Menyerahkan Mahkotanya. 18+

Sheldon meraup wajahnya dengan kasar berulang kali. Bayang-bayang tubuh Fatia terus terlintas di dalam benaknya. Rupanya satu botol anggur di genggamannya itu saja belum mampu untuk mengalihkan perhatiannya dari kemolekan tubuh sang istri yang baru saja tadi pagi ia nikahi itu.

"Ah, shit!" Sheldon bangkit dari duduknya.

"Apa aku harus tetap melakukannya sekarang? Tapi gadis itu malah tidur," gerutu Sheldon.

"Ah, terserah mau dia tidur atau pun bangun. Yang terpenting adalah, saat ini dia sudah menjadi istriku," ucap Sheldon lagi.

Lelaki itu pun kembali keluar dari ruang kerjanya dan kembali ke kamarnya lagi. Matanya kini lebih terbelalak lebar saat melihat pemandangan yang jauh lebih hot dari yang sebelumnya.

"Ouch!" Sheldon meringis merasakan sesak di dalam celana nya. Ingin sekali ia segera melepas benda menyesakkan itu. Tapi, kenapa mendadak ia merasa sangat gugup.

Sheldon berlari ke kamar mandi, ia meninggalkan pakaiannya dan mengguyur badannya di bawah derasnya air shower. Bukan untuk melampiaskan hasratnya disana, tapi untuk menghilangkan kegugupan yang melanda dirinya itu.

"Tenanglah... tenang! Apa memang harus se-nervous ini kalau ingin melakukan untuk melakukan pertama kalinya?" gumamnya seorang diri.

"Huh! Huh!" sampai-sampai Sheldon juga melompat-lompat disana. Sampai hampir saja ia terpeleset dan membahayakan dirinya sendiri.

"Bagaimana kalau nanti Fatia marah? Bagaimana kalau dia kecewa? Bagaimana kalau dia kesakitan?" pertanyaan demi pertanyaan itu melintas dalam benaknya.

Sejenak sikap dingin dan egois laki-laki itu menghilang.

"Untuk apa aku perduli? Bukankah memang tujuannya ada disini untuk melayaniku?" kedua sisi dalam dirinya berperang asumsi.

Tapi, kemudian kembali lagi. Ia mengesampingkan rasa khawatirnya itu. Ia tutup dengan sikapnya yang dingin. Tak ada yang tau kalau terkadang dia juga bisa saja bertingkah konyol.

Sheldon menyambar bathrobe, kemudian melangkah keluar dari kamar mandi dengan penuh percaya diri.

"Baiklah, akan aku lakukan seperti apa yang ada di dalam video panduan itu tadi," gumam Sheldon dalam hati.

"Pertama-tama, nyatakan lilin ber-aroma terapi supaya menyalurkan rasa tenang dan membuat rileks,"

"Oke, lilin sudah. Sekarang, apa lagi?"

"Kemudian nyalakan lampu remang-remang,"

"Yup, apa lagi?"

"Mulailah pemanasan dengan lembut dan penuh cinta,"

"Hmm... kelembutan dan penuh cinta ya? Baiklah," Sheldon mulai naik ke atas ranjang, ia merangkak perlahan mendekati Fatia yang masih terbuai di alam mimpi.

Jari jemari Sheldon mulai berjalan di tangan Fatia, mulai dari punggung tangan Fatia, kemudian perlahan naik ke atas hingga mencapai pada bahu mulus istrinya itu.

Sheldon menelan saliva nya dengan susah payah melihat leher jenjang Fatia yang terekspos bebas itu. Jakunnya naik turun kala membayangkan ia dapat bermain-main disana. Apalagi, saat pandangannya sampai pada belahan dada sang istri.

"Ouch, God!" Sheldon merasakan celananya semakin sempit saja.

Rasanya tak sanggup harus menunda-nunda lebih lama lagi.

Lelaki itu mendekatkan kepalanya pada kepala Fatia, dan langsung membenamkan wajahnya di ceruk leher istrinya tersebut. Tak lupa tangannya mengelus lengan Fatia naik turun. Nalurinya menuntunnya untuk secara perlahan mencumbu Fatia lebih intens lagi.

Bibirnya mulai menciumi leher Fatia, terus berpindah ke bahu, dan maju sampai pada belahan dada sang istri.

Fatia bergerak. Sheldon menghentikan aksinya, ia mendongak, melihat istrinya yang masih memejamkan mata, ia pun kembali melanjutkan aksinya. Mau Fatia terbangun atau tidak, itu tidak masalah baginya. Begitu tekadnya.

