Bab 14

"Bagaimana tuan, apa kita masuk ke dalam langsung? " tanya Milano.

"Untuk saat ini tidak, biar aku sendiri yang bertindak. " ucap Neo yang diam-diam merencanakan sesuatu untuk Jovita.

"Ayo kita kembali ke kantor. " perintah Neo, mereka pun kembali ke kantor menyelesaikan pekerjaan yang sempat tertunda.

Ditempat kerja

Jovita terlihat sepi hanya ada 3 orang pengunjung yang sedang santai menikmati Coffee.

Akhirnya dia bisa istirahat juga, walaupun hanya duduk tapi cukuplah untuk menghilangkan rasa pegal dikakinya.

Tak terasa sudah waktunya pulang Jovita dan Jhon merapikan barang yang masih berantakan .

"Akhirnya kita pulang juga." ucap Jovita yang sudah rindu dengan kasur empuknya.

"Besok kita kerja shift pagi." ucap Jhon yang masih sibuk mengunci pintu.

"Oke boss." jawab Jovita yang tak sabar ingin pulang dan istirahat dikamar kesayangannya.

"Kuncinya aku bawa." ucap Jhon yang membawa kunci itu.

"Ya sudah, aku mau balik dulu." Mereka berpisah ditempat itu juga. Baru jalan 5 menit jalan kaki dia melihat ada mobil hitam berhenti disamping jalan.

"Masuk ." suara itu seperti tak asing dia dengar.

"Kamu ." tunjuk kearah dalam mobil.

"Cepat masuk." perintah Neo yang tak sabar, Jovita sontak kebingungan.

"Tidak mau." Jovita langsung menolaknya.

"Aku bilang cepat masuk." ucap Neo dengan tatapan dingin ke arahnya.

Dengan terpaksa dia harus menuruti kemauan pria itu.

"Kenapa juga kamu ajak aku, aku bisa pulang sendiri tahu." jawab jovita yang kesal.

Sedari tadi Neo terdiam, sedangkan Jovita terus saja mengomel.

"Sudah selesai." sontak saja Jovita memukul bahu Neo.

"Apa kamu kira aku sedang dongeng, dasar orang dingin." Jovita terus saja mengumpat, reaksi Neo hanya diam saja mendengar Jovita bicara.

"Kita mau kemana?" tanya Jovita.

"Cari makanan." jawab Neo.

" kenapa dari tadi kamu tidak bilang." ucap Jovita yang kesal.

"Mendingan kita cari makan disana." tunjuk kearah depan. Mereka berdua langsung turun dari mobil, masih banyak orang jualan makanan dipinggiran jalan.

"Aku carikan makanan yang enak." Jovita mengarahkan ke arah abang jualan sate.

" Mbak Vita." sapa penjual sate itu.

"Bang, mau pesan sate ayam." Jovita mendekati Neo yang masih berdiri diluar tenda.

"Kamu mau tidak." Neo langsung membalas dengan anggukkan.

"Bang beli 2 porsi." ucap Jovita yang lebih dulu duduk didalam tenda dipinggiran jalan.

"Siap mbak." jawab penjual itu. Jovita melambaikan tangan.

"Ayo kesini, masuk." Neo langsung duduk didepan Jovita.

"Maaf mbak minumannya apa?" tanya ibu itu pada Jovita.

"Es jeruk buk, kamu mau minum apa?" tanya Jovita

"Sama." jawab singkat Neo.

" 2 es jeruk, buk." ibu itu langsung membuat minuman pesanan mereka.

"Ini minumannya non."

" Mbak vita kesini sama cowok ya?" tanya ibu itu pada Jovita.

"Bukan, dia hanya." belum selesai bicara Neo langsung memotong pembicaraan mereka.

"Iya saya cowoknya." jawab Neo, tiba-tiba saja mengaku dia cowoknya.

"Aduh mbak vita masih malu-malu." Jovita melotot kearah Neo.

"Itu tidak bener, bu." Jovita mencoba menjelaskan.

" Kenapa kamu ngaku-ngaku segala." Jovita terlihat kesal dengan apa yang Neo katakan.

Akhirnya pesan mereka datang juga, Neo terdiam melihat hidangan yang ada didepannya.

"Cepatan dimakan, keburu dingin nanti." Jovita dengan lahapnya memakan sate itu. Neo mencoba mengambil satu sate, dan mencoba memakannya walaupun dia tak pernah memakan makanan seperti itu.

"Enak juga." batin Neo yang baru pertama kali ini makan sate di pinggir jalan.

"Enakkan, makanya jangan anggap remeh makanan dipinggiran jalan. rasanya tetap lebih enak kok." ucap Jovita yang masih menikmati enaknya makanan pinggir jalan.

"Kenyangnya." Jovita merasa kenyang, sedangkan makanan Neo juga sama habisnya.

Neo langsung membayar. "Maaf mas, ada uang yang pas. " tanya bapak itu.

"Tidak ada pak. " jawab Neo yang tidak ada membawa uang kecil.

"Sisa kembaliannya buat bapak saja." jawab Neo yang memberikan kelebihan uangnya pada pedagang itu.

"Beneran mas?" Neo membalas dengan anggukkan.

"Terima kasih mas." jawab ibu itu yang begitu terlihat senang. Neo datang menghampiri Jovita yang berdiri di luar.

"Ayo kita pulang." ajak Neo, mereka berdua sudah masuk ke dalam mobil.

Selama dijalan Jovita sedikit diam, matanya melihat situasi diluar jalan yang masih macet penuh dengan kendaraan dijalanan

Mereka akhirnya sampai, "Ya udah aku balik dulu, makasih sudah mengajak makan malam." ketika dirinya hendak ingin keluar tiba-tiba saja tangan kanannya ditarik.

"Lepas, kenapa tarik tangan aku ."

"Ada sesuatu hal yang ingin aku bicarakan ." ucap Neo, Jovita kembali duduk dan tiba-tiba saja pintu mobil terkunci otomatis.

"Kenapa kamu kunci." Jovita mencoba membuka pintu itu, tapi sia-sia mobil itu terkunci otomatis.

"Kamu diam ada sesuatu yang penting yang harus aku bicarakan ." Jovita melirik kearah Neo dengan tatapan tajam.

"Cepatan." Jovita makin tidak sabar.

"Aku cinta padamu." sontak membuat Jovita kaget bagaikan disambar petir.

"Apa kamu bilang, kalau bicara jangan asal kamu. Jangan bilang kalau kamu lagi mau prank aku kan." ucap Jovita dengan nada tawanya.

"Aku serius Jovita, aku benar-benar suka padamu." Neo menampakkan wajah serius didepan wajah Jovita.

Reaksi Jovita langsung terdiam, dia mulai kebingungan, apalagi Neo menatap dirinya dengan tatapan serius.

"Jangan bohong kamu, aku tidak percaya dengan kata cinta. Semua laki-laki sama-sama brengseknya." Jovita tidak percaya dengan kata cinta, apalagi dirinya memiliki trauma yang selama ini dia tutupi.

Neo menarik kedua tangan Jovita, dengan tatapan benar-benar serius.

"Aku serius Jovita, mungkin kita mengenal belum lama. tapi aku sudah merasa nyaman jika dekat denganmu. Aku mohon padamu ." Neo begitu mengharapkan cintanya diterima.

Justru Jovita bingung disisi lain dia masih merasa trauma, tapi di sisi lain dia bahagia masih ada seorang pria yang tulus mencintai dirinya.

"Aku tahu pasti kamu pernah merasakan sakit hati karena cinta, tapi aku serius dengan apa yang aku ucapkan ini. Aku janji akan selalu membahagiakan dirimu." Jovita hanya terdiam, dia mulai bingung harus bagaimana.

"Tapi kenapa harus aku?" Jovita mulai berani bicara.

"Karna kamu wanita pertama yang menolong aku, disaat itulah aku bisa menilai ketulusanmu." jawab Neo yang sadari awal sudah ada rasa suka padanya.

"Tapi kan masih ada wanita yang paling cantik di luar sana aku hanya wanita biasa." kata Jovita pada Neo.

"Cantik itu relatif, yang terpenting aku nyaman dekat denganmu." posisi mereka saling berdekatan

Sesekali dia mengelus kepala Jovita, bau harum tercium dihidungnya seperti aroma mawar.

"Ya sudah, lebih baik kamu pulang. Tidur dan istirahatlah." Jovita langsung berdiri dari posisi duduknya.

Mereka berpisah dari tempat itu, Jovita masih bingung harus bagaimana. Apalagi status dia hanyalah orang biasa sedangkan Neo dari orang berada.

Jovita sudah sampai dikontrakkannya, dia langsung ke kamarnya dan tiduran di tempat tidurnya.

"Aku harus bagaimana?" dia memejamkan mata seolah dia masih bingung harus bagaimana.

Handphone Jovita bergetar ternyata pesan dari Neo.

"Tidur yang nyenyak selamat malam sayang." wajah Jovita langsung memerah.

