Bab 2

Sedangkan Neo masih duduk terdiam menunggu kedatangan seseorang yang akan menjemput dirinya.

Jovita sudah selesai dengan pekerjaan rumahnya , kini Jovita duduk santai diruang tamu .

Jovita baru mengingat jika 2 hari yang lalu dia diberikan pudding oleh sahabatnya, dia pun segera membuat pudding pemberian dari sahabatnya. Setelah selesai membuat pudding, dengan cepat dia letakkan di cetakan agar-agar.

40 menit kemudian, pudding Itu akhirnya jadi juga. Dia membawa ke depan dan membaginya bersama Neo .

"Ini untukmu." Neo menoleh Jovita, dia memberikan pudding untuknya.

"Pudding?"

"Iya, cepat kamu makan." Jovita pergi ke dapur mengambil tissu. Sedangkan Neo tersenyum, karna sebenarnya Neo menyukai makanan manis seperti pudding .

"Oh ya, kamu mau pulang jam berapa?" tanya Jovita pada Neo.

"Mungkin 1 jam lagi, aku akan dijemput." jawab Neo, Jovita membalas dengan anggukkan.

"Baiklah, kebetulan aku jam 3 akan kerja." jawab Jovita yang menikmati Pudding yang dia buat.

"Kerja dimana?"

"Kerja di cafe." jawab Jovita , setelah selasai dia kembali ke dapur membereskan dapur.

Neo duduk melihat sekeliling ruangan yang terdapat foto Jovita dengan keluarganya terdiri dari ayah dan ibunya dengan kedua adiknya.

Neo diam-diam mengambil foto itu, dengan handphonenya. Jika dilihat dari foto itu, nampak ada kebahagiaan diantara mereka, yang diam-diam membuat Neo sedikit rasa iri pada gadis itu.

"Tok... Tok...." Jovita lari membuka pintu itu. Ternyata ada seorang pria yang berdiri didepan pintunya, pria itu memakai jas hitam.

"Cari siapa ya ?" tanya Jovita

"Saya ingin jemput tuan Neo." ucap pria itu.

"Kamu siapanya?"

"Saya Asistennya." jawab pria itu.

"Baiklah silakan masuk, kebetulan dia ada didalam kamar ." Jovita menuntun pria itu.

"Tuan." pria itu lari mendekati Neo.

"Cepat angkat aku." pria itu membantu tuannya bangkit dari tempat tidur. Kini Neo dan asistennya berjalan keluar, tanpa sepatah kata pria itu berbicara.

"Tidak bilang terima kasih, malah langsung pergi ." ucap Jovita yang kesal pada pria itu. Jovita pun menutup kembali pintu kontrakkan , dia pun membereskan kamarnya yang berantakkan yang dipakai pria itu.

Jovita kembali merapikan bajunya yang belum dia lipat.

Ditempat lain

Neo masih duduk di dalam mobil bersama asistennya.

"Kamu selidiki mereka, cari keberadaan mereka. Setelah itu bawa mereka ditempat semestinya ." perintah Neo pada asistennya.

"Baik tuan, akan saya kerjakan. Apa sekalian saya panggilkan tuan Arsal? " tanya Milano pada tuannya.

"Tidak, sebaiknya kamu cari informasi tentang gadis itu."

"Maksud tuan wanita yang menolong tuan?" tanya asistennya.

"Iya, cari infomasi tentang gadis itu, aku penasaran siapa dia sebenarnya."

"Sepertinya wanita itu tidak takut denganku." Milano memastikan apa yang dia dengar.

" Baru kali ada gadis berani denganku." Neo merasa kesal dirinya diperlakukan seperti itu.

"Aneh sekali, banyak wanita yang sering menggoda tuan.  tapi gadis itu menolak mentah-mentah tuannya. Apa ketampanan tuannya berkurang." batin Milano yang penasaran melihat wajah dari tuannya.

"Jangan mengumpat kamu!" sontak Milano kaget.

"Siapa yang mengumpat tuan."

"Terlihat dari wajah kamu, jangan kamu pikir aku tidak tahu." ucap Neo yang kesal pada asistennya.

"Maaf tuan." permintaan maaf dari Milano asistennya.

Sore hari

Jovita akhirnya selesai dengan pekerjaannya, kini saatnya dia duduk santai melihat berita dimedia sosial. Tiba-tiba handphone Jovita berdering.

"Hallo, ada apa."

"kangen nih, nggak asyik nggak ada kamu."

"Dasar lebay." jawab Jovita .

