Bab 18

Sedangkan Jovita masih ada di kasir membayar tagihan belanjaannya. Setelah Milano memberikan informasi itu pada tuannya. Handphone miliknya berdering.

"Dimana sekarang dia?" tanya Neo yang terdengar suara dingin dari tuannya.

"Nona ada dikasir tuan, sedang membayar barang belanjaan." jawab Milano.

"Kamu jaga baik-baik dia, jauhkan dari wanita itu." perintah tuannya pada dirinya.

"Baik tuan, akan saya awasi baik-baik nona Jovita." sambungan telepon langsung terputus.

Neo terdengar tidak suka mendengar nama Laura.

"Sepertinya aku harus memberikan sedikit pelajaran untuknya." batin Neo yang diam-diam merencanakan sesuatu.

Neo segera menghubungi seseorang.

"Ya tuan."

"Ada tugas untukmu."

"Apa yang harus saya kerjakan tuan." jawab pria itu yang berbicara pada tuannya.

"Kamu cari informasi tentang seorang wanita , nanti aku kirim foto wanita itu."perintah Neo pada pria itu.

" Baik tuan akan saya kerjakan." Neo pun memutuskan sambungan telepon dan segera mengirim foto itu pada pria itu.

Kembali lagi ke Jovita

Jovita yang baru saja selesai berbelanja, "Saya bantu nona." Milano membantu Jovita membawa kantong belanjaan.

Setelah mereka berdua pulang dari mall, Jovita memberikan sebotol minuman dingin pada Milano.

"Ini untukmu." Jovita memberikan sebotol minuman.

"Tapi nona."

"Sudahlah kamu terima, apa kamu tidak lelah ikuti aku belanja. Buruan kamu minum " ucap Jovita yang sedikit peduli dengan orang sekitar.

"Terimakasih nona." ucap Milano yang memandang nona Jovita orang yang baik dan sopan,apa lagi Jovita tahu posisi Milano hanyalah asisten dari tuanya. Tapi nona Jovita begitu menghormati dirinya dan tak beda-bedakan kedudukan seseorang.

"Pantas saja tuan jatuh cinta. " batin Milano yang bisa menilai betapa baik dan tulusnya nona Jovita.

Mereka sampai juga dirumah kontrakkan Jovita , milano membantu mengangkat kantong plastik belanjaan.

"Baiklah nona, saya mau pamit dulu." pamit Milano pada nona Jovita.

"Ya sudah terima kasih sudah bantu." ucap Jovita.

"Iya nona." Milano langsung pergi dari tempat itu.

Jovita segera menata rapi barang belanjaan di lemari gantung. Setelah selesai dia istirahat sebentar di tempat tidurnya.

Waktunya dia bangun, saatnya dia berangkat kerja. Diposisi dia akan jalan ditrotoar, ada seorang pria menghampiri dirinya.

"Kamu." Jovita kaget dengan kehadiran Milano didepannya.

"Saya hanya diperintahkan tuan untuk mengantarkan nona ke tempat kerja." Jovita hanya bisa terdiam.

Mau tidak mau dia harus mengikuti perintahnya.

"Ya sudah ayo kita berangkat." Jovita masuk kedalam mobil dengan Milano.

Mereka akhirnya sampai ditempat tujuan.

"Ya sudah makasih." ucap Jovita  yang berterima kasih pada Milano yang menyempatkan waktunya untuk mengantarkan dia di tempat kerja.

"Sama-sama nona." mobil itu makin menjauh, Jovita langsung masuk ke dalam.

"Eh kamu ." ada thomas Yang masih jaga didepan.

"Biar aku yang kerja, sudah waktunya kamu pulang ." Jovita menyuruh Thomas untuk pulang sekarang.

"Tuh Jhon baru aja sampai." tunjuk Jovita dari arah luar.

Jhon baru saja datang. "Oh ya Nina tidak masuk dia lagi sakit." ucap Jovita pada thomas.

"Iya aku tahu tadi pagi - pagi sekali dia kabari aku kalau dia tidak bisa masuk." ucap  Thomas.

"Ya sudah kalau kamu sudah tahu, aku juga yang mengantarkan Nina berobat" ucap Jovita.

"Jadi kamu yang mengantar Nina ke dokter ? " tanya Thomas pada Jovita.

"Iya, memang aku ." jawab Jovita.

"Ya sudah kalau begitu. aku mau pulang dulu." pamit Thomas pada mereka berdua.

