Pagi-pagi Jovita sudah disibukkan pekerjaan rumah, hingga kegiatan masak semuanya selesai seketika.
Kebetulan hari ini Jovita masuk kerja shift sore, dia masih bisa menikmati hari santainya.
Dia begitu asyik dengan handphone barunya, satu - persatu nomor di Handphone lamanya dia pindah di nomor barunya.
Hanya ada beberapa kontak yang ada di Handphone lamanya. "Pasti harganya mahal, emang dasar orang kaya maunya menang sendiri. Barang bagus seperti ini malah mau dibuang. " ucap Jovita yang mengejek Neo orang paling sombong yang dia kenali.
Tiba-tiba Handphone miliknya berdering, seperti nada pesan masuk.
"Simpan nomorku ini." pesan masuk di nomornya.
"Ini nomor siapa lagi ini."batin Jovita yang bingung nomor milik siapa.
"Aku Neo. " Jovita sontak kaget, kenapa Pagi-pagi pria sombong itu menghubungi dia.
" tidak ada kerjaan saja, pagi-pagi udah buat kesal . " batin Jovita yang benar-benar kesal menghadapi pria satu ini.
Jovita pun malas menanggapinya, Jovita lebih memilih memakan cemilan yang kemarin dia beli.
Tiba-tiba Handphone berdering, Neo akhirnya menghubungi Jovita.
"Aduh, kenapa sih dia telepon juga ." Jovita mengeluh hari santainya diganggu sama pria satu ini.
"Bisa tidak kamu tidak menganggu aku terus." bukannya menyapa Jovita langsung memarahi Neo.
"Kenapa kamu tidak membalas pesanku?" tanya Neo yang masih jelas terdengar nada dinginnya.
"Malas." jawab jovita yang sudah kesal dengan pria satu ini
"Simpan nomorku itu." ucap Neo yang mengingatkan untuk menyimpan nomor miliknya.
"Iya-iya." ucap Jovita yang kesal pada Neo yang sukanya perintah orang.
Baru kali ini dia bertemu dengan seorang pria yang begitu sombong dan suka perintah orang lain. Mungkin itu apesnya Jovita bertemu pria itu, kalau sudah tahu begini dia tak akan menolong pria itu.
Jovita langsung mematikan sambung teleponnya dengan pria itu.
"Sabar.... Sabar...." Ia mencoba menenangkan diri.
Handphone Jovita mencoba menghubungi seseorang. " Hallo, ini aku Jovita."
" Oh jadi ini nomormu, aku kira siapa." dia sengaja menghubungi Nina, sekedar memberi kabar jika ini nomor baru miliknya.
"Iya nin, oh ya kamu masuk bagian shift apa?"
"Aku shift pagi, tahu tidak jo nanti malam aku mau jalan-jalan sama ayang. " terdengar sahabatnya begitu bahagia.
"Ya sudah, baru tinggal beberapa hari sudah galau kamu." ejek Jovita yang beberapa hari yang lalu dia sempat galau tidak ada kabar dari pacarnya.
"Itu kan cuma rasa kecemasanku saja, kalau terjadi apa-apa sama ayang." ucap Nina yang bucinnya setengah mati sama pacarnya.
"Terserah kamu, yang penting ini nomor baruku."
"Oke bejo." jawab Nina dengan nada bercanda.
"Bejo pala kamu, nama sudah bagus-bagus malah dipanggil bejo." Nina tertawa terbahak-bahak.
" Ya udah aku mau siap-siap dulu, dada bestie." Nina langsung mematikan teleponnya.
"Dasar tuh anak tidak punya sopannya sama orang yang lebih tua." Jovita duduk santai mengecek beberapa aplikasi didalam handphonenya.
Di tempat lain
Neo sedang ada diruang meja makan bersama kakeknya.
"Bagaimana, apa kamu setuju dengan pengajuan tuan Parker?" tanya Kakek Arthur.
"Jika selama hanya rekan kerja Neo masih bersedia, tapi jika lebih Neo akan menolak secara langsung." jawab Neo dengan ekpresi wajah datarnya.
"Terserah kamu saja, kakek ikut apa yang kamu mau." Mereka melanjutkan makan pagi mereka.
"Pak Roy."
"Iya tuan."
"Panggilkan Milano sekarang." perintah Neo, Pak Roy segera pergi memanggil Milano.
Milano pun datang menghampiri tuannya, "Milano."
"Iya tuan." jawab Milano yang sudah berdiri disampingnya.
