Pakaian formal yang semula Sheldon kenakan kini sudah berganti dengan setelan santai ala-ala aktor Korea. Jangan bayangkan wajah Sheldon yang tegas dan dewasa itu bergaya aktor Korea muda yang stylish. Fatia saja takjub dibuatnya.
"Udah dasarnya ganteng, mau pakek apa aja yang ada malah tambah ganteng. Ganteng banget... Serius ia suami aku?" teriak Fatia dalam hati.
Gadis itu menepuk-nepuk pipinya sendiri supaya cepat tersadar dari rasa terpesonanya ia terhadap Sheldon.
Sheldon tersenyum miring, ia menyadari kalau saat ini Fatia sedang menatapnya kagum. Kembali timbul rasa iseng dalam dirinya untuk menggoda istrinya tersebut.
Fiuh
Sheldon meniup wajah Fatia. Sontak saja wanita itu gelagapan.
"Aku tau aku memang mempesona. Tapi.. daripada hanya menatapnya saja, lebih baik kamu menikmatinya," ucap Sheldon dengan penuh percaya diri.
Blush
Namanya juga Fatia, tentunya ia masih sangat merasa malu pada suami barunya itu.
"Ayo!" Sheldon menggenggam tangan Fatia. Mau tak mau gadis itu menurut.
Fatia berjalan dengan tertatih, hal itu membuat Sheldon menyadari sesuatu.
"Ah, kau payah Sheldon! Dasar tidak peka. Jelas saja gadismu tertatih, bukankah itu hasil dari perbuatanmu juga," batin Sheldon menyalahkan diri.
"Em, maaf, Fatia. Apa kamu merasa tidak nyaman?" tanya nya hati-hati. Tatapan matanya menuju ke arah bawah milik Fatia.
Mendapatkan pertanyaan dan tatapan seperti itu tentulah membuat Fatia semakin merasa malu. Namun, ia tetap mengangguk pelan. Tak mungkin ia menggeleng karena takut akan terus dipaksa berjalan.
"Sorry, mungkin tadi aku terlalu kasar. Mari, aku bantu meringankan rasa perihnya,"
Sheldon membawa tubuh mungil Fatia ke dalam gendongannya dalam sekali angkat.
"Turunin aku, aku masih bisa jalan sendiri kok," ucap Fatia mencicit.
"Menurutlah... Aku tak akan memakanmu saat ini. Atau, kalau tidak.."
Kerlingan nakal mulai Sheldon perlihatkan, membuat Fatia bergidig seketika.
"Baiklah, baik.."
Sheldon membawa istrinya ke dalam salah satu ruangan yang masih berada di area lantai atas. Nuansa hangat yang lembab terasa. Tak lama, Fatia merasakan hangat pada tubuhnya.
Rupanya Sheldon membawanya berendam ke dalam sebuah kolam air hangat yang masih mengepulkan uap. Rasa nyaman menjalar pada tubuh Fatia yang tadi terasa kaku, ngilu, serta perih pada asetnya kini mulai membaik.
Ditambah pijatan lembut yang Sheldon berikan untuknya, membuat Fatia merasa nyaman.
"Nyaman sekali... Selama satu bulan menikah dengan Mas Raka, velum pernah aku diperlakukan selembut ini, di istimewakan seperti ini. Astaga... Kenapa lagi-lagi aku harus inget sama dia sih!"
Lagi, secara tak langsung Fatia membandingkan antara perlakuan Sheldon dan juga mantan suaminya terhadap dirinya.
Melihat Fatia menggeleng-gelengkan kepala, Sheldon merasa heran.
"Ada apa? Apa pijatanku sakit? Kenapa tidak bilang?"
"Hah? Eng-gak kok, pijatannya enak. Makasih banyak-,"
"Oppa, panggil aku, Oppa!"
"I-iyya, Oppa,"
"Hem, kenapa barusan kamu menggeleng-geleng kayak gitu? Mikirin yang enggak-enggak pasti, ya,"
"Hah, enggak kok. Mana ada!"
"Huffh.. Masih mending dianggap mikir yang enggak-enggak daripada ketauan kalau abis bandingin dia sama orang jahat itu," gumam Fatia dalam hati.
"Beneran juga nggak apa-apa kok, sah-sah saja,"
Ritual mesra, manja nan penuh ke-romantisan berlalu lumayan lama. Perlakuan Sheldon yang sopan, lembut dan terlihat bergitu memujanya, membuat Fatia merasa semakin nyaman dan semakin yakin kalau keputusannya untuk menyerahkan mahkota nerharganya kepada laki-laki tersebut sudahlah tepat.
Meskipun merasa ter-rangsang, namun Sheldon berusaha menahan dirinya dan menepayi ucapannya untuk tidak memakan Fatia, setidaknya untuk hari itu saja sebab merasa tak tega pada istrinya tersebut.
"Ayo, aku bantu berganti pakaian. Jarimu sudah nerkerut terlalu lama berendam,"
"Nggak usah, aku bisa sendiri kok," tolak Fatia secara halus, ia tak ingin merepotkan suaminya lagi.
"Menurutlah! Bukankah itu perturannya,"
Ucapan Sheldon yang lembut namun sarat akan ketegasan, membuat Fatia lagi-lagi tak bisa menolak.
"Baiklah,"
Bukan tak mau bukan lagi rasa malu yang memenuhi fikiran Fatia. Tak hanya dua hal itu, Fatia ingat saat dulu ia sempat merasa kesusahan saat melepaskan gaun dan meminta tolong pada Raka, tapi, laki-laki itu enggan membantunya. Setelah Fatia merengek barulah Raka mau membantu, itupun dengan terpaksa.
Perlahan Sheldon melepaskan seluruh pakaian Fatia, kembali terpampang nyata tubuh polos yang mulus tanpa cela di matanya.
"Ah, shit!" maki Sheldon dalam hati sata merass juniornya kembali tegak meminta haknya.
Cepat-cepat ia memakaikan bathrobe pda Fatia dan juga dirinya sendiri.
"Biar aku bantu lepasin baju Oppa juga,"
"Serius?"
Fatia mengangguk.
"Tapi... Kalau nanti terjadi yang iya-iya, bagaimana?"
"Tuh kan... Udah mau mulai lagi, janjinya hari ini nggak lagi, 'kan,"
Sheldon tertawa, melihat Fatia protes kepadanya untuk pertama kalinya terasa sangat lucu baginya.
"Aku bercanda," ucapnya.
"Ayo kubantu berpakaian," lanjutnya kemudian.
Seperti mengurus anak kecil, dengan telaten Sheldon memilih dan memakaikan pakaian kepada Fatia. Seperti peraturan yang sudah ditetapkan oleh Sheldon, Fatia hanya harus menurut saja dengan apa yang ingin laki-laki itu lakukan terhadap dirinya.
"Udahlah ganteng, kaya, baik hati, perhatian, romantis pula. Sempurna banget sih kamu. Tapi... Kenapa aku yang kamu pilih?"
Fatia hanya bisa terus bergumam dalam hati, tatapan matanya tak lepas dari setiap perlakuan Sheldon padanya.
Semula ia berfikir kalau disana ia akan diperlakukan seperti wanita murahan yang rela menjual kehormatannya hanya demi jabatan suaminya saja. Semula Fatia merasa ketakutan kalau-kalau ia akan diperlakukan semena-mena atau bahkan disiksa oleh laki-laki yang dulunya adalah pemimpin perusahaan tempat bekerja suaminya.
Ternyata ia salah besar.
Di kediaman megah Sheldon Fatia justru menjadi nyonya rumah, dan di ratukan oleh Sheldon. Ia bahkan merasa menjadi lebih mulia daripada saat menjadi istri dari Raka, laki-laki yang selalu mengumbar cinta padanya.
"Gumawo, Oppa,"
"Hah?"
Fatia terkekeh geli melihat ekspresi kaget Sheldon. Bukankah Sheldon sendiri yang meminta Fatia untuk bersikap seperti gadis Korea yang ada dalam drama. Tapi, kenapa dia kaget mendengar Fatia mengatakan satu kata saja.
Usai acara berendam, berpakaian dan bermesraan dengan malu-malu, kegiatan keduanya berlanjut di tempat semula Fatia menikmati taman. Tapi, kali ini di sebelah samping ruangan yang balkonnya menghadap pada jalan.
Dua gelas jus dan potongan buah sudah tersedia. Sepertinya memang sudah jadwalnya untuk memakan camilan sehat. Bukan Sheldon namanya kalau tidak menggoda Fatia.
Laki-laki itu terus menyuapi istrinya, dengan senyum malu-malu Fatia menerimanya.
Keromantisan itu menjadi hal yang menyakitkan bagi seorang pria yang menatap keduanya dari kejauhan. Hatinya terasa panas, perih dan seolah siap untuk meledak kapan saja.
"Aku nggak rela kamu bahagia sama dia, Fatia. Aku nggak rela. Kamu hanya milikku! Aku hanya meminjamkanmu sebentar saja padanya. Jadi, aku akan mengambilmu kembali bagaimanapun caranya!" gumam pria itu dengan tangan terkepal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Ma'e Nur Safiqa
lanjut kak
2024-09-07
2
dzaky ej
lanjutttt kak
2024-04-17
2