"Ya ampun beraninya dia mengucapkan kata sayang." kata Jovita, Jovita pun tertidur pulas dengan handphone yang masih ada ditangannya.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53 #*#*
54 Bab 54 #*#*
55 Bab 55 #*#*
56 Bab 56 #*#*
57 Bab 57 #*#*
58 Bab 58 #*#*
59 Bab 59 #*#*
60 Bab 60 #*#*
61 Bab 61 #*#*
62 Bab 62 #*#*
63 Bab 63 #*#*
64 Bab 64 #*#*
65 Bab 65 #*#*
66 Bab 66 #*#*
67 Bab 67#*#*
68 Bab 68 #*#*
69 Bab 69 #*#*
70 Bab 70 #*#*
71 Bab 71 #*#*
72 Bab 72 #*#*
73 Bab 73 #*#*
74 Bab 74 ***
75 Bab 75 #*#*
76 Bab 76 #*#*
77 Bab 77 #*#*
78 Bab 78 #*#*
79 Bab 79 #*#*
80 Bab 80 #*#*
81 Bab 81 #*#*
82 Bab 82 #*#*
83 Bab 83 #*#*
84 Bab 84 #*#*
85 Bab 85 #*#*
86 Bab 86 #*#*
87 Bab 87 #*#*
88 Bab 88 #*#*
89 Bab 89 #*#*
90 Bab 90 #*#*
91 Bab 91 #*#*
92 Bab 92 #*#*
93 Bab 93 #*#*
94 Bab 94 #*#*
95 Bab 95 #*#*
96 Bab 96 #*#*
97 Bab 97#*#*
98 Bab 98#*#*
99 Bab 99 #*#*
100 Bab 100 #*#*
101 Bab 101 #*#*
102 Bab 102#*#*
103 Bab 103#*#*
104 Bab 104 #*#*
105 Bab 105 #*#*
106 Bab 106 #*#*
107 Bab 107 #*#*
108 Bab 108 #*#*
109 Bab 109 #*#*
110 Bab 110#*#*
111 Bab 111 #*#*
112 Bab 112#*#*
113 Bab 113#*#*
114 Bab 114#*#*
115 Bab 115#*#*
116 Bab 116#*#*
117 Bab 117#*#*
118 Bab 118#*#*
119 Bab 119#*#*
120 Bab 120#*#*
121 Bab 121#*#*
122 Bab 122 #*#*
123 Bab 123 #*#*
124 Bab 124 #*#*
125 Bab 125 #*#*
126 Bab 126#*#*
127 Bab 127 #*#*
128 Bab 128 #*#*
129 Bab 129 #*#*
130 Bab 130 #*#*
131 Bab 131#*#*
132 Bab 132 #*#*
133 Bab 133#*#*
134 Bab 134#*#*
135 Bab 135#*#*
136 Bab 136#*#*
137 Bab 137#*#*
138 Bab 138#*#*
139 Bab 139#*#*
140 Bab 140 Ending
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53 #*#*
54
Bab 54 #*#*
55
Bab 55 #*#*
56
Bab 56 #*#*
57
Bab 57 #*#*
58
Bab 58 #*#*
59
Bab 59 #*#*
60
Bab 60 #*#*
61
Bab 61 #*#*
62
Bab 62 #*#*
63
Bab 63 #*#*
64
Bab 64 #*#*
65
Bab 65 #*#*
66
Bab 66 #*#*
67
Bab 67#*#*
68
Bab 68 #*#*
69
Bab 69 #*#*
70
Bab 70 #*#*
71
Bab 71 #*#*
72
Bab 72 #*#*
73
Bab 73 #*#*
74
Bab 74 ***
75
Bab 75 #*#*
76
Bab 76 #*#*
77
Bab 77 #*#*
78
Bab 78 #*#*
79
Bab 79 #*#*
80
Bab 80 #*#*
81
Bab 81 #*#*
82
Bab 82 #*#*
83
Bab 83 #*#*
84
Bab 84 #*#*
85
Bab 85 #*#*
86
Bab 86 #*#*
87
Bab 87 #*#*
88
Bab 88 #*#*
89
Bab 89 #*#*
90
Bab 90 #*#*
91
Bab 91 #*#*
92
Bab 92 #*#*
93
Bab 93 #*#*
94
Bab 94 #*#*
95
Bab 95 #*#*
96
Bab 96 #*#*
97
Bab 97#*#*
98
Bab 98#*#*
99
Bab 99 #*#*
100
Bab 100 #*#*
101
Bab 101 #*#*
102
Bab 102#*#*
103
Bab 103#*#*
104
Bab 104 #*#*
105
Bab 105 #*#*
106
Bab 106 #*#*
107
Bab 107 #*#*
108
Bab 108 #*#*
109
Bab 109 #*#*
110
Bab 110#*#*
111
Bab 111 #*#*
112
Bab 112#*#*
113
Bab 113#*#*
114
Bab 114#*#*
115
Bab 115#*#*
116
Bab 116#*#*
117
Bab 117#*#*
118
Bab 118#*#*
119
Bab 119#*#*
120
Bab 120#*#*
121
Bab 121#*#*
122
Bab 122 #*#*
123
Bab 123 #*#*
124
Bab 124 #*#*
125
Bab 125 #*#*
126
Bab 126#*#*
127
Bab 127 #*#*
128
Bab 128 #*#*
129
Bab 129 #*#*
130
Bab 130 #*#*
131
Bab 131#*#*
132
Bab 132 #*#*
133
Bab 133#*#*
134
Bab 134#*#*
135
Bab 135#*#*
136
Bab 136#*#*
137
Bab 137#*#*
138
Bab 138#*#*
139
Bab 139#*#*
140
Bab 140 Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!