Bab 12

Sebelum Jovita keluar, dia memakai masker untuk menutupi wajahnya. Jovita jalan santai di trotoar sesekali melihat situasi diluar jalan.

Dari arah depan ada seorang ibu-ibu yang sedang menggendong bayi, nampak terlihat ibu itu kesulitan mengambil beberapa buah yang jatuh.

Jovita ikut membantu ibu itu.

"Waduh, plastiknya sobek." ucap Jovita yang mengambil kantong plastik milik ibu itu yang sobek bagian bawah.

"Aduh, Bagaimana ini?" ibu itu kebingungan, Jovita membuka tas mininya.

"Apa ada ya." batin Jovita yang mengecek di dalam tasnya ada plastik tidaknya.

"Untung saja saya punya mbak." Jovita memasukkan satu-persatu buah itu di kantong plastik miliknya.

"Makasih ya mbak." ucap ibu itu, Jovita membalas dengan senyuman.

Jovita sudah sampai di halte bus, dia menunggu bus yang  akan datang. Tanpa dia sadari dari arah jauh Neo sudah lama memperhatikannya.

"Ternyata dia peduli juga." kata Neo yang sadari tadi melihat Jovita dari kejauhan.

"Seperti tuan lihat." jawab Milano.

"Tulus membantu ." Neo tersenyum lebar

Bus yang Jovita tunggu datang juga, Jovita langsung masuk ke bus itu.

"Ayo kita pulang sekarang." perintah Neo.

"Baik tuan." mobil mereka berjalan meninggalkan tempat itu.

Jovita baru saja turun dari bus, dia berjalan santai melewati gang yang mengarah ke kontrakkan.

Baru saja setengah jalan, Jovita merasa jika ada orang mengikuti dirinya.

"Apa perasaan aku saja ya." dia menengok kanan kiri tapi tetap tidak ada orang dibelakangnya.

Jovita segera lari, dia benar-benar ketakutan. Setelah sampai di rumah, dia segera mengunci pintu rumahnya.

" Ya tuhan." dia duduk jongkok dibelakang pintu,dia benar-benar ketakutan jika ada seseorang mengejarnya.

Jovita langsung bangkit dan segera membereskan pekerjaan rumah yang belum sempat dia selesaikan.

Ditempat lain

Neo sedang menikmati waktu santainya dengan berolahraga berenang, datanglah Pak Roy yang membawa minuman untuk tuannya.

Pak Roy berdiri di dekat meja pinggir kolam renang. Pak Roy memberikan handuk padanya.

Neo langsung duduk dikursi yang sudah disiapkan dengan minuman yang sudah tersedia diatas meja.

Tiba-tiba Handphone Neo berdering.

"Ada apa?"

" Nona Jovita sudah kembali ke kontrakkan tuan." laporan Johan pada tuannya.

"Bagus, kamu awasi dia." ucap Neo yang menugaskan orang kepercayaannya.

"Baik tuan." sambungan telepon langsung terputus, Neo langsung kembali ke kamarnya.

Malam hari

Sedari tadi Jovita tiduran di tempat tidurnya, bermain handphone mendengarkan music.

"Ahh, lama-lama bosen." Jovita mengeluh bosen dirumah.

"Jadi ingin keluar tapi yang diajak lagi masuk kerja." ucap Jovita pada dirinya sendiri.

Dengan terpaksa Jovita keluar sendiri, dia sudah rapi dengan baju santai tidak lupa dia memakai jaket miliknya.

Malam ini dia ingin keluar jalan-jalan di mall, sudah beberapa minggu ini dia tidak keluar jalan - jalan. Dikarenakan sibuknya dengan pekerjaan yang harus dia kerjakan.

Tanpa dia sadari dari belakang sudah ada orang yang selalu mengikuti dirinya. Dia pun segera menghubungi tuannya.

Neo juga duduk santai diruang tamu melihat berita di layar televisi, Handphone Neo berdering membuat dirinya lebih fokus dengan handphonenya.

"Ada apa?"

"Saya mau melaporkan tuan, jika nona Jovita saat ini ada di luar. Posisi nona ada di mall city."

"Dia pergi dengan siapa?" tanya Neo lagi.

"Sendirian tuan, saat ini nona Jovita duduk santai dilantai dasar."

"Baiklah aku akan kesana." jawab Neo langsung mematikan sambung telepon, dia langsung pergi ke kamarnya.

Neo sudah memakai pakaian santainya, Neo segera menghampiri Milano yang saat itu ada di depan bersama Pak Roy .

"Milano."

"Ya tuan."

"Ayo kita ke mall city sekarang." Neo langsung pergi menuju garasi di ikuti Milano dari belakang.

20 menit kemudian mereka sudah sampai di depan pintu masuk mall city, Neo mencoba menghubungi anak buahnya.

"Dia ada dilantai berapa?"

"Posisinya ada dilantai 2 tuan." dengan cepat Neo langsung mematikan sambungan telepon.

Neo menaiki lift menuju lantai 2, yang dimana Jovita sedang duduk santai dekat pembatas kaca.

Apa yang dia lihat benar, jika Jovita sedang duduk santai menikmati minuman dingin yang dia beli.

Neo datang menghampiri Jovita, sedangkan Milano sedang bersama johan dilantai dasar.

Neo langsung duduk disamping Jovita, sontak dia menoleh kesamping.

"Kamu" teriak Jovita yang kaget dengan kehadiran pria itu lagi.

"Kenapa kamu disini?" tanya Jovita yang dengan tiba-tiba hadirnya pria itu lagi.

"Justru aku yang harus bertanya, kenapa kamu disini?" tanya balik Neo.

"Terserah aku,apalagi tempat ini untuk umum ." jawab Jovita.

"Ya sudah." jawab Neo dengan singkat dengan ekpresi wajah datarnya.

"Dasar penganggu ." batin Jovita yang sedikit tak suka dengan pria satu ini. Jovita duduk sedikit menjauh dari Neo, dia merasa risih jika dekat dengan satu cowok ini.

"Sendirian?" tanya Neo pada Jovita yang duduk ada disampingnya.

"Sudah tahu aku sendirian, malah balik tanya lagi. Dasar aneh." ucap Jovita yang semakin tak suka dengan pria satu ini.

Neo berdiri dari tempat duduknya, dengan tangan menunjukkan kearah restoran.

"Ayo kita kesana." Neo berjalan menuju restoran yang berada didepan mereka.

"Apa."

"Ayo cepat." teriak Neo pada Jovita yang masih duduk terdiam dibangku itu.

"Tukang pemaksa." batin Jovita yang selalu mengumpat ketidak sukanya pada pria itu.

Jovita terpaksa mengikuti perintah pria itu, Neo pun memilih ditempat paling ujung dekat dengan jendela. Mereka duduk saling berhadapan, pelayan pun tiba menawarkan beberapa menu yang sudah ada didaftar buku menu.

"Silakan nona." pelayan itu memberikan buku menu.

Jovita kebingungan menu apa yang akan dia pilih, hanya ada beberapa menu yang dia tahu.

"Saya pilih ini." tunjuk ke buku daftar menu.

"Untuk minumannya apa nona?" tanya pelayan itu.

"Orange jus." jawab jovita,sedangkan Neo masih memilih menu yang dia pilih.

"steak 1,minuman orange jus"

"Baik tuan." pelayan itu pergi meninggalkan mereka berdua.

"terpaksa aku harus mengikuti kamu." Jovita makin kesal.

"Aku juga tidak sengaja bertemu denganmu disini." jawab Neo yang sebenarnya berbohong.

"Alasanmu , aku tidak akan percaya." ucap Jovita yang tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh pria di depannya.

"Terserah kamu percaya atau tidak, aku kesini sedang mencari sesuatu. Kalau kita bertemu berarti itu hanya kebetulan saja." jawab Neo.

"Kalau kamu sedang mencari sesuatu mana barang yang kau bilang mencari sesuatu?" Jovita mulai menantang pria itu.

"Barang itu sudah ada di dalam mobil, apa lagi aku ke sini dengan asistenku." jawab Neo yang mencoba menyakinkan apa yang dia katakan benar walaupun semua hanya alasan Neo saja.

"Lalu dimana asistenmu itu?"

"Dia ada dibawah." jawab Neo, akhirnya pesanan mereka datang juga. Tenyata Jovita memesan nasi goreng seafood, seketika Neo mengangkat kedua alisnya.

"Kamu pesan makanan seperti itu." tanya Neo lagi.

"Memang kenapa, terserah aku mau makan apa. Apa masalahnya sama kamu, aku yang makan kamu yang ribet." seketika Neo terdiam, seakan sulit dia menjawab.

"Terserah kamu." jawab Neo yang menikmati makan malam diluar. Dari arah seberang ada 2 sosok wanita yang sedang memperhatikan mereka berdua.

"Wah tampannya." ucap wanita itu.

"Tapi sayang ya, pria itu udah punya cewek." ucap wanita itu dengan sedikit ekpresi sedih.

"Tuh dengarkan kita malah jadi bahan pembicaraan mereka." ucap Jovita yang sedikit kesal pada Neo, kenapa harus makan ditempat ini.

"Terserah mereka mau bilang apa." ucap Neo yang lebih cuek dengan tanggapan mereka.

"Tapi mereka berpikir kita pacaran tahu." Jovita makin kesal, apa otak pria ini lagi bermasalah.

"Biarkan saja mereka mau mengganggap seperti apa." dalam hati Neo sedikit ada rasa bahagia walaupun belum dia tunjukkan pada wanita itu.

"Parah kamu, dibilangin tidak percaya." jawab jovita yang sedikit kurang nyaman dengan pendapat mereka.

"Cepat habiskan." ucap Neo yang melihat Jovita sedikit memakan makanan yang dia pesan.

"Iya-iya, bawel." ucap Jovita yang kesal pada Neo.

"Habiskan semua, jangan sampai kamu jatuh sakit lagi." Jovita terdiam tak mau dengar suara dari mulut pria itu.

Dalam hati Neo sedikit senang, akhirnya dia bisa makan berdua. Walau sebentar tapi itu cukup untuk dirinya. Setelah selesai makan bersama, tiba-tiba saja Handphone Jovita bergetar, Ternyata itu hanya pesan masuk

"Kenapa handphonemu?" tanya Neo.

"Tidak sengaja jatuh." jawab jovita yang langsung memasukkan ke kantong celana. Neo melihat jelas jika layar bagian atas sedikit retak.

"Ikut aku sekarang." Neo mengajak Jovita menuju toko handphone. Jovita masih fokus dengan handphonenya tanpa dia memperdulikan Neo yang sibuk mencari sesuatu.

"Carikan Handphone yang paling bagus." ucap Neo.

"Baik tuan." pelayan itu mengeluarkan beberapa dari handphone yang terbaik.

"Saya pilih yang warnanya silver, dan pasangkan nomor baru sekalian dibungkus."

"Baik tuan." handphone pesanan Neo sudah terbungkus dengan rapi dengan nomor yang sudah diaktifkan.

Diam-diam Neo menyimpan nomor itu, tanpa sepengetahuan Jovita . Langsung saja dia memberikan pada Jovita.

"Apa ini?" Jovita langsung mengecek isi didalam kantong itu.

"Apa handphone?"

"Itu handphone barumu, jangan lagi kamu pakai handphonemu yang rusak itu." ucap Neo yang sudah membelikan yang baru untuk dirinya.

"Lho apa-apaan kamu, aku tidak minta kamu untuk membelikannya." ucap Jovita yang merasa tidak meminta.

Neo langsung pergi tanpa memperdulikan Jovita yang terus mengejar dia.

"Sudahlah kamu terima." ucap Neo yang sudah membelikan handphone untuknya. Jovita langsung menarik tangan Neo dan meletakkan tas pembungkus itu pada tangan Neo.

"Maaf aku tidak bisa terima." Jovita menolak pemberian dari Neo. Langsung saja dia meletakkannya dilantai.

"Terserah kamu mau ambil atau tidak, jika tidak mau letakkan disini. Biarkan diambil orang lain." ucap Neo, sontak Jovita kaget yang tak mengira betapa mudahnya dia berkata seperti itu.

"Ahhhh." Jovita menghentakkan kakinya dilantai,mengungkapkan rasa kekesalan dia pada Neo.

Dengan secara terpaksa dia menerima handphone itu, daripada dibuang lebih baik dipakai.

"Lebih baik kamu ikut aku pulang." ajak Neo pada Jovita untuk pulang bersama.

"Tidak, aku bisa pulang sendiri" Jovita menolak ajakan Neo.

"Tidak, kamu harus ikut aku pulang." Neo makin memaksa jovita, Jovita bereaksi marah.

"Kenapa kamu ngatur-ngatur hidup aku." teriak Jovita yang tak terima dengan mudahnya dia terus memaksa.

" Jika kamu masih tidak ikut denganku, maka kamu akan tahu akibatnya."

"Oke aku akan ikut denganmu." pada akhirnya dia ikut Neo walaupun berat hati harus menerima itu.

Mereka sudah masuk ke dalam mobil dengan Milano yang bagian sopir. Sedari tadi Jovita banyak terdiam yang biasanya cerewet kali ini dia tenang.

Akhirnya dia sampai ditempat jalan mengarah kontrakkan, Jovita langsung keluar tanpa pamit.

Neo membalas dengan senyuman, dia merasa ada yang berbeda dari hidupnya wanita itu.

Jovita sudah sampai dirumah, dia sudah merasa lelah.  seketika dia ingat sesuatu tentang  handphonenya

"Pasti mahal harganya." mengecek barang itu. Jovita langsung tertidur menahan rasa mengantuk yang sedari tadi dia tahan.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53 #*#*
54 Bab 54 #*#*
55 Bab 55 #*#*
56 Bab 56 #*#*
57 Bab 57 #*#*
58 Bab 58 #*#*
59 Bab 59 #*#*
60 Bab 60 #*#*
61 Bab 61 #*#*
62 Bab 62 #*#*
63 Bab 63 #*#*
64 Bab 64 #*#*
65 Bab 65 #*#*
66 Bab 66 #*#*
67 Bab 67#*#*
68 Bab 68 #*#*
69 Bab 69 #*#*
70 Bab 70 #*#*
71 Bab 71 #*#*
72 Bab 72 #*#*
73 Bab 73 #*#*
74 Bab 74 ***
75 Bab 75 #*#*
76 Bab 76 #*#*
77 Bab 77 #*#*
78 Bab 78 #*#*
79 Bab 79 #*#*
80 Bab 80 #*#*
81 Bab 81 #*#*
82 Bab 82 #*#*
83 Bab 83 #*#*
84 Bab 84 #*#*
85 Bab 85 #*#*
86 Bab 86 #*#*
87 Bab 87 #*#*
88 Bab 88 #*#*
89 Bab 89 #*#*
90 Bab 90 #*#*
91 Bab 91 #*#*
92 Bab 92 #*#*
93 Bab 93 #*#*
94 Bab 94 #*#*
95 Bab 95 #*#*
96 Bab 96 #*#*
97 Bab 97#*#*
98 Bab 98#*#*
99 Bab 99 #*#*
100 Bab 100 #*#*
101 Bab 101 #*#*
102 Bab 102#*#*
103 Bab 103#*#*
104 Bab 104 #*#*
105 Bab 105 #*#*
106 Bab 106 #*#*
107 Bab 107 #*#*
108 Bab 108 #*#*
109 Bab 109 #*#*
110 Bab 110#*#*
111 Bab 111 #*#*
112 Bab 112#*#*
113 Bab 113#*#*
114 Bab 114#*#*
115 Bab 115#*#*
116 Bab 116#*#*
117 Bab 117#*#*
118 Bab 118#*#*
119 Bab 119#*#*
120 Bab 120#*#*
121 Bab 121#*#*
122 Bab 122 #*#*
123 Bab 123 #*#*
124 Bab 124 #*#*
125 Bab 125 #*#*
126 Bab 126#*#*
127 Bab 127 #*#*
128 Bab 128 #*#*
129 Bab 129 #*#*
130 Bab 130 #*#*
131 Bab 131#*#*
132 Bab 132 #*#*
133 Bab 133#*#*
134 Bab 134#*#*
135 Bab 135#*#*
136 Bab 136#*#*
137 Bab 137#*#*
138 Bab 138#*#*
139 Bab 139#*#*
140 Bab 140 Ending
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53 #*#*
54
Bab 54 #*#*
55
Bab 55 #*#*
56
Bab 56 #*#*
57
Bab 57 #*#*
58
Bab 58 #*#*
59
Bab 59 #*#*
60
Bab 60 #*#*
61
Bab 61 #*#*
62
Bab 62 #*#*
63
Bab 63 #*#*
64
Bab 64 #*#*
65
Bab 65 #*#*
66
Bab 66 #*#*
67
Bab 67#*#*
68
Bab 68 #*#*
69
Bab 69 #*#*
70
Bab 70 #*#*
71
Bab 71 #*#*
72
Bab 72 #*#*
73
Bab 73 #*#*
74
Bab 74 ***
75
Bab 75 #*#*
76
Bab 76 #*#*
77
Bab 77 #*#*
78
Bab 78 #*#*
79
Bab 79 #*#*
80
Bab 80 #*#*
81
Bab 81 #*#*
82
Bab 82 #*#*
83
Bab 83 #*#*
84
Bab 84 #*#*
85
Bab 85 #*#*
86
Bab 86 #*#*
87
Bab 87 #*#*
88
Bab 88 #*#*
89
Bab 89 #*#*
90
Bab 90 #*#*
91
Bab 91 #*#*
92
Bab 92 #*#*
93
Bab 93 #*#*
94
Bab 94 #*#*
95
Bab 95 #*#*
96
Bab 96 #*#*
97
Bab 97#*#*
98
Bab 98#*#*
99
Bab 99 #*#*
100
Bab 100 #*#*
101
Bab 101 #*#*
102
Bab 102#*#*
103
Bab 103#*#*
104
Bab 104 #*#*
105
Bab 105 #*#*
106
Bab 106 #*#*
107
Bab 107 #*#*
108
Bab 108 #*#*
109
Bab 109 #*#*
110
Bab 110#*#*
111
Bab 111 #*#*
112
Bab 112#*#*
113
Bab 113#*#*
114
Bab 114#*#*
115
Bab 115#*#*
116
Bab 116#*#*
117
Bab 117#*#*
118
Bab 118#*#*
119
Bab 119#*#*
120
Bab 120#*#*
121
Bab 121#*#*
122
Bab 122 #*#*
123
Bab 123 #*#*
124
Bab 124 #*#*
125
Bab 125 #*#*
126
Bab 126#*#*
127
Bab 127 #*#*
128
Bab 128 #*#*
129
Bab 129 #*#*
130
Bab 130 #*#*
131
Bab 131#*#*
132
Bab 132 #*#*
133
Bab 133#*#*
134
Bab 134#*#*
135
Bab 135#*#*
136
Bab 136#*#*
137
Bab 137#*#*
138
Bab 138#*#*
139
Bab 139#*#*
140
Bab 140 Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!