Punya cucu?

...Bismillahirrohmanirrohim....

...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...

...بسم الله الر حمن الر حيم...

...Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....

...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد....

Alvan merebahkan Arsyi di kasurnya dengan perlahan-lahan agar tidak membuat Arsyi terbangun dari tidurnya.

"Masya Allah, kamu tidur aja gemesin Arsyi. Boleh nggak sih tinggal disini aja nggak usah dibalikin sama bundanya," ucap Alvan.

Terkekeh sendiri Alvan mengingat apa yang baru saja dia ucapkan, ingin membuat Arsyi tetap berada disisinya.

"Tapi Arsyi kok bisa mirip banget sama gue gimana ceritanya sih." Alvan mengaruk tengkuknya bingung.

Puas menatap Arsyi yang terlelap tidur Alvan segera keluar kamar mencari keberadaan Abangnya dan yang lain. Rupanya mereka berada di ruang makan sedang menikmati pesan yang tadi diminta Alisa.

"Mommy sama Daddy kemana?" tanya Alvan ketika sudah berada di ruang makan.

"Di taman mungkin," jawab Alisa pendek.

"Terus yang lain juga mana? Kok tumben sepi banget ini rumah."

Aditya dan Namira tidak peduli akan ocehan Alvan mereka terus menikmati ayam bakar yang sangat menggugah selera.

"Mungkin ada-" sahut Alisa terhenti ketika dia mengingat sesuatu.

"Kak Alvan tadi anak siapa?" tanya Alisa penuh curiga, gadis itu langsung menghentikan acara makannya meminta penjelasan dari sang kakak.

"Jangan bilang Kak Alvan nyulik anak orang, kok Bang Aditya tidak mencegah perbuatan jahat," lajut Alisa karena Alvan tak kunjung memberikan penjelasan.

Kini Namira juga ikut menatap Alvan penasaran anak siapa yang dibawa pulang oleh kakak sepupunya. Tadi mereka memang tidak sempat melihat wajah Arsyi karena memang tidak terlihat.

"Dia anak kecil yang udah nolong Kakak dari pencuri," jawab Alvan akhirnya.

Atensi Aditya teralihkan dia juga ikut menatap Alvan pasalnya Aditya belum tahu akan hal ini. Jugaan Alvan baru cerita sekarang.

Hah!

"Serius? Anak kecil nolong lo dari pencuri Kak yang benar aja mana mungkin," suara Namira membuat Aditya dan Alisa yang berada di meja makan sama-sama mengangguk kompak.

"Terserah kalian mau percaya atau nggak yang jelas apa yang gue kasih tahu barusan memang begitu ceritanya kok."

Alvan mengambil tempat duduk di sebelah Aditya. "Terus orang taunya mana?"

"Benar kata Alisa orang tuanya mana Kak?"

"Belum tahu dia kepisah sama Bundanya di taman gue juga nggak tahu kok bisa sampek kepisah. Daripada ditinggal sendiri mending bawa pulang, gue juga udah janji besok bakal anterin dia pulang kok," jelas Alvan.

"Sejak kapan lo suka anak kecil Kak?" bingung Alisa setelah mendengar cerita Alvan. Pertanyaan sama yang sempat Aditya lontarkan ketika masih berada di dalam mobil.

Di kamar Alvan.

Pemilik kamar belum juga kembali sampai Arsyi terbangun sendiri, anak kecil itu menatap sekeliling dengan mata besarnya.

Semuanya tampak asing untuk Arsyi, dia sangat paham dengan rumah sendiri. "Allsyi dimana?" tanyanya seorang diri.

"Unda cama Allsya kok tidak ada." Arsyi kembali menatap sekitar tapi tidak menemukan siapa yang dia cari.

"Unda-" bola mata anak itu mulai berkaca-kaca mungkin dalam hitungan detik dia akan menangis kecang.

Buru-buru Arsyi turun dari kasur dengan susah payah tapi usahanya membuahkan hasil, dia segera berjalan menuju pintu kamar setelah berhasil turun dari kasur.

"Waaaa! Undaaaa-" tangis Arsyi akhirnya pecah tidak menemukan keberadaan Syahira.

Ceklek!

Pintu kamar terbuka Arsyi segera keluar dengan air mata yang terus bercucuran dia kembali menatap sekeliling yang semakin tampak asing.

"Un-da di-ma-na? All-syi moh-on an-gan ting-galin All-syi. Un-da," ucap Arsyi terpotong-potong akibat menangis.

"Un-daaaa."

