Terlihat Jovita baru saja bangun dari tidurnya, dia segera duduk dari tempat tidurnya. mengecek handphone miliknya , ternyata waktu baru menunjukkan pukul 05.30 pagi.
"Oh iya, aku lupa." Jovita langsung berdiri dan lari menuju kamar mandi. Dia baru ingat jika nanti dirinya masuk kerja shift pagi.
Dengan cepat dia mandi setelah itu dia membuat makanan instan. Setelah selesai makan, Jovita duduk santai dengan minuman teh hangat dimeja tamu.
"Apa semalam aku mimpi ya, tapi semuanya terasa benar-benar nyata." ucap Jovita yang masih tak percaya.
Tiba-tiba saja Handphone miliknya berdering.
"Hallo, apa sudah bangun." suara itu jelas suara Neo, Jovita pun sedikit gugup menjawab.
"Sudah dari tadi." jawab Jovita yang kelihatan bingung.
"Masuk pagi apa sore?" tanya Neo yang sedikit ada rasa senang.
"Masuk pagi , ini aku baru siap berangkat kerja." Jovita sedang sibuk memakai sepatu.
"Apa aku antar ke tempat kerjamu?" tanya Neo menawarkan bantuan pada Jovita.
"Tidak, nanti aku berangkat naik bus." jawab Jovita menolak tawaran dari Neo.
"Nanti sore kita keluar ya." ajak Neo yang ingin jalan-jalan berdua.
"Ya sudah nanti habis pulang kerja saja." jawab Jovita yang sudah berjalan keluar di kontrakkannya.
"Sudah sarapan?" tanya lagi Neo
"Sudah, memang kenapa?" tanya Jovita lagi.
"Tidak apa-apa." jawab Neo yang seketika dia berkata lembut.
"Ya sudah ini aku mau berangkat dulu." pamit Jovita pada Neo.
"Hati-hati dijalan sayang." seketika Jovita malu sendiri mendengar Neo memanggil namanya dengan kata sayang.
"Iya." jawab jovita dengan senyuman, Jovita bergegas naik bus berangkat ke tempat kerjanya.
Neo yang baru selesai telepon langsung turun ke lantai dasar, dia segera ke ruang meja makan.
"Pagi kakek." sapa Neo pada kakeknya.
"Pagi." jawab Kakek Arthur yang baru saja menikmati minuman Coffee.
Neo duduk disamping kakeknya. " semalam kamu pulang sampai tengah malam ya ?" tanya kakek Arthur pada cucunya.
" Ya kek, Ada sesuatu yang harus Neo selesaikan kek." jawab Neo yang masih merahasiakan apa yang terjadi.
"Oh begitu." jawab Kakek Arthur, mereka menikmati sarapan pagi bersama.
"Neo mau berangkat sekarang." pamit Neo yang langsung pergi meninggalkan kakeknya.
Jovita baru saja sampai ditempat kerja, Jhon baru saja selesai merapikan kursi.
"Pagi Jhon ." sapa Jovita yang terlihat ceria.
"Pagi juga." balas Jhon yang hampir selesai mengerjakan tugasnya. Jovita langsung ke belakang ke ruang loker karyawan.
Jovita langsung kedepan membersihkan meja dan beberapa barang yang nantinya mereka pakai.Jovita yang disibukkan pekerjaan
Ditempat lain
Neo yang duduk santai sambil tersenyum.
"Tok...tok..."
" Masuk." datanglah Milano yang membawa sesuatu ditangan kanannya.
"Ini tuan beberapa hasil laporan keuangan perusahaan tuan." laporan itu langsung Milano letakkan dimeja kerja tuannya.
"Nanti sore aku akan keluar, kamu kerjakan sisa pekerjaan yang belum selesai aku kerjakan." perintah Neo pada Milano
"Baik tuan." Milano segera keluar dari ruang kerja tuannya. Neo langsung cepat mengerjakannya, sebelum dia terlambat menjemput Jovita.
"Oh iya, sebelum berangkat aku harus cari bunga untuknya." batin Neo yang tak sabar ingin bertemu dengan kekasihnya.
Siang hari
Tak terasa waktu makin siang, Jovita baru saja selesai bekerja. Dia menyempatkan waktu yang masih kosongnya untuk istirahat.
"Ah lelah juga, seharian ini cafe kita makin ramai." ucap Jovita pada Jhon yang berdiri didekat meja.
"Benar juga apa kata kamu." jawab Jhon, sedangkan Jovita sibuk memainkan handphone miliknya.
"Handphone baru ya." sindir Jhon .
"Handphone murah kok." jawab Jovita , yang tak ingin sombong dengan handphone barunya.
"Tapi di lihat dari barangnya terlihat berbeda ." kata Jhon yang penasaran.
