Diusir

...Bismillahirrohmanirrohim....

...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...

...بسم الله الر حمن الر حيم...

...Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....

...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد....

Di luar hujan semakin deras, mengguyur bumi tiada terhenti untungnya tidak disertai dengan gemuruh dan kilat petir. Di dalam rumah sesederhana itu Alvan merasa tidak dianggap oleh ibu dan kedua anaknya.

'Bisa-bisanya gue dikacangin sama mereka, memangnya mereka bertiga kira gue patung apa disini,' umpat Alvan kesal sendiri.

Hemmm, Alvan terpaksa berdehem agar dia tidak selamanya menjadi patung disana. Syahira yang tersadar melepaskan pelukanya pada Arsya dan Arsyi.

"Ayah," ucap Arsyi membuat Syahira kaget.

"Ayah? Siapa yang menyuruh Arsyi memanggil orang asing ayah," entah kenapa Syahira tidak suka mendengar anaknya memanggil Alvan ayah.

"Saya yang menyuruhnya!"

"Anda siapa? Kenapa bisa putri saya bersama dengan anda," suara Syahira berubah dingin.

'Lah tadi perasaan lembut banget sama Arsya, Arsyi kok kegue dia malah kayak orang dendam.'

"Begini kemarin di-"

"Unda, ayah boleh kita calapan dulu Allcyi cudah lapal mau makan lagi." Alvan terpaksa berhenti bicara karena Arsyi memotongnya.

"Kamu belum sarapan sayang," sedih Syahira.

"Cudah unda tadi di lumah ayah cebelum kecini, tapi cekalang Allcyi lapal lagi."

"Jangan panggil dia, ayah," bisik Syahira pelan.

"Memangnya kenapa unda ayah baik kok," tak tega melihat bola mata putrinya yang sudah mulai berkaca-kaca Syahira menghembuskan nafas pelan, baiklah dia kalah.

"Ayo kita sarapan," ajak Syahira akhirnya pasrah, dia hanya mengajak kedua putrinya.

"Ayah juga," kompak si kembar.

Keduanya menatap Syahira memohon agar Alvan ikut sarapan bersama mereka, rasanya ingin menolak tapi tidak tega. Kalau saja di luar tidak hujan lebat mungkin sudah sejak tadi Syahira mengusir Alvan dari rumahnya.

"Iya boleh," pasrah Syahira lagi.

"Yes!" dua bocah itu menggandeng Alvan menuju ruang makan, melihat apa yang dilakukan si kembar membuat Syahira merasa tersisihkan.

"Jangan sampai laki-laki itu menempati posisiku di dalam hati kedua putriku," gumam Syahira tidak terima, dia segera menyusul ketiganya yang sudah duduk di ruang makan.

Syahira segera mengambilkan nasi untuk putrinya. Tiba-tiba Alvan juga menyodorkan piringnya membuat Syahira bingung.

"Apa?"

"Saya tidak kamu ambilkan makan juga."

Ngelujak si Alvan.

"Kamu pikir siapa? Punya tangankan, masih berfungsi juga jadi sebaiknya gunakan sebelum tidak berfungsi lagi," ketus Syahira.

'Buset ini cewek galak amat.'

"Bunda tidak boleh malah-malah dengan ayah, halus baik!"

Hebat sekali laki-laki di depannya ini, bahkan belum ada sehari bertemu dengan Arsya, hanya beberapa jam saja sudah berhasil mengambil hati bocah keras kepalanya. Syahira tidak ada pilihan lain selain menuruti keinginan putrinya. Alvan yang melihat Syahira mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk dirinya tersenyum bahagia.

"Aku berharap hari ini pertemuan pertama dan terakhirku dengan laki-laki tidak tahu malu ini." Syahira diam-diam menatap tajam Alvan.

Walaupun ada drama tapi mereka tetap sarapan dengan lahap, Alvan juga mulai menikmati masakan Syahira yang terasa sangat familar untuk dirinya.

"Rasa masakan ini kenapa aku merasa tidak asing, apakah aku perhan memakan masakan ini sebelumnya," gumam Alvan berusaha mengingat sesuatu.

"Argh..." bukannya ingat Alvan malah merasa kepala sakit sekali. Hanya bayangan hitam tidan jelas yang terlintas di kepala Alvan

"Ayah!" ucap si kembar kompak, mereka berdua mengkhawatirkan Alvan.

"Hei, kamu baik-baik saja?" Syahira ikut khawatir.

"Saah...Sakit," keluh Alvan.

"Mas, Mas sadar," terpaksa Syahira menepuk-nepuk pipi Alvan.

"Astagfirullah, saya kenapa?" Syahira yang bingung tidak dapat menjawab dia berlalu pergi dari ruang makan membuat heran tiga orang itu.

"Tadi ayah pegangin kepala sendili sambil bilang sakit, telus bunda bantuin ayah bial cepat sadal," jelas Arsya memberitahu.

Kemudian Syahira kembali ke meja makan dengan memwab obat untuk Alvan. "Minum saya nggak mau terjadi apa-apa dengan kamu, nanti malah urusan semakin panjang kalau tumbang disini."

Sekilas Alvan melirik Syahira lalu melirik obat yang disodorkan untuk dirinya. "Ini obat apa?"

"Peredam nyeri."

Alis Alvan mengernyit mendengar jawaban dari Syahira. "Kenapa diam ayo ambil terus minum," perintah Syahira.

Arsya dan Arsyi asyik menatap bunda meraka dengan Alvan yang sudah mereka anggap ayah kedua bocah itu sama-sama tersenyum misterius, sadar sedang diperhatikan Alvan menatap dua bocah itu penuh selidik.

"Ayo ayah minum caja tidak apa-apa kok, Insya Allah cetelah minum akan telaca lebih baik."

"Kamu yakin Arsyi, tidak kamu curiga undamu itu memberi racun untuk ayah."

"Kau! Minta diusir rupanya, kalau bukan karena kamu bawa Arsyi kesini sudah sejak tadi aku mengusirmu," geram Syahira.

"Unda."

"Bunda halus cabar," ucap Arsya.

"Tuh denger anak kecil aja ngerti."

Sudah kepalang kesal Syahira meletakkan kasar obat yang dia bawa di atas meja dengan kasar, Syahira kembali ke tempat duduknya dengan wajah yang ditekuk.

"Iya saya minum obatnya," ucap Alvan membuat Arsya dan Arsyi mengangguk.

"Aku harap hujan cepat reda agar kamu segera pergi dari rumah ini. Sejak tadi aku ingin sekali mengusirmu!" Syahira menghembuskan nafas kasar.

Ajaibnya setelah Syahira berharap hujan berhenti, 5 menit kemudian hujan yang tadinya sangat deras mengguyru kota B, tampak reda dalam sekejap. Mereka tidak lagi mendengar suara hujan.

"Hujannya reda uda."

"Bagus jika begitu, kamu silahkan keluar dari rumah ini," usir Syahira tidak tanggung-tanggug.

Untungnya mereka sudah selesai sarapan, jadi tidak membuat Alvan tersedak karena tadi sedang sarapan.

"Ngusir ceritanya," celetuk Alvan santai.

"Iya apa lagi! Pergi dari sini atau saya patahkan tulang-tulang anda."

"Memang bisa?"

"Bisa ayah jangan macam-macam dengan bunda, lebih baik sekalang ayah pelgi saja dulu." Arsya memberi peringatan.

"Ayah akan pergi tapi bicara dengan bundamu sebentar."

Baru Alvan hendak mengelus pucuk kepala Arsya tapi anak perempuan itu melangkah mundur. "Jangan sentuh!"

Memang Arsya tidak suka ada orang yang menyentuh kepalanya berbeda dengan Arsyi yang sangat menyukainya.

"Maaf ayah tidak tahu," sesal Alvan membuat Arsya mengangguk.

"Udah sono pergi," usir Syahira lagi yang sedang memangku Arsyi mereka sudah berada di ruang tamu.

"Memang kamu tidak ingin mendengar cerita bagaimana saya bisa bertemu dengan Arsyi."

"Arsyi bisa cerita sendiri nanti, saya lebih percaya Arsyi daripada orang lain."

Tertohok dengan ucapan Syahira Alvan mendengus kesal. "Dikira saya mau bohong apa," namun Syahira menangkat bahunya acuh.

"Oke-oke saya akan pergi tapi setelah tahu nama kamu bagaimana," tawar Alvan.

"Syahira."

Deg!

Naman yang baru saja disebut membuat Alvan merasa tidak asing, tapi dimana dia pernah mendengar nama tersebut. Berada di rumah si kembar Alvan merasa banyak yang terasa femiler.

"Sudah tahukan Pak, pintu ada di belakang anda silahkan keluar." sekarang Syahira benar-benar mengusir Alvan.

Arsya dan Asryi berjalan mendekati Alvan dan memeluk laki-laki itu. "Sampai ketemu lagi lain waktu ayah."

"Insya Allah, grils. Ayah pergi dulu, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam ayah."

"Wa'alaikumsalam," jawab Syahira pelan, dia masih tak habis pikir kenapa anak-anaknya bisa dekat dengan Alvan.

