa nggak sih lo, kasih solusi lain buat gue yang bisa membuat Fatia itu jadi balik lagi sama gue. Bukannya malah ngebuat gue semakin merasa kecil dan hancur," seru si laki-laki berdasi yang penampilannya kini sudah berantakan.

"Emang dasar ngeyel lo. Di bilangin gak bisa, terserah kalo lo sakit hati, jangan ngadu ke gue lagi!" gerutu temannya bersungut.

Temannya hanyalah ingin berniat baik, menasehati dan memberikan pengertian. Sebrengsek-brengseknya orang, pastilah tetap ingin temannya bahagia, apalagi yang namanya sahabat karib. Namun, sepertinya laki-laki itu tak bisa lagi dinasehati sampai temannya merasa malas untuk menasehatinya lagi.

Kening Ergan mengernyit,"Apa dia mantan suami Fatia?" tanyanya dalam hati.

Merasa penasaran, Ergan pura-pura berdiri untuk bertanya kepada si penjual supaya bisa berpindah posisi duduk dan melihat dengan jelas siapa orang yang sedang membicarakan atasannya itu.

"Bener, kan Si Raka. Emng udah tutup resto hotel, udah kabur aja dia kesini. Hmm, bentar.. tu laki nangis?" Ergan menyipitkan mata.

Ergan membuka aplikasi kamera di ponselnya supaya bisa melihat wajah Raka dengan jelas. Raka dan temannya duduk di kursi paling pojok belakang, sedangkan Ergan di kursi depannya yang berjarak satu meja. Tapi, dengan bantuan ponsel dengan kamera supernya lah Ergan bisa melihat wajah Raka yang sembab seperti habis menangis.

Ergan memperbesar ukuran gambarnya, semakin jelas saja ekspresi kacau Raka. Dengan isengnya, Ergan malah sekalian merekam laki-laki itu. Siapa tau, suaru saat nanti akan berguna, fikirnya.

"Kalalu Raka bisa merasa sakit hati sama Sheldon dan Fatia. Apa berarti Sheldon mengajak Fatia pergi ke resto tempat Raka kerja? Wah, Sheldon sengaja banget mulai dari sana,"

"Sheldon.. Sheldon... Lo emang selalu punya cara untuk membakar emosi dan perasaan orang. Emang bener sih Raka brengsek. Tapi, kasian juga liat dia nangis. Eh, enggaklah. Masih lebih kasian Si Fatia dulu pas dia kasih ke Sheldon,"

Ergan terus berdialog sendiri di dalam hatinya sambil tangannya terus merekam Raka dan temannya.

Laki-laki itu hadi teringat beberapa minggu yang lalu ketika ia disuruh menjemput Fatia dari rumah rumahnya, maksudnya rumah Fatia dan Raka yang kecil dan sangat sederhana. Lantainya masih tanah, dinding rumah yang terbuat dari kayu dengan atap rumah banyak yang bocor.

Waktu itu Fatia tengah menangis di bawah kaki Raka. Fatia hanya mengenakan daster lusuh dengan rambut yang digelung asal. Tampak begitu sangat kacau dan berantakan. Namun, kecantikan gadis itu tetaplah terpancar meski sedang berderaian air mata.

Meski melihat istrinya menangis tersedu-sedu, Raka dengan angkuhnya mengangkat kepala seolah enggan melihat Fatia. Laki-laki itu seakan menulikan pendengarannya dan membutakan penglihatannya. Bahkan, Ergan saja sampai tak tega melihatnya.

Namun, apa daya.

Ergan hanyalah seorang pekerja yang diperintahkan oleh tuannya, ia hanya bisa melaksanakan apa yang sudah ditugaskan oleh tuannya kepada dirinya, kan.

Dalam hati Ergan berkata, "pasti kamu akan berbahagia dengan atasanku, Nona. Kamu cantik alami, dan sepetinya kamu juga lugu, polos dan baik hati. Sosok wanita yang diimpikan oleh Sheldon,"

Ergan hanya bisa menagatakan kalau ia disuruh menjemput Fatia dan akan menunggu di mobil.

Kalian tau apa yang terjadi? Laih-lqih menggendong istrinya supaya mau ikut dnegan Ergan, Raka justru menarik paksa Fatia yang berteriak kesakitan dan tidak mau.

"Ayolah, Fa. Menurutlah! Semua ini juga demi masa depan kita," ucap Raka seraya terus menarik paksa Fatia.

"Aku nggak mau, Mas. Aku nggak mau!" teriak Fatia menolak.

"Disana pasti aku akan diperlakukan seperti wanita murahan. Aku pasti akan dipukuli dan di caci maki kalau tidak menurut," lanjutnya.

"Makanya kamu menurutlah, supaya bos besar tidak melakukan itu padamu. Ayolah, ini hanya sementara. Nggak akan lama, nanti begitu bos besar sudah bosan padamu, kamu pasti akan dikembalikan lagi padaku. Dan kita akan hidup bahagia dengan uang kita yang banyak, dengan pekerjaanku yang mapan dan jabatan yang tinggi,"

"Dasar pengangguran mata duitan. Pengen banget rasanya gue sumpal tuh mulut pake duit koin. Terus gue lemparin pake duit koin berkarung sampe mampus," gumam Ergan menggerutu.

Panas juga telinganya mendengar perkataan Raka yang asal nyeplos dan seenak jidatnya sendiri.

Ergan pun tak tega melihat Fatia diseret seperti kambing calon kurban. Karena merasa tak tahan, akhirnya Ergan turn tangan. Ia turun dari mobil dan mendekati dua suami istri itu.

"Maaf, bukan saya mau ikut campur. Tapi, nona ini, kan manusia. Tak pantas jika Anda memperlakukannya seperti itu," ucap Ergan.

"Lo nggak usah ikut campur urusan gue. Dia istri gue, suka-suka gue lah mau gue apain juga. Masih bagus belum gue kawinin, jadi dia masih perawan dan bisa gue jadiin sumber keberuntungan gue," jawab Raka sarkas.

Ergan yang memakai masker, topi dan kaca mata membuat Raka tak mengenalinya. Raka mengira kalau laki-laki itu hanyalah seorang bodyguard yang diutus untuk menjemput istrinya.

Ergan menghela nafas panjang dan menggelengkan kepalanya. Kalaulah ia tak ingat sednag dimana, pastilah ia sudah memukul Raka karena saking jengkelnya. Sayangnya para tetangga Raka sudah keluar rumah dan berkerumun melihat kegaduhan yang disebabkan oleh Raka.

"Biar kapok lo!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!