"Mari kita menikah!" ucap laki-laki berwajah dingin itu secara tiba-tiba.
Kedua mata gadis itu membulat sempurna, "Ap-apa?" tanya nya tergagap.
Siapa yang menyangka akan diajak menikah dengan laki-laki asing yang bahkan namanya saja dia belum tau. Apalagi, laki-laki itu tau kalau dirinya masih berstatus istri orang. Dia maih memiliki suami. Yang mana suaminya merupakan karyawan di perusahaan laki-laki di hadapannya itu.
"Kenapa? Bukannya kau sendiri yang bilang kalau kau sudah tak perduli lagi padanya?" Lelaki itu memicingkan mata.
"Memang iya, tapi-" balas gadis itu pelan, ia merasa ragu.
"Tapi apa? Kau tak sudi menikah denganku?" nada bicara pria itu sudah naik satu oktaf. Ia akan merasa sangat teehina kalau sampai gadis miskin di depannya itu menolaknya.
"Bu-bukan begitu maksud saya, Tuan," jawab si gadis takut-takut.
"Lalu?"
"Saya merasa tak pantas untuk bersanding dengan Anda, Tuan," cicit si gadis kemudian.
"Hmm... Begitu ya? Itu memang benar. Aku melakukannya hanya karena supaya aku tak melakukan kesalahan dengan berhubungan denganmu tanpa ikatan yang jelas. Yang perlu kau tau, aku bukanlah pria brengsek seperti suamimu," ucap si pria dengan nada bicara yang sudah kembali seperti semula. Dingin dan penuh penekanan.
"Kalau begitu, saya menurut saja, Tuan," si gadis hanya bisa pasrah.
Sebab, apa yang bisa ia lakukan selain menurut? Pulang ke rumah suaminya, ia hanya akan kembali di sakiti oleh suami tak tahu diri itu. Ingin kembali ke rumah orang tuanya? Jelas saja hal itu semakin tidak mungkin. Sebab, ia akan membuat malu kedua orang tuanya. Apa iya dirinya akan bilang kalau ia sudah digadaikan oleh suaminya sendiri?
"Bagus! Aku yang akan mengatur segalanya. Termasuk suamimu yang tak tau diri itu," ucap si pria dengan tegas.
Kemudian pria itu pergi meninggalkan si gadis seorang diri di dalam diamnya. Mati-matian ia menahan hasrat yang sudah bergejolak sejak tadi. Tapi, ia harus sabar sampai dirinya menikahi gadis itu.
"Terimakasih banyak, Tuan," gadis itu menunduk dalam hingga si pria keluar.
"Lihatlah, Raka! Aku akan membalas kekejamanmu terhadapku. Akan aku pastikan hidupmu tak akan pernah damai setelah ini. Karena jujur saja, aku tak rela kau mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan atas pengorbanan yang aku lakukan!" tekad gadis itu.
Terlihat nyata kobaran api amarah di dalam matanya yang masih terlihat sembab.
Keesokan harinya, begitu gadis itu membuka mata. Sudah ada beberapa orang wanita yang berdiri mengelilinginya. Sontak saja kedua mata gadis itu langsung membelalak lebar. Bahkan, saking terkejutnya ia sampai terlonjak dari tidurnya.
"Siapa kalian semua? Kenapa kalian bisa ada disini? Sejak kapan?" Teriak si gadis memberondong pertanyaan.
Melihat tatapan mata para wanita itu, membuat si gadis ikut melihat pada dirinya sendiri. Baru saja ia kembali ingat jika tadi malam ia berpakaian seperti wanita penghibur yang hanya mengenakan lingerie tipis berwana hitam dan menerawang.
"Jawab! Kenapa kalian diam saja?!" Untuk menutupi rasa malu dan gugupnya, si gadis memilih untuk bersikap galak.
"Ma-maafkan kami, Nona," ucap salah satu wanita itu mewakili semua temannya.
"Kami adalah pembantu khusus untuk Anda. Nama saya Dira, ini Susi, dia Nuri dan yang paling ujung itu Nia," ucap seorang wanita yang mengaku bernama Dira memperkenalkan diriya dan teman-temannya.
"Jadi kami juga yang bertugas mengurus Anda mulai hari ini. Mari, ke kamar mandi. Kami akan membantu membersihkan tubuh Anda," lanjut wanita tadi.
"Apa?" Pekik si gadis.
Jelas saja ia terkejut mendengar ucapan wanita itu. Apa maksudnya mereka akan membantu membersihkan tubuhnya? Memangnya dia sekotor itu sampai harus dimandikan oleh empat orang wanita sekaligus? Pikirnya.
"Semua ini atas perintah dari tuan Sheldon, Nona,"
"Tuan Sheldon?" tanya si gadis.
Mbak Dira mengangguk.
"Oh, jadi tuan yang semalam itu namanya tuan Sheldon ya. Namanya bule sesuai dengan orangnya," batin gadis itu.
"Mari, Nona Fatia. Kami bantu,"
"Tunggu, tunggu! Darimana kamu tau nama saya?"
Wanita yang dipanggil Mbak Dira itu tersenyum, "tentu saja kami harus tau nama nona kami. Nona yang harus kami layani,"
Sampai di depan pintu kamar mandi, "stop! Kalian tunggu tunggu disini aja, saya bisa mandi sendiri," ucap Fatia. Tentu saja ia merasa risih kalau harus di tunggui apalagi kalau sampai benar-benar di mandikan oleh keempat orang itu.
"Maaf sebelumnya, Nona. Tapi, kami harus menjalankan tugas kami, mulai dari memandikan Anda sampai Anda siap di dandani oleh MUA,"
"MUA? Buat apa?"
"Hari ini Anda akan menikah dengan tuan Sheldon, Nona,"
"Ap-apa? Hari ini juga?" mendengar hal itu Fatia seperti kehilangan tenaga. Bahkan untuk sekedar menopang tubuhnya saja ia merasa tak sanggup.
Untung saja keempat dayangnya itu sigap untuk menangkap tubuhnya dan memboyongnya ke dalam kamar mandi.
Air susu yang sudah disiapkan oleh Mbak Dira dan yang lainnya segera di tuangkan ke dalam bathup yang kemudian Fatia juga masuk ke dalamnya. Tak lupa taburan bunga mawar yang menambah aroma wangi.
"Tolong kalian keluar, saya qkn mandi sendiri,"
"Tapi, kami tetap harus mempersiapkan Anda sesuai apa yang di perintahkan oleh tuan Sheldon, Nona. Kalau tidak, kami bisa dipecat saat ini juga. Padahal kami baru saja mendapatka pekerjaan ini. Sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan ini, Nona. Tolonglah, bantu kami," ucap Mbak Dira mengiba.
"Tolong kami, Nona. Bantu kami untuk bisa tetap bekerja disini," ucap yang lainnya pula turut memohon.
"Baiklah," Fatia tak tega melihat wajah memelas dari keempat wanita yang mungkin seumuran kakaknya itu.
Gadis itu kini hanya bisa menurut. Ia tak mungkin membuat para wanita yang mengaku sebagai pembantunya itu dipecat hanya karena ia merasa risih dan tak nyaman. Sebab Fatia sendiri tau betapa sulitnya mencari pekerjaan. Dia pun tau betapa pahitnya hidup tanpa punya uang.
Mbak Dira, Nia, Susi dan Nuri memulai pekerjaan mereka. Mbak Dira bertugas membersihkan rambut Fatia. Ia mencucinya dengan lembut seperti pegawai salon profesinal. Yag lainnya meluluri tubuh Fatia dan memijitnya supaya gadis itu merasa rileks.
Selesai mandi, Fatia di pakaikan gaun panjang yang indah. Jangan tanyakan make up yang meghias wajahnya dilakukan oleh MUA prosfesional pula.
Fatia kini berubah menjadi bak putri kerajaan yang menawan. Sheldon saja sampai tak berkedip melihatnya.
Ikrar janji suci kedua insan itu ucapkan, para tamu yang hadir ikut merasakan haru yang tercipta. Senyum tersnungging di bibir Sheldon, lalu menular pada Fatia. Senyum yang sama-sama baru pertama kali mereka lihat satu sama lain.
"Apa-apaan ini?" seru seseorang membuyarkan ke-haruan yang ada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Soraya
menarik lanjut thor
2024-07-29
0
Noey Aprilia
Nah looohhh....spa yg dtng????
suami durjana mngkn???
2023-11-21
3