"Ih dibilangin tidak percaya."

"Bukannya hari ini kamu kerja masuk shift pagi? " tanya Jovita .

"Memang ."

"Ya udah sana kerja, malah asyik telepon."

"Mumpung lagi sepi." jawab Nina dengan tertawa.

"Hey bejo,  besok malam kamu bisa tidak keluar? "tanya Nina teman kerja jovita.

"Bejo pala elo, kenapa kamu ngajak keluar, paling-paling aku jadi obat nyamuk." Jovita kesal setiap mereka keluar pacar Nina ikut dengan mereka, sampai dia merasa seperti obat nyamuk melihat kemesraan mereka.

"Untuk malam ini tidak, kebetulan pacarku lagi pergi keluar kota."

"Kenapa dia pergi keluar kota?" tanya Jovita pada Nina.

"Ya kerjalah." jawab Nina, yang sedang berdiri didepan kasir.

"Aku kira mau kawin sama orang lain ." jawab Jovita, reaksi Nina langsung kaget.

"Enak saja kamu ngomong." sontak membuat Jovita tertawa terbahak-bahak.

"Kenapa kamu tertawa."

"Tidak apa-apa." jawab Jovita yang masih menahan tawa.

"Ya sudah aku matiin dulu ya, ada tamu nih.  dada sayangku bejo." telepon langsung terputus.

"Dasar tuh anak." Jovita tiduran di atas kasurnya.meluangkan waktu Istirahat dari segala aktivitasnya, apa lagi jam 3 sore dia harus bekerja hingga malam.

Rasanya badan remuk semua, dari semalam dia kelelahan hingga dia kurang tidur.

Tapi mau bagaimana lagi dia harus bertahan, apa lagi dia tinggal dikota untuk mencari uang untuk keluarganya di kampungnya.

Dia harus jauh dengan kedua orangnya dan kedua adik-adiknya yang memang adiknya membutuhkan biaya untuk pendidikan mereka. Dari itulah Jovita membantu kedua orang tuanya.

  Neo baru saja sampai di mansion, beberapa pelayan kaget dengan keadaan tuannya yang tanganya terbalut kain kasa ditangan kirinya dengan perutnya.

"Neo." datanglah seorang laki-laki tua lari menghampirinya.

"Kakek." Neo kaget dengan kehadiran kakeknya.

"Ada apa dengan  tanganmu, kenapa tanganmu luka seperti ini."

"Hanya luka ringan kek."  sontak membuat kaget laki-laki tua itu.

"Apa ada orang yang sedang menganggumu?"tanya kakek Arthur.

" Iya, tapi Neo belum tahu siapa, Milano sedang   menyelidikinya." ucap Neo yang posisi diruang tamu duduk dengan kakeknya.

"Kakek khawatir, semalam kamu tidak pulang. Sebenarnya semalam kamu kemana?" tanya kakek Arthur .

"Semalam Neo diselamatkan seseorang, dia juga mengobati luka Neo." Neo menceritakan apa yang terjadi padanya.

"Syukurlah jika tidak terlalu parah."  ucap kakek Arthur.

"Ya sudah, Neo ingin istirahat saja kek."

"Baiklah jika kamu ingin istirahat." akhirnya Neo menuju kamarnya, sedangkan kakek Arthur menemui beberapa pelayan.

"Kamu urus segala keperluannya dia."

"Baik tuan besar." Kakek Arthur pergi menyelesaikan pekerjaannya.

Waktu makin siang, Jovita baru saja bangun dari tidurnya. Jovita mencoba melihat jam di dinding kamarnya.

"Baru jam segini." Jovita bangkit dari tempat tidurnya,  lalu dia pergi kedapur mencari minuman.

"Kerja shift sore lagi." dia mengeluh karna sudah dua hari ini dia bekerja di shift bagian sore. Jovita segera mempersiapkan baju kerjanya,tidak lupa dia membawa cemilan yang selalu ada di tasnya.

Pekerjaan rumah sudah beres, kini dia mempersiapkan diri untuk dia kerja nantinya.  Terlihat Jovita sudah rapi dengan baju kerjanya, Jovita bergegas berangkat sebelum dia terlambat.

Dia berangkat dengan menaiki kendaraan angkutan umum, mungkin hanya 15 menit perjalanan untuk sampai di tempat tujuannya.

Didalam Cafe ada Nina dan Thomas yang sedang melayani tamu. Jovita pun  menghampiri Nina didepan kasir.

"Gimana selesai?" tanya Jovita pada Nina,spontan memeluk sahabatnya itu.

" Sudah, oh iya besok kamu kerja bagian shift pagi sama aku ya. Thomas tadi bilang ama gue kalau dia paginya ada acara, jadinya dia ambil shift sore." ucap Nina yang memberitahukan pembagian shift kerja.

"Okelah, aku ngikut saja." jawab Jovita yang sudah siap kerja menggantikan Nina.

"Mana si John? "tanya Nina.

"Dia masih dibelakang,masih ngecek stok barang digudang." jawab Jovita yang sudah berdiri dimesin kasir.

"Ya udah bestie aku tinggal dulu ya."

" Dada Bejo." tiba-tiba Jovita melempar gelas plastik kearah Nina.

"Aduh kepala aku kena." gelas plastik itu mengenai rambutnya.

" Bejo." ucap Nina, tapi yang lebih parahnya. Jovita mengangkat mesin blender yang seakan dia ingin lempar ke arah Nina.

Nina langsung melarikan diri

" Dasar tuh anak, baru mulai kerja sudah buat kesal." alat blender itu dia kembalikan ketempatnya.

"Kenapa kamu angkat mesin blender?"tanya teman kerja.

"Pengen aku lempar langsung  ke mukanya Nina, baru mulai kerja sudah buat kesal aja." jawab Jovita yang kesal dengan kelakuan sahabat satu ini.

"Kalian itu ya, baru kumpul sebentar udah buat kekacauan." ucap John yang merasa heran keduanya yang tak pernah akur.

" Gara-gara tuh anak yang mulai duluan." jawab Jovita , John pun lebih memilih meninggalkan Jovita daripada mendengar omelannya.

"tok ..tok "

"Masuk" datanglah pelayan yang membawa nampan berisi makanan. Dari belakang ada Milano yang berdiri dibelakang pelayan.

"Tuan, saya hanya ingin memberikan informasi penting untuk tuan ini Mengenai gadis itu tuan."

"Ceritakan dengan detail." ucap Neo yang sedang menunggu laporan dari Milano.

"Gadis itu bernama Jovita lauren, nona Jovita ini bekerja di cafe sebagai pelayan dicafe.  Memiliki dua adik perempuan dengan orang tua yang masih lengkap di kampungnya ." Milano melaporkan hasil dari penyelidikannya.

"Jovita lauren ." Neo baru mengetahui nama lengkap wanita itu.

"Bagaimana tuan, apa ada yang masih kurang dari  informasi yang saya laporkan? "tanya Milano pada tuannya.

"Kamu pantau dia." sontak membuat Milano kaget.

"Maksud tuan, untuk mengawasi wanita itu tuan."

"Iya, kamu pantau pergerakkan wanita itu." Neo terlihat berbeda seperti tidak biasanya. jujur saja jika tuannya sebenarnya anti dengan wanita. Tetapi setelah dia mengenal wanita itu, semua berubah pada diri tuannya.

"Baik tuan akan saya kerjakan." jawab Milano.

"Bagaimana kondisi diperusahaan? "tanya Neo pada Milano.

"Masalah perusahaan sudah ada Nick yang mengurusnya,  apa lagi tuan besar sudah menunjukkan langsung  kepada Nick untuk mengerjakan pekerjaan kantor." jawab Milano.

" Kakek?"

" Iya tuan, tuan besar langsung menyerahkannya pada Nick, mengingat tuan sedang dalam keadaan sakit ."

" Baiklah." jawab Neo yang hanya mengikuti perintah kakeknya.

Milano akhirnya keluar dari kamar Neo, kini hanya ada Neo yang duduk menikmati makanan yang sudah disiapkan.

" Jovita Lauren, namamu bagus seperti wajahmu." Neo tersenyum mengingat betapa dia terlihat cantik disaat dia tertidur.

" Jika ada waktu, aku ingin menemuimu untuk kedua kalinya." Neo nampak terlihat seperti orang jatuh cinta.

Dilain tempat

Jovita baru selesai melayani tamu. "terima kasih atas kunjungannya." ucap Jovita pada pelanggannya.

"Akhirnya selesai juga, bisa istirahat sebentar nih." Jovita duduk dikursi sembari mengambil selembar kertas untuk dia jadikan kipas di tangannya.

"Nih, buat Kamu."  John memberikan segelas minuman orange jus untuk Jovita .

" Segernya." ucap Jovita .

"Oh iya Vit, besok kamu masuk shift pagi sama Nina ya? " tanya John pada Jovita, Jovita membalas dengan menganggukkan kepala.

