Tepat tengah malam lujeng, wulan beserta ibu dan anaknya pulang kerumah. Tangan wulan penuh dengan paperbag dan begitu juga dengan ibunya. Dimas yang kelelahan tidur disepanjang jalan dan bahkan saat ini tengah digendong oleh lujeng. Karina yang mendengar deru mobil suaminya lantas keluar karna dia memang kebetulan belum bisa memejamkan matanya.
" Bunda, kenapa belum tidur? sebentar ayah antar dimaas ke kamarnya nanti ayah pulang, maaf ya bund membuat bunda menunggu lama. " ujar lujeng dan buru-buru masuk kedalam rumah.
" Mbaa, maaf yaa telat pulangnya. Yaa gimana ya soalnya mas lujeng ngajakin blanja siih, oya maaf ya lupa gak bawain mba sama anak-anak mba oleh-oleh. Kalau begitu saya kedalam dulu ya mba cape soalnya, mau nyobain baju-baju baru juga. " Ucap wulan, meskipun karina abai namun entah mengapa wulan trus saja nyrocos memaerkan hasil belanjaanya pada karin. Lain bu anik, dia justru merasa tak enak hati dengan karin .
" Maafin wulan ya nak, jangan trlalu lama diluar nak nanti kamu masuk angin. " ucap bu anik yang hanya dijawab dengan anggukan kepala oleh karina .
Sakit? Tentu saja sakit, wanita mana yang tak tak sakit suaminya baru saja memblanjakan wanita lain mskipun dia juga istri sahnya, namun rasa iri tetap ada karna karin selama ini tidak pernah diperlakukan sprti itu oleh suaminya .
Didalam rumah wulan yang baru saja masuk langsung mendapat tatapan tajam dari suaminya. Tanpa wulan tau lujeng mendengar semua apa yang dia katakan pada karin didepan tadi.
" Maah, jangan seprti itu kasian karin. Kamu sudah mendapatkan apa yang kamu mau, tak sepantasnya kamu seprti itu dong! Selama ini aku tidak pernah mengajak karina belanja keMall, aku jadi gak enak sama karin. Aku selalu bilang jika aku akan bersikap adil trhadap kalian. Lain kali tolong lah kamu lebih bisa menjaga perasaan karin. " Ucap lujeng dengan nada sedikit tinggi, wulan yang tak trima dengan apa yang suaminya sampaikan meradang. Dia menganggap suaminya tidak ihlas memberikan itu kepadanya.
" Halaah, bilang aja kamu nyesel kan pah sudah ngeluarin uang sebanyak ini buat kami. Kalau si karin gak pernah kamu ajak kemall itu bukan salah aku pah, tapi salah kamu yang gak ngajakin dia, kenapa kamu musti nyalahin aku sii! Udah sana kamu pulang dan istirahat kerumah karina aja, aku cape pengin istirahat sendri. Ohya jangan lupa bawa baju-baju kotor kamu pulang pah, biar mba karin yang nyuci aku cape. " Stelah mengtakan itu wulan mendorong suaminya keluar dan mengonci pintu dari dalam.
" Maaah, buka maah gk bisa gitu dong masa kamu mau enaknya aja! " dor dor dor
" Udah yah, kemarikan pakaian ayah besok bunda cuci. Istri muda ayah gak mau cuci pakaian kotor ayah kan?" Karin dengan suka relea mengambil koper yang ada disamping suaminya dan membawanya pulang.
" Trimakasih bund, oya apa anak-anak nyariin ayah. Nanti kalau ada rejeki lebih kita jalan-jalan ya bund! " Ucap lujeng sembari berjalan mengikuti istrinya dari belakang.
" Jangan pernah berjanji jika kamu tidak bisa menepati yah, jangan pernah membrikan harapan jika kamu tidak mampu mewujudkanya. Oh ya satu lagi, bukan saat kamu ada rejeki kamu akan mengajaku dan anak-anak jalan-jalan. Tapi saat ada sisa uang dari wulan baru kamu akan mengajakku dan anak-anak jalan-jalan. Sudahlah, kalau ayah laper dimeja makan masih ada makanan nanti biar bunda hangatkan lagi, sekarang ayah brsih-bersih dulu. " Stelah mengatakan itu karin pergi kemarnya untuk mengambilkan baju ganti suaminya.