"Nanti siang kita ke Markas, hubungi Dave." ucap Neo yang seketika Kakek Arthur melirik cucunya.
"Apa ada masalah di Markas?" tanya Kakek Arthur pada cucunya.
"Tidak ada kek, tapi Dave sudah mendapat siapa pelakunya." jawab Neo dengan santai.
"Siapa dia?"
"Tuan Harry, kek."
"Jadi dia pelakunya, pantas saja mereka melakukannya dengan cara licik." jawab Kakek Arthur.
"Kakek tenang saja, semuanya sudah Dave atasi. Nanti siang Neo akan mengecek disana." jawab Neo yang sudah menyerahkan pada Dave.
"Baiklah, jika semua sudah aman terkendali."
" Ya sudah Neo mau berangkat ke kantor sekarang." Kakek Arthur membalas dengan anggukkan.
Setelah kepergian cucunya, Kakek Arthur menelepon seseorang.
" Kamu pergi ke Markas, ada masalah disana, kamu bantu Dave disana."
"Baik tuan." dia orang kepercayaan tuan besar yang selama ini membantu masalah dimarkas.
Neo sudah sampai di kantor, beberapa dari mereka menyapa kedatangannya.
"Selamat pagi tuan."
"Mmm." Neo langsung menaiki lift bersama Milano.
"Panggilkan Nick keruang kerja saya." perintah Neo pada Milano.
"Baik tuan." mereka sudah sampai dilantai tempat ruang kerjanya. Milano pun segera menghampiri Nick yang sudah lebih datang di tempat kerjanya.
"Tuan memanggil saya."
"Iya, nanti siang kamu gantikan saya rapat dengan direksi dilantai 4.saya ada urusan penting di Markas yang harus aku selesaikan. " Neo meminta untuk menggantikan dirinya untuk rapat.
"Baik tuan. " Nick langsung keluar dari ruang kerja tuannya.
Siang hari
Neo sudah siap berangkat, kini mereka sudah ada didalam mobil, posisi di kantor sudah di gantikan oleh Nick.
Mereka sampai juga di Markas, situasi di dalam sangat ramai dengan mereka yang sedang latihan.
"Kamu." Neo kaget dengan kehadiran Leon di tempat Markas.
"Saya hanya diperintah tuan besar untuk membantu Dave tuan." jawab Leon yang sedari dari awal menerima tugas dari tuannya.
"Terserah." jawab Neo yang langsung pergi menemui pria itu, Posisi pria itu duduk didalam ruangan.
"Selamat siang tuan Harry." ucap Neo yang menyapa musuhnya.
" Kamu." pria itu terlihat marah.
" Beraninya kamu bermain dibelakangku tuan, sepertinya aku harus memberikan sedikit pelajaran untukmu tuan." ucap Neo
Pria terlihat terdiam tak membalas ucapan Neo, Neo melirik Dave.
"Lakukan seperti biasanya." perintah Neo pada Dave.
"Baik tuan." jawab Dave, Neo langsung keluar dari tempat itu dan langsung pergi keluar dengan Milano, mereka berdua sudah ada direstoran yang biasanya mereka kunjungi.
Berbeda dengan Jovita masih ada dirumah, dia sudah siap dengan baju kerjanya dengan beberapa barang yang nanti dia bawa ditempat kerja.
Jovita berangkat seperti biasanya, posisi Jovita sudah sampai ditempat kerjanya.
"Hallo bestie." sapa Nina yang begitu bahagia.
"Seperti ada yang sedang bahagia." Jovita menyindir Nina.
"Ingin pulang langsung ketemu sama ayang."
"Dasar lebay." jawab jovita, Nina sudah siap dengan tasnya.
"Dada bejo." Jovita langsung melempar lap ke mukanya Nina.
"Ihhh jadi kotor rambut sama muka aku."
"Kalau kotor tinggal dicuci." ucap Jovita yang kesal pada Nina,Jhon tertawa lepas melihat mereka saling bertengkar.
" Diam kamu kenapa kamu ketawa. " Nina melotot kearah Jhon.
"Ya sudah sana pergi. " ucap jhon yang menyuruh Nina pergi.
Nina terlihat kesal pada mereka berdua yang sering membuat kesal dirinya.
Dari arah luar tempat kerja Jovita, ada sebuah mobil yang berhenti ditepi jalan tepat didepan cafe.
Neo melirik dari arah kaca, Jovita sedang berdiri di depan kasir. Hari ini dia masuk sore paling dia akan pulang diwaktu jam malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments