Neo pun melanjutkan pekerjaannya , tak berselang lama Jovita bangun dari tidurnya.
"Kamu." Jovita kaget dengan kehadiran pria itu yang sedang duduk disebelahnya.
"Mmmm." jawab Neo yang masih fokus dengan Laptopnya.
"Kenapa kamu ada disini?"tanya Jovita yang kaget dengan kehadiran pria itu yang sudah duduk disampingnya.
"Kamu tidak lihat aku sedang apa." jawab Neo.
"Jangan banyak alasan kamu , cepat kamu pergi dari tempat ini." Neo langsung meletakkan laptop dimeja samping ranjang tempat tidur.
" Kenapa aku harus keluar dari kamarku sendiri." sontak Jovita kaget.
"Apa! "Jovita benar-benar tidak tahu jika kamar ini milik pria itu.
"Iya, ini kamarku." jawab Neo dengan santai.
"Ya sudah lebih baik aku pergi." Jovita bergegas pergi, tapi sayangnya tangannya sudah ditarik oleh Neo.
"Lepas" Jovita mulai memberontak.
"Lebih baik kamu diam." ucap Neo yang berusaha bersabar.
Neo pun mencoba menenangkan Jovita.
"Maaf jika aku salah." Neo meminta maaf pada Jovita.
"Ayo kita turun, kamu belum makan siang kan." ucap Neo yang mengajak Jovita untuk turun makan siang.
Mereka berdua turun bersama, mereka makan siang bersama.
Jovita yang bisanya cerewet, dia sekarang banyak diam. Setelah selesai Jovita langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah kata.
Jovita yang saat itu sedang duduk didekat kolam, dengan tatapan kosong.
"Aku ingin pulang, aku tak ingin berurusan dengan pria itu lagi."batin Jovita yang diam-diam memiliki rasa trauma dengan seorang pria.
Neo datang menghampiri Jovita yang duduk terdiam dekat kolam renang.
"Kamu siap-siap, Milano akan mengantarkanmu pulang." ucap Neo pada Jovita.
"Baiklah." Jovita segera pergi dari tempat itu.
"Nona, baju nona sudah ada di dalam."
"Terima kasih." ucap Jovita dengan sedikit lesu.
Jovita langsung mengganti baju miliknya.
Setelah selesai, Jovita berdiri didepan jendela dengan pandangan sedikit melamun.
" Akhirnya aku bisa pulang lama-lama aku tinggal disini terasa tersiksa. " batin Jovita
Tanpa dia sadari dari arah belakang ada Neo.
" Segeralah pulang, didepan sudah ada asistenku yang akan mengantarkan kamu pulang. " ucap Neo yang terus memperhatikan Jovita.
Jovita langsung pergi, dari kejauhan Neo merasa ada sedikit perasaan sedih harus berpisah dengannya.
Jovita akhirnya pergi, dengan asisten tuannya . Selama di dalam mobil Jovita banyak terdiam, seperti tidak biasanya.
"Nona, kita sudah sampai." ucap Milano, Jovita langsung pergi tanpa membalas ucapan darinya.
Jovita baru sampai di kontrakkan, dia langsung ke dapur mengambil air putih.
Seketika itu Jovita menangis, mengingat kejadian yang dulu pernah dia alami. Dan sekarang dia mengenal pria yang baru dia kenal.
Trauma itu membuat dirinya tak percaya akan cinta, semua laki-laki hanya bisa membuat luka hatinya.
Jovita langsung berdiri, Dia mengambil charger yang sengaja tak dia bawa.
Daya baterai di Handphonenya sudah habis,kini dia harus mengisi.
Jovita pun sudah disibukkan dengan pekerjaan rumah.
Ditempat lain
Neo sedang ada diruang kerjanya, tiba-tiba ada seseorang mengetuk pintu.
"Masuk." masuklah seorang pria yang berpakaian serba hitam dengan topi berwarna abu-abu.
"Tuan." pria itu membuka topi.
"Tugas kamu akan terus berlanjut, awasi betul-betul jika terjadi sesuatu cepat laporkan." ucap Neo yang sedari awal sudah memberikan tugas pada pria itu.
"Baik tuan." pria itu langsung pergi.
"Sebaiknya aku harus cepat melakukannya sebelum nantinya akan menjadi lebih sulit untuk menaklukkannya" ucap Neo dalam hati.
Jovita sudah selesai beres - beres rumah, kini dia duduk santai di kamar.
"Malas masak, mendingan aku keluar cari makan." Jovita mengambil dompet didalam tas, dia bergegas pergi mencari makanan.
Malam hari
Dari sore dia keluar, Jovita baru saja pulang. Memang sengaja dia ingin jalan-jalan diluar.
Jovita mengecek handphonenya, setelah dia nyalakan ternyata ada 10 panggilan dari sahabatnya.
Jovita mencoba menghubungi Nina
"Hallo."
"Ya ampun dasar bejo, seharian aku telepon kamu kenapa nomormu tidak aktif."
"Sorry, aku lupa mengabari kalau hari ini aku tidak bisa masuk." ucap Jovita.
"Aku tahu, aku sudah bilang sama pak manager. Kamu itu ya ditelepon tidak aktif, memangnya seharian kamu kemana?" tanya balik Nina.
"Aku sakit, dirumah tiduran.besok aku sudah masuk kok." ucap Jovita.
"Ya sudah kalau kamu sudah baikan." jawab Nina pada Jovita.
"Ya udah jo, aku mau keluar dulu. Dada bejo." telepon langsung terputus.
"Nina... Nina, tidak pernah berubah kamu." ucap Jovita.
Dikediaman tuan Neo
Terlihat Kakek Arthur yang baru pulang dari kota B. Dia segera menemui cucunya.
"Mana anak itu? " Tanya kakek Arthur pada asistennya.
"Ada di kamar tuan besar. " jawab Pak Roy ,kakek Arthur segera menemui cucunya.
Pintu langsung terbuka, melihat cucunya sedang duduk di ranjang tempat tidur.
"Kakek. " Sapa Neo pada kakeknya.
"Bagaimana, apa sudah mendingan. Katanya kamu sakit? "tanya kakek Arthur pada cucunya.
"Aku tidak sakit kek." ucap Neo pada kakeknya.
"Tapi kata Arsal kamu telepon dia. Lalu siapa yang sakit?" tanya Kakek Arthur.
"Dia lagi." batin Neo mulai terlihat kesal.
" Tidak ada yang sakit kek." ucap Neo yang masih menyembunyikan sesuatu pada kakeknya.
"Ya sudah kalau kamu tidak mau bercerita." jawab Kakek Arthur yang langsung pergi.
Kakek Arthur langsung bertanya pada Pak Roy .
"Sebenarnya apa yang anak itu sembunyikan." tanya kakek Arthur , mau tidak mau Pak Roy menceritakan secara rinci.
" Sekarang dimana wanita itu?" tanya Kakek Arthur.
"Nona Jovita sudah pergi tuan." jawab Pak Roy .
"Kalau begitu panggilkan Milano sekarang."
"Baik tuan. "
Milano pun datang menghadap tuan besar.
"Ada sesuatu hal penting yang ingin aku tanyakan padamu. " Milano merasa bingung.
"Sesuatu apa tuan besar?" tanya Milano pada tuannya
"Apa benar kemarin Neo membawa seorang wanita dirumah ini? " tanya kakek Arthur pada Milano, Milano pun mulai gugup.
"Milano jawab." kakek Arthur mulai menekan suaranya.
Milano pun membalas dengan anggukkan.
"Jelaskan semua." Milano yang awalnya menundukkan kepala, dia mulai memberanikan mengangkat kepalanya.
"Itu benar tuan, jika tuan Neo membawa seorang wanita. Wanita itu bernama Jovita tuan."
"Jovita?"
"Iya tuan." jawab Milano yang dalam hatinya berkata.
"Maafkan saya tuan, saya terpaksa harus jujur." batin Milano yang merasa bersalah.
"Nona Jovita adalah orang yang telah menyelamatkan tuan Neo disaat kejadian penyerangan beberapa hari yang lalu. Dan nona Jovita yang merawat tuan Neo." sontak saja kakek Arthur kaget.
"Jadi wanita itu yang telah menolong cucuku."
"Iya tuan, maka dari itu Tuan Neo membawa wanita itu dirumah karna nona Jovita saat Itu sedang jatuh sakit. Dari itulah tuan Neo menolongnya dan sedikit...."
"Sedikit apa, kalau bicara yang jelas."
"Saya sedikit takut tuan." ucap Milano yang takut bicara.
"Sudahlah kamu bicara jujur saja, pembicaraan ini hanya kita berdua yang tahu. " ucap Kakek Arthur yang menyakinkan itu akan menjadi rahasia mereka berdua.
"Sebenarnya tuan Neo sedikit ada rasa obsesi pada nona Jovita, secara terang-terangan tuan Neo juga menyukai nona Jovita. Tapi nona Jovita seperti menolak."
"Apa kamu bilang, dia menolak." Milano membalas dengan anggukkan.
"Baru kali ini saya dengar ada wanita yang menolak mentah-mentah cucuku." ucap Kakek Arthur yang bingung dengan jalan pikiran wanita itu.
"Menurut saya nona Jovita berbeda dengan wanita lain tuan, selain itu tuan Neo pernah dibentak oleh wanita itu. Bahkan jika keduanya bersama wanita itu selalu berkata pedas sampai tuan Neo hingga tuan kehabisan kata untuk membalasnya dan memilih diam."
"Hahahaha." kakek Arthur tertawa keras,baru kali ini ada seorang wanita yang berani dengan pria dingin itu.
"Baru kali ini ada wanita yang seberani itu, Aku penasaran seperti apa dia."
"Jika menurut saya, nona Jovita orang pekerja keras. dan menurut informasi yang saya dapat nona Jovita terlahir dari keluarga biasa dari kampung merantau demi membantu ekonomi keluarga."ucap Milano yang menjelaskan keluarga dari wanita itu.
" Menarik" ucap Kakek Arthur.
"Maka dari itu tuan Neo menganggap nona Jovita wanita yang berbeda." ucap Milano yang menilai baik dari nona Jovita
"Apa dia cantik." bisik tuan besar.
"Pastinya iya tuan." jawab Milano, kakek Arthur langsung merespon dengan tertawa.
"Kamu itu ya." ucap kakek Arthur, yang masih saja tertawa.
"Akhirnya ada seorang wanita yang bisa menaklukkan pria dingin itu."
"Menurut tuan besar bagaimana? "
"Aku setuju saja, tapi aku penasaran bagaimana wajah wanita itu, untungnya gosip yang beredar diluar tentang cucuku itu tidak benar." kakek Arthur begitu khawatir jika gosip itu benar adanya.
"Kabar tentang itu sebenarnya tidak benar tuan besar." ucap Milano yang mengetahui bagaimana sifat tuannya.
"Baiklah aku percaya." ucap Kakek Arthur yang sudah mengerti tentang identitas wanita itu.
Milano langsung keluar dari kamar tuan besar, sedangkan tuan besar sedang memikirkan sesuatu.
"Sepertinya aku harus mengecek secara langsung,aku penasaran akan informasi dari Milano, jika memang itu benar, tidak salah lagi jika dia wanita baik-baik yang dia cari." batin kakek Arthur yang tak ingin salah memilih istri untuk cucunya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments