Lujeng merasa sangat frustasi dan bingung harus bagaimana dan memulai dari mana membritahukan kabar buruk itu pada istrinya. Sesaat lujeng mrasa bersalah entah bagaimana perasaan karina. Suaminya baru saja ketauan menikah lagi dan sekarang harus menerima kenyataan lain lagi.
Hal lain juga dirasakan oleh karina, karin merasa ada sesuatu hal buruk yang menimpa suaminya. Meskipun karin belum mendengar appun namun sbagai seorang istri karin seakan mendapat firasat. Ditengah kemelut hatinya tiba-tiba karin dikejutkan dengan suara teriakan wulan.
" Damaaaar, keluar kamu damar! Brak brak brak! " tak hanya berteriak bahkan wulan sampai menggedor pintu depan.
" Astaga ada apa lagi ini, kenapa wulan berteriak seprti itu manggil damar. " Karna jengah karin keluar dan ternyata tak hanya karin lujeng pun mendengar teriakan wulan dari dalam kamar.
" Ck, ada apa dengan wulan sii kenapa dia harus berteriak begitu! " gumam lujeng sembari melangkah keluar dan ternyata karin sudah lebih dulu didepan pintu.
" Kamu liat mas, kelakuan istri muda kamu itu bar-bar sekali. " Ucap karin sembari membuka pintu.
Ckleeek
Karin syok saat melihat wajah wulan yang sudah memarah padam, matanya melotot bahkan bola matanya hampir keluar dari porosnya.
" Mba kariiin! Mana damar, bawa anak mba kesni! Anak kurang ajar, anak gak tau diri apa begitu cara mba mendidik anak mba sampai dia tumbuh jadi anak yang seprti itu. Gak punya adab dan suka fitnah gara-gara anak kamu mba dimas pulang nangis-nangis katanya dia dipanggil BK gara-gara fitnah anak kamu si damar. Damaaaaar! keluaar kamu bu wulan mau bicara jangan sembunyi kamu dasar pengecut kamu! " Ucap wulan tanpa bisa disela, bahkan Dada wulan trlihat naik turun.
" Mamah, ada apa ini sebenarnya. Bund jelasin sama ayah ini sbenarnya ada apa? Kenapa mamah sampai marah segitunya emangnya damar ngapain dimas? Mana dimas mana damar? biar ayah bicara sama mereka." ucap lujeng.
" Papah gak prlu bicara sama dimas yang harusnya papah ajak bicara itu si damar anaknya mba karin. Ngakunya aja pintr nyatanya didik anak modelan begitu anaknya jadi pembangkang tukang fitnah, begitu mbaaa hasil didikan kamu? " wulan tetap mencecar karin bahkan tak membrikan karin sdikit waktu untuk berbicara.
" Stooooop! " Karna jengah karina ahirnya berteriak agar wulan bisa berhenti bicara .
" Bisa kamu diam ibu Wulan yang terhormat, izinkan saya berbicara terlebih dahulu sbelum anda lebih menyalahkan anak saya. Dan untuk kamu mas, dengar ini baik-bail karna apa yang akan saya katakan itu imbas dari perbuatan kamu hingga anak-anak menjadi korban. "
" Apa yang mau coba kamu jelaskan mba karin anak kamu yang... "
Wulan trdiam saat karin membrikan kode dengan tanganya agar wulan brhenti bicara. Mskipun kesal dan mencebik tapi wulan mengikuti keinginan karin untuk diam.
" Yang pertama anak saya tidak pernah memfitnah dimas atau siapapun. Damar diolok-olok oleh bebrapa orang temanya dan dibilang ibunya palakor karna sudah merebut ayahnya dimas. Damar disebut sebagai perebut kebahagiaan dimas, merebut ayahnya, berbagi sgala hal dengan dia." karin menarik nafas sjenak dan menghembuskanya perlahan agar emosinya tak trsulut.
" Emang betul ko." tukas wulan
" Tidaaak! kebahagiaan saya dan anak-anak saya yang kalian renggut. Damar hanya ingin membela ibunya dan dirinya. Damar terpaksa mendorong temanya yang mengolok-olok dia dan mereka semua dipanggil ke BK setelah ditanya sama guru BK mereka menjawab jika mereka diberitahu oleh dimas tentang semua itu dan disni sudah jelas siapa yang memfitnah siapa dan siapa yang bersalah disni. " Papar karin panjang lebar.
