" Ada apa sii pagi-pagi ko sudah ribut. Looh dimas kamu disni nak. " tanya lujeng yang kebetulan baru saja slesai mandi dan hendak menuju meja sarapan.
" Paah, liat kelakuan istri tua kamu. Dimas numpang sarapan ko malah dia marah-marah. Mamah kecapean pah, mamah trlambat bangun jadi gak bisa bkin sarapan. Mamah sama dimas mau numpang sarapan disni tapi anak sama istri kamu malah memprlakukan dimas dengan kasar. Hiks " Bah pemeran darama wulan sangat pandai memutar balikan fakta. Wulan brsikap seolah dia korban yang trtindas.
" Bohong yah, bu wulan bohong. Ka dimas yang udah dorong alika, ka dimas gak sopan sama bunda, ka dimas nylonong tanpa permisi ini kan rumah alika ka dimaas kan mau numpang makan harusnya ka dimas yang sopan dong sama bunda. " Keluh alika, entah keberanian dari mana alika mampu mengatakan semua itu.
" Heeeh anak kecil berani kamu ya nuduh anak saya! Begini mbaa hasil didikan kamu sama anak-anak sampai berani brbicara kasar sama orang tua. Kamu liat sendri kan mas bagaimana kelakuana anak-anak dan istri kamu. " ucap wulan.
" Stooooop! " Karin yang merasa geram ahirnya angkat bicara, ibu mana yang rela jika anaknya yang berusha membela ibunya justru disudutkan oleh orang lain.
" Kamu sudah slesai dengan drammu wulan? Jika sudah kamu silahkan makan sampai kamu kenyang. Tapi seblum itu perlu saya tegaskan sama kamu dan kamu yah! " Tunjuk karni pada wulan dan lujeng.
Karin trlihat menghela nafas sebentar seblum dia melanujtkan ucapanya.
" Diaaa! " Dimas datang kesni untuk numpang sarapan, alika dengan baik membukakan pintu untuk dia tapi anak kamu ini mendorong alika hingga alika jatuh membentur lantai. Dan dia yang kamu bilang diprlakukan buruk tanpa permisi duduk dan sarapan dirumahku, dimeja makanku, memakan semua makananku tanpa seizinku, tanpa menunggu anak-anakku dan yang lebih parahnya lagi dia brsikap tak sopan denganku. Salhkah aku jika aku menegurnya, memang betul buah jatuh tak jauh dari pohonya. " papar wulan panjang lebar.
" Sudah-sudah aku pusing pagi-pagi harus mendengar keributan kalian. Kalian itu kenapa sii sebelumnya kalian akur, stelah tau terbongkar malah sekarang kalian ribut. Aku capeee, cobalah hidup rukun seprti layaknya seorang tetangga sprti dulu sebelum karin tau kamu juga istriku! " Keluh lujeng .
" Tidak bisaaaa! "
Jawab wulan dan karin serentak.
" Gak mas, aku sudah ngalah dari dulu yaa .Hidup trpisah dari kamu, harus rela berbagi waktu dan haruz rela mendaptkan sisa waktu, sisa uang dan sisa prhatian dari istri pertama kamu! " Keluh wulan sembari mendekat dan mengapit lengan suaminya seolah menunjukan bahwa lujeng harus memihak kepadanya.
" Ooh begitu rupanya? Apa tidak salah wulan, bukankah selama ini kamu yang merebut semuanya dariku. Aku yang menjadi istri pertama tapi kamu yang selalu menjadi prioritasnya. Kamu lupa sberapa sring mas lujeng menghabiskan waktu dengan kamu. Ck, jangan jadi maling tapi triak maling wulan! " Karin sudah tak canggung lagi untuk mengluarkan dan meluapkan kemarahanya pada wulan didepan suaminya.
" Liat kamu mas bagaimana wajah asli dari istri pertama kamu. Ternyata apa yang kamu bilang tentang dia itu salah mas, dia tak selembut dan sebaik yang kamu katakan. Dia kasar mas, dia kaya srigala yang siap menerkam masngsanya. " Wulan trus saja mengiba dan trus brsikap seakan dia trzolimi oleh karin. Lujeng yang awalnya tak memihak siapapun kini tampak kecewa dengan melihat sandiwara wulan. Lujeng merasa karin sudah sangat keterlaluan memprlakukan wulan dan dimas.
" Kariin! Saya tidak pernah menduga kamu bisa melakukan ini, jika kamu marah sama wulan tapi jangan seret dimas dengan kemarahan kamu. Saya sangat kecewa dengan kamu karin. Dimas ayo ikut papah dan mamah kita cari sarapan diluar yang lebih enak. " Ucap lujeng dan tapa lujeng tau, wulan tersenyum licik dan menjentikan jarinya kepada karin. Damar yang sedari tadi memprhatikan itu merasa kasian pada ibunya yang difitnah oleh wulan.
" Astaga! Wulaaan, wanita macam apa kamu, ibu seprti apa kamu yang berbahagia diatas deritaku dan anak-anakku. Mas lujeng belum sempat menyapa damar dan alika. Ya Tuhan kasian sekali kamu naak, maafkan bunda yang tak bisa membuat ayah kalian tetap disini. Kalian pasti rindu sarapan dengan ayah. " Tes tes, karin gegas menghapus airmatanya karna tak mau anak-anaknya melihat itu.
Sementara anik yang tak sengaja melihat itu dari celah jendela merasa sedikit bersalah dan menyayangkan sikap wulan. Bukan seprti itu caranya membuat lujeng spenuhnya bersama wulan. Anik memang menginginkan putrinya menjadi satu-satunya istri lujeng, namun sikap wulan trhadap karin sangat-sangat disayangkan.
" Bunda damar gak laper damar mau bawa sarapanya buat bekel aja bu." Ucap damar, karna dia sudah tak berselera makan namun dia tak mau membuat ibunya sedih karna sudah menyiapkan sarapan untuk dia dan adiknya.
" Alika juga bun! " Seru alika.
Ahirnya pagi itu acara sarapan yang sudah dipersiapkan karina hancur beraantakah dan alika damar trpaksa harus membawa sarapanya kesekolah karna waktu memang sudah sangat siang mereka tak mau trlambat masuk sekolah.
Dijalan wulan, dimas dan lujeng tengah bercanda riang seprti tak terjadi apa-apa sebelumnya. Bahkan lujeng sampai melupakan jika dia belum menemui anaknya sama sekali.
" Paah, nanto sore jemput dimas lagi yaa! " Ucap dimas yang tengah duduk dibelakang sembari menghbiskan camilanya yang ia beli saat dirumah makan.
" Iya sayang, nanti sekalian pulang bareng alika dan ka damar yaa. Kita jalan-jalan sore kealun-alun ya nak. Kalian beluk pernah loh pergi bareng, papah kan pengin anak-anak papah akur, rukun. Kan seneng papah liatnya. " Papar lujeng tanpa melihat putranya karna dia sedang fokus kejalanan yang sedikit agak ramai dipagi hari.
" Gak pah, kalau sama mereka dimas gak mau. Dimas maunya sama papah sama mama aja, dimas gak mau bareng damar sama alika. Apa lagi alika itu cerewet damar gak suka! " Ucap damar.
" Tapi nak... "
" Sudah lah pah turuti saja keinginan dimas, kamu kan semalem udah nginep dirumah mba karin sekarang waktunya kamu buat nyenengin dimas. Kasian loh dia gda temen, damar kan ada alika mereka biasa berdua sedangkan dimas kan sendrian mas. " Wulan trus saja memaksa lujeng untuk tak membawa serta damar dan alika. Tujuan wulan adalah menjauhkan alika dan damar dari lujeng agar lujeng hanya fokus kepadanya dan dimas putranya.
Lujeng yang tak pernah bisa menolak wulan ahirnya mengiyakan permintaan dimas. Seketika dimas tersenyum bahagia dan wulan merasa puasa karna sudah berhasil mempengaruhi lujeng.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Raisa anti
pelakor emang gtu ya tega pdhl sama-sama ibu sama" perempuan jahat bgt Wulan
2024-10-20
0
Raisa anti
bagus Karin ,kamu memang harus tegas sama mereka
2024-10-20
0
Raisa anti
woy kalau numpang ya tau diri Dikit dong
2024-10-20
0