John pun kembali kebelakang menyelesaikan pekerjaannya.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, mereka baru saja selesai menyelesaikan tugas mereka.

"Akhirnya kita bisa pulang." ucap Jovita yang sembari duduk didepan mesin kasir.

"Aku tutup sekarang pintunya ya." John segera menutup pintu dan satu-persatu jendela dia tutup juga, sedangkan Jovita menulis sesuatu dibuku tentang laporan keuangan.

"Ayo John kita pulang." ajak Jovita .

"Ayo, oh iya ini kuncinya." John memberikan kunci itu pada Jovita , karna dia yang akan masuk bagian shift pagi.

"Oke boss." Jovita menerima kunci itu, akhirnya mereka berpisah. Jovita pulang jalan kaki, sembari menikmati angin malam. Di jalan masih penuh kendaraan lalu lalang keluar masuk dijalanan.

Tiba-tiba saja Jovita berhenti berjalan, menengok kearah belakang." Kok rasanya ada orang yang ngikuti aku." batin Jovita yang bingung.

Jovita langsung berjalan dengan cepat, dia mulai was-was jika terjadi sesuatu dengan dirinya.

Jovita sudah masuk ke dalam gang, suasana digang sepi dan gelap. Jovita berlarian, dia mulai ketakutan. Setelah sampai di kontrakkannya, Jovita langsung mengunci rumahnya.

"Akhirnya aku selamat." dia duduk jongkok dibelakang pintu.

" Kok hidup aku makin tidak tenang seperti ini ya, tapi beneran waktu dijalan tadi ada seseorang yang ngikutin aku dari belakang." Jovita makin diliputi rasa ketakutan.

"Gara-gara ketemu pria itu, hidup aku makin apes seperti ini ."  batin Jovita yang pada awal ketakutannya setelah kehadiran pria yang tidak dia kenali.

Sedangkan diluar ada seorang pria berdiri didalam gang dengan penutup kepala topi hitam.

"wanita itu sudah pulang dari tempat kerjanya,  sekarang dia sudah ada dikontrakannya ." ucap pria misterius itu.

Pria itu langsung mematikan sambungan teleponnya lalu dia segera pergi jauh dari tempat itu. Karna tugasnya sudah selesai.

Di lain tempat

Neo sedang duduk santai di kamar dengan ipad miliknya, mengecek beberapa laporan dari Nick.

"tok.. tok..."

"Masuk" datanglah Milano menghampiri Tuannya.

"Maaf tuan, saya hanya melaporkan jika nona Jovita baru saja pulang dari tempat kerjanya." Neo langsung merespon dengan anggukkan.

" besok kamu antarkan aku ke tempat kerjanya." ucap Neo yang ingin bertemu dengan gadis itu.

"Baik tuan." jawab Milano, dia segera mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan tuannya.

Milano segera keluar dari ruangan itu, sedangkan Neo mencari sesuatu pada galeri foto di Handphone miliknya.

"Besok kita akan bertemu lagi cantik." ucap Neo yang sudah benar-benar jatuh cinta dengan wanita yang bernama Jovita.

Sedangkan Jovita sedang menikmati bubur instan yang dia beli dimini market. Selesai dia makan, Jovita langsung masuk ke kamarnya. "Besok kerja masuk shift pagi." batin Jovita yang sedikit merasa kelelahan. Jovita langsung tertidur di kasur hangatnya.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53 #*#*
54 Bab 54 #*#*
55 Bab 55 #*#*
56 Bab 56 #*#*
57 Bab 57 #*#*
58 Bab 58 #*#*
59 Bab 59 #*#*
60 Bab 60 #*#*
61 Bab 61 #*#*
62 Bab 62 #*#*
63 Bab 63 #*#*
64 Bab 64 #*#*
65 Bab 65 #*#*
66 Bab 66 #*#*
67 Bab 67#*#*
68 Bab 68 #*#*
69 Bab 69 #*#*
70 Bab 70 #*#*
71 Bab 71 #*#*
72 Bab 72 #*#*
73 Bab 73 #*#*
74 Bab 74 ***
75 Bab 75 #*#*
76 Bab 76 #*#*
77 Bab 77 #*#*
78 Bab 78 #*#*
79 Bab 79 #*#*
80 Bab 80 #*#*
81 Bab 81 #*#*
82 Bab 82 #*#*
83 Bab 83 #*#*
84 Bab 84 #*#*
85 Bab 85 #*#*
86 Bab 86 #*#*
87 Bab 87 #*#*
88 Bab 88 #*#*
89 Bab 89 #*#*
90 Bab 90 #*#*
91 Bab 91 #*#*
92 Bab 92 #*#*
93 Bab 93 #*#*
94 Bab 94 #*#*
95 Bab 95 #*#*
96 Bab 96 #*#*
97 Bab 97#*#*
98 Bab 98#*#*
99 Bab 99 #*#*
100 Bab 100 #*#*
101 Bab 101 #*#*
102 Bab 102#*#*
103 Bab 103#*#*
104 Bab 104 #*#*
105 Bab 105 #*#*
106 Bab 106 #*#*
107 Bab 107 #*#*
108 Bab 108 #*#*
109 Bab 109 #*#*
110 Bab 110#*#*
111 Bab 111 #*#*
112 Bab 112#*#*
113 Bab 113#*#*
114 Bab 114#*#*
115 Bab 115#*#*
116 Bab 116#*#*
117 Bab 117#*#*
118 Bab 118#*#*
119 Bab 119#*#*
120 Bab 120#*#*
121 Bab 121#*#*
122 Bab 122 #*#*
123 Bab 123 #*#*
124 Bab 124 #*#*
125 Bab 125 #*#*
126 Bab 126#*#*
127 Bab 127 #*#*
128 Bab 128 #*#*
129 Bab 129 #*#*
130 Bab 130 #*#*
131 Bab 131#*#*
132 Bab 132 #*#*
133 Bab 133#*#*
134 Bab 134#*#*
135 Bab 135#*#*
136 Bab 136#*#*
137 Bab 137#*#*
138 Bab 138#*#*
139 Bab 139#*#*
140 Bab 140 Ending
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53 #*#*
54
Bab 54 #*#*
55
Bab 55 #*#*
56
Bab 56 #*#*
57
Bab 57 #*#*
58
Bab 58 #*#*
59
Bab 59 #*#*
60
Bab 60 #*#*
61
Bab 61 #*#*
62
Bab 62 #*#*
63
Bab 63 #*#*
64
Bab 64 #*#*
65
Bab 65 #*#*
66
Bab 66 #*#*
67
Bab 67#*#*
68
Bab 68 #*#*
69
Bab 69 #*#*
70
Bab 70 #*#*
71
Bab 71 #*#*
72
Bab 72 #*#*
73
Bab 73 #*#*
74
Bab 74 ***
75
Bab 75 #*#*
76
Bab 76 #*#*
77
Bab 77 #*#*
78
Bab 78 #*#*
79
Bab 79 #*#*
80
Bab 80 #*#*
81
Bab 81 #*#*
82
Bab 82 #*#*
83
Bab 83 #*#*
84
Bab 84 #*#*
85
Bab 85 #*#*
86
Bab 86 #*#*
87
Bab 87 #*#*
88
Bab 88 #*#*
89
Bab 89 #*#*
90
Bab 90 #*#*
91
Bab 91 #*#*
92
Bab 92 #*#*
93
Bab 93 #*#*
94
Bab 94 #*#*
95
Bab 95 #*#*
96
Bab 96 #*#*
97
Bab 97#*#*
98
Bab 98#*#*
99
Bab 99 #*#*
100
Bab 100 #*#*
101
Bab 101 #*#*
102
Bab 102#*#*
103
Bab 103#*#*
104
Bab 104 #*#*
105
Bab 105 #*#*
106
Bab 106 #*#*
107
Bab 107 #*#*
108
Bab 108 #*#*
109
Bab 109 #*#*
110
Bab 110#*#*
111
Bab 111 #*#*
112
Bab 112#*#*
113
Bab 113#*#*
114
Bab 114#*#*
115
Bab 115#*#*
116
Bab 116#*#*
117
Bab 117#*#*
118
Bab 118#*#*
119
Bab 119#*#*
120
Bab 120#*#*
121
Bab 121#*#*
122
Bab 122 #*#*
123
Bab 123 #*#*
124
Bab 124 #*#*
125
Bab 125 #*#*
126
Bab 126#*#*
127
Bab 127 #*#*
128
Bab 128 #*#*
129
Bab 129 #*#*
130
Bab 130 #*#*
131
Bab 131#*#*
132
Bab 132 #*#*
133
Bab 133#*#*
134
Bab 134#*#*
135
Bab 135#*#*
136
Bab 136#*#*
137
Bab 137#*#*
138
Bab 138#*#*
139
Bab 139#*#*
140
Bab 140 Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!