Pagi hari
Pagi-pagi sekali Jovita sudah bangun dari tidurnya. Jovita langsung disibukkan dengan pekerjaan rumah , apalagi dia masuk shift pagi.
"Akhirnya beres juga. " Dia mulai bergegas ke kamar mandi, baju kerja sudah dia persiapkan.
Setelah selesai mandi, dia mulai siapkan tas yang nantinya akan dia bawa ditempat kerja.
"Akhirnya selesai juga ." Jovita sudah rapi dengan baju kerjanya. Dengan cepat dia berangkat takutnya dia telat datang.
Jovita segera menutup dan mengunci pintu rumah kontrakkannya. Hari ini dia berangkat seperti biasanya menaiki transportasi umum, tak terasa dia sudah sampai didepan Cafe.
"Krekkk" dia membuka pintu depan Cafe, setelah itu dia pergi ke ruang loker belakang meletakkan tas miliknya.
Dia segera mengambil alat pel dan kain lap membersihkan seluruh ruangan dan meja yang tertata rapi.
"Hallo besti selamat pagi." teriak Nina pada Jovita yang baru saja selesai mengepel lantai.
"Akhirnya kamu nonggol juga." ucap Jovita yang baru saja selesai membersihkan lantai.
Tiba-tiba Jovita melempar kain lap
"Aduh, baru saja datang sudah di lempar kain kayak gini." ucap Nina yang kesal pada Jovita.
"Aku sudah membersihkan lantai jadi tugasmu bersihkan kaca sama meja." Jovita pergi membawa seember air kotor bekas pel.
"Iya-iya, tapi bentar dulu. Aku mau ke belakang dulu." pamit Nina yang ingin meletakkan tasnya ke dalam loker belakang.
Jovita kembali ke tempat kerjanya menata gelas yang masih tertumpuk di meja pojokkan, sedangkan Nina sibuk membersihkan meja dan kaca.
"Gimana Jo, nanti malam kamu bisa tidak keluar?"
"Memangnya mau keluar kemana?" tanya balik Jovita yang sedang menata gelas dimeja.
"Biasa nongkrong." jawab Nina.
"Ya sudah." jawab singkat Jovita yang sudah berdiri didepan meja kasir.
"Oke nanti jam 7 di tempat biasanya." Jovita membalas dengan anggukkan. Mereka melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing.
Jovita terlihat sibuk mengisi buku, semuanya pun sudah siap tinggal mereka menunggu kedatangan tamu.
Di tempat lain
Neo sedang menikmati sarapan pagi.
"Ini tuan." meletakkan segelas kopi hitam di sampingnya.
"Neo." terdengar ada orang memanggil namanya.
"Kakek." ucap Neo yang langsung menoleh kearah samping.
"Bukannya kamu masih sakit."
"Neo sudah sembuh kek." jawab Neo yang terlihat sehat bugar.
"Lebih baik kamu istirahat,masalah pekerjaan kantor sudah kakek suruh Nick yang mengurusnya ." ucap kakek Arthur.
"Tidak kek, pagi ini Neo ada rapat mendadak mau tidak mau Neo harus hadir." ucap Neo yang masih sibuk menyelesaikan pekerjaannya.
Kakek Arthur terdiam, dia mengakui betapa keras kepala cucunya itu.
"Baiklah jika itu maumu, tapi ingat pesan kakek. Berhati-hatilah kakek yakin mereka tak akan berhenti menganggumu." kakek Arthur memberikan peringatan pada cucunya.
"Untuk masalah itu Neo sudah tahu kek." Neo segera berdiri dari tempat duduknya.
"Ya sudah kek, Neo mau berangkat sekarang." pamit Neo yang sudah siap dengan baju kerjanya.
Kakek Arthur membalas dengan anggukkan.
Neo sudah ada di dalam mobil bersama Asistennya, Pagi ini Neo berangkat bersama Milano.
"Tuan."
"Apa?" tanya Neo yang sibuk memeriksa handphone miliknya.
"Saya ingin melaporkan jika nona Jovita masuk kerja shift pagi ini." seketika Neo menghentikan pekerjaannya.
"Pagi." Neo mulai memikirkan sesuatu.
"Nanti siang kita kesana." ucap Neo yang tak sabar bertemu dengan wanita itu.
"Baik tuan." jawab Milano, sebenarnya Milano penasaran dengan tuannya yang dari awalnya anti dengan wanita tapi sekarang majikannya mulai mengejar wanita.