"Apa iya? " tanya Jovita.
"Aku bicara beneran vit, handphone milikmu handphone keluaran terbaru." Jovita terdiam, dia ingat jika handphone yang dia pegang pemberian dari Neo.
"Aku juga tidak tahu, aku aja cuma sekedar dikasih doang." ucap Jovita yang memang benar adanya jika dirinya hanya dikasih.
"Wah beruntung kamu." ucap Jhon pada Jovita.
Mereka pun kembali bekerja lagi, mereka langsung disibukkan dengan pekerjaan mereka masing-masing.
Neo hampir selesai mengerjakan pekerjaannya, "Akhirnya selesai juga." batin Neo yang baru selesai mengecek laporan keuangan.
Neo segera keluar, untuk hari ini dia keluar sendiri tanpa asisten.
Masih ada waktu setengah jam, Neo bergegas pergi. Sebelum itu dia pergi ke toko bunga sembari menjemput Jovita pulang.
Akhirnya dia mendapatkan bunga mawar merah . Tersusun rapi dalam bentuk buket bunga yang tampak indah.
Waktu menunjukkan pukul 3 sore, Jovita menunggu kedatangan Nina yang belum datang.
"kalau kamu mau pulang, pulang aja." ucap Thomas yang sudah lebih datang dulu.
"Beneran?" tanya Jovita.
"Iya, paling bentar lagi dia datang juga." ucap Thomas yang sudah hafal sifat sahabatnya.
"Ya udah aku tinggal dulu." Jovita langsung keluar, nampak dari luar ada seorang pria yang masih rapi dengan baju jasnya melambaikan tangan.
"Sayang." teriak Neo memanggil dirinya,Jovita langsung menghampirinya.
"Sudah lama nunggu?" tanya Jovita
"Baru saja." jawab Neo yang sebenarnya sudah lama dia menunggu kedatangannya.
"Ya udah ayo kita masuk ke mobil." ajak Neo yang ingin mengajak Jovita makan berdua.
"Itu bunga siapa?" tanya Jovita yang melihat ada bunga mawar merah di jok belakang.
"Ini bunga untuk kamu sayang." sontak wajah Jovita memerah.
" kenapa kamu beri aku bunga?" tanya Jovita terlihat malu-malu.
"hanya sekedar ingin memberikan kejutan untukmu sayang." jawab Neo, mereka langsung pergi berdua.
Jujur saja Jovita sedikit merasa risih, karna baru pertama ini namanya di panggil sayang oleh seseorang orang pria.
"Sayang." Jovita menoleh kearah Neo.
"Ada apa?" tanya balik Jovita.
"kita makan ditempat biasanya saja ya." ajak Neo ke tempat makan yang biasanya dia kunjungi.
"Ya sudah." Akhirnya mereka makan berdua di tempat biasanya Neo makan siang
Mereka menikmati makan bersama.
"Sudah kenyang aku." Jovita menutup mulutnya, dia benar-benar sudah kenyang.
"Tapi ini tinggal sedikit lagi." Neo terus memaksa Jovita.
" Tidak mau, Salah kamu sendiri pesan makanan sebanyak ini, sekarang siapa yang mau habisi." Jovita terus mengomel.
" kita berdua." jawab Neo, sontak Neo mendapatkan pukulan dari Jovita.
"Kamu kira perutku mampu menampung makanan sebanyak ini." Neo tertawa mendengar ucapan Jovita.
"Dibilangin malah tertawa." Neo mulai menetralkan wajah.mereka melanjutkan makan siang mereka.
Setelah selesai semua, mereka langsung pergi dari tempat itu.
"Kita pergi ke mini market dulu ya."
"Iya sayang." jawab Neo yang masih fokus menyetir mobil.
Mereka sampai di depan mini market, Jovita membeli makanan ringan sampai sabun mandi.
" Ayo kita ke kasir." ajak Jovita, Neo melirik barang belanjaan Jovita.
"Kalau beli double, beli kok cuma 1 apa cukup." Neo sedikit protes dengan apa yang dibeli Jovita.
" Cukup kok, kan hanya aku yang pakai dirumah." jawab Jovita yang akan membayar di depan kasir.
Pada akhirnya Neo yang membayar belanjaan Jovita.
Disaat mereka berjalan menuju pakiran depan mini market, tanpa sengaja ada seorang wanita menyapa mereka.
"Hallo Neo." Sapa wanita itu,seketika Neo menampakkan ekpresi dinginnya.
"Gimana kabar kamu." tanya Laura dengan senyuman manis.
"Ayo sayang kita pergi." Neo menarik tangan Jovita. Jovita menuruti perintah Neo, lain dengan Laura yang penasaran dengan wanita yang pergi bersama Neo.
" Wanita tadi siapa?" Jovita memberanikan langsung bertanya.
