Kamar mewah dengan dekorasi ala kerajaan Inggris terpampang di depan mata. Tempat tidur dengan ranjang berukuran king size dengan selimut berwarna putih bersih. Dinding yang di hiasi lukisan mahal, sebuah tv berukuran besar. Bunga-bunga lili berwarna putih yang di letakkan di dalam guci menghias di setiap sudutnya begitu memanjakan mata Fatia.
Udara segar nan wangi pun menyapa indera penciuman Fatia dan juga Sheldon.
Sheldon langsung berjalan ke dalam seraya melepaskan kancing di lengan bajunya. Tidak dengan Fatia yang masih terpaku di tempatnya semula, mengagumi dekorasi indah yang tersaji di depan matanya.
"Lagi-lagi kamu melamun," Sheldon mendekati Fatia, lalu tanpa aba-aba ia menggendong Fatia ala bridal style.
"Aaa ak, kenapa harus di gendong sih,"
"Karena sejak tadi kamu melamun terus. Aku khawatir kamu menderita penyakit aneh,"
"Enak aja!"
Sheldon terkekeh melihat wajah cemberut Fatia. Kemudian ia membaringkan istri mungilnya itu di atas ranjang king size. Sebuah kecupan pun mendarat di kening Fatia.
"Apa yang mengganggu fikiranmu, Fatia? Kalau aku bisa membantu, akan kubantu,"
"Emm.. Nggak ada,"
"Baiklah kalau kamu nggak mau memberitahu, tak apa. Emm... Dari yang kulihat, kamu begitu terpana melihat hotel ini. Apa kamu menyukainya?" tanya Sheldon kemudian.
Fatia mengangguk antusias, "ya, sejak dulu aku ingin sekali masuk ke tempat ini, atau malah bekerja disini. Tapi, mengingat pendidikanku yang hanya tamatan SMA, aku jadi nggak berani untuk bermimpi lagi bisa kesini. Tapi, tanpa kusangka ternyata Anda mengajakku kesini. Jadi, aku senang sekali. Terimakasih, Oppa,"
Sheldon tersenyum lalu manggut-manggut.
"Jadi begitu ya, pantas saja kedua matamu daritadi berbinar,"
"Hmmm, ya,"
Setelah berfikir beberapa saat, Sheldon kembali berucap.
"Apa sampai sekarang kamu masih mempunyai keinginan untuk bekerja disini?"
"Aku? Bekerja disini? Memangnya boleh?" tanya Fatia dengan bola mata membulat.
"Kalau kamu mau, boleh saja," balas Sheldon santai.
"Tapi.. Mana bisa. Yang belerja disini, 'kan harus lulusan sarjana,"
Sheldon tersenyum tipis, "aku bisa mengaturnya. Atau, kamu mau menjadi sarjana dulu?"
"Ah, tidak usah. Aku tidak mau semakin merepotkan Anda dengan membiayai kuliahku," tolak Fatia halus.
"Hey, kamu ini bicara apa. Kamu kan istriku. Itu sudah menjadi tanggungjawabku,"
Tanpa terasa kedua mata Fatia berembun mendengar ucapan Sheldon.
"Betapa perhatian dan pengertiannya Anda kepada saya, Tuan. Kenapa?"
"Kan sudah kubilang karena kamu itu istriku. Jadi, jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi, oke,"
Fatia mengangguk mengiayakan.
Tangan Sheldon terulur menghapus air mata Fatia yang hampir saja menetes.
"Ayolah, kita disini untuk bersenang-senang. Bukan untuk bersedih," ucapnya.
Semakin terpesona saja Fatia kepada Sheldon. Bukan hanya kepada ketampanannya saja, tapi juga kepada kebaikannya, perhatian Sheldon terhadap dirinya.
"Terimakasih, Oppa. Terimakasih," lirih Fatia menahan tangis.
"Ayolah, Sayang.. Tersenyumlah,"
Haaa...
Fatia tak percaya dengan panggilan yang barusan Sheldon ucapkan untuknya.
Semudah itukah dia memanggil sayang kepada wanita? Sudah berapa wanita yang ia perawa-ni..
"Lagi. Kamu melamun lagi!"
Sheldon menjentikkan jarinya di depan Fatia.
"Sepertinya kamu butuh hiburan. Ayo ikut aku," Sheldon beranjak dan mengajak Fatia ke tempat lain di hotel itu.
"Kamu harus melihat hal yang baru di hotel ini. Kamu pasti suka,"
Fatia hanya dapat mengerutkan keningnya tanpa bisa menolak karena tangannya sudah kembali di genggam oleh suaminya tersebut.
Woaahh... Apa ini?
Di depan Fatia kini ada sebuah akuarium raksasa yang di dalamnya ada berbagai macam ikan hias, baik itu ikan-ikan kecil maupun ikan besar. Tak lupa pula ada rerumputan laut dan juga terumbu karang.
"Cantik sekali..." gumaman Fatia tanpa terasa lolos begitu saja.
"Tapi masih lebih cantik kamu," tatapan Sheldon tak lepas dari wajah Fatia yang terpana menatap ikan-ikan cantik yang berenang kesana kemari.
Kedua siku Sheldon bertumpu diatas meja, menyangga kepalanya yang ia letakkan pada kedua telapak tangannya. Senyum pun tak lepas dari bibir tipisnya.
Blush
Fatia selalu saja bisa dibuat salah tingkah oleh perkataan manis laki-laki itu.
Disaat yang bersamaan, datanglah seorang pria berpakaian formal berjalan mendekat ke arah meja tempat mereka duduk.
"Mau memesan apa, Tuan dan Nyonya," ucap laki-laki itu sopan.
Suara ini...
Posisi Fatia yang menghadap akuarium dan laki-laki itu di berada di belakang meja Fatia, membuat wanita itu tak bertatapan muka langsung dengan pria tersebut. Sejenak wanita itu membeku mendengar suara yang Sangat familiar di telinganya.
"Kamu mau makan apa, Sayang?"
Penggilan mesra dari Sheldon untuk Fatia membuat telinga dan hati pria itu memanas.
Sheldon tersenyum miring saat ekor matanya menangkap tangan laki-laki yang berdiri di sabelahnya itu terkepal. Sangat kentara kalau sedang menahan marah.
"Ak-aku, apa saja terserah Oppa," tubuh Fatia seolah kaku.
Antara marah, kecewa, dan juga rasa benci yang membuncah di dadanya membuat wanita itu enggan untuk berbalik dan melihat wajah laki-laki itu.
"Baiklah. Bawakan semua makanan yang paling enak, termahal dan yang menjadi andalan di restoran hotel ini," ucap Sheldon seraya menyodorkan kembali buku menu tanpa membukanya sedikitpun.
Punggungnya bersandar pada kursi, kaki kanannya ia naikkan keatas paha kiri. Tatapan remeh Sheldon layangkan pada laki-laki yang mencoba memaksakan semyum sopan di bibirnya itu.
"Ap-apa itu tadi..." tanya Fatia terbata setelah kepergian laki-laki tadi.
"Ya, dia mantan suami kamu, Raka. Yang sekarang sudah menjadi manager di restoran ini. Itulah pekerjaan yang dipilih olehnya,"
Sheldon menjawab dengan mata menyelidik, mencoba menilai raut wajah ataupun pergerakan dari Fatia. Bagaimana pendapatnya setelah tau kalau Raka ternyata berkerja sebagai manager di restoran dalam hotel impiannya.
"Bukannya katanya dia ingin memiliki jabatan seperti itu di perusahaan Anda?"
Sheldon menggeleng, "tidak. Dia lebih memilih menjadi manager di restoran yang ada di dalam hotel ternama ini karena katanya tempat ini adalah tempat yang diimpikan oleh istrinya, dengan harapan dia akan dapat memasukkan istrinya juga untuk bekerja disini,"
"Jadi.. Restoran ini, hotel ini... Milik," ucapan Fatia terhenti, kedua matanya melebar.
Sheldon mengangguk, "hm, ini adalah salah satu hotel milikku," jawabnya santai seolah hal itu memanglah hal yang biasa. Padahal bagi Fatia, kenyataan itu merupakan suatu hal yang sangat luar biasa.
Ap-appaaa...!
Jerit batin Fatia tak percaya pads kenyataan yang baru saja diketahui olehnya.
"Tapi sayang.. Istrinya Raka itu tidak mungkin lagi dapat bekerja di restoran ini,"
Sheldon menjeda ucapannya sejenak.
"Karena... Istrinya itu sudah... Menjadi istriku. Yang artinya-"
Sheldon kembali menghentikan lerkataannya, sebelah alisnya terangkat.
"Kenapa? Apa kamu menjadi kasian dan bersimpati kepadanya karena sedikit perhatiannya itu untukmu?"
"Tidak," Fatia menggeleng ccepat.
"Lalu? Kenapa kamu menatapku seperti itu?"
Tatapan Fatia kepada Sheldon penuh arti, penuh tanda tanya yang tak dapat Sheldon tafsirkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments