Kehilangan

...Bismillahirohmanirohim....

...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...

...بسم الله الر حمن الر حيم...

...Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....

...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد....

...Boleh minta tolong sama yang baca karya ini bacanya jangan loncat-loncat 🙏 kalian bebas mau komen apa aja, asal like setelah baca, jangan bom like plis author sedang berjuang malawan retasi 😭 yang entah lah....

Guncangan masih terasa bagi Syahira, sejak tadi dia mencari cara untuk keluar dari kamar yang sudah sangat berantakan sekali, dia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Ya Allah, gimana keluarnya," keluh Syahira sudah merasa lelah.

Hampir lelah Syahira tak kunjung berhasil mencari jalan keluar. Akhirnya dia memutuskan untuk beristirahat sejenak Syahira merasakan perutnya tiba-tiba terasa keram sendiri.

"Sekarang jam berapa aku sudah lapar, perutku juga sakit," gumam Syahira.

Netranya menatap sekeliling kamar, dia ingat biasanya Syahira menyimpan stok roti atau semacam snack di dalam kamar untuk jaga-jaga jika malas keluar kamar ada juga minum dengan botol besar.

"Alhamdulillah," dia bernafas lega setelah menemukan setumpuk makanan dan tiga botol air aqua berukuran besar di dalam rungan sempit tersebut.

"Bismillah," ucap Syahira sebelum menyantap makanannya.

Dalam benak Syahira sudah bertekad dia harus bisa keluar dari dalam tempat sempit itu bagimana pun caranya. Syahira yakin pasti ada jalan keluar.

Gempa yang terjadi dalam sekejap meratakan tempat-tempat di desa bajo tanpa tersisa. Puing-puing kehancuran sangat terlihat jelas disana.

Waktu berlalu sudah 3 hari para relawan dan polisi berdatangan untuk membantu para korban gempa bumi di desa bajo. Pihak rumah sakit Harapan Bangsa dari kota B mengirim banyak dokter untuk membantu orang-orang yang membutuhkan pengobatan.

"Bagimana son?" seorang laki-laki gagah dan tampan menepuk pundak Aditya yang sedang dalam keadaan cemas.

"Belum ketemu dad, kita cari lagi. Orang-orang suruhan Daddy juga masih berusaha mencari keberadaan Alvan," keluh Aditya.

Setelah mendengar gempa yang menimpa desa bajo Aditya bersama sang daddy segera terjun langsung menuju desa tersebut, bukan hanya untuk membantu para korba tapi juga mencari keberadaan Alvan.

"Sudah hampir malam kita istirahat dulu besok baru lanjut pencarian," ucap Hans pada putra sulungnya.

Aditya mengangguk patuh, sudah sejak satu minggu lalu dia ingin menyusul adiknya tapi ada saja hambatan untuk Aditya untuk berangkat menuju desa bajo. Semua orang di kediaman Kasa sedang cemas menunggu kabar dari Aditya dan Hans tentang keadaan Alvan.

"Ya Allah, selamatkan lah Alvan. Aditya mohon, jika nanti waktunya tiba untuk Aditya meninggalkan semua orang yang Aditya sayang. Aditya akan merasa tenang jika ada Alvan yang akan menggantikan Aditya untuk menjaga mereka semua."

Air mata laki-laki bertubuh jangkung itu tanpa terasa menetes setiap detik demi detik membasahi pipinya.

"Son, makanlah dulu jangan sampai kamu juga sakit. Untuk mencari Alvan kita juga butuh tenang, tenanglah Insya Allah daddy yakin adikmu pasti selamat," ujar Hans kembali mendekati putranya.

Cepat Aditya menghapus air matanya sebelum sang daddy menyadari jika dia sedang menumpahkan air mata sedih.

"Baik dad," jawab Aditya patuh.

Sudah dua hari dua malam Hans dan Aditya bermalam bersama para korban gempa. Orang-orang yang alhamdulillah selamat dari gempa.

Pagi hari pencarian kembali dilanjutkan, untuk mencari orang-orang yang masih terjebak di dalam runtuhan bangunan rumah atau tempat lain.

Kaki Aditya terus melangkah maju ke depan seperti ada magnet yang menarik tubuhnya untuk mendekati batu besar yang berada beberapa meter dari tempat Aditya berdiri.

Langkah Aditya semakin lebar kala melihat seperti ada orang dibalik bantu itu, tanpa pikir panjang Aditya segera berlari mendekati batu besar tersebut nalurinya mengatakan jika orang itu adalah Alvan.