Rasa penasaran mendorongnya untuk melihat isi di balik selembar lingerie tipis yang masih menutupi tubuh Fatia. Apalagi gundukan yang tertutup oleh bra merah itu, menyembul dari tempatnya. Membuat Sheldon tergelitik untuk segera mencicipinya.

"Hmm, apa aku boleh mencoba nya, Fatia?" tanya Sheldon dalam hati pada Fatia. Dalam bayangan yang Fatia mengangguk sambil tersenyum malu. Padahal sebenarnya gadis itu masih saja pulas dalam tidurnya.

Tak tau cara bagaimana membukanya, Sheldon hanya mengira-ngira. Begitu ia menurunkan lingerie Fatia beserta penutup gundukan tersebut.

"Astagaa... siapa yang akan menyangka kalau tubuh mungilmu ini mempunyai buah dada yang besar dan menggoda," perkataan mesum itu lolos begitu saja dari bibir sheldon. Untung saja pelan, kalau keras, bisa-bisa Fatia terbangun dan mungkin akan memelototinya.

Hal yang terjadi selanjutnya adalah, Sheldon mencoba menyusu seperti bayi, dengan perlahan tapi pasti bibirnya mengulum dan menyesap bagian ujung gundukan itu.

"Emh..." terdengar suara dari bibir Fatia, Sheldon menghentikan aksinya.

Setelah merasa istrinya itu tertidur kembali, Sheldon memulainya lagi. Begitu terus sampai beberapa kali. Hingga akhirnya Sheldon tak dapat lagi bertahan dan menunda. Ia sangat ingin merasakan yang sebelah satunya, lalu berlanjut pada tahap yang selanjutnya.

Kedua tangannya sudah bergerilya kemana-mana dengan gerakan lembut namun pasti. Bibirnya pun tak berhenti pula beraksi. Suara lenguh-an Fati pun semakin menjadi sampai membuat Elden merasa semakin menggila.

Fatia membuka matanya, ia cukup terkejut melihat Sheldon benar-benar meng-gerayang-i tubuhnya.

"Jadi, ternyata sejak tadi itu bukan hanya mimpi?" gumamnya dalam hati.

Kepalang basah, ia pun teringat kalau mereka pun sudah menikah. Jadi, tak ada alasan bagi Fatia untuk menolak sentuhan dari Sheldon.

Tubuh Fatia menggeliat kala kecupan Sheldon turun sampai ke perut rampingnya. Seluruh tubuhnya terasa meremang. Fatia merasa kali ini rasanya lebih hebat daripada sentuhan dari Raka, suaminya yang dulu.

Sama seperti Sheldon, Fatia pun menginginkan yang lebih dari hal itu.

Pakaian keduanya sudah Sheldon tanggal kan. Lelaki itu mengerjap saat tau ternyata Fatia sudah terbangun dari tidurnya. Sebab ia merasa ada yang memegang, bahkan menjambak rambutnya. Ya, itulah Fatia yang mengekspresikan rasa gairah dalam dirinya yang terbakar akibat sentuhan dari Sheldon.

"Maaf," ucap Sheldon lirih.

Fatia hanya tersenyum tipis menanggapinya. Sebab ia pun tak kalah gugupnya.

"Bolehkah aku..." Ucapan Sheldon berhenti saat ia melihat Fatia menoleh kan kepalanya dan mengangguk pelan.

"Yes!" girang dan lega rasanya Sheldon tak perlu lagi takut Fatia marah karena sudah mendapatkan izin.

Kemudian terjadilah yang seharusnya terjadi. Fatia benar-benar menyerahkan mahkota berharganya untuk suami barunya itu. Keduanya sama-sama menikmati malam panjang untuk pertama kalinya. Saling berbagi kehangatan serta peluh yang membanjiri tubuh keduanya.

Keperawan Fatia yang semula hanya di gadaikan oleh Raka, kini tak akan pernah bisa lelaki itu terus kembali walau apapun imbalannya. Sebab, mahkota yang sudah terenggut tak akan pernah bisa kembali lagi.

Apalagi, Sheldon sepertinya sudah merasa sangat cocok dengan Fatia. Sehingga dirinya pasti tidak akan pernah mau untuk mengembalikan Fatia lagi kepada Raka.

Lalu, apakah Raka akan mengikhlaskannya atau tetap akan berusaha untuk menebus nya?

Terpopuler

Comments

Noey Aprilia

Noey Aprilia

Yg jls,smua yg trjdi bkn slh fatia....
jstu dia cm krban dr suaminya yg gila,jd kl skrng dia mlh mmbncinya ya wjarl lh....
raka pst bkln nyse nnti,dmi jbatan dia smp tega mnggadaikn istrinya sndri..tp skrng udh mntan kn y??? kn udh cerai????jd fatia mst bhgia sm suamimu yg skrng y....

2023-12-13

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!