Reihan Salting

Lian sudah terlihat lebih baik dan tidak lagi menggunakan kursi roda. Tinggal menyembuhkan sisa luka jahitan yang masih ada dilengannya. "Bagaimana keadaanmu Lian?" Firza menghampirinya.

"Saya sudah enakan pak dan sekarang sudah siap untuk kembali ke Jakarta" anak muda itu terlihat bersemangat karena telah sembuh dari kecelakaan beberapa hari lalu.

"Syukurlah senang melihatmu kembali bersemangat seperti sekarang." Senyum Firza terukir di wajahnya.

"Oh iya pak, pak Reihan bagaimana?" Tanya Lian.

"Dia sudah dipindahkan ke ruang inap sekarang. Apa kau ingin melihatnya?"

"Boleh. Saya mau melihat kondisi pak Reihan sebelum balik ke Jakarta".

Firza mengajak lelaki itu bersamanya menuju ruangan Reihan. Lian melihat keadaan

Diruangan itu dokter Thio daan seorang perawat datang menuju ruangan Reihan, untuk mengecek keadaannya.  Sekarang kondisi Reihan mulai membaik oleh karena itu sekarang dia ditempatkan di ruang inap untuk menjalani perawatan.

Saat ini Hilda, Sahnaz dan Adelia telah berada diruang inap Reihan. Mereka memperhatikan Reihan dengan wajah sendu. "Bagaimana keadaanmu nak?" Sahnaz menghampiri keponakannya yang masih berbaring.

"Sudah lebih baik dari sebelumnya tante. Hanya saja kepalaku masih sakit kalau aku mencoba untuk duduk". Jelas Reihan sambil mencoba menggerakkan tubuhnya

"Sebaiknya kau jangan banyak bergerak dulu" Adelia secara spontan memegangi tubuh Reihan agar tetap berbaring.

"Aarrggghh. Kepalaku sakit sekali". Lelaki itu kembali berbaring sambil memegang kepalanya.

"Tuan Reihan, anda jangan terlalu banyak bergerak dulu. Benturan yang sangat kuat dikepala anda menyebabkan kondisi anda belum stabil. Oleh sebab itu akan lebih baik anda banyak berbaring saja". Jelas dokter Thio padanya.

Mau tidak mau Reihan harus membiarkan dirinya berbaring kembali, karena memang sakit dikepalanya itu sungguh menyiksanya. Reihan sangat kesal karena dia masih tidak bisa apa-apa saat ini. Namun kekesalannya itu mereda saat mendapati sesosok wanita berhijab disamping dokter Thio. Sakinah, wanita cantik itu selalu bisa menenangkan Reihan. Setiap kali menatapnya Reihan menjadi tenang. Wanita itu hanya tersenyum untuk menyapa Reihan dan Reihan membalas senyuman itu dengan tatapan yang lekat padanya.

"Tuan Reihan. Sepertinya untuk beberapa hari ini anda harus melakukan fisioterapi untuk memulihkan sakit dikepala anda" tukas dokter Thio padanya.

"Apa Reihan belum bisa pulang dokter?" Adelia sudah tidak sabar melihat Reihan pulang bersamanya.

"Untuk saat ini belum bisa nona. Akan sangat berbahaya bagi kesehatan tuan Reihan jika dia harus ikut perjalanan jauh" jelas dokter itu.

"Berapa lama cucu saya akan dirawat disini?" Hilda mulai khawatir dengan kondisi Reihan.

"Tergantung pasiennya nyonya. Jika pak Reihan tetap bersemangat kesembuhannya akan cepat."

Hilda menghembuskan nafas berat mendengar penjelasan dokter itu. Air mukanya begitu menyiratkan kecemasannya.

"Nenek tenang saja, rumah sakit ini fasilitasnya sangat lengkap dan dokternya juga berpengalaman, Reihan akan dirawat dengan baik. Aku akan menjaganya disini". Firza menguatkan Hilda sambil mengusap pelan punggung tangan wanita tua itu.

"Untuk saat ini yang akan bertugas menjaga tuan Reihan dan mengurus fisioterapinya saya serahkan pada  Sakinah anak saya karena saya harus menangani pasien lain." Jelas dokter Thio.

Mereka yang ada diruangan itu memahami ucapan dokter tersebut.

"Nenek, Adel dan Tante pasti cape kan? Nah sebaiknya kalian pulang sama Lian ke Jakarta. Biar Reihan aku yang jaga" usul Firza. Dia melihat kondisi Hilda,Sahnaz dan Adelia yang begitu lelah karena kurang tidur dalam beberapa hari ini.

"Tapi aku masih ingin menemani Reihan" Adelia memasang wajah memelas. Terlihat menggemaskan raut wajah si pirang itu dengan mata pupy eyesnya.

"Apa kau tidak percaya padaku? Aku bisa menjaga Reihan. Kau tenang saja dia akan segera pulang setelah selesai teraphy" ujar Firza sambil mencolek hidung Adelia.

Sahnaz mendengus pelan meras tidak suka dengan sikap Firza pada Adelia. Dia tidak ingin anaknya itu dekat dengan Firza. Padahal mereka teman sepermainan sejak kecil, jelas saja mereka terlihat akrab dan saling menyayangi.

Reihan hanya tersenyum tanpa berkata apapun karena memang saat ini yang dirasakannya hanya lelah pasca operasi. Ingin menggoda Adelia tapi dia sendiri tak berdaya.

"Sekarang Nenek, tante Sahnaz dan Adel pulang ya, itu Lian sudah menunggu. Hamdan akan mengantarkan kalian." Ujar Firza sambil mengajak mereka keluar dari ruangan Reihan. Bukan bermakasud  mengusir tapi Firza sangat ingin mereka kembali ke Jakarta untuk beristirahat.

Hamdan segera melesatkan mobilnya dari parkiran menuju ke depan rumah sakit untuk menjemput ketiga orang itu.  Dia memberhentikan mobilnya kemudian membukakan pintu mobil dan mempersilakan ketiga orang itu masuk kedalam mobil. Dengan gayanya yang cool itu lelaki yang irit senyum dan tak banyak bicara itu menundukkan kepalanya pada Firza sebagai salam penghormatan dan Firza membalasnya dengan senyuman.

"Segera kabari nenek kalau Reihan sudah mulai membaik". Pinta Hilda sambil masuk ke mobil yang telah diparkirkan Hamdan di depan rumah sakit.

"Baik nek, nenek tenang saja aku pasti menjaga Reihan dengan baik" ujar Firza meyakinkan Hilda.

Setelah memastikan ketiganya aman dan nyaman di mobil Hamdan yang selalu mengenakan jas dan kacamata hitam itu melajukan mobil itu menuju Jakarta.

***

Kini Firza kembali ke ruangan Reihan memperhatikan kondisi Reihan. "Bagaimana keadaanmu?"

"Seperti yang kau lihat." Reihan terlihat pasrah dengan keadaannya.

Sementara Sakinah baru saja menghampiri mereka dan membawakan hasil laporan kesehatan Reihan.

"Tuan Reihan ini hasil laporan medis tentang kesehatan anda. Kemungkinan dalam beberapa hari lagi anda akan di fisioterapi". Jelas wanita muda itu padanya.

Reihan hanya terpaku memperhatikan wanita itu. Dia masih belum percaya akan dipertemukan kembali dengan pujaan hatinya. Matanya masih menatap wajah gadis itu dengan dengan lekat. Cantik dan sangat lembut, benar-benar diluar dugaan jauh lebih indah dari yang dibayangkannya. Siapapun lelaki yang mendapatkannya pasti akan jadi manusia paling beruntung. Dia teringat akan taruhannya dengan neneknya, untuk mendapatkan gadis pujaannya dan mengenalkannya pada neneknya. Dengan pertemuan tak disengaja kali ini, dia semakin yakin untuk lebih mengenal gadis itu.

"Pak Reihan, pak, pak anda baik-baik saja?" Suara gadis itu kini terdengar jelas ditelinga Reihan membuyarkan lamunannya.

"Ah, iya. Kenapa?"

"Ini tuan Reihan, saya bawakan laporan medis anda. Kita akan pantau kondisi anda dalam beberapa hari ini. Kalau anda sudah baik-baik saja kita akan lakukan fisioterapi untuk anda" jelas wanita itu lagi dengan penuh kesabaran.

"Oh iya. Terimakasih." Wajah Reihan terlihat kikuk menahan malu, karena melihat orang yang disukainya benar-benar ada dihadapannya.

"Baiklah tuan Reihan. Saya permisi dulu" wanita itu berpamitan padanya.

"Sebentar" cegah Reihan padanya.

"Ada apa tuan?" Tanya gadis itu sambil membalikkan tubuhnya menoleh ke arah Reihan.

"Jangan panggil tuan. Panggil saja aku Reihan" pintanya sambil menatap mata indah itu.

"Baiklah tuan. Maksud saya Reihan" wanita itu memperlihatkan senyumnya yang manis kemudian pergi dari ruangan itu.

Firza yang memperhatikan Reihan sedari tadi hanya menahan tawanya melihat kelakuan temannya itu. Dia tahu persis sahabatnya itu sangat senang karena bisa bertemu dengan gadis pujaannya kembali.

Episodes
1 Mengurai Kenangan
2 Aku Merindukanmu
3 CEO untuk Pratama Coorp
4 Ibu yang Tak Diharapkan
5 Tentang Ayah
6 Si Cantik Sakinah
7 Aktifis HAM
8 Aku Beri Kau Waktu Satu Minggu!!!
9 Misi Terselubung Sahnaz
10 Nyaris Saja Meninggal
11 Reihan Koma !!!
12 Habisi Dia!!!
13 Akhirnya Kau Bangun Nak
14 Reihan Salting
15 Fisioterapy
16 Sebuah Permohonan
17 Mendapatkan Restu
18 Kembali ke Mansion
19 Berterus Terang
20 Adelia Kecewa
21 Menyibak Memori yang Hilang
22 Reyhan dan Sakinah Menikah
23 Malam Pertama
24 Hasutan Sahnaz
25 Menjadi Istri dan Tak Dianggap
26 Menemukan Titik Terang
27 Menyesal
28 Misi Penyelamatan Barak
29 Ujian Pernikahan
30 Dilema
31 Kembali Pulang
32 Ayah yang Penyayang
33 Fitnah Keluarga Pratama
34 Pernyataan Perang
35 Mengungkapkan Perasaan
36 Meminta Maaf
37 Mulai Mengingat
38 Pernyataan Cinta Zyan
39 Menemukan Kebenaran
40 Fitnah yang Menyebar
41 Pembelaan Haris pada Sang Anak
42 Menolong Ayah
43 Salah Menduga
44 Menyatukan Kepingan Yang Hilang
45 Jodoh Untuk Kirana
46 Rujuk
47 Reyhan Nekat
48 Tentang Firza
49 Masa Lalu yang Menyakitkan
50 Memulai Kehidupan Baru
51 Kembalinya Sang Pewaris
52 Rencana Memiliki Anak
53 Keterkejutan Kirana
54 Menyelidiki
55 Kaulah Sakinahku
56 Mengintai
57 Membawa Reyhan Kembali
58 Pembicaraan antara Keluarga
59 fakta yang Terkuak
60 Kebenaran Yang Terungkap
61 Pergi ke Kota Kelahiran Ibu
62 Desa yang Aneh
63 Menelusuri
64 Kejutan
65 Tak Terduga
66 Kerinduan Bertemu Ibu
67 Semakin Jelas
68 Mempertemukan Nenek Alma dan Sakinah
69 Mempertemukan Nenek Alma dan Sakinah
70 Membawa Ibu Kembali
71 Bersama Dalam Satu Rumah
72 Pernikahan Kirana
73 Kekesalan Jamie
74 Curiga
75 Panik
76 Masa Lalu yang Kembali
77 Fakta Tentang Sakinah
78 Kejujuran Salamah
79 Kebusukan Belinda
80 Pengakuan Firza
81 Rencana Jahat Belinda
82 Tentang Hilda dan Jamie
83 Menemui Florencia
84 Pertemuan Hilda dan Jamie
85 Mempertanggung Jawabkan
86 Sakinah dan Bayinya
87 Belinda VS Firza
88 Belinda Tertangkap
89 Melepaskan Dendam
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Mengurai Kenangan
2
Aku Merindukanmu
3
CEO untuk Pratama Coorp
4
Ibu yang Tak Diharapkan
5
Tentang Ayah
6
Si Cantik Sakinah
7
Aktifis HAM
8
Aku Beri Kau Waktu Satu Minggu!!!
9
Misi Terselubung Sahnaz
10
Nyaris Saja Meninggal
11
Reihan Koma !!!
12
Habisi Dia!!!
13
Akhirnya Kau Bangun Nak
14
Reihan Salting
15
Fisioterapy
16
Sebuah Permohonan
17
Mendapatkan Restu
18
Kembali ke Mansion
19
Berterus Terang
20
Adelia Kecewa
21
Menyibak Memori yang Hilang
22
Reyhan dan Sakinah Menikah
23
Malam Pertama
24
Hasutan Sahnaz
25
Menjadi Istri dan Tak Dianggap
26
Menemukan Titik Terang
27
Menyesal
28
Misi Penyelamatan Barak
29
Ujian Pernikahan
30
Dilema
31
Kembali Pulang
32
Ayah yang Penyayang
33
Fitnah Keluarga Pratama
34
Pernyataan Perang
35
Mengungkapkan Perasaan
36
Meminta Maaf
37
Mulai Mengingat
38
Pernyataan Cinta Zyan
39
Menemukan Kebenaran
40
Fitnah yang Menyebar
41
Pembelaan Haris pada Sang Anak
42
Menolong Ayah
43
Salah Menduga
44
Menyatukan Kepingan Yang Hilang
45
Jodoh Untuk Kirana
46
Rujuk
47
Reyhan Nekat
48
Tentang Firza
49
Masa Lalu yang Menyakitkan
50
Memulai Kehidupan Baru
51
Kembalinya Sang Pewaris
52
Rencana Memiliki Anak
53
Keterkejutan Kirana
54
Menyelidiki
55
Kaulah Sakinahku
56
Mengintai
57
Membawa Reyhan Kembali
58
Pembicaraan antara Keluarga
59
fakta yang Terkuak
60
Kebenaran Yang Terungkap
61
Pergi ke Kota Kelahiran Ibu
62
Desa yang Aneh
63
Menelusuri
64
Kejutan
65
Tak Terduga
66
Kerinduan Bertemu Ibu
67
Semakin Jelas
68
Mempertemukan Nenek Alma dan Sakinah
69
Mempertemukan Nenek Alma dan Sakinah
70
Membawa Ibu Kembali
71
Bersama Dalam Satu Rumah
72
Pernikahan Kirana
73
Kekesalan Jamie
74
Curiga
75
Panik
76
Masa Lalu yang Kembali
77
Fakta Tentang Sakinah
78
Kejujuran Salamah
79
Kebusukan Belinda
80
Pengakuan Firza
81
Rencana Jahat Belinda
82
Tentang Hilda dan Jamie
83
Menemui Florencia
84
Pertemuan Hilda dan Jamie
85
Mempertanggung Jawabkan
86
Sakinah dan Bayinya
87
Belinda VS Firza
88
Belinda Tertangkap
89
Melepaskan Dendam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!