Didepan meja kasir Jovita hanya menggelengkan kepala, tanpa sengaja Jhon melihat tingkah Jovita yang begitu aneh.

"Kamu kenapa?" tanya jhon pada Jovita.

"Kepikiran Nina."

" Memang dia kenapa lagi ?"tanya balik jhon pada Jovita.

"Sakit hati." sontak Jhon kaget.

"Sakit hati apaan?"

"Biasa lagi galau diputus ama pacarnya , maka dari itu dia jatuh sakit."

"Begitu saja sudah sakit." ucap jhon.

"Kamu tahu sendiri kan, Nina itu orangnya seperti apa." ucap Jovita yang hafal sifat temannya.

"Sudahlah daripada ngomongi dia terus kita kerja saja." ucap Jhon yang sudah lari keruang belakang mengecek barang digudang.

Jovita sudah didepan kasir menunggu pelanggan datang. Tiba-tiba Handphone milik Jovita berdering.

Ternyata itu tanda pesan dari Neo. "nanti malam aku jemput." isi pesan dari Neo.

"Oke." jawab pesan Jovita pada Neo, Jovita langsung disibukkan pada pelanggan pertamanya. Dengan cepat Jovita melayaninya.

Di tempat lain

Neo masih duduk ditempat kursi kerjanya dengan setumpuk dokumen yang harus dia tandatangani.

"Tok... Tok..."

"Masuk ." Milano datang membawa minuman kopi yang sedari tadi dia pesan.

"Ini tuan." Neo melirik kearah Milano.

"Terima kasih." Neo menikmati kopi hitam miliknya.

"Bagaimana tadi waktu ke mall? " tanya Neo pada Milano.

"Saat itu nona sedang berbelanja, tiba-tiba saja terjadi peristiwa tadi tuan." jawab Milano.

" jika mana ada wanita itu lagi, cepat kamu lindungi. Dia bukan wanita baik-baik. " pesan Neo.

" Baik tuan, akan selalu saya ingat pesan tuan. " jawab Milano pada tuannya.

Malam hari

Waktu makin malam, situasi ditempat kerja Jovita makin ramai, itu pun dia berdiri didepan kasir sudah kewalahan melayani para pengunjung.

"Kurang 20 menit lagi." ucap Jhon yang baru saja selesai merapikan gelas dimeja. Begitu Jovita sibuk mengisi laporan di buku itu.

"Akhirnya selesai juga pekerjaan kita." Jovita baru saja selesai mengisi laporan dibuku. Jovita merasa sangat lega, akhirnya dia bisa pulang lebih cepat.

Situasi di cafe terlihat sepi, kini saatnya mereka bergegas menutup pintu cafe.karna memang waktunya mereka tutup toko.

"Ya sudah ayo kita pulang sekarang." pamit Jhon pada Jovita.

Tiba-tiba ada mobil berhenti disamping pinggir jalan. Jovita sempat curiga, kenapa mobil itu berhenti tepat disampingnya.

"Sayang." tiba-tiba jendela mobil terbuka, dan itu ternyata Neo yang sedang ada didalam mobil.

"Ayo masuk." Jovita kaget dengan kehadiran Neo didepannya. Jovita langsung masuk ke dalam mobil, terlihat Neo memakai baju kemeja hitam dengan jaket abu-abu.

"Bagaimana pekerjaanmu hari ini?" tanya Neo yang masih fokus menyetir. sedangkan Jovita duduk disamping Neo.

"Sepertinya biasanya ramai, apalagi ini malam minggu." Jawab Jovita yang sembari mengecek handphonenya.

"kita langsung pulang apa keluar sebentar?" tanya Neo pada Jovita.

"Pulang aja, aku lagi malas keluar." ucap Jovita yang merasa sedikit kelelahan seharian kerja berdiri melayani para pelanggan.

Mereka akhirnya sampai dirumah, Jovita langsung ke dapur mengambil segelas air yang sedari tadi dia merasa haus.

"Ah segarnya." Jovita langsung membuat kopi hitam untuk Neo, kebetulan dia belanja banyaknya macam Coffee.

Neo duduk santai diruang tamu, sesekali dia melihat beberapa foto keluarganya yang ada diruang tamu.

Dibawah meja ada sebuah buku yang tersusun rapi "buku belajar awal berbisnis" Neo tak sengaja mengambil buku itu.

"Diam-diam dia belajar bisnis." batin Neo yang menemukan buku itu. Jovita datang membawa secangkir kopi hitam untuknya.