Tangis Arsyi semakin kencang sudah tidak terbedung lagi, Hans dan Ulya baru saja hendak masuk kamar dikagetkan dengan suara tangis anak kecil. Sepasang suami istri itu bingung lalu saling menatap satu sama lain melihat ada anak kecil di rumah mereka.

Hans menatap lekat wajah Arsyi yang masih sibuk menangis sambil terus memanggil sang bunda berharap segera menghampirinya.

"Sejak kapan gue punya cucu," gumam Hans.

Ulya masih bisa mendengar perkataan sang suami mengernyit dahinya heran setelah itu dia juga ikut menatap Arsyi.

"Un-da dima-na jan-an ting-galin All-syi! All-sya, Arll-syi ta-kut cen-dili di-cini," suara Asryi semakin kecil perlahan-lahan mungkin mulai habis terlalu lama menangis.

"Cucu gue, ini bener cucu gue." Hans langsung menggendong Arsyi.

Anak itu menatap Hans. "Kakek ciapa?" tanyanya segugan.

"Panggil saja Opa," sahut Hans.

Mereka yang berada di meja makan segera berlari menuju lantai dua ketika mendengar suara tangis Arsyi. Alvan berlari kencang menuju lantai dua.

"Opa, lalu dia ciapa cantik cekali sepelti Unda Allsyi," tunjuk Arsyi pada Ulya yang berdiri di sebelah Hans.

"Sini sayang Oma gendong."

Dengan senang hati Arsyi mau digendong oleh Ulya. Tangisnya perlahan mulai reda apalagi melihat Hans dan Ulya menatapnya sambil tersenyum.

"Lalu Unda dan Allsya dimana?" Hans dan Ulya saling tatap mereka tidak tahu apa-apa.

"Arsyi," sampai suara Alvan membuat mereka menatap Alvan yang sedang mengatur nafasnya.

"Ayahaaa!" panggil Asryi membuat kedua orang tua Alvan kaget bukan main.

"Kamu tidak apa-apa sayang? Maafkan ayah meninggalkanmu sendiri di kamar.

"Tidak apa ayah, Allsyi cuman au ketemu Unda caja. Pasti cekalang Unda cedang khawatilin Allsyi," ucapnya dengan tatapan sendu.

Orang-orang di lantai dua hanya bisa memperhatikan interaksi Alvan dan Arsyi yang sangat dekat.

"Ayah, apa maksudnya semua ini Alvan?" suara bariton itu membuat semua orang menoleh sekaligus kaget. Hans juga belum sempat mencerna apa yang terjadi.

Kasa dan Milda ternyata sudah berada di lantai dua juga. Aditya bersama kedua adiknya masih memaku di tempat.

"Opa," gumam Alvan.

"Anak siapa yang kamu bawa Alvan!" perlahan Leka berjalan mendekati Alvan, semua orang tidak dapat berkutik.

"Ayah Allsyi takut," cicitnya ketika tak sengaja melihat tatapan tajam dari Leka.

"Jangan takut sayang, ada ayah disini."

Deg!

Leka menatap lekat-lekat wajah Arsyi sangat mirip dengan wajah Alvan hampir tidak ada bedanya. Suara Leka terasa tercekat di tenggorokan tak sanggup untuk berbicara, beliau sangat memohon pada Sang Kuasa berharap keluarga tidak ada yang melakukan hal yang paling Allah benci.

"Astagfirullah hal-adzim, Astagfirullah hal-adzim, Astagfirullah hal-adzim. inalilahiwainalilahirojiu'n." Leka terus beristighfar untuk menenangkan diri. Beliau tidak ingin soudzon dengan cucu sendiri.

"Katakan anak siapa dia, Alvan?" suara Leka penuh akan penekanan tapi beliau berusaha menatap lembut Arsyi, tahu sudah membuat Arsyi takut.

"Alvan tidak tahu Opa, kita bertemu di restoran dia telah menolong Alvan."

"Benar kamu tidak tahu anak siapa ini Alvan? Tapi kenapa wajahnya sangat mirip sekali denganmu!"

"Alvan tidak tahu Opa, Alvan juga bersumpah tidak pernah melakukan hal yang sangat Allah benci, Alvan tidak mungkin melakukan hal haram itu. Alvan tahu batas Alvan, Opa." ucapnya menatap Leka dalam, bola mata Alvan memerah seperti ingin menangis.

Tanpa tersa Ulya meneteskan air matanya, hatinya paling sakit jika putranya benar-benar melakukan perbuatan haram.

Leka menghembuskan nafas pelan. " Opa percaya kamu Al, tapi kamu harus mencari tahu tentang anak ini."

