"Thanks, Fatia.." gumam Sheldon sebelum kedua matanya tertutup, lelaki itu mulai terlelap.
Kedua orang yang merupakan pasangan pengantin baru itu tidur berdampingan. Rasa sungkan, enggan, serta ketidaknyamanan yang semula hinggap di antara keduanya, kini seolah lenyap sudah. Berganti dengan rasa nyaman nan penuh kebahagiaan.
Saking lelah dan lelap tidur keduanya, hingga tak ada yang terganggu sama sekali oleh silaunya sinar sang mentari pagi.
"Don! Sheldon!"
Suara teriakan seseorang yang berbarengan dengan suara gedoran pintu pun tak mampu membuat kedua insan yang masih saling berpelukan itu terbangun.
"Bangun, Sheldon! Buka puntunya!" suara teriakan dari luar kamar Sheldon semakin keras.
Tak tau saja dia kalau Sheldon sudah mengaktifkan ruangan mode kedap suara luar dan dalam. Jadi, meskipun ada suara ledakan bom sekalipun tak akan terdengar oleh dua manusia yang ada di dalam ruangan tersebut.
"Dasar kebo! Sedang apa sih dia sebenarnya?!" kesal seorang wanita yang sejak tadi menggedor-nggedor pintu kamar Sheldon.
"Ergan!" panggilnya kembali berteriak pada seorang laki-laki yang baru saja masuk ke rumah Sheldon.
"Mampus! Ada si cacing pita. Ngapain sih dia kesini," gumam laki-laki yang dipanggil sebagai Ergan tadi.
Ergan adalah sepupu Sheldon yang menjadi asisten sekaligus orang kepercayaan Sheldon. Sebab, Sheldon merupakan orang yang tak mudah percaya dengan orang lain. Jadi, ia selalu ingin bekerja bersama dengan orang yang sudah benar-benar ia kenal sejak dulu. Jadilah ia memilih Ergan yang menurutnya dapat di percaya.
"Eh, mau kemana kamu? Nggak usah pura-pura nggak denger, ya!" Seru si wanita tadi saat melihat Ergan berbalik badan hendak bersembunyi untuk menghindarinya.
"Ck! Dasar wanita jadi-jadian. Apasih maunya," batin Ergan geram.
Terpaksa Ergan berhenti dan berbalik dengan rasa malas.
"Apa sih, Tan?" ketus Ergan.
"Tan, Tan! Emangnya saya setan!" sewot wanita itu tak mau kalah.
"Lah, nggak nyadar apa dia kalau dia itu lebih menyeramkan daripada setan, dateng nggak pernah di undang, pulang juga nggak sudi gue nganterin," gumam Ergan lirih, namun masih terdengar di telinga si wanita tadi.
"Apa kamu bilang?!" Teriak wanita tadi lebih kencang, suaranya sangat cempreng dan nyaring sehingga Ergan otomatis menutup kedua telinganya.
"Ya kalau udah dengar nggak usah nanya lagi. Berisik!" karena sudah saking jengkelnya Ergan pada wanita itu, ia tak lagi merasa takut akan segala ancaman yang pernah si wanita itu lontarkan.
"Awas saja kamu, saya bakalan laporin kelakuan kurang ajar kamu sama Sheldon, biar kamu di pecat sekalian jadi asisten sekaligus sepupunya!"
"Nah, 'kan. Mulai lagi mode ancamannya, emang dia pikir gue takut apa," batin Ergan menggerutu.
"Yaudah sih, sana bilang aja! Atau nggak, malah Anda nanti yang di pecat sebagai ibu tiri kalau sampai Sheldon tau Anda suka sama dia," ucap Ergan kembali mengancam si wanita yang rupanya adalah ibu tiri Sheldon.
Wanita itu melotot, "kamu! Sudah berani ya kamu sama saya. Saya bakal bilang sama suami saya kalau-"
"Kalau Anda mau menikah dengan Om Sandy karena mengincar harta serta anaknya, begitu?" Sahut Ergan memotong perkataan si wanita yang mendapat julukan cacing pita dari Ergan itu.
Wanita itu terdiam membisu, ia tak menyangka jika Ergan tau segalanya tentang tipu muslihat buruknya selama ini masuk ke dalam keluarga Hartawan.