"Kalian berdua sini," suruh Syahira setelah Alvan pergi.

Terpopuler

Comments

Dewi Nurlela

Dewi Nurlela

apa mgkn mereka berdua amnesia ya

2023-12-28

1

tenny

tenny

jangan jangan dua2anya amnesia 😂😂

2023-12-17

3

Yani

Yani

0Ko Syahira ga kenal sama Alvan ?

2023-11-16

4

lihat semua
Episodes
1 Dipecat
2 Arsyi hilang
3 Ayah
4 Punya cucu?
5 Cantik
6 Diusir
7 Tidak mungkin dia
8 Masuk rumah sakit
9 Kondisi Arsya
10 Perhatian
11 Gosip
12 Syahira bertemu Ulya
13 Pertemuan pertama (4 tahun lalu)
14 Pesona Syahira
15 Insiden
16 Menikah
17 Firasat
18 Kehilangan
19 Syarat
20 Menjenguk Aditya.
21 Menolong
22 Rencana si kembar
23 Mengingat
24 Sadar
25 Memberitahu keluarga
26 Bersama si kembar
27 Terulang lagi
28 Memulai
29 Perlu bicara
30 Alvan dan Syahira
31 Bahagia
32 Bekerja
33 Rencana membuka toko
34 Cemburu
35 Membuka toko
36 Usaha Alvan
37 Keluarga besar kasa
38 Kebersamaan
39 Aditya sadar
40 Keputusan
41 Hadiah
42 Tamu
43 Permainan
44 Kamar Alvan
45 Party 45
46 Party 46
47 Party 47
48 Party 48
49 Party 49
50 Party 50
51 Party 51
52 Party 52
53 Party 53
54 Party 54
55 Party 55
56 Party 56
57 Party 57
58 Party 58
59 Party 59
60 Party 60
61 Party 61
62 Party 62
63 Party 63
64 Party 64
65 Party 65
66 Party 66
67 Party 67
68 Party 68
69 Party 69
70 Party 70
71 Party 71
72 Party 72
73 Party 73
74 Party 74 (Special Arsyi)
75 Party 75
76 Party 76
77 Party 77
78 Party 78
79 Party 79
80 Party 80
81 Party 81
82 Party 82
83 Party 83
84 Party 84
85 Party 85
86 Party 86
87 Party 87
88 Party 88
89 Party 89
90 Party 90
91 Two genius ceo's
92 Party 92 Arsya Zahira Khasila
93 Arsyi Zahra Khalisa
94 94 Harus Kepoin! Karya baru
95 INTORVET LOVE
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Dipecat
2
Arsyi hilang
3
Ayah
4
Punya cucu?
5
Cantik
6
Diusir
7
Tidak mungkin dia
8
Masuk rumah sakit
9
Kondisi Arsya
10
Perhatian
11
Gosip
12
Syahira bertemu Ulya
13
Pertemuan pertama (4 tahun lalu)
14
Pesona Syahira
15
Insiden
16
Menikah
17
Firasat
18
Kehilangan
19
Syarat
20
Menjenguk Aditya.
21
Menolong
22
Rencana si kembar
23
Mengingat
24
Sadar
25
Memberitahu keluarga
26
Bersama si kembar
27
Terulang lagi
28
Memulai
29
Perlu bicara
30
Alvan dan Syahira
31
Bahagia
32
Bekerja
33
Rencana membuka toko
34
Cemburu
35
Membuka toko
36
Usaha Alvan
37
Keluarga besar kasa
38
Kebersamaan
39
Aditya sadar
40
Keputusan
41
Hadiah
42
Tamu
43
Permainan
44
Kamar Alvan
45
Party 45
46
Party 46
47
Party 47
48
Party 48
49
Party 49
50
Party 50
51
Party 51
52
Party 52
53
Party 53
54
Party 54
55
Party 55
56
Party 56
57
Party 57
58
Party 58
59
Party 59
60
Party 60
61
Party 61
62
Party 62
63
Party 63
64
Party 64
65
Party 65
66
Party 66
67
Party 67
68
Party 68
69
Party 69
70
Party 70
71
Party 71
72
Party 72
73
Party 73
74
Party 74 (Special Arsyi)
75
Party 75
76
Party 76
77
Party 77
78
Party 78
79
Party 79
80
Party 80
81
Party 81
82
Party 82
83
Party 83
84
Party 84
85
Party 85
86
Party 86
87
Party 87
88
Party 88
89
Party 89
90
Party 90
91
Two genius ceo's
92
Party 92 Arsya Zahira Khasila
93
Arsyi Zahra Khalisa
94
94 Harus Kepoin! Karya baru
95
INTORVET LOVE

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!