"Subhanallah, Al. Akhirnya mau ketemu juga." Aditya langsug mendekap tubuh adiknya yang tak berdaya.

Tanpa pikir panjang Aditya membawa Alvan menuju sang daddy untuk memberi kabar jika Alvan sudah ditemukan.

"Daddy kita harus pulang sekarang, aku tidak yakin keadaan Alvan baik-baik saja," putus Aditya setelah bertemu langsung dengan Hans.

Hans tidak berpikir banyak dia langsung menyetujui usulan Aditya, mereka segera berangkat ke kota setelah Hans menyerahkan semua urusan disana pada orang kepercayaan rumah sakit. Hans tidak mengatakan apapun tentang Alvan pada para anak buahnya.

"Dad, jangan menunda waktu kita langsung ke rumah sakit nafas Alvan semakin melemah."

"Bagaimana jika kita membawanya ke rumah sakit cabang terlebih dahulu Aditya."

"Apapun yang terbaik dad," pasrah Aditya.

Sedikit Aditya paham tentang medis jadi dia bisa memberikan pertolongan pertama untuk Alvan sebelum mereka tiba di rumah sakit terdekat.

"Aku rasa ada masalah di otak Alvan," ucap Aditya memberi tahu.

"Jangan membuat daddy takut son."

"Kita hanya bisa mendoakan yang terbaik dad."

Lama dalam perjalanan mereka sampai di rumah sakit terdekat yang masih bisa beroperasi walaupun sedikit terkena dampak gempa.

Jika mereka memaksakan diri untuk menuju kota B, perlu memakan waktu yang cukup lama sekitar 3 hari jadi itu tak mungkin.

Hari terus berlalu.

Beberapa hari setelah Alvan berhasil ditemukan sekarang Syahira akhirnya bisa keluar dibantu para relawan. Melihat Syahira dia tidak bisa dikatakan baik-baik saja.

"Alhamdulillah, terima kasih semua," ucap Syahira dengan penglihatannya yang perlahan-lahan mulai kabur semua terlihat berputar-putar bagi Syahira.

"Kepalaku sakit," keluhnya sambil memegangi kepalanya sendiri.

Bruk!

Dalam sekejap Syahira sudah pingsan segera mereka membawa tubuh Syahira untuk diperiksa lebih lajut oleh pihak medis.

Samar-samar Syahira membuka matanya dia tidak tahu jika sudah tidur dalam waktu yang cukup lama, pagi Syahira ditemukan dan langsung pingsan sekarang dia bangun di malam hari.

"Dokter saya diman?" tanya Syahira bingun ketika melihat seorang dokter perempuan sedang memeriksa keadaannya.

"Mbak di tempat warga yang selamat dari bencana gempa, sudah tenang saja sekarang mbak jauh lebih baik. Mbak hanya perlu beristirahat saja agar kandungan Mbak cepat sehat."

Deg!

"Kandungan?" tanya Syahira ragu.

"Mbak belum tahu kalau hamil?" Syahira mengangguk pelan.

"Masa kehamilan mbak sudah memasuki waktu hampir dua bulan."

'Mas kita akan mejadi orang tua, tapi kamu sekarang dimana?'

"Dua bulan dok, apakah tidak salah? Saya menikah baru beranjak satu bulan lebih kenapa kehamilan saya sudah masuk bulan kedua." bingung Syahira.

Sangat tahu Syahira jika dia terjebak di dalam rumahnya sendiri sudah hampir satu minggu lebih, alhamdulillah dia masih bisa bertahan.

Dokter perempuan itu tersenyum mendengar ucapan Syahira. "Masa kehamilan memang tidak dihitung dari tanggal pernikahan Mbak tapi dihitung berdasarkan hari pertama menstruasi terakhir.

Sejak tahu dirinya hamil Syahira mulai mencari keberadaan sang suami, namun kabar yang Syahira dapat suaminya telah dinyatakan tidak oleh pihak polisi yang melakukan evakuasi begitu juga dengan kedua orang tua Syahira bedanya jasad kedua orang tuanya ditemukan tidak dengan jasad sang suami.

"Ayah, Ibu. Kalian kenapa meninggalkan Syahira secepat ini? apa karena ini ayah menitipkan Hira pada Mas Al? Tapi Mas Al juga sudah pergi meninggalkan Syahira. Sekarang Syahira harus bertahan demi cucu kalian."

Air mata Syahira tidak bisa dibendung lagi sejak melihat tubuh kedua orang tuanya terbujur kaku dia sudah tak berdaya.

Terpopuler

Comments

Budhiarty Sayekti

Budhiarty Sayekti

nangis aku baca episode ini

2023-12-03

2

Yani

Yani

Yang sabar Syahira 😓😓😓

2023-11-20

0

Boy Putra

Boy Putra

😭😭😭😭😭
sedihh thorr..mogaa lanjut up yaa thorr
yg sehat thor

2023-11-19

1

lihat semua
Episodes
1 Dipecat
2 Arsyi hilang
3 Ayah
4 Punya cucu?
5 Cantik
6 Diusir
7 Tidak mungkin dia
8 Masuk rumah sakit
9 Kondisi Arsya
10 Perhatian
11 Gosip
12 Syahira bertemu Ulya
13 Pertemuan pertama (4 tahun lalu)
14 Pesona Syahira
15 Insiden
16 Menikah
17 Firasat
18 Kehilangan
19 Syarat
20 Menjenguk Aditya.
21 Menolong
22 Rencana si kembar
23 Mengingat
24 Sadar
25 Memberitahu keluarga
26 Bersama si kembar
27 Terulang lagi
28 Memulai
29 Perlu bicara
30 Alvan dan Syahira
31 Bahagia
32 Bekerja
33 Rencana membuka toko
34 Cemburu
35 Membuka toko
36 Usaha Alvan
37 Keluarga besar kasa
38 Kebersamaan
39 Aditya sadar
40 Keputusan
41 Hadiah
42 Tamu
43 Permainan
44 Kamar Alvan
45 Party 45
46 Party 46
47 Party 47
48 Party 48
49 Party 49
50 Party 50
51 Party 51
52 Party 52
53 Party 53
54 Party 54
55 Party 55
56 Party 56
57 Party 57
58 Party 58
59 Party 59
60 Party 60
61 Party 61
62 Party 62
63 Party 63
64 Party 64
65 Party 65
66 Party 66
67 Party 67
68 Party 68
69 Party 69
70 Party 70
71 Party 71
72 Party 72
73 Party 73
74 Party 74 (Special Arsyi)
75 Party 75
76 Party 76
77 Party 77
78 Party 78
79 Party 79
80 Party 80
81 Party 81
82 Party 82
83 Party 83
84 Party 84
85 Party 85
86 Party 86
87 Party 87
88 Party 88
89 Party 89
90 Party 90
91 Two genius ceo's
92 Party 92 Arsya Zahira Khasila
93 Arsyi Zahra Khalisa
94 94 Harus Kepoin! Karya baru
95 INTORVET LOVE
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Dipecat
2
Arsyi hilang
3
Ayah
4
Punya cucu?
5
Cantik
6
Diusir
7
Tidak mungkin dia
8
Masuk rumah sakit
9
Kondisi Arsya
10
Perhatian
11
Gosip
12
Syahira bertemu Ulya
13
Pertemuan pertama (4 tahun lalu)
14
Pesona Syahira
15
Insiden
16
Menikah
17
Firasat
18
Kehilangan
19
Syarat
20
Menjenguk Aditya.
21
Menolong
22
Rencana si kembar
23
Mengingat
24
Sadar
25
Memberitahu keluarga
26
Bersama si kembar
27
Terulang lagi
28
Memulai
29
Perlu bicara
30
Alvan dan Syahira
31
Bahagia
32
Bekerja
33
Rencana membuka toko
34
Cemburu
35
Membuka toko
36
Usaha Alvan
37
Keluarga besar kasa
38
Kebersamaan
39
Aditya sadar
40
Keputusan
41
Hadiah
42
Tamu
43
Permainan
44
Kamar Alvan
45
Party 45
46
Party 46
47
Party 47
48
Party 48
49
Party 49
50
Party 50
51
Party 51
52
Party 52
53
Party 53
54
Party 54
55
Party 55
56
Party 56
57
Party 57
58
Party 58
59
Party 59
60
Party 60
61
Party 61
62
Party 62
63
Party 63
64
Party 64
65
Party 65
66
Party 66
67
Party 67
68
Party 68
69
Party 69
70
Party 70
71
Party 71
72
Party 72
73
Party 73
74
Party 74 (Special Arsyi)
75
Party 75
76
Party 76
77
Party 77
78
Party 78
79
Party 79
80
Party 80
81
Party 81
82
Party 82
83
Party 83
84
Party 84
85
Party 85
86
Party 86
87
Party 87
88
Party 88
89
Party 89
90
Party 90
91
Two genius ceo's
92
Party 92 Arsya Zahira Khasila
93
Arsyi Zahra Khalisa
94
94 Harus Kepoin! Karya baru
95
INTORVET LOVE

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!