"Apa boss tertarik pada wanita itu." batin Milano yang selama ini tahu jika majikannya tak pernah berurusan dengan wanita.
Neo pun sudah sampai di depan kantornya, beberapa karyawan menyambut kedatangan atasan mereka.
"Selamat pagi tuan."
"Pagi." jawab Neo yang menjawab dengan ekpresi dingin. Beberapa dari mereka berbisik-bisik.
"Makin tampan." ucap wanita itu dengan lirih.
"Bukan hanya tampan saja tapi kaya juga." jawab wanita satunya.
Neo pun sudah terbiasa dengan ucapan mereka, dia pun tak memperdulikan ucapan mereka.
Neo menaiki lift menuju lantai 10,dimana itu lantai ruang kerjanya.
"Milano."
"Iya tuan. " jawab Milano yang berdiri dibelakang Neo.
"Nanti siapkan berkas untuk rapat hari ini." perintah Neo pada Milano.
"Baik tuan." jawab Milano.
"Ting." akhirnya mereka sampai dilantai 10, didepan pintu sudah ada Nick yang menyambut kedatangan tuannya.
"Selamat pagi tuan." sapa Nick pada tuanya.
"Pagi." jawab Neo yang langsung masuk ke ruang kerjanya.
"Maaf tuan, ini berkas yang harus tuan tanda tangani." ucap Nick yang memberikan dokumen yang harus dikerjakan oleh tuannya.
"Baiklah." jawab Neo yang baru sampai di kantor sudah dihadapkan beberapa pekerjaan yang harus dia selesaikan.
Siang hari
Waktu makin siang, situasi di cafe penuh dengan pengunjung. Jovita sibuk dengan mesin kasirnya, Nina sibuk membuat pesanan pelanggan.
"Mohon ditunggu sebentar." ucap Jovita, dia pun lari membantu Nina yang sedang sibuk membuat minuman.
"Ini udah, meja nomor 5." ucap Jovita.
"Yang ini biar aku yang buat, kamu antarkan ini." Jovita segera membantu sahabatnya.
"Oke." jawab Nina yang segera mengantarkan pesanan. Jovita dengan cepat membuat pesanan yang lainnya.
"Itu kentangnya sudah matang, kamu antar makanan dan minuman dimeja 7." ucap Jovita yang sudah selesai membuatkan pesanan pelanggan.
"Oke bejo." seketika dia menatap tajam ke arah Nina, Nina segera lari mengantarkan pesanan di meja 7.
"Sabar...." Jovita mengelus dadanya, beginilah jika 1 shift dengan Nina. Dia harus extra sabar.
Jovita kembali ke meja kasirnya, dia mengecek buku lagi. Sedangkan Nina membersihkan meja dan mengambil piring dan gelas kotor yang ada dimeja.
Di siang hari ini mereka sudah disibukkan dengan pekerjaan mereka masing-masing.
Di tempat lain, Neo baru saja selesai rapat, dia mengecek jam tangannya.
"Sudah waktunya." ucap Neo yang langsung mendapatkan respon kaget dari Asistennya.
"Waktunya apa tuan?" tanya balik Milano.
"Ayo kita ke tempat kerja wanita itu." ucap Neo yang sudah siap akan keluar.
"Baik tuan." jawab Milano yang bergegas mengambil mobil mengantar tuannya ke tempat cafe itu.
Jovita masih berdiri di depan meja kasir, sedangkan Nina duduk santai menunggu pesanan.
"Susah amat sih di telepon." Nina mengeluh teleponnya tidak di angkat.
"Paling dia lagi sibuk." jawab Jovita yang masih setia berdiri di mesin kasir.
"Tapi nggak kayak biasanya dia seperti itu." ucap Nina yang merasa akhir-akhir ini pacarnya sedikit berubah.
"Coba kamu telepon lagi." ucap Jovita dengan santai.
Di luar Cafe sudah ada Neo yang berdiri didepan pintu Cafe. Di ikuti Milano dibelakangnya, Neo memilih tempat duduk paling belakang dipojokkan.
"Maaf ,tuan mau pesan apa?" tanya Milano pada tuannya,Neo langsung melepaskan kacamata hitamnya.
"Coffee Cappucino." jawab Neo yang tatapannya mengarah ke arah wanita yang selama ini dia ingin temui.
"Baik tuan." Milano segera ke depan kasir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Pasti ufah punya cewek lain tuh..
2024-08-27
0