"Sialan! Dari mana dia tau semua rencana dan juga perasaanku kepada Sheldon,"
Melihat si cacing pita terdiam dengan raut wajah heran dan penuh tanda tanya, Ergan pun tersenyum miring. Ia berjalan mendekat ke belakang wanita itu dan membisikkan sesuatu di telinganya.
"Anda tidak usah heran darimana saya tau akal busuk Anda. Yang jelas, kalau Anda tidak ingin Om Sandy tau. Lebih baik, Anda segera angkat kaki dari sini, lalu berkemas dan pergi jauh-jauh dari Om saya itu segera!" bisik Ergan lirih namun sarat akan ancaman.
"Kurang ajar kamu! Awas saja, saya tidak akan pernah membiarkan kamu menyingkirkan saya. Sebelum hal itu terjadi, saya yang akan lebih dulu membuat kamu terusir!"
Meski sebenarnya dalam hatinya merasa ketakutan. Namun, tetap saja wanita itu tak mau kalah, ia masih saja mengancam Ergan sebelum pergi dari sana.
"Dasar Marina Menari Di Atas Menara! Sekalinya cacing pita, tetap saja cacing pita. Nggak akan mudah menyingkirkannya. Tapi, tak apa. Hitung-hitung buat pemanasan sebelum menghadapi musuh yang lebih besar,"
Setelah memastikan si tante Marina cacing pita pergi, Ergan pun turut melenggang ke taman samping rumah untuk menikmati secangkir kopi sembari memeriksa pekerjaannya.
Marina adalah wanita berusia empat puluh tahun, ia merupakan istri siri dari ayah Sheldon yang baru saja dua tahun menikah dengan ayah Sheldon itu. Itupun karena suatu kejadian yang di sabotase oleh wanita itu sendiri untuk menjebak Sheldon sebenarnya. Tapi, justru ayahnya lah yang terjebak, sehingga dengan terpaksa ayah Sheldon menikah dengannya.
Hingga kini, kehadiran wanita itu hanya seperti jailangkung saja di keluarga itu. Karena Marina yang sering datang dan pergi sesuka hatinya sendiri.
Kening Ergan mengerut melihat notifikasi yang masuk ke dalam ponsel kerjanya. Ia melihat nominal yang begitu fantastis sudah berhasil di keluarkan dari kartu kredit yang dipegang oleh si Marina cacing pita.
"Wah, kurang ajar nih si cacing pita! Ngapain lagi dia nguras duit sebanyak itu pagi-pagi gini,"
Ergan menyemburkan kopi yang baru saja masuk ke dalam mulutnya.
Julukan cacing pita itu pun tak begitu saja ia sematkan untuk si ibu tiri licik sepupunya, tapi, karena sifatnya yang sulit untuk di singkirkan itulah yang akhirnya memicu Ergan untuk memberikan julukan tersebut kepada Marina.
"Nggak bisa di biarin lagi nih, gue harus bertindak lebih cerdik dari dia. Kalau enggak, hmm... terancam hilang bonus gue gara-gara di kuras sama si tuh cacing pita semua,"
Ya, begitulah cara Sheldon supaya para pekerjanya mau bekerja dengan sunguh-sungguh. Harus ada imbal balik yang mereka lakukan dengan sunguh-sungguh pula jika ingin mendapatkan imbalan yang setimpal. Contohnya ialah membasmi si parasit seperti Marina si cacing pita itu.
"Income dari perusahaannya aja belum bisa menghasilkan sebanyak itu. Tapi, dia sudah menghabiskan dua kali lipatnya. Gue musti cepet-cepet ngebekuin kartu kreditnya sebelum bonus gue benar-benar angus karena di abisin semua sama si cacing pita," gumam Ergan.
Jemarinya yang panjang segera menari di atas keyboard dan membuat keajaiban disana. Tentu saja si Marina lah yang akan merasakan keajaibannya.
"Ngapain lo pagi ini udah nongkrong di situ? Bukannya udah gue bilang kalau hari ini libur, gue masih mau honeymoon," sebuah suara bariton menghentikan pergerakan jemari Ergan.
"Uhuk!"
Meski tak sedang memakan atau meminum sesuatu, Ergan secara otomatis tersedak mendengar ucapan yang keluar dari mulut bos sekaligus sepupunya itu.
"Honeymoon, Bos?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Soraya
typo thor
2024-07-29
1