Terpopuler

Comments

Dewi Nurlela

Dewi Nurlela

ini ceritanya Aditya udh dewasa ya gmn penyakitnya Aditya apa sembuh thor

2023-12-28

1

Luk Mawati

Luk Mawati

assalamualaikum bisa ega gomong terus terang sama opah dan orang tua nya

2023-11-25

1

Yani

Yani

Oh... ternyata Alvan anaknya Ulya dan Hans

2023-11-15

1

lihat semua
Episodes
1 Dipecat
2 Arsyi hilang
3 Ayah
4 Punya cucu?
5 Cantik
6 Diusir
7 Tidak mungkin dia
8 Masuk rumah sakit
9 Kondisi Arsya
10 Perhatian
11 Gosip
12 Syahira bertemu Ulya
13 Pertemuan pertama (4 tahun lalu)
14 Pesona Syahira
15 Insiden
16 Menikah
17 Firasat
18 Kehilangan
19 Syarat
20 Menjenguk Aditya.
21 Menolong
22 Rencana si kembar
23 Mengingat
24 Sadar
25 Memberitahu keluarga
26 Bersama si kembar
27 Terulang lagi
28 Memulai
29 Perlu bicara
30 Alvan dan Syahira
31 Bahagia
32 Bekerja
33 Rencana membuka toko
34 Cemburu
35 Membuka toko
36 Usaha Alvan
37 Keluarga besar kasa
38 Kebersamaan
39 Aditya sadar
40 Keputusan
41 Hadiah
42 Tamu
43 Permainan
44 Kamar Alvan
45 Party 45
46 Party 46
47 Party 47
48 Party 48
49 Party 49
50 Party 50
51 Party 51
52 Party 52
53 Party 53
54 Party 54
55 Party 55
56 Party 56
57 Party 57
58 Party 58
59 Party 59
60 Party 60
61 Party 61
62 Party 62
63 Party 63
64 Party 64
65 Party 65
66 Party 66
67 Party 67
68 Party 68
69 Party 69
70 Party 70
71 Party 71
72 Party 72
73 Party 73
74 Party 74 (Special Arsyi)
75 Party 75
76 Party 76
77 Party 77
78 Party 78
79 Party 79
80 Party 80
81 Party 81
82 Party 82
83 Party 83
84 Party 84
85 Party 85
86 Party 86
87 Party 87
88 Party 88
89 Party 89
90 Party 90
91 Two genius ceo's
92 Party 92 Arsya Zahira Khasila
93 Arsyi Zahra Khalisa
94 94 Harus Kepoin! Karya baru
95 INTORVET LOVE
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Dipecat
2
Arsyi hilang
3
Ayah
4
Punya cucu?
5
Cantik
6
Diusir
7
Tidak mungkin dia
8
Masuk rumah sakit
9
Kondisi Arsya
10
Perhatian
11
Gosip
12
Syahira bertemu Ulya
13
Pertemuan pertama (4 tahun lalu)
14
Pesona Syahira
15
Insiden
16
Menikah
17
Firasat
18
Kehilangan
19
Syarat
20
Menjenguk Aditya.
21
Menolong
22
Rencana si kembar
23
Mengingat
24
Sadar
25
Memberitahu keluarga
26
Bersama si kembar
27
Terulang lagi
28
Memulai
29
Perlu bicara
30
Alvan dan Syahira
31
Bahagia
32
Bekerja
33
Rencana membuka toko
34
Cemburu
35
Membuka toko
36
Usaha Alvan
37
Keluarga besar kasa
38
Kebersamaan
39
Aditya sadar
40
Keputusan
41
Hadiah
42
Tamu
43
Permainan
44
Kamar Alvan
45
Party 45
46
Party 46
47
Party 47
48
Party 48
49
Party 49
50
Party 50
51
Party 51
52
Party 52
53
Party 53
54
Party 54
55
Party 55
56
Party 56
57
Party 57
58
Party 58
59
Party 59
60
Party 60
61
Party 61
62
Party 62
63
Party 63
64
Party 64
65
Party 65
66
Party 66
67
Party 67
68
Party 68
69
Party 69
70
Party 70
71
Party 71
72
Party 72
73
Party 73
74
Party 74 (Special Arsyi)
75
Party 75
76
Party 76
77
Party 77
78
Party 78
79
Party 79
80
Party 80
81
Party 81
82
Party 82
83
Party 83
84
Party 84
85
Party 85
86
Party 86
87
Party 87
88
Party 88
89
Party 89
90
Party 90
91
Two genius ceo's
92
Party 92 Arsya Zahira Khasila
93
Arsyi Zahra Khalisa
94
94 Harus Kepoin! Karya baru
95
INTORVET LOVE

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!