"Dia Laura." Neo menghembuskan napasnya dengan kasar.
"Dia putri dari tuan Parker, teman rekan kerja kakek."jawab Neo
" Oh begitu." jawab Jovita yang mengerti jika wanita itu hanya teman rekan kerja kakeknya Neo.
"Cemburu ya." kata Neo pada Jovita.
Seketika Jovita membalas. " siapa yang cemburu" jawab jovita dengan malu-malu.
"Tenang saja aku hanya sayang padamu."jawab Neo yang sudah menunjukkan keseriusannya.
Mereka sampai di rumah kontrakkan Jovita, Neo langsung duduk di ruang tamu. Sedangkan Jovita sedang di dapur membuat minuman untuk Neo.
"Ini kopinya." Jovita duduk disamping Neo.
"Kamu tidak balik ke kantor?" tanya Jovita.
"Pekerjaan di kantor sudah selesai, hanya tinggal Milano yang mengerjakan sisanya." jawab Neo.
"Kamu betah tinggal ditempat seperti ini?" tanya Neo yang mengakui, tempat tinggal Jovita lebih kecil.
"Memang kenapa,aku sudah merasa nyaman tinggal disini kok." jawab Jovita yang sudah nyaman tinggal disini.
"Ya sudah jika kamu sudah merasa nyaman tinggal di sini." kata Neo yang mengakui jika Jovita sudah nyaman dengan pilihannya.
"Ya sudah aku mau pulang dulu." pamit Neo pada Jovita, Jovita membalas dengan anggukkan.
Neo akhirnya pergi dari tempat itu, setelah kepergian Neo Jovita jantungnya berdebar kencang.
"ya tuhan, apa ini nyata." dia menepuk pipinya.
"Aahhhh." Jovita teriak bergembira, dia tak menyangka akan bertemu dengan seorang pria yang benar-benar mencintai dirinya.
Neo baru sampai dikantornya, dia langsung menghampiri Milano.
"Tuan."
"Bagaimana apa sudah selesai tugasmu." tanya Neo yang duduk dikursi depan Milano.
"Sudah tuan." jawab Milano.
"jika sudah ayo kita pulang sekarang." ajak Neo, Milano membalas dengan anggukkan.
Mereka pergi dari kantor, mengingat waktu semakin malam, Neo baru sampai di rumahnya Pak Roy datang melayani tuannya.
"Selamat datang tuan" Neo membalas dengan anggukkan, dia segera masuk ke dalam kamarnya.
Neo baru saja selesai mandi,badannya makin terasa segar. setelah itu dia segera turun kelantai bawah, diruang tamu ada kekeknya yang sedang duduk santai membaca buku dengan kacamata yang beliau pakai.
"Kakek."
"Baru pulang kamu?" tanya kakek Arthur.
"Iya kek." jawab Neo yang saat itu duduk diarah samping kakeknya.
"Bagaimana keadaan perusahaan. " tanya Kakek Arthur tentang perusahaan yang sedang dirintis cucunya itu.
"Semua aman terkendali."
" Bagus, pertahankan itu." jawab kakek Arthur yang mempercayai cara kerja cucunya
Akhirnya pesanan Neo datang juga, mereka berdua saling berbincang masalah pekerjaan yang selama ini mereka diskusikan.
"Ya sudah kek, Neo mau istirahat dulu." pamit Neo pada kakeknya.
"Ya udah kalau kamu mau istirahat." Neo langsung masuk ke kamarnya.
Malam hari
Dia mencoba menghubungi Jovita.
"Malam sayang." sapa Neo.
"Malam juga." jawab Jovita yang sedikit ngantuk.
"Aku kira sudah tidur." kata Neo yang sedang asyik telepon dengan Jovita.
"Ya bentar lagi mau tidur, ada apa?" tanya Jovita yang tiduran diatas kasur empuknya.
" Lagi kangen." kata Neo yang sudah beraninya mengungkapkan perasaannya.
"Tadi kan sudah keluar jalan-jalan bersama."
"Memang. Kapan-kapan kita keluar lagi ya." ajak Neo lagi.
"Iya." jawab Jovita yang sudah benar-benar ngantuk.
"Ya sudah sayang, ini sudah malam. Besuk kita lanjutkan lagi"
"Iya, aahhhh." Jovita sudah tak bisa menahan rasa ngantuknya.
"Selamat malam sayang." ucap Neo menyapa kekasihnya.
"Malam juga." sambungan telepon langsung terputus, kini Neo tiduran di tempat tidurnya dengan pandangan menatap arah diatas.
" Semoga apa yang aku perjuangkan tidak akan sia-sia demi kebahagiaan itu." batin Neo yang tidurnya dihiasi bayangan wajah cantiknya Jovita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments