Bab 11

Pagi-pagi sekali Jovita sudah bangun, dia segera membereskan tempat tidurnya. Hari ini dia berkerja di Shift pagi, semua pekerjaan rumah beres kini tinggal dia mempersiapkan baju kerjanya.

Jovita sudah rapi dengan baju kerjanya, kini dia saatnya berangkat kerja.

Seperti biasanya dia berangkat dengan menaiki transportasi umum.

Setelah sampai ditempat kerja, sudah ada Jhon yang lebih dulu sampai.

" Eh kamu vit, katanya Nina kamu sakit?" tanya Jhon pada Jovita.

"Memang , tapi sekarang aku sudah sembuh." Jovita yang sudah berdiri di mesin kasir. Jovita bantu Jhon angkat piring dan gelas.

"Biar aku aja, kamu buka pintu aja. Kan udah waktunya buka."

"Beres." Jovita langsung membuka pintu. di luar sudah ada managernya yang baru datang.

"Vita, katanya kamu sedang sakit? " tanya pak manager pada Jovita.

" Iya pak, tapi sekarang sudah sembuh pak." jawab Jovita pada pak managernya.

"Ya sudah, kamu lanjutkan pekerjaanmu."

Jovita langsung kembali ke tempat kerjanya, sedangkan Jhon sibuk mempersiapkan beberapa bahan minuman.

Baru buka 10 menit, sudah ada pembeli. Jovita langsung melayani pembeli, Jhon pun sudah siap menerima pesanan pelanggan.

Ditempat lain

Neo duduk santai diruang meja makan bersama kekeknya.

"Neo."

"Hmmm." jawab Neo yang sedang sibuk dengan handphone.

"kamu itu ya, dipanggil tidak jawab." Neo mulai menatap kearah kekeknya.

"Ada apa kek?" tanya Neo pada kakeknya.

"Nanti kakek ikut kamu ke perusahaan." jawab Kakek Arthur yang akan ikut cucunya ke kantornya.

"Memangnya ada apa, tidak biasanya kakek ikut Neo."

"Kakek sudah janjian mau bertemu dengan tuan Parker, membicarakan tentang kerjasama dengan perusahaan kita." Neo pun terdiam seolah dalam pikirannya.

"Terserah ." satu kata yang terlintas di otak Neo.

"Baiklah kek." jawab singkat Neo.

"Nanti sekalian  kamu temani kakek." permintaan kakek Arthur.

"Apa harus?"

"Ya harus, ini mengenai kerjasama dengan perusahaan kita." jawab kakek Arthur.

"Baiklah." jawab Neo yang mengikuti intruksi dari kakeknya.

Akhirnya mereka berangkat bersama, hingga beberapa karyawan di kantor menyambut kedatangan mereka berdua.

"Selamat pagi tuan." Neo membalas dengan anggukkan.

"Pagi." jawab kakek Arthur pada mereka.

Neo sudah sampai diruang kerjanya bersama kakeknya. Didalam mereka membicarakan sesuatu tentang masalah perusahaan.

"Bagaimana, apa kamu mengerti."

"Mengerti kek." jawab Neo, tiba-tiba saja terdengar suara ketukkan pintu.

"tok.. tok.."

"Masuk." datanglah Nick yang menghampiri tuannya.

"Maaf tuan, diluar ada tamu mencari tuan besar."

"Ya sudah, suruh dia masuk." ucap kakek Arthur yang memerintahkan mereka masuk.

"Baik tuan." Nick segera mempersilakan mereka masuk.

Tuan Parker tidak datang sendiri, dia datang bersama putrinya siapa lagi jika bukan Laura.

"Silakan masuk tuan Parker." Mereka saling berjabat tangan,disusul dengan Laura yang terakhir berjabat tangan.

Neo pun memilih mundur, dia tak ingin ikut campur pekerjaan kakeknya.

Laura sedikit melirik pria yang ada didepannya.

"Tampannya." batin Laura yang jatuh cinta pada pria didepannya.

Neo terlihat cuek tak menanggapi orang didepannya.

"Neo ayo duduk disini." perintah kakeknya, dia pun akhirnya menuruti perintah kakeknya.

Neo duduk saling berhadapan dengan Laura, "Selamat datang tuan Parker, sepertinya tuan Parker tidak begitu sabar ingin kerjasama dengan kami." ucap kakek Arthur yang sedari awal ingin membicarakan soal bisnis.

"Iya tuan, saya juga yakin jika nanti kita saling bekerjasama kita pastinya akan meraih keuntungan yang besar pula." ucap tuan Parker.

"Pastinya." jawab Kakek Arthur.

" Apa lagi hubungan itu berlanjut ke putri saya dengan cucu anda." mulailah pembicaraan mereka sedikit membuat Neo curiga.

"Maksud anda apa?" Neo menatap dengan tatapan dingin kearah tuan Parker seperti mengisyaratkan sesuatu dibelakang.

Kakek Arthur merasa juga ada yang aneh dari ucapan itu.

Kakek Arthur melirik kearah cucunya yang sedikit melihat raut wajah ketidak sukanya.

"Jika kerjasama ini kita lanjutan dengan hubungan dua keluarga maka akan saling menguntungkan, seperti putri saya menikah dengan cucu anda tuan Arthur." jawab tuan Parker, Neo tersenyum.

"Sudah mulai dia , terlalu gampang dibaca gerak-gerik kalian." batin Neo yang sudah hafal tujuan mereka.

"Itu tidak penting, jika tuan ingin bekerjasama dengan kami ya kita lakukan seperti wajarnya selayaknya antara teman bisnis. Tidak harus mengikat dengan pernikahan dua keluarga,  itu sudah terlalu kuno." jawab Neo yang secara terang-terangan menolak langsung.

Tuan Parker mulai mengerti jika Neo tidak setuju dengan apa yang di ucapkan.

" Sebenarnya anda datang kesini membahas pekerjaan atau ada maksud lainnya. Jika masalah pekerjaan saya terima kalau menyangkut hal yang bukan berkaitan dengan pekerjaan maaf saya tidak bisa membantu." ucap Neo yang sudah menolak.

"Tetapi jika mana semua disatukan, nantinya akan menjadi kuat." ucap tuan Parker.

"Itu menurut anda, tapi Bagi saya sama saja. yang membedakan siapa yang akan mendapatkan keuntungan lebih dari kerjasama itu."

Kakek Arthur mulai mengerti arah pembicaraan cucunya itu.

"Baiklah tuan Parker, jika memang anda ingin melanjutkan kerjasama ini  kami akan siap menerima. Tapi soal yang tadi maaf kami belum terpikirkan sampai disana."

Tuan Parker akhirnya mengalah, ternyata sulit untuk menyakinkan mereka.

" Baiklah tuan, akan saya lanjutkan kerjasama kita." ucap tuan Parker.

Neo menatap tajam kearah tuan Parker, seolah dia menunjukkan rasa ketidak sukanya pada mereka berdua siapa lagi jika bukan Laura yang secara terang-terangan berani bermain dengannya.

"Sepertinya wanita itu tak akan pernah menyerah sebelum mendapatkan yang di inginkan." batin Neo yang sudah tahu dari gerak-gerik wanita ini.

"Kakek Neo mau keluar dulu." bisik Neo pada Kakeknya.

"Ya sudah." Neo langsung pergi dari tempat itu, dia segera pergi ke ruangan kerja  Milano.

"Lihat saja, sekali kamu menolak akan kukejar kamu." batin Laura yang tak akan pernah menyerah mengejar pria yang dia sukai.

Neo dengan malasnya masuk ke ruang kerja Milano.

" Tuan." Milano kaget dengan kehadiran tuannya,Neo duduk santai didepan Milano.

"Kamu duduk saja, aku hanya sekedar menghindar dari dua orang itu."

"Maksud tuan?"

"Biasa modus mereka menawarkan kerjasama yang berujung perjanjian pernikahan." ucap Neo dengan santai.

Milano pun mengerti arah pembicaraan tuannya.

"Sepertinya banyak orang yang ingin mencari kesempatan itu tuan." jawab Milano.