Tanpa mereka tau damar menyaksikan keributan itu dari pintu kamarnya, alikapun samahalnya dengan damar. Mereka berdua menitikan airmata melihat kributan yang ada dirumahnya. Sikap orangtuanya seprti cambuk yang melukai hati mereka. Betapa tidak, dua anak yang trbiasa mendengar tutur kata dengan lembut bahkan tak pernah mendengar triakan ibunya kini menyaksikan langsung keributan orangtuanya. Belum lagi sembuh luka yang ditoreh oleh ayahnya yang ternyata memliki anak lain dari mereka kini mereka harus dihadpkan dengan situasi yang seprti ini.
" Cukuuuup sudah diam semuanya! Kamu wulan harusnya kamu bertanya trlbih dahulu sbelum kamu menyalahkan orang lain. Karin tolong ajari damar agar tak berbuat kasar sama orang lain. Ck, entah sejak kapan anak itu jadi anak pembangkang! " Ucap lujeng tanpa berfikir jika dia penyebab anaknya menjadi seprti sekarang.
" Hahahaa kamu tidak sadar mas jika kamu biang keroknya. " karina tertawa tanpa humor.
" Mumpung kalian kumpul ada hal penting yang ingin saya sampaikan sama kalian. " Lujeng menjeda ucapanya dan melihat seprti ap reaksi wulan dan karin.
" Aku dipecat dan rumah kita semuanya disita tak hanya itu semua aset juga disita trmasuk mobil. Tersisa motor yang karin beli dari hasil tabungan karin karna itu atas nama karin. Mulai sekarang kita berkemas dan karna uang saya hanya bisa untuk menyewa satu rumah dan biaya hidup satu bulan. Saya hanya akan menyewa satu rumah dan kalian akan tinggal satu atap saya harap kalian bisa rukun dan saling bantu. " Ucap lujeng dengan lantang dan jelas.
Bah tersambar petir dan terhimpit batu besar, hati karin semakin hancur. Baru saja dia bisa belajar menerima kenyataan tentang istri kedua suaminya kini harus dihadapkan lagi dengan kenyataan pahit. Apa lagi harus tinggal satu atap dengan wulan, membayangkanya saja karina sudah merasa sesak.
" Berapa banyak lagi penderitaan yang akan kamu beikan untuk aku dan anak-anak mas? Apa beluk cukup, apa kamu dulu tidak berfikir sejauh ini saat menikahi wanita itu? Ini kan akibatnya, ini hasilnya jika kamu serakah dan menuruti hawa nafsu. " Ucap karin brusha trlihat tegar didepan wulan meskipun sebenarnya hati karin trasa hancur.
" Gak mas gak, aku gak mau hidup susah. Mending kita tinggal berempat aja aku gak mau satu atap sama dia. Tau gini dulu kita tetap tinggal dirumah yang dulu, kan gakan ketauan sttus pernikahan kita karna beda temat. Kalau udah gini mau gimana lagi, kamu prgi aja mba bawa anak-anak kamu. Hiduplah jauh dari kami biarkan kami bahagia. " ucap wulan tanpa tau malu.
" Tidak ada yang boleh meninggalkan saya baik karin atau wulan. Hargai keputusan saya, jangan berdebat lagi silahkan berkrmas malam ini kita hrus sgera pindah. " Ucap lujeng stelah itu lujeng pergi kekamarnya.
Bu anik yang sedari tadi mendengarkan dari pintu perlahan melangkah masuk.
" Ibuu, apa sudah jadi kebiasaan ibu menguping pembicaraan orang lain? " Tanya karin.
" Heeeh yang sopan kalau ngmong sama orangtua, dia ibukuu! " Ucap wulan yang merasa tak trima.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Raisa anti
sadar diri woy hrusnya elo yg minggat emosi dah
2024-10-20
1
Raisa anti
wow hebat Skali lujeng
2024-10-20
1
Raisa anti
😭😭😭kasian sekali damar dan alika
2024-10-20
1