Bab 16

Jovita masih tertidur pulas ditempat tidur, dia benar-benar merasa lelah. Waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi, Jovita masih malas untuk bangun.

Tiba-tiba saja Handphone miliknya berdering, Jovita segera meraihnya.

"Hallo, selamat pagi." sapa Neo

"Pagi." jawab jovita dengan nada suara baru bangun tidur.

"baru bangun tidur ya?" tanya Neo yang sudah rapi dengan baju kerjanya.

"Iya, baru aja bangun." jawab jovita dengan malasnya membuka mata. Jovita melihat jam dinding ternyata sudah menunjukkan pukul 7 pagi.

"Masuk jam berapa?" tanya Neo.

"Masuk sore." jawab jovita yang sudah duduk dipinggiran tempat tidur.

"Ya sudah, jangan lupa sarapan." Neo mengingatkan Jovita agar tak telat makan.

"Iya." jawab jovita yang masih menahan rasa ngantuknya.

"Apa aku suruh Milano untuk mengantarkan sarapan pagi untuk kamu." Neo menawarkan bantuan.

"Tidak, aku bisa masak sendiri ." yang menolak secara halus.

"Jika begitu nanti siang aku akan makan siang dirumahmu." ucap Neo yang penasaran bagaimana rasanya masakan dari Jovita.

"Ya sudah nanti siang akan aku siapkan." ucap Jovita yang akan masak untuk Neo yang pertama kalinya.

"Ya sudah sayang, aku mau berangkat kerja dulu." pamit Neo.

"Iya, hati-hati dijalan." pesan Jovita, setelah selesai Jovita segera ke kamar mandi sekedar cuci muka. Setelah itu dia mengambil botol yang berisi minuman. Dia mulai berpikir akan masak apa.

"Coba aku cek dulu." batin Jovita yang mengecek isi didalam lemari gantung.

Di dalam lemari gantung hanya ada sayuran, mie, telur, dan sosis. Ada tahu juga yang dia simpan di kotak, dia pun mempersiapkan bahan-bahan yang akan dia masak.

Sebelum itu dia beres-beres rumah hingga bersih mengingat nanti siang Neo akan datang kerumahnya.

Ditempat lain

Neo dan kakek makan bersama diruang meja makan.

"Nanti kakek mau pergi ke rumah sakit." pamit kakek Arthur pada cucunya.

"Kakek sakit?" tanya Neo lagi.

"Kakek tidak sakit hanya pengecekkan rutin kesehatan tiap bulan." jawab Kakek Arthur yang terbiasa setiap bulannya cek kesehatan.

"Oh begitu, nanti biar Eza yang akan menemani kakek dirumah sakit." kata Neo yang mempercayakan pada Eza Asisten pribadi kakeknya.

"Maaf, untuk hari ini Neo tidak bisa menemani kakek dirumah sakit." permintaan maaf dari Neo pada kakeknya yang tak bisa menemani kakeknya.

"Kakek tahu kamu pasti sibuk dengan pekerjaan kantor." kata kakek Arthur memaklumi betapa cucunya sibuk dikantor.

"Ya sudah kek Neo pamit mau berangkat dulu." Akhirnya Neo berangkat kerja walaupun dia sedikit bersalah tak bisa menemani kakeknya ke rumah sakit.

Ditempat lain

Jovita sudah selesai dengan pekerjaan rumahnya dan dia sedang sibuk memasak. Satu-persatu masakkan Jovita sudah jadi, kini tinggal dia hidangkan diatas meja.

"Akhirnya beres juga." Jovita duduk istirahat didapur dengan kondisi yang masih berkeringatan.

Tiba-tiba saja ada suara ketukkan dari arah pintu rumahnya.

"Tok... Tok..." Jovita langsung menghampirinya.

"Nina." berdirilah Nina di depan pintu rumahnya dengan kondisi agak pucat.

"Kamu tidak kerja?" tanya Jovita yang sedari tadi Nina diam dengan mata sedikit bengkak.

"Kamu habis nangis? " tanya Jovita melihat wajah Nina benar-benar pucat dan disaat ditanya Nina hanya menangis.

"Ayo masuk." Jovita menarik tangan Nina, Nina pun duduk terdiam dengan wajah pucat.

"Kamu kenapa Nin?" Jovita terlihat khawatir dengan kondisi Nina sedikit lemas dan pucat.

"Pasti dia habis menangisi sesuatu." batin Jovita yang melihat kedua mata Nina bengkak.

Nina langsung menangis sekeras-kerasnya.

"Jo a-aku diputusin ayang." Nina menangis dipelukkan Jovita.

"Apa!" sontak Jovita kaget.

"Kenapa kalian putus, bukannya hubungan kalian baik-baik saja."

"Diam-diam dia sedang mencintai wanita lain jo, aku sangat kecewa." Nina tak bisa menahan kesedihannya.

"Sudahlah, jangan tangisi apa yang sudah terjadi. Mungkin saja dia pria bukan terbaik untuk kamu cintai." ucap Jovita.

" Nin, badanmu kok panas begini, kamu sakit ya." Jovita makin khawatir dengan kondisi Nina makin drop.

"Ayo kita ke dokter sekarang?" Nina hanya menangis saja, Jovita Makin bingung.

"Sudahlah, jangan menangis lagi. Sekarang fokuslah dengan keadaanmu saat itu. Ayo aku antar ke dokter sekarang. "ajak Jovita yang sudah lari kekamarnya mengambil jaket.

"Tapi dia tega menghianatiku jo, aku salah apa selama ini padanya." Nina masih galau dengan nasib cintanya.

Jovita merasa prihatin dengan apa yang sedang di alami sahabatnya.

"Ayo kita ke rumah sakit sekarang." ajak Jovita.

" Aku tidak mau." jawab Nina dengan lemas.

" Kamu itu susah dibilangin, kalau kamu sakit siapa yang ngurus kamu. Ayo cepat bangun." Jovita menarik badan Nina, mereka akhirnya pergi ke rumah sakit.

Mereka sampai juga di rumah sakit, Jovita mendaftarkan temannya.

"Ini mbak nomer antriannya." mereka langsung ke tempat praktek dokter, sedari tadi dia terus memegang Nina.

Mereka sedang menunggu giliran di ruang tunggu.

"Aku tinggal dulu ke toilet ya, jangan kemana-mana kamu." pesan Jovita pada Nina.

Jovita dengan cepat ke toilet, dia takut terlalu lama tinggal Nina. Setelah selesai di toilet Jovita segera lari menghampiri sahabatnya, pandangan Jovita langsung teralihkan ke seorang kakek yang jatuh yang tertabrak dengan seorang laki-laki yang saat itu berlari dengan kencang.

Kakek itu mencoba berdiri, Jovita pun membantu kakek itu.

"Mari kek, saya bantu." Kedua tangannya mengangkat tangan kakek itu.

"Kakek, tidak apa-apa kan." Kakek itu membalas dengan anggukkan.

"Kakek sama siapa disini, kok kakek sendirian?" tanya Jovita pada kakek itu.

"Tadi kakek pergi bersama asisten kakek, tapi dia sekarang sedang pergi."

"Oh jadi kakek berangkat sama asisten kakek."

"Kebetulan cucu kakek sedang sibuk, jadinya kakek pergi bersama asisten kakek."

"Ya sudah kek, hati-hati dijalan ya." ucap Jovita dengan membalas senyuman.

"Nama kamu siapa?" tanya kakek Arthur.

"Nama saya Jovita kek, bisa dipanggil Vita." jawab jovita.

"Oh Jovita ya"

"Iya kek. ya sudah, Saya mau balik dulu." Jovita yang baru saja akan pergi kaget dengan kehadiran pria besar mendekati mereka.

Tuan."

"Kamu dari mana?" tanya kakek Arthur.

"Maafkan saya tuan, saya tadi ke toilet." jawab pria besar itu.

Jovita langsung menghampiri pria itu. "Maaf ya, jangan sekali-kali anda tinggalkan kakek ini. Asal anda tahu tadi kakek ini jatuh ditabrak seseorang hingga terjatuh. Saya harap jangan pernah kamu meninggalkannya ." ucap Jovita mengingatkan pria itu.

Pria besar itu menoleh kearah tuannya. "Sudahlah yang terpenting aku baik-baik saja." jawab Kakek itu.

Pria kekar itu hanya terdiam.

"Sepertinya nama itu seperti tidak asing aku dengar." batin Kakek Arthur yang diam-diam mencurigainya.

Dari kejauhan Ada Nina yang baru saja berjalan lewati lorong rumah sakit.

"Bejoooo." sontak Jovita menoleh kearah lorong sebelah kanan.

"Ayo kita pulang sekarang."ajak Nina pada Jovita.

"Pulang gimana, bukannya kita mau periksa kamu ke dokter."

"Telat, tadi aku sudah masuk. Kamu juga lama ke toilet." ucap Nina yang kesal pada sahabatnya.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ehem ehem ketemu cucu mantu mah..😄

2024-08-27

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Cowok mah cepet bosan apalagi kalo jenis cowok yg ngedepanin nafsu doang,pasti ganti cewek kayak ganti baju..

2024-08-27

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Apalagi pasti ketahuan pacarnya selingkuh..