"Pastinya demi kekuasaan mereka akan melakukan hal gila seperti itu." Neo sudah muak cara kerja mereka.

Ditempat kerja Jovita

Jovita baru saja istirahat siang, dia duduk dikursi dekat kasir sambil menunggu pelanggan datang.

"Nih." Jovita diberikan roti pada Jhon .

"Ini beneran?" tanya Jovita lagi

"Sudahlah kamu makan." perintah Jhon pada Jovita

"Terimakasih." Jovita langsung menerima roti dari kawan kerjanya.

"Kemarin gimana?"

"Gimana apanya sih." jawab Jhon lagi.

"Kemarin kan aku tidak masuk kerja kan."

"Oh masalah itu Nina yang tahu, dia pamitkan kamu ke manager jika kamu tidak bisa masuk dikarenakan kamu sakit." jawab jhon yang hanya sekedar tahu dari situ.

"Oh gitu ya." jawab Jovita.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang, Neo masih sibuk dengan pekerjaan kantornya.

"tok.. tok"

"Masuk." Milano masuk dengan membawa sesuatu di dalam kantong plastik hitam.

"Ini pesanan tuan." Neo langsung menerimanya.

"Bagaimana keadaan dia?" tanya Neo pada Milano yang sempat menyuruh membeli sesuatu di tempat kerja wanita itu.

"keadaan nona Jovita baik-baik saja tuan, apa lagi hari ini nona Jovita sudah masuk kerja." laporan dari Milano.

" Ya sudah, ini kamu bawa dan serahkan ini pada Nick." perintah Neo pada Milano.

"Baik tuan." Milano segera keluar dari ruangan itu.

Neo duduk terdiam menghadap jendela kaca diruang kerjanya.

"Sayang." batin Neo yang diam-diam sedang  merindukan seseorang, siapa lagi jika bukan Jovita .

Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore, sudah waktunya dia pulang.

"Hallo bestie." tiba-tiba saja Nina memeluk dirinya.

"gimana, kamu sudah sembuh?" tanya Nina pada Jovita yang sudah siap pulang.

"Sudah Nin." jawab Jovita, datanglah Thomas dari belakang Nina.

"Sudah masuk kamu?" tanya Thomas.

"Sudahlah , ya udah aku mau balik pulang dulu." pamit Jovita pada mereka.

"Hati-hati dijalan." teriak Nina, pundak Nina langsung di pukul Thomas.

"Kalau teriak pakai aturan."

"Suara-suara aku , terserah aku dong ." Nina pergi meninggalkan Thomas sendirian didepan.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53 #*#*
54 Bab 54 #*#*
55 Bab 55 #*#*
56 Bab 56 #*#*
57 Bab 57 #*#*
58 Bab 58 #*#*
59 Bab 59 #*#*
60 Bab 60 #*#*
61 Bab 61 #*#*
62 Bab 62 #*#*
63 Bab 63 #*#*
64 Bab 64 #*#*
65 Bab 65 #*#*
66 Bab 66 #*#*
67 Bab 67#*#*
68 Bab 68 #*#*
69 Bab 69 #*#*
70 Bab 70 #*#*
71 Bab 71 #*#*
72 Bab 72 #*#*
73 Bab 73 #*#*
74 Bab 74 ***
75 Bab 75 #*#*
76 Bab 76 #*#*
77 Bab 77 #*#*
78 Bab 78 #*#*
79 Bab 79 #*#*
80 Bab 80 #*#*
81 Bab 81 #*#*
82 Bab 82 #*#*
83 Bab 83 #*#*
84 Bab 84 #*#*
85 Bab 85 #*#*
86 Bab 86 #*#*
87 Bab 87 #*#*
88 Bab 88 #*#*
89 Bab 89 #*#*
90 Bab 90 #*#*
91 Bab 91 #*#*
92 Bab 92 #*#*
93 Bab 93 #*#*
94 Bab 94 #*#*
95 Bab 95 #*#*
96 Bab 96 #*#*
97 Bab 97#*#*
98 Bab 98#*#*
99 Bab 99 #*#*
100 Bab 100 #*#*
101 Bab 101 #*#*
102 Bab 102#*#*
103 Bab 103#*#*
104 Bab 104 #*#*
105 Bab 105 #*#*
106 Bab 106 #*#*
107 Bab 107 #*#*
108 Bab 108 #*#*
109 Bab 109 #*#*
110 Bab 110#*#*
111 Bab 111 #*#*
112 Bab 112#*#*
113 Bab 113#*#*
114 Bab 114#*#*
115 Bab 115#*#*
116 Bab 116#*#*
117 Bab 117#*#*
118 Bab 118#*#*
119 Bab 119#*#*
120 Bab 120#*#*
121 Bab 121#*#*
122 Bab 122 #*#*
123 Bab 123 #*#*
124 Bab 124 #*#*
125 Bab 125 #*#*
126 Bab 126#*#*
127 Bab 127 #*#*
128 Bab 128 #*#*
129 Bab 129 #*#*
130 Bab 130 #*#*
131 Bab 131#*#*
132 Bab 132 #*#*
133 Bab 133#*#*
134 Bab 134#*#*
135 Bab 135#*#*
136 Bab 136#*#*
137 Bab 137#*#*
138 Bab 138#*#*
139 Bab 139#*#*
140 Bab 140 Ending
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53 #*#*
54
Bab 54 #*#*
55
Bab 55 #*#*
56
Bab 56 #*#*
57
Bab 57 #*#*
58
Bab 58 #*#*
59
Bab 59 #*#*
60
Bab 60 #*#*
61
Bab 61 #*#*
62
Bab 62 #*#*
63
Bab 63 #*#*
64
Bab 64 #*#*
65
Bab 65 #*#*
66
Bab 66 #*#*
67
Bab 67#*#*
68
Bab 68 #*#*
69
Bab 69 #*#*
70
Bab 70 #*#*
71
Bab 71 #*#*
72
Bab 72 #*#*
73
Bab 73 #*#*
74
Bab 74 ***
75
Bab 75 #*#*
76
Bab 76 #*#*
77
Bab 77 #*#*
78
Bab 78 #*#*
79
Bab 79 #*#*
80
Bab 80 #*#*
81
Bab 81 #*#*
82
Bab 82 #*#*
83
Bab 83 #*#*
84
Bab 84 #*#*
85
Bab 85 #*#*
86
Bab 86 #*#*
87
Bab 87 #*#*
88
Bab 88 #*#*
89
Bab 89 #*#*
90
Bab 90 #*#*
91
Bab 91 #*#*
92
Bab 92 #*#*
93
Bab 93 #*#*
94
Bab 94 #*#*
95
Bab 95 #*#*
96
Bab 96 #*#*
97
Bab 97#*#*
98
Bab 98#*#*
99
Bab 99 #*#*
100
Bab 100 #*#*
101
Bab 101 #*#*
102
Bab 102#*#*
103
Bab 103#*#*
104
Bab 104 #*#*
105
Bab 105 #*#*
106
Bab 106 #*#*
107
Bab 107 #*#*
108
Bab 108 #*#*
109
Bab 109 #*#*
110
Bab 110#*#*
111
Bab 111 #*#*
112
Bab 112#*#*
113
Bab 113#*#*
114
Bab 114#*#*
115
Bab 115#*#*
116
Bab 116#*#*
117
Bab 117#*#*
118
Bab 118#*#*
119
Bab 119#*#*
120
Bab 120#*#*
121
Bab 121#*#*
122
Bab 122 #*#*
123
Bab 123 #*#*
124
Bab 124 #*#*
125
Bab 125 #*#*
126
Bab 126#*#*
127
Bab 127 #*#*
128
Bab 128 #*#*
129
Bab 129 #*#*
130
Bab 130 #*#*
131
Bab 131#*#*
132
Bab 132 #*#*
133
Bab 133#*#*
134
Bab 134#*#*
135
Bab 135#*#*
136
Bab 136#*#*
137
Bab 137#*#*
138
Bab 138#*#*
139
Bab 139#*#*
140
Bab 140 Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!