Sedangkan Jovita masih ada di kasir membayar tagihan belanjaannya. Setelah Milano memberikan informasi itu pada tuannya. Handphone miliknya berdering.
"Dimana sekarang dia?" tanya Neo yang terdengar suara dingin dari tuannya.
"Nona ada dikasir tuan, sedang membayar barang belanjaan." jawab Milano.
"Kamu jaga baik-baik dia, jauhkan dari wanita itu." perintah tuannya pada dirinya.
"Baik tuan, akan saya awasi baik-baik nona Jovita." sambungan telepon langsung terputus.
Neo terdengar tidak suka mendengar nama Laura.
"Sepertinya aku harus memberikan sedikit pelajaran untuknya." batin Neo yang diam-diam merencanakan sesuatu.
Neo segera menghubungi seseorang.
"Ya tuan."
"Ada tugas untukmu."
"Apa yang harus saya kerjakan tuan." jawab pria itu yang berbicara pada tuannya.
"Kamu cari informasi tentang seorang wanita , nanti aku kirim foto wanita itu."perintah Neo pada pria itu.
" Baik tuan akan saya kerjakan." Neo pun memutuskan sambungan telepon dan segera mengirim foto itu pada pria itu.
Kembali lagi ke Jovita
Jovita yang baru saja selesai berbelanja, "Saya bantu nona." Milano membantu Jovita membawa kantong belanjaan.
Setelah mereka berdua pulang dari mall, Jovita memberikan sebotol minuman dingin pada Milano.
"Ini untukmu." Jovita memberikan sebotol minuman.
"Tapi nona."
"Sudahlah kamu terima, apa kamu tidak lelah ikuti aku belanja. Buruan kamu minum " ucap Jovita yang sedikit peduli dengan orang sekitar.
"Terimakasih nona." ucap Milano yang memandang nona Jovita orang yang baik dan sopan,apa lagi Jovita tahu posisi Milano hanyalah asisten dari tuanya. Tapi nona Jovita begitu menghormati dirinya dan tak beda-bedakan kedudukan seseorang.
"Pantas saja tuan jatuh cinta. " batin Milano yang bisa menilai betapa baik dan tulusnya nona Jovita.
Mereka sampai juga dirumah kontrakkan Jovita , milano membantu mengangkat kantong plastik belanjaan.
"Baiklah nona, saya mau pamit dulu." pamit Milano pada nona Jovita.
"Ya sudah terima kasih sudah bantu." ucap Jovita.
"Iya nona." Milano langsung pergi dari tempat itu.
Jovita segera menata rapi barang belanjaan di lemari gantung. Setelah selesai dia istirahat sebentar di tempat tidurnya.
Waktunya dia bangun, saatnya dia berangkat kerja. Diposisi dia akan jalan ditrotoar, ada seorang pria menghampiri dirinya.
"Kamu." Jovita kaget dengan kehadiran Milano didepannya.
"Saya hanya diperintahkan tuan untuk mengantarkan nona ke tempat kerja." Jovita hanya bisa terdiam.
Mau tidak mau dia harus mengikuti perintahnya.
"Ya sudah ayo kita berangkat." Jovita masuk kedalam mobil dengan Milano.
Mereka akhirnya sampai ditempat tujuan.
"Ya sudah makasih." ucap Jovita yang berterima kasih pada Milano yang menyempatkan waktunya untuk mengantarkan dia di tempat kerja.
"Sama-sama nona." mobil itu makin menjauh, Jovita langsung masuk ke dalam.
"Eh kamu ." ada thomas Yang masih jaga didepan.
"Biar aku yang kerja, sudah waktunya kamu pulang ." Jovita menyuruh Thomas untuk pulang sekarang.
"Tuh Jhon baru aja sampai." tunjuk Jovita dari arah luar.
Jhon baru saja datang. "Oh ya Nina tidak masuk dia lagi sakit." ucap Jovita pada thomas.
"Iya aku tahu tadi pagi - pagi sekali dia kabari aku kalau dia tidak bisa masuk." ucap Thomas.
"Ya sudah kalau kamu sudah tahu, aku juga yang mengantarkan Nina berobat" ucap Jovita.
"Jadi kamu yang mengantar Nina ke dokter ? " tanya Thomas pada Jovita.
"Iya, memang aku ." jawab Jovita.
"Ya sudah kalau begitu. aku mau pulang dulu." pamit Thomas pada mereka berdua.
Didepan meja kasir Jovita hanya menggelengkan kepala, tanpa sengaja Jhon melihat tingkah Jovita yang begitu aneh.
"Kamu kenapa?" tanya jhon pada Jovita.
"Kepikiran Nina."
" Memang dia kenapa lagi ?"tanya balik jhon pada Jovita.
"Sakit hati." sontak Jhon kaget.
"Sakit hati apaan?"
"Biasa lagi galau diputus ama pacarnya , maka dari itu dia jatuh sakit."
"Begitu saja sudah sakit." ucap jhon.
"Kamu tahu sendiri kan, Nina itu orangnya seperti apa." ucap Jovita yang hafal sifat temannya.
"Sudahlah daripada ngomongi dia terus kita kerja saja." ucap Jhon yang sudah lari keruang belakang mengecek barang digudang.
Jovita sudah didepan kasir menunggu pelanggan datang. Tiba-tiba Handphone milik Jovita berdering.
Ternyata itu tanda pesan dari Neo. "nanti malam aku jemput." isi pesan dari Neo.
"Oke." jawab pesan Jovita pada Neo, Jovita langsung disibukkan pada pelanggan pertamanya. Dengan cepat Jovita melayaninya.
Di tempat lain
Neo masih duduk ditempat kursi kerjanya dengan setumpuk dokumen yang harus dia tandatangani.
"Tok... Tok..."
"Masuk ." Milano datang membawa minuman kopi yang sedari tadi dia pesan.
"Ini tuan." Neo melirik kearah Milano.
"Terima kasih." Neo menikmati kopi hitam miliknya.
"Bagaimana tadi waktu ke mall? " tanya Neo pada Milano.
"Saat itu nona sedang berbelanja, tiba-tiba saja terjadi peristiwa tadi tuan." jawab Milano.
" jika mana ada wanita itu lagi, cepat kamu lindungi. Dia bukan wanita baik-baik. " pesan Neo.
" Baik tuan, akan selalu saya ingat pesan tuan. " jawab Milano pada tuannya.
Malam hari
Waktu makin malam, situasi ditempat kerja Jovita makin ramai, itu pun dia berdiri didepan kasir sudah kewalahan melayani para pengunjung.
"Kurang 20 menit lagi." ucap Jhon yang baru saja selesai merapikan gelas dimeja. Begitu Jovita sibuk mengisi laporan di buku itu.
"Akhirnya selesai juga pekerjaan kita." Jovita baru saja selesai mengisi laporan dibuku. Jovita merasa sangat lega, akhirnya dia bisa pulang lebih cepat.
Situasi di cafe terlihat sepi, kini saatnya mereka bergegas menutup pintu cafe.karna memang waktunya mereka tutup toko.
"Ya sudah ayo kita pulang sekarang." pamit Jhon pada Jovita.
Tiba-tiba ada mobil berhenti disamping pinggir jalan. Jovita sempat curiga, kenapa mobil itu berhenti tepat disampingnya.
"Sayang." tiba-tiba jendela mobil terbuka, dan itu ternyata Neo yang sedang ada didalam mobil.
"Ayo masuk." Jovita kaget dengan kehadiran Neo didepannya. Jovita langsung masuk ke dalam mobil, terlihat Neo memakai baju kemeja hitam dengan jaket abu-abu.
"Bagaimana pekerjaanmu hari ini?" tanya Neo yang masih fokus menyetir. sedangkan Jovita duduk disamping Neo.
"Sepertinya biasanya ramai, apalagi ini malam minggu." Jawab Jovita yang sembari mengecek handphonenya.
"kita langsung pulang apa keluar sebentar?" tanya Neo pada Jovita.
"Pulang aja, aku lagi malas keluar." ucap Jovita yang merasa sedikit kelelahan seharian kerja berdiri melayani para pelanggan.
