Firasat

...Bismillahirohmanirohim....

...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...

...بسم الله الر حمن الر حيم...

...Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....

...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد....

Awalnya dua hari setelah pernikahan Syahira terkesa menjaga jarak dengan sang suami, tapi setelah mendapat nasihat dari sang ibu. Syahira jadi bisa lebih dekat dengan Alvan dan mereka bisa menyesuaikan diri.

Keduanya bahkan semakin dekat setelah hampir satu bulan pernikahan yang terjalin diantara mereka. Sayangnya sampai hari ini Alvan belum bisa memberikan kabar pada keluarganya di kota jika dia telah menikah. Karena keterbatasan waktu dan internet di desa bajo.

Kegiatan Alvan di desa bajo semakin sibuk karena dia ingin cepat pulang ke kota bertemu dengan keluarga juga memperkenalkan Syahira pada keluarga besarnya.

Di ruang makan keluarga pak Irpan 4 orang berbeda usia itu sedang menikmati sarapan pagi bersama. Alvan senang bisa merasakan kehangatan keluarga mertuanya. Untungnya gosip tentang Alvan dan Syahira cepat mereda. Mereka tahu Alvan dan Syahira sama-sama orang yang sangat menjaga diri.

"Ibu sama ayah nanti mau ke kebun, Ra, Al lebih pagi dari biasanya." ucap Irpan disela-sela makan beliau.

"Iya yah," jawab Syahira dan Alvan bersama.

"Ayah, ibu ada yang ingin saya sampaikan," ujar Alvan ikut membuka suara.

Ketiga orang di meja makan itu menoleh pada Alvan, Syahira menatap suaminya penuh tanya begitu juga dengan kedua mertua Alvan yang terlihat memasang wajah heran.

"Katanya saja Al, apakah ada hal serius yang ingin kamu bicarakan?"

"Benar ayah, jadi begini. Alvan hari ini berniat menuju desa sebelah untuk menelepon orang rumah sudah dua minggu Alvan menikah tapi belum memberi kabar mereka."

"Berangkat sendiri atau Hira juga ikut Al?" kali ini suara Ibu Weni yang mengisi ruang makan.

Sejenak Alvan menoleh pada sang istri yang tersenyum kerahanya membuat Alvan juga ikut tersenyum lalu Alvan mengangkat tangan untuk mengelus lembut pucuk kepala sang istri yang tertutup hijab dengan sempurna.

Kedua mertua Alvan melihat perhatian kecil yang Alvan berikan untuk Syahira merasa bersyukur dan tersenyum senang. Irpan yakin sekali jika Alvan adalah laki-laki yang tepat untuk putri semata wayangnya.

"Sendiri Ibu, aku tidak ingin membuat Syahira lelah jika harus ikut bersamaku. Nanti aku akan memberi kalian kabar jika sudah berhasil mengabari keluarga di kota."

"Jadi berangkat kapan?"

"Nanti ayah sekitar jam 9:30," jawab Alvan.

"Ibu dan ayah sudah dikebun berarti," timpal Weni.

"Tak apa Ibu, makanya Alvan izin sekarang dengan kalian," ucapnya memberitahu.

Memang sebelumnya Alvan sudah membicarakan hal ini dengan sang istri. Semalam sebelum Alvan menyapaikan nitanya pada mertua.

"Syahira tidak apa di rumah sendiri?" tanya Irpan memastikan.

"Tidak apa ayah, lagipula Syahira sudah biasa sendiri bukan di rumah. Jadi jangan khawatir," mereka mengangguk lega.

Selesai mereka sarapan.

Weni dan Irpan berpamitan pada anak dan menantu mereka untuk segera menuju kebun. Sudah satu minggu ini kedua orang tua Syahira setiap pagi harus melihat keadaan kebuan karena kabut di desa akhir-akhir ini sangat tebal.

Di kamar Syahira setelah satu jam berlalu.

"Mas Al mau berangkat sekarang?" tanya Syahira.

Entah kenapa dia merasa tidak ingin suaminya pergi kemana-mana, Syahira juga ingin bersama sang suami, namun dia tidak bisa menghalangi bagimana pun Alvan memang harus memberi kabar keluarga mereka tentang pernikahan yang terjadi.

Alvan sedang bersiap, melangkah mendekati istrinya yang tengah berdiri di belakang Alvan sambil menatapnya dari cermin.

"Ada apa, hemmm? Apakah istri mas ini tidak ingin suaminya pergi," ucap Alvan bisa menebak dari sorot mata Syahira.

Syahira menggeleng pelan. "Mas Al pergilah, tapi janji harus segera kembali."

