Reihan Koma !!!

Baru saja Firza melangkahkan kakinya keluar rumah untuk menyusul Reihan ke Medica Center, tiba-tiba ponselnya bergetar. Dia memencet tombol hijau tanpa melihat penelponnya "halo"

"Halo, ini dengan tuan Firza?" 

"Ya saya sendiri. Ada apa ya?".

"Saya Rexy perwakilan dari Mr. Yamamoto. Tadi saya sudah menghubungi Tuan Reihan tapi sepertinya ponsel beliau tidak aktif. Apa tuan Firza bisa menemui kami sekarang?" Pinta seorang utusan dari perusahaan Jepang itu.

Astaga bagaimana bisa aku melupakan meeting ini??? Sejenak Firza mengingat kalau hari ini mereka akan mengadakan pertemuan dengan perwakilan Mr. Yamamoto di Bandung. Tapi Reihan kecelakaan. Belum lagi pertemuan di kantor juga akan tertunda jika dia pergi.

Firza bingung dan panik. Akhirnya dia memutuskan untuk meminta Adellia mengurus pertemuan di kantor dan dia segera ke Bandung secepatnya atau orang Jepang itu akan membatalkan kerjasama mereka.

"Halo tuan, apa anda mendengarku?"  Tanya Rexy yang masih menunggu jawaban orang yang sedang ditelponnya.

"Ah... iya tuan Rexy. Maaf, sebenarnya tuan Reihan sudah ke Bandung dari tiga jam yang lalu, tapi mobil yang membawanya kesana mengalami kecelakaan. Jika anda berkenan, apakah anda mau menunggu saya? Saya berjanji malam ini akan segera menemui anda" jelasnya pada lelaki itu.

"Astaga... saya turut berduka tuan, atas kecelakaan tersebut. Kalau anda tidak keberatan saya akan menemui tuan Reihan di rumah sakit dan bagaimana kalau setelah menemui tuan Reihan bersama kita lanjutkan pertemuan singkat saja". Ujar lelaki itu dengan tenang.

"Baiklah tuan Rexy. Kalau begitu yang anda mau. Maaf atas ketidaknyamanannya". 

"Tidak apa tuan, saya tidak bermaksud mendesak anda hanya saja deadline saya sangat padat dan kesempatan untuk ke Indonesia lagi sangat susah. Saya tidak ingin Mr. Yamamoto kecewa". 

"Baiklah sampai bertemu di Medica Center. Saya akan sharelock alamatnya untuk anda". Firza mengakhiri pembicaraannya dengan lelaki itu.

***

Di Medica Center, seorang wanita bercadar menemui lelaki tua yang merupakan dokter rumah sakit itu. "Ayah" panggilnya sambil masuk ke ruangan pria tua itu.

"Sakinah, kenapa kau tiba-tiba ke sini?" Tanya pria tua itu sambil menatap putrinya.

"Aki hanya ingin mengantarkan makanan ini untuk ayah" wanita itu menunjukkan kotak makanan yang dibawanya.

"Kau tidak perlu repot-repot begitu nak" dia memperlihatkan senyumnya.

"Tidak. Aku tidak repot. Kebetulan tadi sore aku memasak dirumah. Aku teringat pada ayah jadi aku masak makanan kesukaan ayah. Pasti ayah belum makan kan?" Gadis itu menepikan berkas-berkas yang menumpuk ke arah kiri sisi meja, kemudian membuka satu persatu kotak makanannya kemudian meletakkannya di meja kerja ayahnya. Pria tua itu tidak bisa menolak keinginan putri kesayangannya itu dan diapun makan dengan lahap makanan yang dibawakan putrinya. Tidak perlu waktu lama mereka menyelesaikan makan malam. Sakinah merapikan meja kerja ayahnya dan menyimpan kotak makanan yang sudah kosong ke dalam paper bag untuk dibawa pulang.

Firza baru saja turun dari mobilnya secepat mungkin dia melangkahkan kakinya ke resepsionis kemudian menanyakan ruang inap Reihan. "Pak, sini" panggil seseorang padanya.

Firza menolehkan wajahnya ke arah suara itu dan saat dia melihat seseorang yang dia kenal Firza langsung mengikutinya. Ternyata itu pak Rustam. Dia sengaja keluar sebentar dari ruang rawat untuk mencari Firza.

Dengan segera dia mengantarkan Firza.

"Disini ruangan pak Reihan dan Lian". Dia menunjukkan sebuah ruangan VIP pertama bisa dilihat Lian yang masih terbaring lemah. Tadinya dia sudah sadar dan melewati masa kritisnya, hanya saja pengaruh obat yang dikonsumsinya membuat dia harus beristirahat saat ini. Firza memperhatikan luka jahitan yang berada dilengan pemuda itu dan kondisinya cukup memprihatinkan. Dia menatap ke arah pak Rustam yang juga terlihat cidera dan ada bekas memar dikeningnya. Hatinya terenyuh bagaimana bisa ini terjadi pada mereka?

" pak antar saya ke ruangan Reihan. Abis ini saya mau bapak cerita kronologis kecelakaannya sama saya". Pintanya pada supir itu.

"Iya pak. Ruangannya ada disebelah" pak Rustam bergegas mengajak pria jangkung blewok tipis itu ke ruang ICU yang letaknya tidak jauh dari ruang rawat Lian. Lelaki itu memandangi dari balik kaca ruangan yang didalamnya seorang lelaki yang sedang terbaring tak berdaya. Kepalanya terluka dan diperban, untuk bernafas menggunakan alat bantu pernafas. Tak lupa kabel-kabel untuk alat bantu medis itu melekat ditubuh lelaki itu. Meskipun saat ini kondisinya lemah tapi bentuk tubuhnya masih memperlihatkan otot sixpack dirinya.

" Reihan" desahnya lirih kemudian menudukkan kepalanya menahan tangisnya. Ya, sahabatnya itu terlihat miris, membuatnya ikut merasakan betapa sakitnya Reihan saat ini.

"Bagaimana ini bisa terjadi?" Lirihnya.

Seseorang lelaki tua dan wanita muda berjalan ke arahnya. "Maaf tuan-tuan ini siapa?"

"Saya keluarganya pak" Firza menatap wajah pria tua itu.

"Perkenalkan Saya Thio, dokter yang menangani tuan Reihan dan Tuan Lian". Pria itu mengulurkan tangan dan mereka saling berjabat tangan.

Pria tua itu melihat raut wajah Firza yang murung dan sedih. Dia lebih mendekat pada Firza dan memegang pelan bahu Firza. " Tenangkan hati anda. Saat ini tuan Reihan baru saja melewati masa kritisnya. Doakan secepatnya beliau sadar dari koma". Ujar dokter yang bernama Thio itu menenangkannya.

Firza mengangguk pelan. Hanya saja saat ini matanya  tetuju pada wanita muda bercadar di samping dokter itu yang berada disisi dokter itu. "Kau..."

"Ini putri saya Sakinah. Apa kalian saling mengenal?"

"Iya ayah, tuan ini dan temannya yang berada didalam sana, yang pernah bertemu denganku di depan rumah kita waktu itu". Jelasnya sambil menunjuk ke arah Reihan.

Firza hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Pandangannya beralih pada Reihan kembali "Dokter apa dia bisa sembuh seperti dulu lagi?" Raut wajahnya tampak khawatir.

"Kita doakan saja yang terbaik. Untuk saat ini saya sudah mengeluarkan serpihan kaca yang mengenai wajahnya dan sepertinya dia shock berat karena benturan keras dikepalanya saat terjadi penyerangan di jalan utama, membuatnya belum sadar sampai detik ini" jelas dokter itu.

Firza sedikit terkejut mendengar kata penyerangan. Bukankah tadi Rustam mengatakan itu kecelakaan? Pria itu menatap curiga pada Rustam.

"Saya pamit dulu mau mengantarkan putri saya keluar". Lanjut dokter itu sambil mengajak putrinya pulang.

"Silakan dok" dia memberikan jalan pada dokter itu.

Merekapun berlalu.

Matanya sekarang tertuju pada Rustam yang merasa sedikit bersalah karena tadi dia berbohong. Benar dia tadi bilang kecelakaan, tapi bukan bermaksud untuk menutupi kejadian itu hanya saja dia tidak ingin keluarga Pratama panik.

"Pak Rustam jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi". Mode seriusnya terlihat dengan jelas.

Pak Rustam mendekatinya kemudian menjelaskan tentang penyerangan dan salah sasaran dari kelompok demonstran yang mereka alami saat mereka baru sampai di kota itu.

"Jadi ini penyebabnya? Aku mau pelakunya segera ditangkap" tangannya mengepal begitu kuat sehingga menampakkan buku-buku jarinya. Mukanyapun memerah menahan amarah.

Rustam mengangguk pelan pertanda memahami ucapan pria itu.

***

Rexy dan anggotanya telah sampai di rumah sakit. Mereka menuju ke resepsionis untuk menanyakan tentang keberadaan Reihan. Wanita muda yang berpakaian putih itu memeriksa komputer mencari pasien bernama Reihan, setelah dia menemukan nama tersebut diapun memberitahukan pada Rexy bahwa Reihan sedang berada diruang ICU. Tak butuh waktu lama mereka telah sampai diruang koridor. Terlihat Firza yang sedang fokus memperhatikan Reihan dibalik kaca.

"Tuan Firza" sapa lelaki bermata sipit itu padanya.

"Tuan Rexy anda sudah disini?" Firza membalikkan tubuhnya melihat lelaki itu kemudian berjabat tangan dengannya.

"Bagaimana keadaan tuan Reihan?"

"Dia belum sadar dari komanya" menatap lirih pada Reihan.

"Saya ikut bersimpati semoga beliau cepat sadar dari koma. Dan orang yang menemaninya bagaimana?"

"Lian sudah baik-baik saja hanya lagi tidur"

"Baiklah tuan Firza, mengenai diskusi kita yang tertunda bagaimana?". Ingatnya pada lelaki blewok tipis itu.

"Oh maafkan saya, karena kejadian ini saya sampai lupa dengan pertemuan kita" .

"Tidak mengapa tuan, kira-kira tempat yang bagus dimana?"

"Kita bicarakan di kantin saja tuan. Kebetulan saya hari ini akan menjaga Reihan jadi saya rasa kita cukup membahas urusan kita di kantin"

"Baiklah".

Setelah bersepakat mereka ke kantin untuk membahas gudang untuk investasi. Pertemuan cukup singkat saja hanya tiga puluh menit, sebagai tanda mereka pernah bertemu dan membahas proyek yang akan dijadikan laporan nantinya. Meskipun terkesan kurang kondusif atas kebesaran hati tuan Rexy kerjasama mereka akhirnya berlanjut. Firza bisa bernafas lega sedikit karena urusannya telah selesai dan sekarang tinggal menunggu Reihan sadar begitu juga Lian yang masih tidur karena pengaruh obat penenang.

Episodes
1 Mengurai Kenangan
2 Aku Merindukanmu
3 CEO untuk Pratama Coorp
4 Ibu yang Tak Diharapkan
5 Tentang Ayah
6 Si Cantik Sakinah
7 Aktifis HAM
8 Aku Beri Kau Waktu Satu Minggu!!!
9 Misi Terselubung Sahnaz
10 Nyaris Saja Meninggal
11 Reihan Koma !!!
12 Habisi Dia!!!
13 Akhirnya Kau Bangun Nak
14 Reihan Salting
15 Fisioterapy
16 Sebuah Permohonan
17 Mendapatkan Restu
18 Kembali ke Mansion
19 Berterus Terang
20 Adelia Kecewa
21 Menyibak Memori yang Hilang
22 Reyhan dan Sakinah Menikah
23 Malam Pertama
24 Hasutan Sahnaz
25 Menjadi Istri dan Tak Dianggap
26 Menemukan Titik Terang
27 Menyesal
28 Misi Penyelamatan Barak
29 Ujian Pernikahan
30 Dilema
31 Kembali Pulang
32 Ayah yang Penyayang
33 Fitnah Keluarga Pratama
34 Pernyataan Perang
35 Mengungkapkan Perasaan
36 Meminta Maaf
37 Mulai Mengingat
38 Pernyataan Cinta Zyan
39 Menemukan Kebenaran
40 Fitnah yang Menyebar
41 Pembelaan Haris pada Sang Anak
42 Menolong Ayah
43 Salah Menduga
44 Menyatukan Kepingan Yang Hilang
45 Jodoh Untuk Kirana
46 Rujuk
47 Reyhan Nekat
48 Tentang Firza
49 Masa Lalu yang Menyakitkan
50 Memulai Kehidupan Baru
51 Kembalinya Sang Pewaris
52 Rencana Memiliki Anak
53 Keterkejutan Kirana
54 Menyelidiki
55 Kaulah Sakinahku
56 Mengintai
57 Membawa Reyhan Kembali
58 Pembicaraan antara Keluarga
59 fakta yang Terkuak
60 Kebenaran Yang Terungkap
61 Pergi ke Kota Kelahiran Ibu
62 Desa yang Aneh
63 Menelusuri
64 Kejutan
65 Tak Terduga
66 Kerinduan Bertemu Ibu
67 Semakin Jelas
68 Mempertemukan Nenek Alma dan Sakinah
69 Mempertemukan Nenek Alma dan Sakinah
70 Membawa Ibu Kembali
71 Bersama Dalam Satu Rumah
72 Pernikahan Kirana
73 Kekesalan Jamie
74 Curiga
75 Panik
76 Masa Lalu yang Kembali
77 Fakta Tentang Sakinah
78 Kejujuran Salamah
79 Kebusukan Belinda
80 Pengakuan Firza
81 Rencana Jahat Belinda
82 Tentang Hilda dan Jamie
83 Menemui Florencia
84 Pertemuan Hilda dan Jamie
85 Mempertanggung Jawabkan
86 Sakinah dan Bayinya
87 Belinda VS Firza
88 Belinda Tertangkap
89 Melepaskan Dendam
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Mengurai Kenangan
2
Aku Merindukanmu
3
CEO untuk Pratama Coorp
4
Ibu yang Tak Diharapkan
5
Tentang Ayah
6
Si Cantik Sakinah
7
Aktifis HAM
8
Aku Beri Kau Waktu Satu Minggu!!!
9
Misi Terselubung Sahnaz
10
Nyaris Saja Meninggal
11
Reihan Koma !!!
12
Habisi Dia!!!
13
Akhirnya Kau Bangun Nak
14
Reihan Salting
15
Fisioterapy
16
Sebuah Permohonan
17
Mendapatkan Restu
18
Kembali ke Mansion
19
Berterus Terang
20
Adelia Kecewa
21
Menyibak Memori yang Hilang
22
Reyhan dan Sakinah Menikah
23
Malam Pertama
24
Hasutan Sahnaz
25
Menjadi Istri dan Tak Dianggap
26
Menemukan Titik Terang
27
Menyesal
28
Misi Penyelamatan Barak
29
Ujian Pernikahan
30
Dilema
31
Kembali Pulang
32
Ayah yang Penyayang
33
Fitnah Keluarga Pratama
34
Pernyataan Perang
35
Mengungkapkan Perasaan
36
Meminta Maaf
37
Mulai Mengingat
38
Pernyataan Cinta Zyan
39
Menemukan Kebenaran
40
Fitnah yang Menyebar
41
Pembelaan Haris pada Sang Anak
42
Menolong Ayah
43
Salah Menduga
44
Menyatukan Kepingan Yang Hilang
45
Jodoh Untuk Kirana
46
Rujuk
47
Reyhan Nekat
48
Tentang Firza
49
Masa Lalu yang Menyakitkan
50
Memulai Kehidupan Baru
51
Kembalinya Sang Pewaris
52
Rencana Memiliki Anak
53
Keterkejutan Kirana
54
Menyelidiki
55
Kaulah Sakinahku
56
Mengintai
57
Membawa Reyhan Kembali
58
Pembicaraan antara Keluarga
59
fakta yang Terkuak
60
Kebenaran Yang Terungkap
61
Pergi ke Kota Kelahiran Ibu
62
Desa yang Aneh
63
Menelusuri
64
Kejutan
65
Tak Terduga
66
Kerinduan Bertemu Ibu
67
Semakin Jelas
68
Mempertemukan Nenek Alma dan Sakinah
69
Mempertemukan Nenek Alma dan Sakinah
70
Membawa Ibu Kembali
71
Bersama Dalam Satu Rumah
72
Pernikahan Kirana
73
Kekesalan Jamie
74
Curiga
75
Panik
76
Masa Lalu yang Kembali
77
Fakta Tentang Sakinah
78
Kejujuran Salamah
79
Kebusukan Belinda
80
Pengakuan Firza
81
Rencana Jahat Belinda
82
Tentang Hilda dan Jamie
83
Menemui Florencia
84
Pertemuan Hilda dan Jamie
85
Mempertanggung Jawabkan
86
Sakinah dan Bayinya
87
Belinda VS Firza
88
Belinda Tertangkap
89
Melepaskan Dendam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!