Cermin Retak

Cermin Retak

Bab 1

" Kapan ayah pulang bun? ayah bilang hanya satu minggu diluar kota, ini udah lewat satu minggu alika kangen ayah bun, bunda telfon ayah ayo bun! " Rengek sibungsu sore itu .

Alika maharani adalah nama putri bungsuku, aku bingung harus menjawab apa karna akupun tengah hawatir pasalnya sejak suamiku berpamintan 2 minggu lalu sampai hari ini tidak ada kabar dari suamiku bahkan nomor ponselnya pun sama sekali tak bisa dihubungi. Berulang kali aku membuat panggilan telfon namun jawabanya tetap sama, nomor ponsel suamiku berada diluar jangkauan.

" Sabar dek, nanti kalau ayah pulang pasti ayah bakal ajak kita jalan-jalan. Iya kan bund? " Seru damar putra sulungku.

" Kaka betul dek, nanti ayah pasti ajak kita jalan-jalan sekarang adek belajar dulu biar besok ulangan adek dapat nilai yang bagus. Naah kalau nilai adek bagus ayah pasti bakalan kasih adek hadiah. Kaka juga sana gih bantuin adeknya belajar. Bunda mau merapihkan pecahan cermin ini. " Ucapku kala itu sembari memunguti pecahan cermin yang ada dikamarku. Jendela yang tak sengaja aku buka membuat bola yang dimainkan anak tetanggaku masuk dan membuat cermin dikamarku retak dan hancur. Bahkan serpihan kacanya berhamburan dan melukai tanganku.

Tanganku yang berdarah, tapi entah mengapa hatiku yang terluka, aku merasakan perasaan yang aneh. Hatiku seprti teriris, bahkan tubuhku terasa lemas.

Namaku adalah Karina Maharani, usiaku genap 38 tahun tahun ini. Aku dikaruniai 2 orang anak yang pintar dan juga penyabar. Nama anak sulungku Damar Baskara, nama belakang diambil dari nama ayahnya, yaitu suamiku Lujeng Baskara. Sedangkan anak keduaku bernama Alika Maharani, nama belakang putriku diambil dari nama belakangku. Usia pernikahanku sudah 10 tahun, berkah Tuhan ditahun pertama pernikahanku aku langsung dikaruniai seorang putra yaitu damar, saat ini usia damar genap 9 tahun sementara saat damar berusia 3 tahun aku mengandung anak keduaku yaitu alika. Usia alika saat ini menginjak 6 tahun. Dua minggu lagi adalah ulang tahun alika yang ke 6.

Suamiku bekerja disalah satu kantor kecamatan yang ada didaerah kami. Pernikahan kami baik-baik saja selama ini tidak ada hal yang janggal yang terjadi, kami hidup bahagia walapun dengan gaji suamiku yang tak terlalu besar namun cukup untuk kebutuhan kami sehari-hari. Bahkan aku masih bisa menyisikan sedikit dari sisa uang belanjaku sampai ahirnya aku dan suamiku bisa memiliki rumah yang layak. Karena kami tinggal didaerah pedesaan rumahku tergolong rumah yang lumayan bagus dibanding tetanggaku yang lain.

Didesa kami jika ada orang yang bekerja dikantor sudah biasa dipandang sebagai orang yang berada, apa lagi kami memiliki satu mobil yang kami beli dengan cara mencicil. Didesa kami baru beberapa orang saja yang memiliki mobil, awalnya aku tidak setuju saat suamiku mengajukan kredit mobil namun stelah memprtimbangkan dari berbagai sisi ahirnya aku dan suamiku sepakat untuk kredit mobil.

Beberapa bulan terahir sumiku sering kali pulang terlambat, bahkan kadang pulang hingga larut malam. Ini kali pertama suamiku tugas keluar daerah, aku tidak tau entah tugas apa yang membuat suamiku diharuskan keluar daerah. Namun saat suamiku mengatakan jika itu salah satu tugas yang harus dia jalani ahirnya aku membiarkan dia pergi tanpa curiga sedikitpun.

" Maas kamu dimana siii, kenapa kamu tidak ada kabar. Kalau aku mau bertanya kekecamatan nanti dikira aku istri yang gak percayaan, tapi ini udah lewat dari waktu yang kamu janjikan. Aku bingung harus menjawab apa saat anak-anak bertanya padaku. " Gumamku dalam hati sambil membawa pecahan kaca ketong sampah yang ada diluar rumah.

Lamunanku buyar saat aku mendengar sapaan dari tetanggaku.

" Eeeh bu, maf tadi gak liat ada ibu disitu! " Ucapku merasa tidak enak karna mengabaikan tetangga baruku.

" Iyaa bu gak papa, bu karin kenapa ngelamun buuu? maaf yaa tadi bolanya dimas masuk kekamar ibu sampai mengenai cermin ibu. Nanti biar saya sampaikan sama ibunya dimas biar diganti cermin ibu yang rusak. Maaf loh buuu! " Ujar bu Anik tetangga baruku.

Iya disebelh rumahku adalah rumah peninggalan budhe ku yang kebetulan kosong dan anaknya yang sudah memiliki rumah dikota terpaksa harus menjual rumah peninggalan ibunya untuk membuka usha dikota.

Dua bulan belakangan rumah ini baru saja ditempati oleh Bu Anik dan putrinya yang bernama Wulan dan anaknya yang bernama Dimas. Dimas berusia 8 tahun selisih satu tahun dengan Damar.

Wulan adalah seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya dalam kecelakaan kerja dipabrik. Suaminya meninggal saat usia kehamilan wulan menginjak dua bulan. Wulan bekerja sebagai guru honorer disalah satu skolah suasata didaerah kami. Wulan yang kebetulan dipindahtugaskan kedaerah kami terpaksa harus meninggalkan rumah peninggalan suaminya dan pindah kesini. Itu cerita yang saya dapat dari bu Anik ibunya wulan.

" Looh memangya mba wulan dimana bu? " ahirnya rasa penasaraku aku utarakan karna sejak beberapa hari aku tidak melihat wulan. Biasanya dipagi hari saat aku mengantar suamiku keluar untuk berangkat kerja disaat yang bersamaan wulan juga keluar rumah.

Wulan selalu berjalan kaki saat hendak pergi mengajar karna dia tidak bisa mengendarai Sepeda motor seprtiku.

" Ibunya dimas lagi ada tugas keluar daerah , udah dua minggu mungkin satu atau dua hari lagi baru kembali. Ohya bukanya ayahnya alika juga lagi tugas keluar kota ya bu karin? " Aku mematung sjenak, pasalnya suamiku berangkat tengah malam dan tak ada satu orangpun yang tau tentang kebrangkatanya.

" Eng, anu bu saya pas kebtulan bangun tengah malam mau kekamar mandi denger suara mobilnya pak Lujeng, jadi saya ngintip dijendela. " Ungkap bu anik yang mungkin faham dengan apa yang aku fikirkan.

" Ooh begitu, tadi saya sempat bingung ibu tau dari mana. Iya buu ayahnya anak-anak memang sedang tugas keluar daerah. Untuk cermin yang rusak tidak usah diganti bu, memang sudah lama jadi wajar lah terkena hantaman sedikit langsung pecah. Kebetulan saya juga udah ada niat buat ganti. " Ucapku saat itu karna dimas memang tidak sengaja melakukanya apa lagi dia adalah anak-anak. Akupun memaklumi karna aku juga memliki anak-anak yang seusia dengan dia.

Meskipun kami bertetangga namun baik dimas ataupun damar tak pernah bermain bersama, damar yang memang trbiasa dirumah sangat jarang berbaur dengan teman-teman sebayanya. Aku memang sedikit membatasi pergaulan anak-anaku karna aku tidak mau anakku mencontoh hal-hal yang tidak baik diluar sana.

Dimas merupakan pribadi yang pendiam, dia selalu asik dengan dunianya sendri seprti halnya sore tadi saat dia sedang bermain bola dan tak sengaja menendangnya kearah kamarku yang jendelanya terbuka.

" Aduuh buu maaf yaa, saya jadi tidak enak ini looo! " Ujar bu anik.

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

ini mah pasti selingkuh ama wulan

2024-06-15

1

Anissa Ruth

Anissa Ruth

Semangat

2024-04-08

1

suka menulis 。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。

suka menulis 。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。

mampir thor/Smile/

2024-02-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!