Cup!

Alvan mencium kengin istrinya dengan lembut, entah kenapa Syahira rasanya ingin meneteskan air mata. Rasa gelisah itu menusuk dalam hatinya, rasa gelisah yang Syahira sendiri tidak tahu karena apa.

"Tenang lah, mas akan segera kembali." Alvan mendekap erat tubuh istrinya.

"Janji?"

"Janji." Alvan menganggukkan kepala yakin, dia sendiri tidak tahu apa yang terjadi pada sang istri.

"Ayo antar mas kedepan," ujar Alvan disetujui oleh Syahira.

Mereka berjalan menuju luar rumah, setelah berada di teras rumah Alvan menatap lembut istrinya.

"Mas, berangkat dulu jangan khawatir mas tidak akan pergi lama," ucap Alvan berusaha meyakinkan Syahira.

"Ingat mas harus hati-hati."

"Siap, mas berangkat. Assalamualaikum," pamit Alvan sekali lagi dia memeluk mesra istrinya dan kembali mencium kengin Syahira dalam waktu yang lebih lama dari sebelumnya.

"Wa'alaikumsalam," jawab Syahira mengiring kepergian sang suami.

Tatapanya tak teralihkan sampai sang suami tidak terlihat lagi, tanpa terasa air mata Syahira mengalir begitu saja tidak tahu apa sebabnya.

"Ya Allah, aku sebenarnya kenapa? Kok gelisah begini, bahkan sampai nangis lihat Mas Al cuman mau pergi ke desa sebelah, tapi kayak mau pisah lama."

Syahira menghela nafas kasar lalu dia memutuskan untuk masuk ke dalam kamar, satu minggu ini Syahira sering merasa lelah.

"Mungkin emang harus istirahat biar pikiran lebih tengan dan nggak aneh-aneh," putus Syahira segera masuk ke dalam kamarnya.

Tanpa menunggu lama Syahira sudah memejamkan kedua bola matanya, baru 15 menit Syahira tertidur dia tidak tahu jika diluar rumah kehebohan besar terjadi.

Dalam waktu singkat rumah-rumah mulai roboh begitu juga dengan pepohonan yang satu persatu tumbang dalam sekejap gempa bumi melanda desa bajo.

Alvan, laki-laki itu baru mengejikan kakinya diluar gerbang desa seketika teringat sang istri di rumah saat merasakan gempa bumi.

"Syahira, Hira," keluh Alvan berusah kembali berlari menuju rumah.

Terlihat orang-orang juga mulai menyelamatkan diri mereka masing-masing. Jika orang-orang berlari keluar berbeda dengan Alvan yang malah masuk ke dalam desa.

"Alvan, kamu mau kemana?" cegah Boim melihat temannya itu.

"Lepas Im, istri gue masih di rumah!" Alvan menarik kasar tangan Bomi, dia tak peduli apa-apa bahkan nyawanya sekalipun, sekarang yang Alvan pikirkan hanya istrinya.

Boim tak bisa berbuat banyak hanya bisa memberikan Alvan menjemput Syahira. "Semoga kalian semua baik-baik saja."

Setelah kepergian Boim, Alvan masih berusaha melangkah namun tiba-tiba ranting pohon besar membentur kepalanya.

Bruk!

Alvan tersungkur jatuh bersama dengan lempang tanah yang terbelah, kali ini kepala Alvan membentur batu dengan sangat kerasa. Sampai dia tidak sadarkan diri.

"Syahira, aku harap kita akan bertemu lagi," gumam Alvan lalu memejamkan kedua bola matanya.

Semunya sudah sangat berantakan, bahkan tidak ada lagi rumah-rumah yang masih berdiri kokoh, di rumah Syahira. Dia tidur dalam keadaan gelisah seketika terperanjak kaget keringat membanjiri tubuhnya.

"Inalilahiwainalilahirojiu'n," ucap Syahira menatap sekitar yang sudah tak terbentuk lagi. Kepala Syahira sempat tertimpa balok kayu yang tidak terlalu besar.

"Ada apa, ini?" heran Syahira, dia berusaha keluar dari kamar, tapi Syahira malah terjebak.

"Ibu, Ayah. Mas Al, apa kalian semua baik-baik saja? Kenapa aku tertidur dalam keadaan seperti ini." berbagai macam pikiran buruk kini memenuhi kepala Syahira.

...Mana nih yang like sama komen, semoga sampai bab ini kalian masih setia nunggu kisah mereka 💖...

...Mungkin satu bab lagi follback Alvan dan Syhira selesai 🙏...

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Kayanya awsl Syahira dan Alvan terpisah

2023-11-20

4

Ning Mar

Ning Mar

setia menunggu dong...monggo dilanjut

2023-11-20

0

Boy Putra

Boy Putra

😭😭😭
sedih aku thor...ayoo thorr lanjutkan..
biar tau kbnaran dan si kmbar punya oma dan opaa semoga mreka bisa terima 🤲🤲

2023-11-19

2

lihat semua
Episodes
1 Dipecat
2 Arsyi hilang
3 Ayah
4 Punya cucu?
5 Cantik
6 Diusir
7 Tidak mungkin dia
8 Masuk rumah sakit
9 Kondisi Arsya
10 Perhatian
11 Gosip
12 Syahira bertemu Ulya
13 Pertemuan pertama (4 tahun lalu)
14 Pesona Syahira
15 Insiden
16 Menikah
17 Firasat
18 Kehilangan
19 Syarat
20 Menjenguk Aditya.
21 Menolong
22 Rencana si kembar
23 Mengingat
24 Sadar
25 Memberitahu keluarga
26 Bersama si kembar
27 Terulang lagi
28 Memulai
29 Perlu bicara
30 Alvan dan Syahira
31 Bahagia
32 Bekerja
33 Rencana membuka toko
34 Cemburu
35 Membuka toko
36 Usaha Alvan
37 Keluarga besar kasa
38 Kebersamaan
39 Aditya sadar
40 Keputusan
41 Hadiah
42 Tamu
43 Permainan
44 Kamar Alvan
45 Party 45
46 Party 46
47 Party 47
48 Party 48
49 Party 49
50 Party 50
51 Party 51
52 Party 52
53 Party 53
54 Party 54
55 Party 55
56 Party 56
57 Party 57
58 Party 58
59 Party 59
60 Party 60
61 Party 61
62 Party 62
63 Party 63
64 Party 64
65 Party 65
66 Party 66
67 Party 67
68 Party 68
69 Party 69
70 Party 70
71 Party 71
72 Party 72
73 Party 73
74 Party 74 (Special Arsyi)
75 Party 75
76 Party 76
77 Party 77
78 Party 78
79 Party 79
80 Party 80
81 Party 81
82 Party 82
83 Party 83
84 Party 84
85 Party 85
86 Party 86
87 Party 87
88 Party 88
89 Party 89
90 Party 90
91 Two genius ceo's
92 Party 92 Arsya Zahira Khasila
93 Arsyi Zahra Khalisa
94 94 Harus Kepoin! Karya baru
95 INTORVET LOVE
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Dipecat
2
Arsyi hilang
3
Ayah
4
Punya cucu?
5
Cantik
6
Diusir
7
Tidak mungkin dia
8
Masuk rumah sakit
9
Kondisi Arsya
10
Perhatian
11
Gosip
12
Syahira bertemu Ulya
13
Pertemuan pertama (4 tahun lalu)
14
Pesona Syahira
15
Insiden
16
Menikah
17
Firasat
18
Kehilangan
19
Syarat
20
Menjenguk Aditya.
21
Menolong
22
Rencana si kembar
23
Mengingat
24
Sadar
25
Memberitahu keluarga
26
Bersama si kembar
27
Terulang lagi
28
Memulai
29
Perlu bicara
30
Alvan dan Syahira
31
Bahagia
32
Bekerja
33
Rencana membuka toko
34
Cemburu
35
Membuka toko
36
Usaha Alvan
37
Keluarga besar kasa
38
Kebersamaan
39
Aditya sadar
40
Keputusan
41
Hadiah
42
Tamu
43
Permainan
44
Kamar Alvan
45
Party 45
46
Party 46
47
Party 47
48
Party 48
49
Party 49
50
Party 50
51
Party 51
52
Party 52
53
Party 53
54
Party 54
55
Party 55
56
Party 56
57
Party 57
58
Party 58
59
Party 59
60
Party 60
61
Party 61
62
Party 62
63
Party 63
64
Party 64
65
Party 65
66
Party 66
67
Party 67
68
Party 68
69
Party 69
70
Party 70
71
Party 71
72
Party 72
73
Party 73
74
Party 74 (Special Arsyi)
75
Party 75
76
Party 76
77
Party 77
78
Party 78
79
Party 79
80
Party 80
81
Party 81
82
Party 82
83
Party 83
84
Party 84
85
Party 85
86
Party 86
87
Party 87
88
Party 88
89
Party 89
90
Party 90
91
Two genius ceo's
92
Party 92 Arsya Zahira Khasila
93
Arsyi Zahra Khalisa
94
94 Harus Kepoin! Karya baru
95
INTORVET LOVE

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!