Bab 17. Membuat Kue bersama

Saat bangun tidur keesokan  harinya, Freya sudah berpindah ke kasur besar, tak lagi ada di sofa. Dan lagi-lagi Freya kesulitan bergerak karena tangan dan kaki Juna dengan posesif melingkar di tubuhnya. Freya menahan nafas, tak berani bergerak sedikitpun karena wajah Juna berada sangat dekat dengan wajahnya. Sedikit saja dia bergerak, hidung mancung pria itu akan menyentuh wajahnya.

"Dasar Juna licik," umpat Freya pelan. Ia masih ingat betul kalau semalam tidur di sofa dan ia sangat yakin kalau Juna yang memindahkannya kemari. Freya benar-benar merasa tak aman lagi sekamar berdua dengan Juna.

Apalagi hatinya. Sangat tidak aman karena masih pagi begini sudah harus berdebar-debar saat hembusan nafas lembut dan hangat Juna mengenai kulit pipinya. Freya merasa merinding di sekujur badan. 

"Juna.. Jun.. Bangun Juna.." Freya mengguncang tangan Juna dengan kencang karena tangan itu tak bisa di pindahkan dari tubuhnya. Freya ingin bangun dan membantu Rain bersiap ke sekolah, tapi sekarang ia tak bisa bergerak sedikitpun.

"Juna, bangun dulu. Aku kebelet boker nih." Freya sudah setengah berteriak dan tak henti mengguncang lengan Juna, tapi pria itu tidur seperti orang pingsan.

"Juna, kamu tidur apa pingsan sih? JUNAA…" Freya sampai berteriak beneran sekarang. Tubuhnya sangat pegal karena tak bisa bergerak bebas.

"Ahaaa… aku punya ide." Freya tersenyum sebelum akhirnya melancarkan jurus jitu untuk membangunkan Juna.

"Awwww… Freya, kenapa digigit sih?" Juna yang sedang tidur pulas terbangun kaget karena merasakan tangannya yang sakit, dan ternyata Freya sedang menggigit tangannya.

"Siapa suruh tidur kaya orang mati begitu." kesal Freya sambil menghempaskan kaki Juna yang masih menindih tubuhnya. Ia segera turun dari ranjang sebelum pria licik itu berbuat hal lain.

"Jangan digigit juga lah Frey bangunin nya. Mending kalau yang digigit tempat lain. Lhah ini, tangan digigit. Nggak enak banget." gerutu Juna sambil mengusap-usap tangannya yang kena gigitan.

"Oh,lain kali kalau kamu seenaknya peluk aku nggak cuma tanganmu yang aku gigit, biar sekalian ginjalmu yang aku gigit." ketus Freya sambil berkacak pinggang. 

"Hahaha," Juna terpingkal-pingkal melihat tingkah judes Freya. "Istriku galak banget sih." 

"Au ah, besok-besok aku nggak mau tidur di kamar ini lagi. Kamu modus mulu cari-cari kesempatan." 

"Hey, siapa yang modus? Semalam kamu sendiri yang tiba-tiba pindah ke sini ya. Kamu pasti nggak sadar kan berjalan sambil tidur? Kenapa jadi aku yang dituduh modus?" elak Juna.

Freya memutar mata dengan malas. "Kamu pikir aku anak kecil yang mudah kamu bohongi dengan akal bulusmu? Jangan samakan aku dengan Rain ya."

Freya dengan kesal keluar dari kamar, meninggalkan Juna yang cengar-cengir tanpa rasa bersalah. Ia membantu Rain bersiap ke sekolah. Hari ini dia masih cuti. Jadi Rain akan berangkat bersama Juna saja nanti.

Karena tak tau harus ngapain lagi setelah membantu Rain, Freya kini malah membantu para pelayan menata makanan untuk sarapan di meja makan. Ia sudah terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah sendiri, jadi kalau harus diam saja malah merasa bosan. Freya akhirnya selesai menata semua lauk dengan rapi saat melihat Juna berjalan menuruni tangga sambil memainkan dasi di tangannya.

"Sayang, tolong bantu ikatkan dasi," pinta Juna sambil mendekati Freya lalu mengulurkan dasi pada istrinya.

Freya menggeleng. "Aku nggak pernah ngikat dasi. Aku nggak bisa Juna. Pakai aja sendiri." tolak Freya.

"Bohong. Aku liat di film apa dulu itu kamu ngikat dasinya si Rico." 

"Kamu nonton film romantis seperti itu juga?" Freya menatap Juna tak percaya. Pasalnya orang sesibuk Juna harusnya tak punya waktu buat nonton film anak remaja seperti itu.

"Iya aku nonton. Film genre apa saja aku tonton asal ada kamu yang peranin."

"Ckkk dasar gombal."

"Nggak gombal sayang, serius aku selalu nonton film-film kamu. Nah karena aku udah jujur kalau aku penggemar setiamu, sekarang pasangkan dasiku ya." rayu Juna.

"Nggak mau. Pasang aja sendiri. Biasanya juga sendiri." 

Rain yang sudah standby di kursinya sampai melongo menyaksikan perdebatan kedua orang tuanya. "Mammy, kenapa Mammy menolak membantu Papi memasang dasi? Buruan bantu Papi, Mammy. Nanti kita terlambat berangkat kalau kalian terus berdebat," protes Rain.

"Nah betul sekali sayang, nanti kita bisa terlambat. Ayo cepat pasangkan dasiku," Juna tersenyum penuh kemenangan.

"Huhhh.. okey aku pasangkan duduklah." Freya menunjuk kursi di belakang Juna.

"Memangnya kamu mau memasang dasiku sambil duduk dipangkuanku Frey?" goda Juna. Meskipun begitu dia tetap duduk sesuai perintah Freya.

"Yaampun, pikiranmu Junaa.."

***

"Kamu masih libur ya sayang?" tanya Priscila sembari duduk di samping Freya. Setelah Rain dan Juna berangkat tadi, Freya memilih duduk-duduk di samping rumah sambil mempelajari naskah film terbarunya. 

"Iya Mom. Dua hari lagi baru aku ada syuting." Freya terdiam kemudian. Ia ingat belum memberitahu Juna jika dua hari lagi ia harus ke kota sebelah untuk syuting film terbarunya.

"Pergunakan waktu libur kamu dengan baik ya Frey. Istirahatlah yang cukup. Mommy yakin kalau kamu udah mulai syuting kamu kurang waktu buat istirahat." 

Freya mengangguk, "tentu Mom." 

"Oh ya , apa Rain beneran suka makan kue? Semalam dia bilang kalau sangat suka kue almond. Beneran nggak tuh Frey?"tanya Priscila.

"Ya bener Mom. Sebenernya dia suka semua kue, tapi yang paling favorit memang kue almond." jawab Freya.

"Sungguh? Gimana kalau sekarang kita bikin kue bareng, Rain pasti sangat senang nanti." ajak Priscila dengan semangat.

"Boleh Mom. Ayo kita bikin kue bareng." Sambut Freya dengan tak kalah semangat. Kebetulan sudah sangat lama dia tak berkutat dengan adonan kue. 

Setelah menyimpan naskah filmnya kembali di kamar, Freya segera menuju ke dapur. Disana sudah ada Priscila tang sedang menyiapkan bahan-bahan kue dibantu dengan beberapa pelayan.

"Kalian keejakan saja pekerjaan yang lain. Biar aku sama Freya saja yang membuat kue." perintah Priscila pada pelayan-pelayannya.

"Baik Nyonya." para pelayan segera menyingkir dari dapur karena sudah paham jika Nyonyanya ingin membuat kue sendiri bersama menantunya.

"Kamu juga pintar bikin kue juga Frey, siapa yang ngajarin? Apa ibumu Emira?" tanya Priscila yang melihat Freya begitu luwes dan terampil membuat adonan kue 

"Tidak Mom, aku belajar sendiri dari youtube saat masih jadi figuran dulu." Ibunya memang sangat pintar dan suka membuat kue-kue enak, tapi Freya yang seorang putri kesayangan dulu tak pernah terfikir untuk belajar dari ibunya cara membuat kue enak.  Barulah setelah ibunya pergi dan Freya merindukan kue bikinan ibunya, Freya mulai belajar membuat kue untuk mengisi waktu luangnya dulu. Dulu sekali saat ia masih jadi figuran dan belum punya jadwal syuting yang padat.

"Aku pikir Emira yang ngajarin kamu. Dulu ibumu sangat pintar membuat kue, Frey. Kue buatan ibumu selalu enak apapun bentuknya." Puji Priscila.

"Apa Mommy mengenal ibuku dulu?" Tubuh Freya selalu menegang tiap kali mengingat ibunya.