"Kamu ternyata suka buku ini." menunjukkan buku didepannya.

"Sebenarnya itu buku milik ayahku ." jawab jovita.

"Milik ayahmu?"

"Iya, itu milik ayahku. Aku hanya sekedar membaca aja dan pada akhirnya aku bawa juga." jawab Jovita.

" Memangnya ayah kamu kerja apa?"

"Kebetulan ayahku punya bengkel sepeda motor , ya bengkel kecil-kecilan." jawab Jovita yang menyadari betapa kerja kerasnya ayahnya memberikan kehidupan pada kami.

"Beruntung kamu masih memiliki keluarga ,kamu masih bisa merasakan kasih sayang dari mereka ." kata itu membuat Jovita miskin bingung.

"Maksudnya?" Jovita bingung dengan apa yang diucapkan Neo.

"Betapa bahagianya memiliki keluarga yang masih utuh." jawab Neo yang merasa sedikit cemburu dengan apa yang Jovita miliki.

Jovita langsung duduk dekat Neo. " apa ada sesuatu yang sedang kamu rindukan?" tanya Jovita yang melihat ekpresi wajah sedih pada Neo.

"kedua orang tuaku meninggal kecelakaan, hanya aku dan adikku Nikita yang selamat dari kejadian naas itu. Maka dari itu aku tadi bilang kamu masih beruntung merasakan kasih sayang dari mereka." Neo terlihat sedikit sedih tapi dia harus menjalani takdirnya seperti ini.

"Maaf ya." Jovita merasa bersalah pada Neo, dia benar-benar tidak tahu, jika kedua orang tua Neo sudah tiada. Jovita merasa sedih dengan apa yang dialami Neo.

"Seharusnya kamu jangan bersedih, aku yakin pasti akan ada seseorang yang akan menyayangimu. Dan jangan menangisi yang sudah terjadi, jadilah menjadi orang kuat. Karna kamu memiliki seorang adik yang juga butuh kasih sayang dari seorang kakak." Neo merasa terharu dengan apa yang Jovita katakan.

"Terima kasih sudah memberikan aku semangat."Ucap Neo yang begitu bangga dengan Jovita yang selalu mendukung dirinya.

"Iya, aku yakin kamu pasti kuat." Jovita begitu bangga dengan Neo yang selama ini dia anggap baik-baik saja, ternyata didalam hatinya begitu rapuh tapi dia masih mampu menyimpan rasa sakit itu.

"Lebih baik kamu pulang, ini sudah malam." ucap Jovita yang mengingat waktu makin malam.

"Baiklah, aku akan pulang sekarang ." jawab Neo.

"Oh iya, Besok kerja pagi atau sore?"

"Masuk pagi." jawab jovita yang sudah berdiri dari tempat duduk.

"Ya udah nanti pagi aku antar, ya." kata Neo yang ingin sekali mengantarkan Jovita ke tempat kerjanya.

"Terserah kamu." ucap Jovita yang sudah kelihatan lelah.

Neo akhirnya pergi dari tempat itu,Jovita membalas dengan senyuman.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Dari tadi aku pengen tanya LEMARINGANTUNG ITU APA THOR,BUKAN KULKAS KAN..?😁😁🙏

2024-08-27

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Geecep si Neo,Bagus..Jangan sampai tuh mak lampir naik kepala..

2024-08-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53 #*#*
54 Bab 54 #*#*
55 Bab 55 #*#*
56 Bab 56 #*#*
57 Bab 57 #*#*
58 Bab 58 #*#*
59 Bab 59 #*#*
60 Bab 60 #*#*
61 Bab 61 #*#*
62 Bab 62 #*#*
63 Bab 63 #*#*
64 Bab 64 #*#*
65 Bab 65 #*#*
66 Bab 66 #*#*
67 Bab 67#*#*
68 Bab 68 #*#*
69 Bab 69 #*#*
70 Bab 70 #*#*
71 Bab 71 #*#*
72 Bab 72 #*#*
73 Bab 73 #*#*
74 Bab 74 ***
75 Bab 75 #*#*
76 Bab 76 #*#*
77 Bab 77 #*#*
78 Bab 78 #*#*
79 Bab 79 #*#*
80 Bab 80 #*#*
81 Bab 81 #*#*
82 Bab 82 #*#*
83 Bab 83 #*#*
84 Bab 84 #*#*
85 Bab 85 #*#*
86 Bab 86 #*#*
87 Bab 87 #*#*
88 Bab 88 #*#*
89 Bab 89 #*#*
90 Bab 90 #*#*
91 Bab 91 #*#*
92 Bab 92 #*#*
93 Bab 93 #*#*
94 Bab 94 #*#*
95 Bab 95 #*#*
96 Bab 96 #*#*
97 Bab 97#*#*
98 Bab 98#*#*
99 Bab 99 #*#*
100 Bab 100 #*#*
101 Bab 101 #*#*
102 Bab 102#*#*
103 Bab 103#*#*
104 Bab 104 #*#*
105 Bab 105 #*#*
106 Bab 106 #*#*
107 Bab 107 #*#*
108 Bab 108 #*#*
109 Bab 109 #*#*
110 Bab 110#*#*
111 Bab 111 #*#*
112 Bab 112#*#*
113 Bab 113#*#*
114 Bab 114#*#*
115 Bab 115#*#*
116 Bab 116#*#*
117 Bab 117#*#*
118 Bab 118#*#*
119 Bab 119#*#*
120 Bab 120#*#*
121 Bab 121#*#*
122 Bab 122 #*#*
123 Bab 123 #*#*
124 Bab 124 #*#*
125 Bab 125 #*#*
126 Bab 126#*#*
127 Bab 127 #*#*
128 Bab 128 #*#*
129 Bab 129 #*#*
130 Bab 130 #*#*
131 Bab 131#*#*
132 Bab 132 #*#*
133 Bab 133#*#*
134 Bab 134#*#*
135 Bab 135#*#*
136 Bab 136#*#*
137 Bab 137#*#*
138 Bab 138#*#*
139 Bab 139#*#*
140 Bab 140 Ending
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53 #*#*
54
Bab 54 #*#*
55
Bab 55 #*#*
56
Bab 56 #*#*
57
Bab 57 #*#*
58
Bab 58 #*#*
59
Bab 59 #*#*
60
Bab 60 #*#*
61
Bab 61 #*#*
62
Bab 62 #*#*
63
Bab 63 #*#*
64
Bab 64 #*#*
65
Bab 65 #*#*
66
Bab 66 #*#*
67
Bab 67#*#*
68
Bab 68 #*#*
69
Bab 69 #*#*
70
Bab 70 #*#*
71
Bab 71 #*#*
72
Bab 72 #*#*
73
Bab 73 #*#*
74
Bab 74 ***
75
Bab 75 #*#*
76
Bab 76 #*#*
77
Bab 77 #*#*
78
Bab 78 #*#*
79
Bab 79 #*#*
80
Bab 80 #*#*
81
Bab 81 #*#*
82
Bab 82 #*#*
83
Bab 83 #*#*
84
Bab 84 #*#*
85
Bab 85 #*#*
86
Bab 86 #*#*
87
Bab 87 #*#*
88
Bab 88 #*#*
89
Bab 89 #*#*
90
Bab 90 #*#*
91
Bab 91 #*#*
92
Bab 92 #*#*
93
Bab 93 #*#*
94
Bab 94 #*#*
95
Bab 95 #*#*
96
Bab 96 #*#*
97
Bab 97#*#*
98
Bab 98#*#*
99
Bab 99 #*#*
100
Bab 100 #*#*
101
Bab 101 #*#*
102
Bab 102#*#*
103
Bab 103#*#*
104
Bab 104 #*#*
105
Bab 105 #*#*
106
Bab 106 #*#*
107
Bab 107 #*#*
108
Bab 108 #*#*
109
Bab 109 #*#*
110
Bab 110#*#*
111
Bab 111 #*#*
112
Bab 112#*#*
113
Bab 113#*#*
114
Bab 114#*#*
115
Bab 115#*#*
116
Bab 116#*#*
117
Bab 117#*#*
118
Bab 118#*#*
119
Bab 119#*#*
120
Bab 120#*#*
121
Bab 121#*#*
122
Bab 122 #*#*
123
Bab 123 #*#*
124
Bab 124 #*#*
125
Bab 125 #*#*
126
Bab 126#*#*
127
Bab 127 #*#*
128
Bab 128 #*#*
129
Bab 129 #*#*
130
Bab 130 #*#*
131
Bab 131#*#*
132
Bab 132 #*#*
133
Bab 133#*#*
134
Bab 134#*#*
135
Bab 135#*#*
136
Bab 136#*#*
137
Bab 137#*#*
138
Bab 138#*#*
139
Bab 139#*#*
140
Bab 140 Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!