bab 20

Seperti biasa pak pur sudah sampai dirumah juragan danang karna setiap pagi juragan danang memang selalu pergi keperkebunan untuk memantau para pekerjaannya. Terlebih sebentar lagi musim panen ,juragan danang kadang terjun langsung kelahan dan ikut memanen hasil perkebunannya bersama karyawan-karyawannya.

" Pur, bagaimana semalam apa nak karin jadi pindah? Kamu antar dia kan pur? " tanya bu fatma yang kebetulan tengah sarapan bersama putranya.

" Sudah bu hajan, jam 12 malam saya jemput bu karin dan anak-anaknya dan mereka sudah ada dirumah lama ibu. " Kemudian pak pur menceritakan bagaimana semalam dia dan karin bisa lolos karna sepanjang jalan karin memang menceritakan bagaimana dia bisa lolos dengan mudah dari rumah suaminya tentunya dengan bantuan dari bu kinasih. Tetangga yang sangat baik hati.

" Hem, malang sekali nasibnya. Ohya pur siang nanti ajak mereka kesni. Saya ingin berbicara dengan dia. " ucap bu fatma dan langsung dijawab anggukan kepala oleh pak pur.

" Pur ada apa kamu masuk dan Bu, sebenarnya siapa yang kalian bicarakan? Siapa karin, anak-anak siapa? Kinasih siapa? " tanya danang, sebenarnya sedari tadi danang merasa penasaran tapi karna dia tidak ingin menyela pembicaraan ibunya dan pak pur ahirnya danang menahan diri untuk tidak bertanya sebelum ibunya selesai berbicara.

" Oh ya pur ada apa kamu masuk? " tanya bu fatma

" Anu juragan hari ini kita panen tapi salah satu karyawan kita ada yang tidak berangkat karna anaknya sakit dan kita kekurangan orang juragan. " Papar pak pur.

" Gampang, kita fikirkan saja nanti. Bu jelaskan dulu siapa orang yang kalian bicarakan. Apa dia pegawai baru bu? " Cecar danang.

Bu Fatma tersenyum karna tak biasanya danang tertarik dengan pembicaraan ibunya bersama orang lain.

Kemudian mengalir lah cerita bu fatma mengenai kedatangan karin kemarin dan bantuan yang bu fatma tawarkan pada karin. Tak ada tanggapan apapun dari danang, dia hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja mendengar cerita ibunya.

Dilain tempat lujeng tengah kelimpungan mencari karin dan anak-anaknya. Orang yang pertama lujeng datangi adalah kinasih, tetangga yang rumahnya paling dekat dengan mereka.

Tok tok tok

" Permisi bu kinasih. "

Kinasih yang sudah menduga semuanya akan terjadi tak terkejut dengan kedatangan lujeng.

 " Tenang kin, tenang kamu pasti bisa bersikap biasa saja. Hadapi dia kin, Bismillah. " Ucap kinasih sebelum membuka pintu.

Cklek

Kinasih membuka pintu dan ekspresinya dibuat seolah dia terkejut melihat kedatangan lujeng.

" Loh pak lujeng ada apa, Oh ya dari subuh saya dengar keributan memangnya ada apa pak? " Tanya kinasih.

" Maaf bu apa ibu ada liat istri saya? " Tanya lujeng.

Kinasih tersenyum dan menggaruk tengkuknya yang memang gatal.

" Maaf pak, istri yang mana? istri bapak kan dua, yang muda atau yang tua? "

Lujeng terlihat canggung mendengar pertanyaan itu dari kinasih.

" Maaf bu maksud saya karin, apa ibu liat karin dan anak-anak. Mungkin ibu ada liat Mereka lewat atau minta tolong ibu mungkin? Ada liat gak bu? "

" Bu karin? Looh ko bapak nanya saya, kan bapak suaminya. Kalau semalem pas maghrib ia saya liat bu karin jalan nangis-nangis tapi kalau sekarang mana saya tau pak, saya aja baru buka pintu ini. " Ucap kinasih.

" Paaaah, kamu lagi nanya apa lagi pdkt lama banget siiih!" Tiba-tiba wulan berteriak dari terasnya .

" Maaf ya buu, saya bukan situ yang suka ngerebut suami orang. Meskipun saya janda tapi saya janda terhormat. " Kinasih tak mau kalah mendengar wulan berteriak diapun berteriak dari depan pintunya.

" Maaf pak silahkan bapak pergi, istri bapak sudah gatal pengin digaruk mungkin. Saya tidak tau dimana bu karin dan anak-anak. Kalau saya jadi bu karin juga pasti udah kabur dari dulu. Permisi. " Braak

Kinasih menutup pintu dengan keras.

Kinasih memang seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya, satu-satunya anak yang dia punya bersama mendiang suaminya pun kini sudah berpulang karena penyakit gagal jantung yang dideritanya. Kinasih kini hidup bergantung dari hasil ladang peninggalan suaminya yang dia kelola dengan bantuan para pekerja yang biasa membantunya semenjak suaminya masih hidup.

Lujeng nampak mulai putus asa dan bingung harus bertanya pada siapa lagi, selain mereka adalah orang baru mereka belum mengenal siapapun yanga ada dikampung itu selain kinasih.

Setelah kepergian lujeng kinasih mengintip dari celah hordeng.

" Huu rasain lu kelimpungan kan ditinggal bu karin. Jadi laki ko begitu, udah mah idup ngontrak ada dua istri malah nambah mertua. Hadeeeeh apa gak puyeng tuh kepala! " Gerutu kinasih sembari menatap lujeng dari kejauhan.

" Gimana pah, apa dia liat karin? Siapa lagi yang karin kenal selain dia. Atau jangan-jangan mba kari udah janjian sama pacarnya, dia pura-pura ikut kita padahal dia udah ada rencana mau ninggalin kamu. Iiih keliatannya aja polos ternyata. " Ucap wulan yang selalu menghasut suaminya, bahkan kali ini wulan pun menebar fitnah tentang karin. Tujuan wulan bukan lain agar suaminya berhenti mencari karin.

" Kamu benar mah, mungkin karin memang pergi. Ck, tega sekali dia pergi disaat aku sudah tak punya apapun. Pantas saja dia bersikap seolah-olah menerima kenyataan. Rupanya dia sudah ada main dibelakangku. Keman lagi dia pergi kalau bukan bersama selingkuhannya, disini kan kita orang baru, siapa coba yang mau nolong dia dan menampung dia. " rupanya mulut wulan setajam itu hingga fitnah yang dia ucapkan langsung menyerap dalam hati dan fikiran lujeng.

Berbeda dengan mereka, karin dan anak-anaknya mulai bebenah didalam rumah. Bahkan alika dan damar bisa tidur dengan kamar terpisah karna dirumah itu ada 4 buah kamar. Sudah lengkap dengan peralatan tidur dan yang lainnya.

" Adek yakin nih mau tidur sendri, gak sama bunda atau kaka? " Tanya karin pada alika putri bungsunya.

" Adek kan mau mandiri bun kaya kaka damar kan adek udah gede bun. " Ucap alika dengan gayanya yang ceria. Bahkan alika sudah melupakan jika dia hidup terpisah jauh dari ayahnya.

" Waah alika pintar, kalau begitu alika harus belajar bantuin bunda ya kaya kaka damar. " Ucap karin.

" Pasti dong bun. " Ucap alika dengan senyum lebar dibibirnya.

Betapa bahagianya karin, ketakutan yang dia rasakan selama ini tentang perpisahan dengan suaminya tak seburuk yang dia fikirkan. Ternyata anak-anaknya justru terlihat lebih bersemangat saat jauh dari ayahnya. Mungkin apa yang selama ini terjadi sangat mempengaruhi mental anak-anaknya.

" Bunda, bunda itu disamping kamar kaka ada perkebunan sayur bund bagus banget sayurnya ijo-ijo bund! Kita kesana ya bund nanti, apa boleh bund damar mau belajar berkebun bunda. " Teriak damar dari dalam kamar. Memang disebelah rumah itu ada perkebunan sayur milik juragan danang kebetulan letaknya memang ada disamping kamar damar.

Terpopuler

Comments

Raisa anti

Raisa anti

racun si wulan

2024-10-22

1

Raisa anti

Raisa anti

wkwkwwk sudah gatal apabya yg gatal Bu🫢🫢🫢

2024-10-22

1

Raisa anti

Raisa anti

pinter berkating nih si kinasih

2024-10-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!