bab 16

" Astaga ibu saya kaget! " Ucap karin sembari mengusap dadanya.

" Heee maf bu, oya mau cari apa bu? Seprtinya saya baru pertama kali liat ibu. Ibu bukan orang sini ya ibu baru pindah kesini? Dimana? "tanya bu kokom.

" Ah iya bu, perkenalkan saya karina panggil saja karin. Saya baru saja sampai dikampung ini. Saya tinggal dirumah bu Halimah yang ada diujung sana. " jelas karin sembari melihat-lihat apa yang sekiranya mau dia masak untuk anak dan suaminya.

" Ooh iya iya ,mari bu karin silahkan mau belanja apa dipilih saja dulu. " Ucap bu kokom sembari membetulkan letak meja yang tadi dia geser.

" Bu saya mau beras satu liter, telor setengah kilo, minyak satu liter, penyedap dan juga tahu tempe. " Karin memlih menu yang simpel agar tak menguras waktu saat memasaknya. Karin sendri sudah sangat lapar dan ingin istirahat.

" Sudah bu ini saja? Totalnya jadi Limapuluh enam ribu. Tapi karna ibu pelanggan baru ibu cukup bayar limapuluh ribu saja bu. " Ucap bu kokom.

Sungguh baik hati bu kokom padahal karin orang baru dikampungnya. Karin menyodorkan uang satu lembar limapuluh ribuan dan stelah itu karin berpamitan pulang.

Stelah sampai rumah ternyata damar dan alika masih tertidur pulas.

" Dari mana saja bun? Kita baru saja sampai dikampung ini. Tempat ini masih asing buat kita, apa tidak bisa bunda pamit dulu sebelum pergi? " Ucap lujeng yang tiba-tiba muncul dari belakang.

" Aku dari war... "

" Halaaah baru juga sampe udah keluyuran aja mba mba! Begini nih kalau orang taunya cuman dapur sama rumah ada waktu senggang dikit keluyuran. Pasti cari temen kan biar nanti disini ada teman ghibah. Ck, dasar orang kalau kurang pendidikan emang gitu. Hobinya ngerumpi-ngerumpi gak jelas! " Cerocos wulan, padahal karin belum selesai mengatakan apapun pada suaminya.

" Emang susah ngomong sama pelakor,terbiasa main serobot jadi gak bisa banget kasih kesempatan orang buat ngomong. Mending aku kalau hobi keluyuran, pulang dapet bahan makanan buat anak dan suami. Emang situ hobi ko ngambil suami orang. " ucap karin sembari mengangkat tinggi kantong belanjaanya dan diayun-ayunkan tepat didepan wajah wulan.

Wulan merasa kesal kemudian wulan menghentakan kakinya dan berdecak sembari meninggalkan karina. Lujeng hanya diam membisu mendengar kedua istrinya saling sindir didepanya.

Tanpa memperdulikan lujeng, karin langsung berjalan menuju dapur. Lujeng diam namun dia memijat pelipisnya yang berdenyut.

" Aku bisa gilaaaa kalau terus-terusan dirumah. " Ucap lujeng, kemudian lujeng menyusul wulan yang ternyata duduk diteras rumahnya sembari melihat orang berlalu lalang pulang dari ladang.

Dengan cekatan karina sudah menyelesaikan masakannya. Telor ceplok mata sapi kesukaan alika dan damar. Tahu, tempe goreng dan sambal terasi. Stelah menyajikan makananya dimeja makan karin lantas membangunkan anak-anaknya. Kamar mereka memang tak jauh dari area dapur karna karin mendapat kamar yang letaknya dibelakang dekat dapur.

" Damar alika bangun sayang, makananya udah siap nak!" karina mengguncang tubuh kedua anaknya .

" Empppttth, bunda damar lapar. " Ucap damar sembari menggeliat.

" Ayo makan sayang bunda udah masak. " ucap karin.

Trang tring trang tring

Karin mendengar dengan jelas suara sendok dan piring yang Beradu. Seketika perasaan karin menjadi tidak enak karin gegas keluar dari kamar meninggalkan damar dan alika yang masih enggan untuk bangun.

Dan benar saja saat karin keluar dimeja makan sudah ada dimas, wulan, lujeng dan bu anik yang sedang melahap makanan yang ia masak untuk anak-anaknya.

" Kalian kenapa makan makananku? " ucap karin sambil melihat isi piring yang ternyata sudah tandas tak tersisa.

Telor ceplok yang karin masak untuk anak-anaknya sudah habis tak tersisa.

" Looh kirain ini buat kami bun, lagian bunda kan gada disni kami pikir bunda dan anak-anak udah makan. Dimas suka banget telor ceplok jadi telor ceploknya dihabisin sama dimas. Ucap lujeng tanpa melihat raut wajah karin yang sudah seprti seekor singa yang siap memangsa buruannya.

" Heeem ahirnya kenyang juga ,ayo bu kita keluar buat liat keadaan sekitar. Sambil cari angin sore. " Dengan santainya wulan bersikap seolah tak ada karin disampingnya.

Karna geram karin menjulurkan tanganya dan menarik wulan untuk duduk kembali.

" Kalian ini apa bisa kalau mau makan tanya dulu ini makanan siapa? aku cape masak nyiapin ini semua buat alika sama damar. Kenapa kalian habiskan tanpa sisa! " Teriak karin pada ahirnya. Semua beban didadanya seolah sudah tak terbendung lagi. Kemarahan yang ia simpan ahirnya meledak seprti bom waktu .

" Harus seprti apa caraku menyikapi kalian? Tidakkah kalian memikirkan perasaanku? dan kamu mas, apa saat makan kamu tidak ingat anak-anakmu. Bukankah kamu tau damar dan alika juga suka telor ceplok! Ayah macam apa kamu mas, damar dan alika juga anak kamu mas bukan hanya diaaa! " Ucap karin sembari menunjuk dimas yang dengan santainya menyantap telor ceplok tanpa mengingat jatah untuk saudara dan saudarinya.

" Bun, sejak kapan kamu meributkan perihal makanan yang dimakan orang lain. Dan lagi kami ini bukan orang lain, bunda kan bisa masak lagi. " Ucap lujeng dengan entengnya.

" Ini bukan tentang makanan saja mas! " Teriak karin

" Lalu apa? " ucap wulan sembari melotot kearah karin.

" Ini tentang... "

" Assalamualaikum, bu karin. " Karin menghentikan ucapanya saat mendengar suara salam dari depan.

" Wa'alaikumsalam. " seru karin dari belakang sabil menarik nafas dan menghembuskannya agar kemarahannya mereda.

" Bu kinasih, mari bu masuk. Maaf tadi kami lagi dibelakang. " Ucap karin.

" Eh ini bu saya masak banyak hari ini karna saya lagi kasih makan orang kerja diladang. Ini ada sop barang kali bisa buat anak-anak ibu. " ucap kinasih sembari memberikan serantang sup.

" Naah tuh mba bisa buat damar sama alika. Jadi jangan bahas perkara telor ceplok lagi. " Ucap wulan tiba-tiba menyusul keluar. Bu kinasih dibuat bingung saat melihat wulan dan lujeng bergandengan, disusul bu anik dibelakangnya.

Looh mereka siapa bu karin? " tanya bu kinasih sembari menunjuk wulan dan yang lainnya.

" Itu suami saya mas lujeng, itu bu anik dan itu.. "

" Perkenalkan saya wulan istrinya mas lujeng. " ucap karin membuat bu kinasih semakin terkejut.

" Su-suami, maksudnya bu wulan dan bu karin sama-sama istrinya pak lujeng atau bagaimana? berati pak lujeng punya dua istri? " Cecer bu anik semakin penasaran.

" Iya bu, karin istri pertama saya dan wulan istri kedua saya. Ini bu anik mertua saya dan itu alika damar anak dari pernikahan saya dan karin. Yang dipojok itu dimas anak dari pernikahan saya dan wulan. " Jelas lujeng membuat bu kinasih semakin tercengang.

Terpopuler

Comments

Zidni Zakir

Zidni Zakir

kar8n bodohhh

2025-02-19

0

Raisa anti

Raisa anti

gak punya malu emang

2024-10-22

1

Raisa anti

Raisa anti

jahat bener si lujeng sama Wulan Bu Anik juga knp gak nasihatin anaknya

2024-10-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!