Bab 4

"Silakan tuan, mau pesan apa?" tanya Jovita pada lelaki itu.

"Pesan Coffee Cappucino dua." ucap pria itu, pria itu langsung memberikan uang tunai.

"Meja nomor berapa?"

" Nomor 10." jawab pria itu yang masih berdiri didepan meja kasir

"Ini tuan kembaliannya, mohon ditunggu sebentar. " pria itu langsung pergi, seketika Jovita merasa aneh dari pria itu.

"Kok rasanya aku kenal dengan wajah pria itu. Tapi dimana ya." Jovita mencoba mengingat tapi tetap saja dia tak ingat.

"Coffee Cappucino 2 meja nomor 10."

" Siap." Nina langsung membuat pesanan pelanggan. Setelah jadi dia langsung mengantarkan pesanan di meja nomor 10.

"Ini tuan." ucap Nina yang langsung meletakkan minuman itu dimeja.

Nina pun kembali ke tempat kerjanya.

"Bejo." Nina memanggil namanya, langsung saja dia melempar kain lap kearah Nina.

"Aduh kepala aku."

"Bejo pala kamu." Jovita marah namanya diubah bejo.

"Hey bestie." tangan Jovita ditarik Nina.

"Didepan ada cowok tampan." bisik Nina pada telinga Jovita.

"Lalu?" tanya lagi Jovita.

"Kalau kamu lihat pasti kamu langsung jatuh cinta . Wajahnya tampan bener." ungkap Nina yang sedikit tertarik dengan pria itu.

Jovita penasaran ingin melihat pria itu. Jovita sontak kaget, bagaikan disambar petir.

"Dia kan." batin Jovita yang masih tak percaya dengan apa yang dia lihat.

Neo langsung balik menatap wajah Jovita , sontak membuat Jovita kaget.

"Dia kan pria yang aku tolong kemarin itu kan." batin Jovita, dia baru menyadarinya.

Neo sontak sedikit tersenyum. "Akhirnya dia sadar juga." batin Neo, Jovita malah terlihat bingung. Kok pria itu bisa tahu aku kerja disini.

"Tuan, ada informasi penting yang harus saya sampaikan pada tuan." sekilas tatapan Neo terlihat dingin.

"Informasi apa yang ingin kamu sampaikan." tanya Neo pada Milano.

"Ternyata benar yang melakukan itu atas perintah tuan Harry, dan dapat dipastikan jika mereka anak buah dari tuan Harry." laporan dari Milano.

"Tidak ada lelahnya dia berbuat onar seperti ." Neo pun tak kaget jika semua ini perbuatan dari tuan Harry diam-diam berani melakukan hal itu.

"Lalu bagaimana tuan?" tanya lagi Milano pada tuannya.

"Kamu pantau terus pergerakkan mereka, jangan sampai mereka mencurigai kita ." pesan Neo pada Milano.

"Baik tuan." jawab Milano yang mengikuti perintah tuannya.

"Kita cari momen yang tepat untuk mereka , jangan terlalu buru-buru." ucap Neo untuk lebih memilih Berhati-hati dalam bertindak.

Milano pun mengerti apa maunya dari tuannya, dia mulai mengikuti arahan dari tuannya.

Neo masih duduk terdiam sambil menatap wajah wanita itu dari kejauhan.

Sedari tadi Jovita merasa gelisah, karna didepan ada seseorang yang terus memperhatikan dia.

Jujur saja jika Jovita mengenal orang itu. Dia pria yang kemarin dia tolong, tapi yang membuat heran dia kenapa pria itu bisa tahu jika dirinya bekerja disini.

Makin membuat penasaran Jovita pada pria itu, Jovita makin risih dengan cara pandang pria itu.

Jovita segera lari ke belakang, dia menuju toilet. Jovita mencuci mukanya, sembari mengumpat.

"kenapa sih dari tadi lihat kesini terus, kenapa juga dia bisa tahu aku kerja disini." batin Jovita yang kesal pada pria itu.

Setelah selesai di toilet Jovita bergegas keluar dari toilet, tanpa dia sadari di luar lorong dekat toilet ada seorang pria berdiri bersandar ditembok.

"Kamu." Jovita kaget dengan kehadiran pria itu.

"Iya." jawab Pria dengan tatapan dingin.

"Kamu kan pria yang kemarin itu kan?" tanya Jovita pada pria itu, Neo pun membalas dengan anggukkan.

Sedangkan Jovita merasa heran dengan pria satu ini. "Kenapa kamu bisa tahu aku kerja disini, gara- gara kehadiran kamu hidupku makin tidak aman." Jovita langsung menuduh pria itu, sontak membuat Neo bingung.

"Maksud kamu apa?"

"Semenjak aku menolong kamu, aku merasa ada seseorang yang sedang mengawasiku." ucap Jovita yang sedikit ketakutan, Neo pun akhirnya mengerti apa maksud dari Jovita. Neo yakin jika yang dia maksudkan adalah orang suruhan Neo sendiri. Karna dari awal dia menyuruh anak buahnya untuk mengawasi wanita satu ini.

"Untuk masalah itu aku tidak tahu apa-apa." ucap Neo yang sengaja berbohong.

"Lalu kenapa kamu kesini?" Neo lebih memilih bungkam, Jovita pun makin kesal dengan pria satu ini.

"Pasti pria ini punya maksud tertentu." batin Jovita yang asal menebak. Dengan cepat dia pergi, tapi sayangnya tangannya ditarik oleh pria itu.

"Lepaskan." Jovita mulai berontak.

"Terimakasih." ucap Neo yang langsung merespon dengan bingung dari Jovita.

"Maksud kamu apa?" tanya balik Jovita yang masih kebingungan.

"Soal kejadian kemarin." Neo pun langsung melepas tangan Jovita dan pria itu segera pergi meninggalkannya di lorong itu.

"Kamu itu ya!" Jovita terus mengumpat, dia merasa aneh dengan pria satu ini.

Jovita langsung kembali ketempat kerjanya, sedari tadi pria itu tak hentinya memperhatikan Jovita.

Neo masih saja melirik wanita itu dari kejauhan, terlihat jika wanita itu sibuk melayani para pembeli. Sesekali dia tersenyum, membuat Neo merasa iri karna dia tak pernah diberikan senyum itu.

Jovita mulai menata satu-persatu pesanan yang sudah jadi.

"Meja Nomor 5." Jovita memberikan nampan berisi makanan dan minuman. Sedangkan Nina mengantarkan pesanan.

Jovita pun cepat menyelesaikan pekerjaan, tapi tetap saja pria itu masih memperhatikan dirinya.

"Lama-lama aku usir saja dia." Jovita kesal dengan pria itu, Jovita merasa risih dengan cara dia memperhatikan dirinya.

Jovita mulai mencatat pesanan pelanggan.

"Ini kembalinya nona." Jovita langsung mendekati Nina.

"Pesanan baru."  Jovita memberikan kertas pada Nina. Sesekali dia melirik kearah depan, ternyata pria itu sudah keluar dari tempat itu.

"Syukurlah." Jovita duduk jongkok dilantai.

"Syukur apaan?" tanya balik Nina.

"Tidak apa-apa." jawab jovita yang ikut membantu Nina.

"Mulai sekarang kamu main rahasia segala." ucap Nina yang kesal pada Jovita.

"Ini sudah jadi." Jovita sudah selesai, kini Nina tinggal mengantarkan pesanannya.

Jovita merasa lega, akhirnya pria itu pergi juga, dalam hidupnya dia tak ingin berurusan dengan pria lagi. Di kehidupan sebelumnya dia pernah dikecewakan oleh laki-laki, jadi dia menjadi sedikit trauma.

Jovita kembali mengisi laporan, Nina datang meletakkan uang tepat dimeja kasir.

" Ini uang apaan?" tanya Jovita.

"Gimana kamu itu, tiga hari yang lalu aku kan pinjam uangmu. Ini aku kembalikan." jawab Nina yang bertujuan mengembalikan uang Jovita.

"Kan nanti malam bisa kan." ucap Jovita.

"Nanti aku lupa, kamu tahu sendiri kan aku orangnya pelupa .Daripada nanti mendingan sekarang saja." jawab Nina Yang sadar diri orangnya pelupa.

"Ya sudah aku terima." uang itu langsung dia masukkan ke kantong celananya.

"Datang juga kamu." ucap Nina yang melihat Thomas baru saja datang.

"Akhirnya aku bisa istirahat juga." ucap Nina yang memang waktu kerjanya habis.

"Mendingan biar aku yang lanjutin, kamu kebelakang sana. " ucap Thomas yang memerintahkan Jovita untuk segera kebelakang.

"Bentar masih kurang sedikit." Jovita masih menulis di buku itu.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53 #*#*
54 Bab 54 #*#*
55 Bab 55 #*#*
56 Bab 56 #*#*
57 Bab 57 #*#*
58 Bab 58 #*#*
59 Bab 59 #*#*
60 Bab 60 #*#*
61 Bab 61 #*#*
62 Bab 62 #*#*
63 Bab 63 #*#*
64 Bab 64 #*#*
65 Bab 65 #*#*
66 Bab 66 #*#*
67 Bab 67#*#*
68 Bab 68 #*#*
69 Bab 69 #*#*
70 Bab 70 #*#*
71 Bab 71 #*#*
72 Bab 72 #*#*
73 Bab 73 #*#*
74 Bab 74 ***
75 Bab 75 #*#*
76 Bab 76 #*#*
77 Bab 77 #*#*
78 Bab 78 #*#*
79 Bab 79 #*#*
80 Bab 80 #*#*
81 Bab 81 #*#*
82 Bab 82 #*#*
83 Bab 83 #*#*
84 Bab 84 #*#*
85 Bab 85 #*#*
86 Bab 86 #*#*
87 Bab 87 #*#*
88 Bab 88 #*#*
89 Bab 89 #*#*
90 Bab 90 #*#*
91 Bab 91 #*#*
92 Bab 92 #*#*
93 Bab 93 #*#*
94 Bab 94 #*#*
95 Bab 95 #*#*
96 Bab 96 #*#*
97 Bab 97#*#*
98 Bab 98#*#*
99 Bab 99 #*#*
100 Bab 100 #*#*
101 Bab 101 #*#*
102 Bab 102#*#*
103 Bab 103#*#*
104 Bab 104 #*#*
105 Bab 105 #*#*
106 Bab 106 #*#*
107 Bab 107 #*#*
108 Bab 108 #*#*
109 Bab 109 #*#*
110 Bab 110#*#*
111 Bab 111 #*#*
112 Bab 112#*#*
113 Bab 113#*#*
114 Bab 114#*#*
115 Bab 115#*#*
116 Bab 116#*#*
117 Bab 117#*#*
118 Bab 118#*#*
119 Bab 119#*#*
120 Bab 120#*#*
121 Bab 121#*#*
122 Bab 122 #*#*
123 Bab 123 #*#*
124 Bab 124 #*#*
125 Bab 125 #*#*
126 Bab 126#*#*
127 Bab 127 #*#*
128 Bab 128 #*#*
129 Bab 129 #*#*
130 Bab 130 #*#*
131 Bab 131#*#*
132 Bab 132 #*#*
133 Bab 133#*#*
134 Bab 134#*#*
135 Bab 135#*#*
136 Bab 136#*#*
137 Bab 137#*#*
138 Bab 138#*#*
139 Bab 139#*#*
140 Bab 140 Ending
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53 #*#*
54
Bab 54 #*#*
55
Bab 55 #*#*
56
Bab 56 #*#*
57
Bab 57 #*#*
58
Bab 58 #*#*
59
Bab 59 #*#*
60
Bab 60 #*#*
61
Bab 61 #*#*
62
Bab 62 #*#*
63
Bab 63 #*#*
64
Bab 64 #*#*
65
Bab 65 #*#*
66
Bab 66 #*#*
67
Bab 67#*#*
68
Bab 68 #*#*
69
Bab 69 #*#*
70
Bab 70 #*#*
71
Bab 71 #*#*
72
Bab 72 #*#*
73
Bab 73 #*#*
74
Bab 74 ***
75
Bab 75 #*#*
76
Bab 76 #*#*
77
Bab 77 #*#*
78
Bab 78 #*#*
79
Bab 79 #*#*
80
Bab 80 #*#*
81
Bab 81 #*#*
82
Bab 82 #*#*
83
Bab 83 #*#*
84
Bab 84 #*#*
85
Bab 85 #*#*
86
Bab 86 #*#*
87
Bab 87 #*#*
88
Bab 88 #*#*
89
Bab 89 #*#*
90
Bab 90 #*#*
91
Bab 91 #*#*
92
Bab 92 #*#*
93
Bab 93 #*#*
94
Bab 94 #*#*
95
Bab 95 #*#*
96
Bab 96 #*#*
97
Bab 97#*#*
98
Bab 98#*#*
99
Bab 99 #*#*
100
Bab 100 #*#*
101
Bab 101 #*#*
102
Bab 102#*#*
103
Bab 103#*#*
104
Bab 104 #*#*
105
Bab 105 #*#*
106
Bab 106 #*#*
107
Bab 107 #*#*
108
Bab 108 #*#*
109
Bab 109 #*#*
110
Bab 110#*#*
111
Bab 111 #*#*
112
Bab 112#*#*
113
Bab 113#*#*
114
Bab 114#*#*
115
Bab 115#*#*
116
Bab 116#*#*
117
Bab 117#*#*
118
Bab 118#*#*
119
Bab 119#*#*
120
Bab 120#*#*
121
Bab 121#*#*
122
Bab 122 #*#*
123
Bab 123 #*#*
124
Bab 124 #*#*
125
Bab 125 #*#*
126
Bab 126#*#*
127
Bab 127 #*#*
128
Bab 128 #*#*
129
Bab 129 #*#*
130
Bab 130 #*#*
131
Bab 131#*#*
132
Bab 132 #*#*
133
Bab 133#*#*
134
Bab 134#*#*
135
Bab 135#*#*
136
Bab 136#*#*
137
Bab 137#*#*
138
Bab 138#*#*
139
Bab 139#*#*
140
Bab 140 Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!