"Tentu. Aku sangat mengenalnya. Dulu kami sahabat saat kuliah, tapi setelah sama-sama menikah kami jarang bertemu. Aku turut berduka cita atas meninggalnya ibumu, Frey. Aku juga sangat kehilangan Emira," ucap Priscila dengan sedih mengingat Emira yang dinyatakan telah meninggal dunia sembilan belas tahun yang lalu.

Freya menggeleng dengan kuat, "ibuku belum meninggal." Meski ibunya sudah dinyatakan meninggal dunia oleh pihak kepolisian, tapi Freya tak pernah percaya. Karena Freya tak pernah diizinkan melihat jasad ibunya sebelum dikuburkan dengan alasan tubuh ibunya sudah hancur karena kecelakaan. Bahkan meskipun ayahnya memberi bukti gelang milik ibunya yang ditemukan di lokasi kecelakaan, Freya tetap tak dapat menerima kenyataan itu.

"Eh, maksudmu apa Frey?" Priscila kaget melihat reaksi Freya yang seperti sangat percaya saat mengatakan ibunya belum meninggal.

"Ah, maksudku, terimakasih atas perhatian Mommy. Eh itu kuenya udah mateng sepertinya Mom. Udah dua puluh menit kan?" Freya menunjuk oven untuk mengalihkan topik pembicaraan.

"Ah, iya. Lupa." Priscila segera mengeluarkan kue dari dalam oven.

Setelah menghabiskan waktu berjam-jam lamanya, akhirnya mereka selesai membuat banyak sekali kue-kue cantik. Priscila pun memisahkan kue untuk Raymon, Juna dan juga Rain. Juga untuk Freya dan dirinya sendiri. Sisanya Priscila memberikannya pada pelayan untuk di bagi-bagi. Bahkan sekuriti juga tukang kebun mendapat bagian juga saking banyaknya kue yang dibuat.

"Ini untuk Daddymu, nanti mau Mommy antar ke kantornya setelah jemput Rain. Sekalian ajak Rain ke kantor Opanya nggak papa kan Frey?" tanya Priscila sembari memasukkan kue ke dalam kardus kue.

"No Problem Mom." 

"Oh ya, tolong yang kue brownies itu kamu masukkan ke dalam kardus yang itu. Nanti kamu antarkan ke kantornya Juna ya sayang. Biasanya dia sibuk sampai lupa makan siang." 

"Ke kantor Juna Mom?" tanya Freya tak percaya.

Episodes
1 Bab 1. Viral
2 Bab 2. Ayah Rain
3 Bab 3. Kedatangan Juna
4 Bab 4. Menjemput Rain
5 Bab 5. Ke Kediaman Davinson
6 Bab 6. Bersama Papi
7 Bab 7. Bertemu keluarga Redcliver
8 Bab 8. Mendaftar Pernikahan
9 Bab 9. Berangkat Bersama
10 Memilih Gaun Pengantin
11 Bab 11. Hari pernikahan
12 Bab 12. Menuju Malam pertama
13 Bab 13. Tidur Bertiga
14 Bab 14. Makan Mie kuah Berdua
15 Nyonya muda Freya
16 Ternoda oleh Belalai
17 Bab 17. Membuat Kue bersama
18 Bab 18. Ke Kantor Juna
19 Kekacauan Di Lokasi Syuting
20 Bab 20. Khilaf
21 Bab 21. Berbaikan
22 Bab 22. Dilema
23 Bab 23. Tak Takut Lagi
24 Bab 24. Apa Kelebihan Juna?
25 Bab 25. Bukan untuk Kamu
26 Bab 26. Gara-gara Ingus
27 Bab 27. Nggak Mau sama Papi
28 Bab 28. Jaring Ikan
29 Bab 29. Balas dendam
30 Bab 30. Lukisan Abstrak
31 Bab 31. Apa sudah Bosan?
32 Bab 32. Undangan
33 Bab 33. Kejutan
34 Bab 34. Ada dia Di antara Kita
35 Bab 35. Hadiah dari Juna
36 Bab 36. Mandi bersama
37 Bab 37. Lagi-lagi Karena Marsha
38 Bab 38. The Winner
39 Bab 39. Ada Apa dengan Jenny?
40 Bab 40. Bertengkar
41 Bab 41. Pianis baru
42 Bab 42. Tante Jahat
43 Bab 43. Apa aku Salah
44 Bab 44. Diabaikan
45 Bab 45. Puncak Penghargaan Musik
46 Bab 46. Hadiah dariku
47 Bab 47. Monster kepala botak
48 Bab 48. Si Pendek dan Tukang mengompol
49 Bab 49. Vitamin F
50 Bab 50. Freya Kenapa?
51 Bab 51. Bertemu Rico
52 Bab 52. Wanita Ceking
53 Bab 53. Freya Pingsan
54 Bab 54. Batal Pulang
55 Bab 55. Cosplay Wa-ria
56 Bab 56. Ke rumah Emira
57 Bab 57. Berbincang dengan Ibu
58 Bab 58. Mengajak Ibu Pulang
59 Bab 59. Penculik
60 Bab 60. Beda Server
61 Bab 61. Kejutan 1
62 Bab 62. Kejutan 2
63 Bab 63. Kode Togel
64 Bab 64. Kapan bilang I Love You
65 Bab 65. Surat wasiat
66 Bab 66. Keputusan Freya
67 Bab 67. Juna ngidam?
68 Bab 68. Panggilan sayang
69 Bab 69. Awal pembalasan
70 Bab 70. Juna marah
71 Bab 71. Mendatangi Juna
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1. Viral
2
Bab 2. Ayah Rain
3
Bab 3. Kedatangan Juna
4
Bab 4. Menjemput Rain
5
Bab 5. Ke Kediaman Davinson
6
Bab 6. Bersama Papi
7
Bab 7. Bertemu keluarga Redcliver
8
Bab 8. Mendaftar Pernikahan
9
Bab 9. Berangkat Bersama
10
Memilih Gaun Pengantin
11
Bab 11. Hari pernikahan
12
Bab 12. Menuju Malam pertama
13
Bab 13. Tidur Bertiga
14
Bab 14. Makan Mie kuah Berdua
15
Nyonya muda Freya
16
Ternoda oleh Belalai
17
Bab 17. Membuat Kue bersama
18
Bab 18. Ke Kantor Juna
19
Kekacauan Di Lokasi Syuting
20
Bab 20. Khilaf
21
Bab 21. Berbaikan
22
Bab 22. Dilema
23
Bab 23. Tak Takut Lagi
24
Bab 24. Apa Kelebihan Juna?
25
Bab 25. Bukan untuk Kamu
26
Bab 26. Gara-gara Ingus
27
Bab 27. Nggak Mau sama Papi
28
Bab 28. Jaring Ikan
29
Bab 29. Balas dendam
30
Bab 30. Lukisan Abstrak
31
Bab 31. Apa sudah Bosan?
32
Bab 32. Undangan
33
Bab 33. Kejutan
34
Bab 34. Ada dia Di antara Kita
35
Bab 35. Hadiah dari Juna
36
Bab 36. Mandi bersama
37
Bab 37. Lagi-lagi Karena Marsha
38
Bab 38. The Winner
39
Bab 39. Ada Apa dengan Jenny?
40
Bab 40. Bertengkar
41
Bab 41. Pianis baru
42
Bab 42. Tante Jahat
43
Bab 43. Apa aku Salah
44
Bab 44. Diabaikan
45
Bab 45. Puncak Penghargaan Musik
46
Bab 46. Hadiah dariku
47
Bab 47. Monster kepala botak
48
Bab 48. Si Pendek dan Tukang mengompol
49
Bab 49. Vitamin F
50
Bab 50. Freya Kenapa?
51
Bab 51. Bertemu Rico
52
Bab 52. Wanita Ceking
53
Bab 53. Freya Pingsan
54
Bab 54. Batal Pulang
55
Bab 55. Cosplay Wa-ria
56
Bab 56. Ke rumah Emira
57
Bab 57. Berbincang dengan Ibu
58
Bab 58. Mengajak Ibu Pulang
59
Bab 59. Penculik
60
Bab 60. Beda Server
61
Bab 61. Kejutan 1
62
Bab 62. Kejutan 2
63
Bab 63. Kode Togel
64
Bab 64. Kapan bilang I Love You
65
Bab 65. Surat wasiat
66
Bab 66. Keputusan Freya
67
Bab 67. Juna ngidam?
68
Bab 68. Panggilan sayang
69
Bab 69. Awal pembalasan
70
Bab 70. Juna marah
71
Bab 71. Mendatangi Juna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!