Mereka akhirnya sampai dirumah, Jovita langsung ke dapur mengambil segelas air yang sedari tadi dia merasa haus.
"Ah segarnya." Jovita langsung membuat kopi hitam untuk Neo, kebetulan dia belanja banyaknya macam Coffee.
Neo duduk santai diruang tamu, sesekali dia melihat beberapa foto keluarganya yang ada diruang tamu.
Dibawah meja ada sebuah buku yang tersusun rapi "buku belajar awal berbisnis" Neo tak sengaja mengambil buku itu.
"Diam-diam dia belajar bisnis." batin Neo yang menemukan buku itu. Jovita datang membawa secangkir kopi hitam untuknya.
"Kamu ternyata suka buku ini." menunjukkan buku didepannya.
"Sebenarnya itu buku milik ayahku ." jawab jovita.
"Milik ayahmu?"
"Iya, itu milik ayahku. Aku hanya sekedar membaca aja dan pada akhirnya aku bawa juga." jawab Jovita.
" Memangnya ayah kamu kerja apa?"
"Kebetulan ayahku punya bengkel sepeda motor , ya bengkel kecil-kecilan." jawab Jovita yang menyadari betapa kerja kerasnya ayahnya memberikan kehidupan pada kami.
"Beruntung kamu masih memiliki keluarga ,kamu masih bisa merasakan kasih sayang dari mereka ." kata itu membuat Jovita miskin bingung.
"Maksudnya?" Jovita bingung dengan apa yang diucapkan Neo.
"Betapa bahagianya memiliki keluarga yang masih utuh." jawab Neo yang merasa sedikit cemburu dengan apa yang Jovita miliki.
Jovita langsung duduk dekat Neo. " apa ada sesuatu yang sedang kamu rindukan?" tanya Jovita yang melihat ekpresi wajah sedih pada Neo.
"kedua orang tuaku meninggal kecelakaan, hanya aku dan adikku Nikita yang selamat dari kejadian naas itu. Maka dari itu aku tadi bilang kamu masih beruntung merasakan kasih sayang dari mereka." Neo terlihat sedikit sedih tapi dia harus menjalani takdirnya seperti ini.
"Maaf ya." Jovita merasa bersalah pada Neo, dia benar-benar tidak tahu, jika kedua orang tua Neo sudah tiada. Jovita merasa sedih dengan apa yang dialami Neo.
"Seharusnya kamu jangan bersedih, aku yakin pasti akan ada seseorang yang akan menyayangimu. Dan jangan menangisi yang sudah terjadi, jadilah menjadi orang kuat. Karna kamu memiliki seorang adik yang juga butuh kasih sayang dari seorang kakak." Neo merasa terharu dengan apa yang Jovita katakan.
"Terima kasih sudah memberikan aku semangat."Ucap Neo yang begitu bangga dengan Jovita yang selalu mendukung dirinya.
"Iya, aku yakin kamu pasti kuat." Jovita begitu bangga dengan Neo yang selama ini dia anggap baik-baik saja, ternyata didalam hatinya begitu rapuh tapi dia masih mampu menyimpan rasa sakit itu.
"Lebih baik kamu pulang, ini sudah malam." ucap Jovita yang mengingat waktu makin malam.
"Baiklah, aku akan pulang sekarang ." jawab Neo.
"Oh iya, Besok kerja pagi atau sore?"
"Masuk pagi." jawab jovita yang sudah berdiri dari tempat duduk.
"Ya udah nanti pagi aku antar, ya." kata Neo yang ingin sekali mengantarkan Jovita ke tempat kerjanya.
"Terserah kamu." ucap Jovita yang sudah kelihatan lelah.
Neo akhirnya pergi dari tempat itu,Jovita membalas dengan senyuman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Dari tadi aku pengen tanya LEMARINGANTUNG ITU APA THOR,BUKAN KULKAS KAN..?😁😁🙏
2024-08-27
0
Qaisaa Nazarudin
Geecep si Neo,Bagus..Jangan sampai tuh mak lampir naik kepala..
2024-08-27
0