2024-08-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53 #*#*
54 Bab 54 #*#*
55 Bab 55 #*#*
56 Bab 56 #*#*
57 Bab 57 #*#*
58 Bab 58 #*#*
59 Bab 59 #*#*
60 Bab 60 #*#*
61 Bab 61 #*#*
62 Bab 62 #*#*
63 Bab 63 #*#*
64 Bab 64 #*#*
65 Bab 65 #*#*
66 Bab 66 #*#*
67 Bab 67#*#*
68 Bab 68 #*#*
69 Bab 69 #*#*
70 Bab 70 #*#*
71 Bab 71 #*#*
72 Bab 72 #*#*
73 Bab 73 #*#*
74 Bab 74 ***
75 Bab 75 #*#*
76 Bab 76 #*#*
77 Bab 77 #*#*
78 Bab 78 #*#*
79 Bab 79 #*#*
80 Bab 80 #*#*
81 Bab 81 #*#*
82 Bab 82 #*#*
83 Bab 83 #*#*
84 Bab 84 #*#*
85 Bab 85 #*#*
86 Bab 86 #*#*
87 Bab 87 #*#*
88 Bab 88 #*#*
89 Bab 89 #*#*
90 Bab 90 #*#*
91 Bab 91 #*#*
92 Bab 92 #*#*
93 Bab 93 #*#*
94 Bab 94 #*#*
95 Bab 95 #*#*
96 Bab 96 #*#*
97 Bab 97#*#*
98 Bab 98#*#*
99 Bab 99 #*#*
100 Bab 100 #*#*
101 Bab 101 #*#*
102 Bab 102#*#*
103 Bab 103#*#*
104 Bab 104 #*#*
105 Bab 105 #*#*
106 Bab 106 #*#*
107 Bab 107 #*#*
108 Bab 108 #*#*
109 Bab 109 #*#*
110 Bab 110#*#*
111 Bab 111 #*#*
112 Bab 112#*#*
113 Bab 113#*#*
114 Bab 114#*#*
115 Bab 115#*#*
116 Bab 116#*#*
117 Bab 117#*#*
118 Bab 118#*#*
119 Bab 119#*#*
120 Bab 120#*#*
121 Bab 121#*#*
122 Bab 122 #*#*
123 Bab 123 #*#*
124 Bab 124 #*#*
125 Bab 125 #*#*
126 Bab 126#*#*
127 Bab 127 #*#*
128 Bab 128 #*#*
129 Bab 129 #*#*
130 Bab 130 #*#*
131 Bab 131#*#*
132 Bab 132 #*#*
133 Bab 133#*#*
134 Bab 134#*#*
135 Bab 135#*#*
136 Bab 136#*#*
137 Bab 137#*#*
138 Bab 138#*#*
139 Bab 139#*#*
140 Bab 140 Ending
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53 #*#*
54
Bab 54 #*#*
55
Bab 55 #*#*
56
Bab 56 #*#*
57
Bab 57 #*#*
58
Bab 58 #*#*
59
Bab 59 #*#*
60
Bab 60 #*#*
61
Bab 61 #*#*
62
Bab 62 #*#*
63
Bab 63 #*#*
64
Bab 64 #*#*
65
Bab 65 #*#*
66
Bab 66 #*#*
67
Bab 67#*#*
68
Bab 68 #*#*
69
Bab 69 #*#*
70
Bab 70 #*#*
71
Bab 71 #*#*
72
Bab 72 #*#*
73
Bab 73 #*#*
74
Bab 74 ***
75
Bab 75 #*#*
76
Bab 76 #*#*
77
Bab 77 #*#*
78
Bab 78 #*#*
79
Bab 79 #*#*
80
Bab 80 #*#*
81
Bab 81 #*#*
82
Bab 82 #*#*
83
Bab 83 #*#*
84
Bab 84 #*#*
85
Bab 85 #*#*
86
Bab 86 #*#*
87
Bab 87 #*#*
88
Bab 88 #*#*
89
Bab 89 #*#*
90
Bab 90 #*#*
91
Bab 91 #*#*
92
Bab 92 #*#*
93
Bab 93 #*#*
94
Bab 94 #*#*
95
Bab 95 #*#*
96
Bab 96 #*#*
97
Bab 97#*#*
98
Bab 98#*#*
99
Bab 99 #*#*
100
Bab 100 #*#*
101
Bab 101 #*#*
102
Bab 102#*#*
103
Bab 103#*#*
104
Bab 104 #*#*
105
Bab 105 #*#*
106
Bab 106 #*#*
107
Bab 107 #*#*
108
Bab 108 #*#*
109
Bab 109 #*#*
110
Bab 110#*#*
111
Bab 111 #*#*
112
Bab 112#*#*
113
Bab 113#*#*
114
Bab 114#*#*
115
Bab 115#*#*
116
Bab 116#*#*
117
Bab 117#*#*
118
Bab 118#*#*
119
Bab 119#*#*
120
Bab 120#*#*
121
Bab 121#*#*
122
Bab 122 #*#*
123
Bab 123 #*#*
124
Bab 124 #*#*
125
Bab 125 #*#*
126
Bab 126#*#*
127
Bab 127 #*#*
128
Bab 128 #*#*
129
Bab 129 #*#*
130
Bab 130 #*#*
131
Bab 131#*#*
132
Bab 132 #*#*
133
Bab 133#*#*
134
Bab 134#*#*
135
Bab 135#*#*
136
Bab 136#*#*
137
Bab 137#*#*
138
Bab 138#*#*
139
Bab 139#*#*
140
Bab 140 Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!