Setelah karin dan kinasih berjalan kurang lebih sepuluh menit ahirnya kini mereka tiba didepan sebuah rumah megah milik juragan Danang. Juragan danang adalah orang terkaya dan terpandang kampung itu. Selain memiliki perkebunan juragan danang juga seorang bos travel . Banyak warga kampung yang bergantung hidupnya pada juragan danang. Juragan danang adalah seorang duda yang ditinggal mati istrinya. Meskipun sudah menduda selama 4 tahun tapi juragan danang masih setia menyendiri.
Juragan danang tinggal bersama ibunya Hajah Fatmawati beliau terkenal sebagai seorang yang dermawan dan baik hati. Beliau sangat suka menolong orang lain tanpa pamrih, dirumahnya saja dia mempekrjakan 8 orang asisten rumah tangga yang semuanya adalah seorang janda.
" Naah ini rumahnya bu karin. " Ucap kinasih sembari memencet bel yang ada digerbang.
" Waah besar banget bu, apa ibu yakin mereka bisa membantu saya bu? " Karin nampak ragu, namun apa boleh buat dia harus menjual perhiasanya bagaimanapun caranya.
" Bismillah saja bu, semoga hajah fatma bisa membantu kita. Ibu yakin saja, naah itu pembantunya keluar mari bu. " Ucap kinasih meyakinkan karina.
" Eeh mba kinasih ada perlu apa mba? " Ucap surti yang kebetulan kenal dengan kinasih.
" Ini saya ada perlu sama bu hajah sur, apa ada? " Ucap kinasih.
" Ada, ibu ada mari masuk mba. " kemudian surti membukakan gerbang dan memprsilahkan kinasih dan karin masuk.
Karin semakin dibuat takjub dengan keindahan interior yang ada didalam rumah juragan danang.
" Assalamualaikum, ada tamu rupanya. Mari mari silahkan duduk. " belum sempar surti memanggih bu fatma sudah keluar.
" Wa'alaikumsalam, bu hajah sehat? Begini bu saya kesni ada perlu. Oh ya perkenalkan ini bu karin, beliau tetangga baru saya bu. " Kinasih tanpa canggung memperkenalkan karin, dan karin mengulurkan tanganya.
Singkat cerita bu hajah dengan sukarela membantu karin, bahkan bu fatma membrikan uang lebih dan menawarkan karin untuk tinggal dirumah bu hajah yang dulu yang letaknya tak jauh dari rumah megah yang sekarang ditempati. Bahkan bu fatimah menawari karin untuk bekerja merawat salah satu perkebunanya yang ada disamping rumah dengan sistem bagi hasil. Karin dengan tangan terbuka menerima tawaran bu fatma.
" Ya sudah kalau begitu kami permisi bu, terimakasih atas kebaikan dan kemurahan hati ibu. Entah bagaimana nanti saya bisa membalasnya. " Ucap karin.
Karna waktu sudah maghrib karin dan kinasih diantar oleh sopir perkebunan juragan danang yang kebetulan juga akan pulang kerumah tak jauh dari kampung karin dan kinasih.
Tepat adzan maghrib karin sampai dirumahnya, tanpa karin duga diambang pintu lujeng sudah menghadangnya dengan tangan bersilang didada.
" Bagus yaa, belum genap sehari disini sudah jadi pembangkang, suka keluyuran, pergi tanpa pamit. Mau jadi istri durhaka kamu karin? Entah sejak kapan kamu mulai berubah jadi istri yang tak patuh dan menghormati suami. " Lujeng langsung menyambut karin dengan tuduhan dan kata-kata pedasnya .
" Sejak kamu mulai menghianati ku dan mengabaikanku dan anak-anak. " Ucap karin sembari mendorong lujeng perlahan dan menerobos masuk kedalam rumah tanpa memprdulikan ocehan lujeng.
" Waah udah pulang nih si istri penurut, katanya ibu dan istri idaman tapi kelakuanya kaya istri urakan. " Sindir wulan sembari menyiapkan susu untuk anaknya dimas.
Karin diam dan hanya melirik wulan sekilas, stelah itu karin mengetuk pintu kamarnya. Tanpa menunggu waktu lama lagi damar dan alika langsung membukakan pintu untuk karin.
Betapa bahagianya mereka saat melihat ibunya sudah kembali.
" Bagaimana nak, aman kan selama bunda tinggal? " Tanya karin
" Aman bund, kita jadi pergi malam ini bund? Apa sudah ada tempat tinggalnya? " Tanya damar.
" Eeem, jadi gak yaaa? Menurut kaka jadi gak? " goda karin.
" Iih bunda jahil, ayo dong bund kasih tau kaka jadi apa ngga kita pindah? " Ucap alika yang juga ternyata sangat antusias saat tau jika dirinya dan ibu serta kakanya akan pindah dan memilih hidup bertiga.
" Kemarilah anak-anak bunda, apa kalian yakin akan tinggal jauh tanpa ayah. Hanya dengan bunda saja, kalian janji tidak akan mengeluh dan merengek minta ketemu ayah atau kembali disini? " Tanya karin saat alika duduk dipangkuannya serta damar menyandarkan kepalanya dilengan karin.
" Mau bun, kita sudah lama kehilangan ayah jadi tidak ada yang perlu dipertimbangkan lagi. " Ucap damar, tanpa diduga damar seorang anak kecil mampu mengutarakan isi hatinya. Kekecewaaannya terhadap ayahnya begitu tergambar jelas lewat ucapanya.
" Ya sudah kalian sudah selesai berkemasnya? Kalian tidak keberatan kan kalau kita pergi tengah malam, nanti ada yang mau jemput kita. Sekarang kalian makan ini, tadi ibu beli sewaktu dijalan " Karin mengeluarkan bungkusan kantong plastik dari tasnya. Sebelum pulang karin membeli dua porsi nasi goreng untuk anak-anaknya. Alika tidak mungkin menghabiskannya satu porsi seorang diri jadi karin akan berbagi dengan alika.
Brak brak braaak
" Buka karin! Begitukah caramu mengajari anak-anak agar jadi pembangkang seprtimu! " Triak lujeng yang merasa geram karna karni bahkan tak membiarkan anak-anaknya keluar kamar.
" Yaa begitulah mas istri kesayangan kamu, udah lah mas gak usah cape-cape. Biari aja mereka kelaparan didalam sana. Kita makan malam mas, ibu tadi keluar cari ayam goreng. " suara wulan terdengar begitu jelas dari dalam kamar karin.
" Wulaaan apa kalian tidak bisa berhemat? Keuanganku tak seprti dulu, aku masih nganggur. Harusnya kalian bisa hemat dengan masak sendri. Sayur ke, telor ke, ini malah beli ayam goreng. Astaga! Sebanyak ini laan, kamu mikir gak kita harus hemat wulan hemat! " Sking marahnya lujeng sampai menggebrak meja, dimas yang tengah duduk didepanya sampai dibuat terkejut.
Didalam kamar karin dan anak-anaknya hanya mendengarkan tanpa ada niat ingin keluar. Setelah makan malam dan memastikan barang-barangnya selesai dikemas semua karin meminta anak-anaknya tidur stelah solat isa.
Dalam diam karin terus memikirkan bagaimana caranya dia bisa keluar bersama anak-anak tanpa ketauan oleh suami dan madunya. Ditengah kerumitan isi kepalanya terdengar suara ketukan dijendela kamar karin. Awalnya karin takut dan tak mau membuka namun saat mendengar suara kinasih karin ahirnya membuka jendela.
" Buu maaf ya terpaksa saya panggil ibu lewat sini. Ibu barang-barangnya keluarin dari sini aja nanti ditaruh dirumah saya dulu biar nanti ibu tinggal keluar bersama anak-anak. " bisik kinasih bahkan kinasih seprti orang yang tengah berbicara dengan isyarat takut jika keberadaanya terdengar ditelinga wulan atau yang lainnya.
" Iya bu terimakasih sekali. Memang saya sedang memikirkan hal itu. " Ucap karin, dalam hati karin mengucap syukur telah dipertemukan dengan kinasih. Meskipun baru bertemu tapi kinasih berkali-kali menolong karin tanpa pamprih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Raisa anti
baik sekali Kinasih
2024-10-22
1
Raisa anti
kasian bgt si damar
2024-10-22
1
Raisa anti
emang situ pantas dihormati? ngaca dong
2024-10-22
1