Bab 6. Bersama Papi

Melihat ada panggilan lagi dari nomor asing, Freya mematikan ponselnya sebelum memasukkan ke dalam tas. Ia lalu menyusul Rain yang sudah lebih dulu masuk dalam mobil Juna. 

"Di mana alamat rumahmu Frey?" tanya Juna. Meskipun ia sudah tau alamat apartemen tempat Freya tinggal, tapi ia harus pura-pura tidak tahu, atau Freya akan curiga jika selama ini ia menguntitnya.

"Jalan Kenanga nomor 148." jawab Freya. 

"Bukannya kamu tinggal di apartemen Ovallium?" Juna terkejut karena Freya menyebut alamat lain bukan alamat apartemen Ovallium tempat Freya tinggal.

"Eh, kamu tau aku tinggal di sana?" Giliran Freya yang terkejut sekarang. Setau Freya ia tak pernah memberi tahu Juna tempat dia tinggal, karena saat pacaran dulu mereka selalu bertemu di luar. Freya juga tak pernah mengekspos apartemen itu pada publik.

"Menebak saja. Banyak kan artis yang tinggal di situ?" Juna tak mau mengaku.

Freya hanya mengedikkan bahu. Dia saja jarang bertemu dengan tetangga apartemennya. Karena selesai syuting Freya selalu pulang ke rumahnya di jalan Kenanga. 

"Jadi Rain tinggal di jalan Kenanga? Nggak di apartemenmu?" tanya Juna lagi. Pantas saja saat anak buah Roy mengawasi apartemen Freya tak pernah menemukan keberadaan Rain. Ternyata memang Freya tak membawa Rain tinggal di sana, pikir Juna.

"Iya, itu rumah kami." jawab Freya singkat, malas untuk menjelaskan pada Juna kenapa ia harus punya dua tempat tinggal.

Apartemen Ovallium adalah tempat tinggal Freya dari umur tujuh tahun, sedangkan rumah di jalan Kenanga ia beli saat hamil Rain. Rumah yang ia pakai untuk bersembunyi saat hamil juga tempat untuk tinggal dengan Rain. Letaknya cukup jauh dari apartemen Ovallium.

"Makasih Papi udah jemput dan antar aku pulang. Kapan-kapan bolehkan aku main di rumah Papi lagi? Aku ingin berenang." ucap Rain ketika sudah turun dari mobil Juna.

"Sama-sama my son. Sebentar lagi juga Rain dan Mammy akan tinggal di rumah Papi. Tenang aja, Rain bisa berenang sepuasnya nanti." Juna mengacak-acak rambut Rain dengan gemas. 

Freya yang sedang membuka pintu rumah hanya geleng-geleng kepala melihat Rain yang dengan mudah menerima Juna, bahkan sudah mau memanggil Papi.

"Yeeyyy… asyikk… Ya udah aku masuk dulu ya Papi. Dadahhh.." Rain langsung berlari masuk ie dalam rumah saat pintu sudah berhasil dibuka oleh Freya. Meninggalkan Juna yang tertawa lebar melihat tingkah Rain. 

Freya berjalan mendekati Juna. "Thanks ya udah anter aku dan Rain. Oh ya, nanti aku buat surat perjanjian pranikah secepatnya dan besok aku kasih ke kamu." 

Juna menatap Freya dengan sendu. Tak menyangka jika Frey akan benar-benar mengajukan surat perjanjian pranikah. "Ehemmmm…" Juna berdehem merasa serak di tenggorokan. " Harus pakai surat perjanjian pranikah gitu?" 

"Iya." jawab Freya mantap. "Kalau kamu ragu, sebaiknya mundur sekarang. Sebelum terlambat." 

"Aku nggak akan mundur," sela Juna dengan cepat. Bagaimana mungkin dia akan mundur untuk memiliki Rain dan Freya? Itu tak akan pernah terjadi. Seberat apapun syarat Freya, ia akan memperjuangkannya.

"Okey. Aku masuk dulu. Hati-hati di jalan." Freya segera berbalik dan meninggalkan Juna.

"Fre, kamu nggak nawarin aku minum dulu? Aku haus nih." 

Freya berhenti melangkah, berbalik dan menatap Juna dengan alis terangkat. "Bukannya di mobilmu ada air mineral?" tanya Freya heran.

"Aku ingin minum yang segar-segar, semacam jus buah gitu. Kamu ada kan buah?" 

"Kamu bisa beli di jalan nanti." jawab Freya acuh. Ia ingin Juna segera pergi. Jangan sampai Juna masuk ke dalam rumahnya yang tak begitu besar, lalu mengkritik isi rumahnya yang serba minimalis dan menghinanya. Freya tak mau itu terjadi.

"Eh Papi belum pulang ternyata. Ayo papi kita bermain lego." Freya mendengkus kesal melihat Rain muncul di pintu dengan sekantong besar lego.

"Ayo Rain. Papi juga suka bermain lego." jawab Juna dengan semangat. Ia menghampiri Rain dan bocah itu segera menarik lengan Juna mengajaknya masuk ke dalam rumah.

"Rain… kenap jalan pikiran kita tak pernah sama?" gerutu Freya sambil menghentak-hentakan kaki menyusul mereka memasuki rumah.

"Jangan lupa jus buah segar Mammy, " seru Juna saat Freya melewati ruang tamu tempat ia dan Rain bermain lego.

"Nggak ada buah!" teriak Freya sebal.

"Kalau nggak ada buah yang lain, buah dada juga boleh kok." goda Juna membuat Freya semakin mendelik.

"Apa itu buah dada Pi?" tanya Rain bingung.

"Ah..eh..itu.. buah apel yang dimasukkan ke dalam kantong di dada, jadi buah dada kan?" Juna bingung sendiri menjawab pertanyaan Rain yang polos. Ia mengutuk mulutnya sendiri yang asal bicara. Sedangkan Freya sudah ngibrit masuk ke dapur dengan pipi yang semerah tomat.

"Papi, ayo kita mandi bersama," ajak Rain setelah capek membuat jembatan menggunakan lego. Ia merasa badannya lengket.

"Ehmm.. tapi papi kan nggak bawa baju ganti Rain. Gimana kalau Papi temani dan bantu kamu mandi aja?" tawar Juna.

"Iya yah. Di sini nggak ada baju buat Papi. Yaudah ayo temani aku mandi," ajak Rain dengan semangat.

Pada akhirnya Juna hanya membantu menyiram tubuh Rain saja karena Rain sudah sangat pintar mandi sendiri. Freya membuat Capcay dan ayam goreng untuk makan malam. Tak lupa ia membuat es buah dengan susu. Mereka duduk bertiga di meja makan yang kecil, terlihat hangat seperti keluarga kecil sungguhan. 

"Hmmm… es buahnya segar sekali. Terima kasih Mammy," puji Rain sambil menyeruput es buah yang terdiri dari potongan buah mangga, melon, semangka dan juga durian itu. Freya hanya tersenyum menanggapi. 

"Benar kamu Rain. Ini sangat segar dan manis. Terima kasih ya calon istri," ucap Juna dengan tulus, terlihat begitu menikmati es buah bikinan Freya. Freya tak menjawab, namun pipinya sudah dipenuhi rona merah.

"Kalian habiskan saja jika suka. Mammy akan mencuci piring terlebih dahulu." Freya segera kabur ke dapur untuk mencuci piring, sebelum mendengar kata-kata manis yang lebih banyak lagi. 

***

Freya merebahkan tubuhnya di kasur, ia baru saja menemani Rain tidur. Anak itu tidur sangat cepat padahal baru setengah delapan malam. Mungkin karena tadi siang tidak tidur jadi sekarang sudah terlelap. Freya menyalakan ponsel yang sejak siang tadi ia matikan. Saat ponsel menyala, ada begitu banyak riwayat panggilan tak terjawab dari nomor asing yang sama. 

Sebuah pesan Wa menyita perhatian Freya. Freya membukanya.

 Ini ayah. Datanglah ke rumah besok, ada yang ingin ayah bicarakan.

Huhhh, Freya menghela nafas, kesal. Lihat saja, bahkan ayahnya tidak pernah menyebut namanya lagi sekarang. Datang ke kediaman Redcliver? Itu sama saja dengan masuk ke kandang singa. Ibu tirinya yang seperti singa galak. Freya tampak berfikir sebentar, kemudian ia mengirim sms balasan.

Oke.

Singkat padat dan jelas. Jika bukan karena akan mengabarkan pernikahannya dengan Juna pada ayahnya, Freya juga tak akan menginjakkan kakinya lagi di kediaman Redcliver. Baginya rumah itu adalah tempat asing meskipun ia dilahirkan dan dibesarkan sampai umur tujuh tahun disana. Dia memang putri pertama ayahnya, tapi sekarang dia bukan Nona muda Redcliver lagi.

Dan memikirkan soal pernikahan, Freya menjadi gelisah. Entah bagaimana kehidupan pernikahannya dengan Juna nanti. Ia hanya berharap pernikahannya tak berakhir seperti pernikahan ayah dan ibunya.

Freya menutup kedua telinganya dengan earphone lalu memutar beberapa lagu yang membuatnya mengantuk. Ia butuh istirahat.

Episodes
1 Bab 1. Viral
2 Bab 2. Ayah Rain
3 Bab 3. Kedatangan Juna
4 Bab 4. Menjemput Rain
5 Bab 5. Ke Kediaman Davinson
6 Bab 6. Bersama Papi
7 Bab 7. Bertemu keluarga Redcliver
8 Bab 8. Mendaftar Pernikahan
9 Bab 9. Berangkat Bersama
10 Memilih Gaun Pengantin
11 Bab 11. Hari pernikahan
12 Bab 12. Menuju Malam pertama
13 Bab 13. Tidur Bertiga
14 Bab 14. Makan Mie kuah Berdua
15 Nyonya muda Freya
16 Ternoda oleh Belalai
17 Bab 17. Membuat Kue bersama
18 Bab 18. Ke Kantor Juna
19 Kekacauan Di Lokasi Syuting
20 Bab 20. Khilaf
21 Bab 21. Berbaikan
22 Bab 22. Dilema
23 Bab 23. Tak Takut Lagi
24 Bab 24. Apa Kelebihan Juna?
25 Bab 25. Bukan untuk Kamu
26 Bab 26. Gara-gara Ingus
27 Bab 27. Nggak Mau sama Papi
28 Bab 28. Jaring Ikan
29 Bab 29. Balas dendam
30 Bab 30. Lukisan Abstrak
31 Bab 31. Apa sudah Bosan?
32 Bab 32. Undangan
33 Bab 33. Kejutan
34 Bab 34. Ada dia Di antara Kita
35 Bab 35. Hadiah dari Juna
36 Bab 36. Mandi bersama
37 Bab 37. Lagi-lagi Karena Marsha
38 Bab 38. The Winner
39 Bab 39. Ada Apa dengan Jenny?
40 Bab 40. Bertengkar
41 Bab 41. Pianis baru
42 Bab 42. Tante Jahat
43 Bab 43. Apa aku Salah
44 Bab 44. Diabaikan
45 Bab 45. Puncak Penghargaan Musik
46 Bab 46. Hadiah dariku
47 Bab 47. Monster kepala botak
48 Bab 48. Si Pendek dan Tukang mengompol
49 Bab 49. Vitamin F
50 Bab 50. Freya Kenapa?
51 Bab 51. Bertemu Rico
52 Bab 52. Wanita Ceking
53 Bab 53. Freya Pingsan
54 Bab 54. Batal Pulang
55 Bab 55. Cosplay Wa-ria
56 Bab 56. Ke rumah Emira
57 Bab 57. Berbincang dengan Ibu
58 Bab 58. Mengajak Ibu Pulang
59 Bab 59. Penculik
60 Bab 60. Beda Server
61 Bab 61. Kejutan 1
62 Bab 62. Kejutan 2
63 Bab 63. Kode Togel
64 Bab 64. Kapan bilang I Love You
65 Bab 65. Surat wasiat
66 Bab 66. Keputusan Freya
67 Bab 67. Juna ngidam?
68 Bab 68. Panggilan sayang
69 Bab 69. Awal pembalasan
70 Bab 70. Juna marah
71 Bab 71. Mendatangi Juna
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1. Viral
2
Bab 2. Ayah Rain
3
Bab 3. Kedatangan Juna
4
Bab 4. Menjemput Rain
5
Bab 5. Ke Kediaman Davinson
6
Bab 6. Bersama Papi
7
Bab 7. Bertemu keluarga Redcliver
8
Bab 8. Mendaftar Pernikahan
9
Bab 9. Berangkat Bersama
10
Memilih Gaun Pengantin
11
Bab 11. Hari pernikahan
12
Bab 12. Menuju Malam pertama
13
Bab 13. Tidur Bertiga
14
Bab 14. Makan Mie kuah Berdua
15
Nyonya muda Freya
16
Ternoda oleh Belalai
17
Bab 17. Membuat Kue bersama
18
Bab 18. Ke Kantor Juna
19
Kekacauan Di Lokasi Syuting
20
Bab 20. Khilaf
21
Bab 21. Berbaikan
22
Bab 22. Dilema
23
Bab 23. Tak Takut Lagi
24
Bab 24. Apa Kelebihan Juna?
25
Bab 25. Bukan untuk Kamu
26
Bab 26. Gara-gara Ingus
27
Bab 27. Nggak Mau sama Papi
28
Bab 28. Jaring Ikan
29
Bab 29. Balas dendam
30
Bab 30. Lukisan Abstrak
31
Bab 31. Apa sudah Bosan?
32
Bab 32. Undangan
33
Bab 33. Kejutan
34
Bab 34. Ada dia Di antara Kita
35
Bab 35. Hadiah dari Juna
36
Bab 36. Mandi bersama
37
Bab 37. Lagi-lagi Karena Marsha
38
Bab 38. The Winner
39
Bab 39. Ada Apa dengan Jenny?
40
Bab 40. Bertengkar
41
Bab 41. Pianis baru
42
Bab 42. Tante Jahat
43
Bab 43. Apa aku Salah
44
Bab 44. Diabaikan
45
Bab 45. Puncak Penghargaan Musik
46
Bab 46. Hadiah dariku
47
Bab 47. Monster kepala botak
48
Bab 48. Si Pendek dan Tukang mengompol
49
Bab 49. Vitamin F
50
Bab 50. Freya Kenapa?
51
Bab 51. Bertemu Rico
52
Bab 52. Wanita Ceking
53
Bab 53. Freya Pingsan
54
Bab 54. Batal Pulang
55
Bab 55. Cosplay Wa-ria
56
Bab 56. Ke rumah Emira
57
Bab 57. Berbincang dengan Ibu
58
Bab 58. Mengajak Ibu Pulang
59
Bab 59. Penculik
60
Bab 60. Beda Server
61
Bab 61. Kejutan 1
62
Bab 62. Kejutan 2
63
Bab 63. Kode Togel
64
Bab 64. Kapan bilang I Love You
65
Bab 65. Surat wasiat
66
Bab 66. Keputusan Freya
67
Bab 67. Juna ngidam?
68
Bab 68. Panggilan sayang
69
Bab 69. Awal pembalasan
70
Bab 70. Juna marah
71
Bab 71. Mendatangi Juna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!