Tes tes tes
" Sampai kapan aku harus berpura-pura kuat seprti ini? Jika bukan demi anak-anak mungkin aku akan memilih pergi dari rumah ini mas. hiks hiks hiks.
*******
Suara kicauan burung dan udara dingin khas pedesaan masih terasa disuasana pagi. Udaranya yang dingin membuat beberapa orang enggan untuk beranjak dari pembaringan.
Begitu juga dengan wulan yang mungkin kelelahan hingga membuat dia trlambat bangun .
" Maaah, mamah dimas laper mah. Mbah baru bangun dan sekarng lagi mandi. Dimas kan harus kesekolah mah. " Teriak dimas didepan pintu kamar ibunya.
Cklek
" Hoaaam, sayang kerumah bu karin aja ya. Bilang sama dia numpang sarapan kalau gak diizinin kamu bilang aja sama papah. Nanti mamah nyusul, mamah mandi dulu. " Tanpa menunggu jawaban dari putranya wulan menutup kembali pintu kamarnya.
Sementara dimas terpaksa menuruti perintah ibunya karna dia sudah sangat kelaparan. Dimas berjalan dengan begitu lesu, bahkan dia terlihat sangat lemas.
Sesampainya dirumah karin dimas trlihat ragu saat akan mengetuk pintu.
Kriyuuk kriuuuk
Bunyi perutnya terdengar begitu jelas ditellinga hingga ahirnya dimas memutuskan untuk mengetuk pintu.
Tok tok tok
" Bund ada yang dateng, alik bukain pintu dulu ya bund. " Ucap alika kemudian alika berjalan dengan riangnya menuju arah pintu, namun saat pintu trbuka dia langsung meredup senyumnya.
" Ka dimas mau ngapain kesini? " Sapa alika dengan wajah cemberut.
" Dasar bocil, bukan urusan kamu. Awas! " dimas mendorong alika dengan keras hingga alika jatuh untung saja karin yang tak memang tak sengaja mendengar suara dimas lsngsung mendekat .
" Astaga alika, sini nak! kamu ga papa sayang, apa yang sakit? "Karin yang panik langsung mengangkat tubuh anaknya yang terjerembab dilantai dan kepalanya sedikir membntur ujung lemari pajangan yang ada didekat pintu.
" Hiks sakit bund " Ucap alika.
" Dimas lain kali gak boleh gitu ya nak, kasian alikanya untung alika gak kenapa-kenapa. Oya ngapain dimas kesini pagi-pagi? " Tanya karin sembari mendekati dimas yang nampak acuh seolah dia tak pernah melakukan appun.
" Numpang makan bu, disuruh mamah! " Ucap dimas dengan nada datar, tanpa menunggu jawaban dari karin anak itu nampak berjalan kearah belakang padahal karin belum memprsilahkan dimas masuk.
Karin hanya menggelengkan kepala melihat bagaimana sikap dimas yang sama sekali tak memiliki sopan santun.
Bahkan dimeja makan dimas terlihat sudah mengisi piringnya dengan nasi goreng yang sudah tersajdi dimeja makan. Pagi ini anak-anak karina memany meminta nasi goreng sebagai sarapan mereka.
" Dimas, lain kali jangan begitu kalau masuk rumah orang, gak sopan nak. Oya kenapa dimas sarapan disini memangnya mamah gak masak? " Karina masih mencoba brsikap lembut meskipun sikap dimas terlihat begitu buruk, bahkan dia tak memprdulikan karina yang sedang berbicara denganya. Dimas trus saja makan mskipun belum dipersilahkan makan. Damar yang baru saja keluar dari kamar memicingkan matanya saat kursinya ditempati oleh dimas .
" Dimaas! itu tempat duduk aku, kamu pindah dong! " Seru damar dari pintu dan entah sejak kapan wulan sudah masuk dan mendengarkan semuanya.
" Dasar yaa gak ibu gak anak sama aja, kalian ini kenapa siii, anakku cuman numpang sarapan bukanya mau mencuri disni. Lagian apa yang kalian punya dia juga berhak karna dimas juga anaknya mas lujeng! " triak wulan, bahkan matanya sudah sangat merah menandakan betapa marahnya dia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Raisa anti
besar sekali hatimu karin
2024-10-20
0
Raisa anti
Wulan gak tau diri bgt ya
2024-10-20
0
atin p
g ush masak.koq nyepaki anake pelakor.....karin...kamu ki piye to.
2024-01-15
1