Bab 2. Ayah Rain

Hari hampir petang kala Freya dan Rain sampai di rumah. Setelah menurunkan barang-barang miliknya dan Rain  dari mobil, Freya langsung melabuhkan tubuhnya yang terasa lelah di sofa ruang keluarga. 

"Mammy lelah ya? Mau minum jus mangga?" tanya Rain sembari ikut duduk di samping Freya. Tangannya memegang segelas besar jus mangga.

"Nanti saja Rain, Mammy akan ambil sendiri. Hahhhh… walaupun melelahkan tapi Mammy sangat bahagia bisa menghabiskan waktu seharian sama kamu Rain.." ucap Freya sembari mengacak-acak rambut Rain, membuat anak itu beringsut menjauh.

"Iss.. Mammy jangan gitu, nanti rambutku jadi keriting." protes Rain sambil merapikan kembali rambutnya.

"Haha biarin…"

Freya meraih remot di meja, lalu menyalakan tv digital besar di depannya. Jadwal syuting dan pemotretan yang padat akhir-akhir ini sungguh menyita waktunya, bahkan untuk sekedar menonton tv saja Freya tak sempat.

"Berita terpanas datang dari artis kesayangan kita Freya Redcliver. Hari ini video tentang artis Freya yang …"

Suara host yang menggebu-gebu seketika menyita perhatian Freya dan Rain. Kedua ibu dan anak itu terpaku menatap tv di depannya.

" Freya terlihat tengah menyuapi anak laki-laki kecil di sampingnya dengan penuh rasa sayang. Dan anak itu berkali-kali memanggil Freya dengan kata 'Mammy'. Ini sangatlah mengejutkan. Mungkinkah Freya diam-diam hamil dan melahirkan di luar pernikahan?"

Kemudian video tentang Freya yang tengah menyuapi Rain eskrim terpampang sangat jelas di tv. Bahkan suara keduanya juga terdengar dengan begitu jelas.

Freya dan Rain saling pandang, tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. 

"Mammy, bukankah itu kita? Kenapa kita masuk tv? Siapa yang diam-diam mengambil video kita?" tanya Rain penasaran.

Freya yang masih syok hanya menggeleng. Ia pun tak menyadari jika seseorang sudah mengambil video tentangnya secara diam-diam. Freya lalu mengganti chanel tv, terus menggantinya dan yang ia lihat hanyalah berita tentang dirinya ada di mana-mana. 

"Oh Rain… ini gawat. Kamu ketahuan…" 

Freya merasa sangat lemas sekarang. Duduknya sampai merosot. Bagaimana tidak. Sudah selama lima tahun ini Freya mati-matian menyembunyikan keberadaan Rain dari publik. Tapi sekarang semua hanya sia-sia. Rain telah terekspos. 

Freya dengan cepat menyambar tas kuning kesayangannya, lalu mengeluarkan ponsel. Jika di tv saja videonya sudah seheboh itu, pasti di dunia maya lebih heboh dari tv, pikirnya. Freya langsung menyalakan koneksi internet ponselnya yang seharian tadi ia matikan. Berpuluh-puluh notifikasi panggilan dan pesan dari Doni manajernya langsung muncul di layar ponselnya. Juga panggilan dari Rico, teman artis Freya tak kalah banyak.

Drttttt drttttt drrtttt… sebuah panggilan masuk, nama Doni muncul di layar. Freya langsung menggeser tombol hijau untuk menjawab panggilan Doni.

"Freya, kemana saja kamu? Kenapa dari siang ponsel kamu nggak aktif?"

Tanpa mengucap salam Doni langsung memberondong Freya dengan suara yang terdengar panik, kesal juga frustasi.

"Aku…"

"Kamu sudah lihat berita? Kamu viral, Fre. Oh God.. Aku tak percaya ini Fre. Siapa anak kecil itu? Benarkah itu anakmu?" tanya Doni menggebu-gebu.

"Maaf kak.." Freya tak tahu harus bicara bagaimana. Ia sendiri masih sangat terkejut. 

"Kamu menyembunyikan rahasia begitu besar dariku. Kamu anggap aku apa Fre? Padahal aku selalu anggap kamu adikku sendiri, tapi kenapa kamu bahkan tak bisa percaya padaku?" tanya Doni jengkel.

"Aku akan jelaskan nanti Kak. Aku punya alasan." jawab Freya tak kalah frustasi.

"Baiklah aku tunggu penjelasanmu. Hubungi aku jika kami siap bercerita. Oh ya. Jadwal pemotretan diundur besok pagi. Jangan mangkir lagi."

Freya menghembuskan nafas dengan kasar setelah Doni mematikan panggilan. Ia lalu menjelajah beberapa akun media sosial miliknya. Ia semakin syok kala melihat semua postingannya diserbu netizen dengan kata-kata yang begitu menyakitkan. Video-video viral tentang dirinya dipenuhi dengan komentar hinaan dan hujatan. Mata Freya memanas. Bukan karena komentar-komentar sadis itu, tapi karena keberadaan Rain yang mungkin akan diketahui oleh orang-orang yang tak diinginkan.

"Are you okey, Mam?" tanya Rain khawatir melihat Freya hampir menangis.

Freya menatap Rain dengan gusar, ia mencoba untuk tersenyum supaya terlihat baik-baik saja.

"Mammy nggak papa Rain. Tapi Mammy khawatir padamu. Pasti setelah ini kamu dikejar-kejar wartawan."

"Mammy tenang saja. Aku akan lempar kepala mereka dengan kerikil sampai benjol jika mereka berani mengusik aku." jawab Rain dengan penuh percaya diri.

"Husss.. itu namanya kekerasan. Kemarilah Rain!" Freya membentangkan kedua tangannya, Rain mau tak mau masuk kedalam pelukan Mammynya. Jika biasanya ia tak mau dipeluk-peluk layaknya anak kecil, kali ini ia membiarkan Mammynya memeluknya. Ia tahu jika Mamminya sedang tak baik-baik saja.

"Mammy janji akan slalu bersamamu Rain, Mammy janji kita tak akan terpisahkan." ucap Freya sendu.

***

Di ruang rapat gedung Angkasa Mandiri Group, seorang pria muda berwajah tampan dengan hidung mancung tengah menatap ponselnya dengan tajam. Mata elang yang tajam terus menyorot video tentang Freya. Dia adalah Herjuna Davinson, putra tertua Raymon Davinson. Di depannya, perwakilan dari PT Gelora Sejahtera sedang membacakan presentasi, namun Juna tak mendengarkannya sama sekali. Ia terus mengulang-ulang video Freya, mengamati dengan teliti wajah anak kecil yang bersama dengan Freya.

Brakkkk… Suara gebrakan di meja menggema dalam ruangan yang sepi setelah pembacaan presentasi selesai. Semua orang terkejut melihat Juna yang menggebrak meja dengan begitu keras, tak terkecuali Roy, asisten Juna yang sedari tadi berdiri tegak di samping kursi tuannya. 

"Kurang ajar…! Berani sekali mempermainkan aku..! " geram Juna dengan marah sambil memelototi ponselnya.

"A-a-apa ada yang salah dengan presentasinya tuan Juna?" tanya Agung, perwakilan dari PT Gelora Sejahtera.

Buggg… 

Juna malah membanting ponselnya ke meja. Lalu tanpa berkata-kata meninggalkan ruang rapat, meninggalkan semua orang yang berwajah pucat pasi. Hanya Roy saja yang terlihat biasa saja, ia buru-buru meraih ponsel yang ditinggalkan Juna di meja. Matanya pun melotot sempurna setelah mengetahui hal-hal yang membuat tuannya sangat marah.

"Tuan Roy, apakah Tuan Juna tidak suka presentasi yang saya bawakan?" tanya Devan, laki-laki yang tadi membacakan presentasi dengan suara yang bergetar penuh ketakutan. Ia bisa saja langsung didepak oleh pimpinan Gelora Sejahtera jika gagal dalam misi meyakinkan Tuan Juna kali ini.

Roy menoleh, baru menyadari jika Devan mengira Juna marah padanya. 

"Maaf pak Devan, kita akan mengatur ulang jadwal rapat lagi besok. Untuk saat ini Tuan Juna sedang dalam suasana hati yang buruk. Saya akan mengabari anda besok." papar Roy. 

Ia membubarkan rapat , lalu setelah semua orang keluar dari ruang rapat, Roy buru-buru menuju ruangan Juna. Saat ia masuk , ia langsung mendapat tatapan setajam belati dari Juna. Membuat seluruh bulu kuduknya meremang.

"Bukankah sudah kusuruh untuk mengawasi Freya? Bagaimana bisa kamu kecolongan? Bahkan melewatkan hal yang begitu penting?" cecar Juna dengan setengah menggeram, menahan amarah yang bergejolak di dada. 

"Maafkan saya, Tuan. Saya akan segera mencari tahu keberadaan anak lelaki anda." Roy menunduk dalam, tak berani menatap Tuannya yang sedang marah. Ia tahu ia telah melakukan kesalahan yang besar.

"Lakukan secepatnya. Jangan sampai gagal lagi, kau tahu akibatnya jika mengecewakan aku lagi!" perintah Juna.

"Baik Tuan," jawab Roy dengan hormat.

Juna menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kebesarannya. Ia menghirup udara sebanyak mungkin, lalu menghembuskannya secara kasar. Ia terlihat begitu frustasi sekarang.

Setelah Freya memutuskannya secara sepihak lima tahun lalu, Juna memutuskan untuk mengawasi gerak-gerik gadis itu secara diam-diam. Juna masih sangat menginginkan gadis itu, tapi nyatanya Freya sudah tak mau meladeni dirinya. Juna hanya bisa melihat gadis itu dalam diam, mengingat tatapan penuh amarah yang selalu Freya tunjukkan setiap mereka tak sengaja bertemu.

"Astaga…" Roy baru akan membuka pintu untuk keluar saat seseorang sudah mendorong pintu dengan kencang dari luar hingga menjeplak, Roy sontak mundur beberapa langkah ke belakang.

"Tuan besar…" Roy membungkuk hormat saat seorang pria paruh baya yang berjalan dengan bantuan sebuah tongkat di lengan kanannya melewati Roy.

"Hmmm," jawab laki-laki itu. 

"Anda datang tanpa memberi kabar pak Tua?" Juna yang melihat kehadiran laki-laki itu lantas beranjak dari kursi kebesarannya, mendekati laki-laki itu lalu menuntunnya ke sofa.

"Sekali lagi kamu panggil pak Tua jangan salahkan aku jika kubuat kepalamu benjol." ancam laki-laki itu dengan geram.

"Hahaha, lagian ngapain Daddy capek-capek ke sini, bukannya istirahat dengan tenang di rumah." 

"Huhh, kalau bukan karena ada hal penting yang ingin aku katakan padamu, aku juga malas kesini." Pria itu mendengus kesal.

Dia adalah Raymon Davinson, ayah Juna. Dia adalah tuan Besar Davinson yang dulu sangat menguasai segala sektor bisnis, sebelum akhirnya menyerahkan kekuasaannya pada Juna. 

"Daddy cukup telepon aja kalau ada sesuatu yang perlu aku urus, tak perlu repot ke sini."

Juna menatap ayahnya dengan penuh kekhawatiran. Ayahnya belum sembuh total setelah kecelakaan parah enam tahun yang lalu. Bahkan untuk berjalan saja masih harus menggunakan bantuan tongkat, sudah seperti aki-aki saja.

Tak mengindahkan protes sang anak, Raymon justru menatap tajam pada Juna.

"Bisa-bisanya kamu menyembunyikan cucu dariku Jun. Kamu tahukan aku dan mommymu sangat ingin menimang cucu. Tapi kenapa kamu malah membiarkan cucuku hidup terlunta-lunta di luar sana?" cecar Raymon dengan marah.

"Apa maksud Daddy?" Juna sampai mengernyit saat tiba-tiba ayahnya membicarakan tentang cucu.

"Cepat nikahi Freya dan bawa cucuku ke rumah!" perintah Raymon tegas.

"Tidak usah planga-plongo begitu, aku tau kamu yang menghamili Freya, aku juga tahu kalian pernah pacaran secara diam-diam selama tiga bulan."

Juna menelan ludah kasar. Apalagi saat Raymon melemparkan beberapa lembar foto tepat di depan Juna. 

"Aku yakin jika dia anakmu. Kamu mirip dengannya saat kecil. Cepat nikahi Freya dan bawa cucuku pulang, atau ibumu akan marah!"

Terpopuler

Comments

Praised93

Praised93

terima kasih

2024-01-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Viral
2 Bab 2. Ayah Rain
3 Bab 3. Kedatangan Juna
4 Bab 4. Menjemput Rain
5 Bab 5. Ke Kediaman Davinson
6 Bab 6. Bersama Papi
7 Bab 7. Bertemu keluarga Redcliver
8 Bab 8. Mendaftar Pernikahan
9 Bab 9. Berangkat Bersama
10 Memilih Gaun Pengantin
11 Bab 11. Hari pernikahan
12 Bab 12. Menuju Malam pertama
13 Bab 13. Tidur Bertiga
14 Bab 14. Makan Mie kuah Berdua
15 Nyonya muda Freya
16 Ternoda oleh Belalai
17 Bab 17. Membuat Kue bersama
18 Bab 18. Ke Kantor Juna
19 Kekacauan Di Lokasi Syuting
20 Bab 20. Khilaf
21 Bab 21. Berbaikan
22 Bab 22. Dilema
23 Bab 23. Tak Takut Lagi
24 Bab 24. Apa Kelebihan Juna?
25 Bab 25. Bukan untuk Kamu
26 Bab 26. Gara-gara Ingus
27 Bab 27. Nggak Mau sama Papi
28 Bab 28. Jaring Ikan
29 Bab 29. Balas dendam
30 Bab 30. Lukisan Abstrak
31 Bab 31. Apa sudah Bosan?
32 Bab 32. Undangan
33 Bab 33. Kejutan
34 Bab 34. Ada dia Di antara Kita
35 Bab 35. Hadiah dari Juna
36 Bab 36. Mandi bersama
37 Bab 37. Lagi-lagi Karena Marsha
38 Bab 38. The Winner
39 Bab 39. Ada Apa dengan Jenny?
40 Bab 40. Bertengkar
41 Bab 41. Pianis baru
42 Bab 42. Tante Jahat
43 Bab 43. Apa aku Salah
44 Bab 44. Diabaikan
45 Bab 45. Puncak Penghargaan Musik
46 Bab 46. Hadiah dariku
47 Bab 47. Monster kepala botak
48 Bab 48. Si Pendek dan Tukang mengompol
49 Bab 49. Vitamin F
50 Bab 50. Freya Kenapa?
51 Bab 51. Bertemu Rico
52 Bab 52. Wanita Ceking
53 Bab 53. Freya Pingsan
54 Bab 54. Batal Pulang
55 Bab 55. Cosplay Wa-ria
56 Bab 56. Ke rumah Emira
57 Bab 57. Berbincang dengan Ibu
58 Bab 58. Mengajak Ibu Pulang
59 Bab 59. Penculik
60 Bab 60. Beda Server
61 Bab 61. Kejutan 1
62 Bab 62. Kejutan 2
63 Bab 63. Kode Togel
64 Bab 64. Kapan bilang I Love You
65 Bab 65. Surat wasiat
66 Bab 66. Keputusan Freya
67 Bab 67. Juna ngidam?
68 Bab 68. Panggilan sayang
69 Bab 69. Awal pembalasan
70 Bab 70. Juna marah
71 Bab 71. Mendatangi Juna
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1. Viral
2
Bab 2. Ayah Rain
3
Bab 3. Kedatangan Juna
4
Bab 4. Menjemput Rain
5
Bab 5. Ke Kediaman Davinson
6
Bab 6. Bersama Papi
7
Bab 7. Bertemu keluarga Redcliver
8
Bab 8. Mendaftar Pernikahan
9
Bab 9. Berangkat Bersama
10
Memilih Gaun Pengantin
11
Bab 11. Hari pernikahan
12
Bab 12. Menuju Malam pertama
13
Bab 13. Tidur Bertiga
14
Bab 14. Makan Mie kuah Berdua
15
Nyonya muda Freya
16
Ternoda oleh Belalai
17
Bab 17. Membuat Kue bersama
18
Bab 18. Ke Kantor Juna
19
Kekacauan Di Lokasi Syuting
20
Bab 20. Khilaf
21
Bab 21. Berbaikan
22
Bab 22. Dilema
23
Bab 23. Tak Takut Lagi
24
Bab 24. Apa Kelebihan Juna?
25
Bab 25. Bukan untuk Kamu
26
Bab 26. Gara-gara Ingus
27
Bab 27. Nggak Mau sama Papi
28
Bab 28. Jaring Ikan
29
Bab 29. Balas dendam
30
Bab 30. Lukisan Abstrak
31
Bab 31. Apa sudah Bosan?
32
Bab 32. Undangan
33
Bab 33. Kejutan
34
Bab 34. Ada dia Di antara Kita
35
Bab 35. Hadiah dari Juna
36
Bab 36. Mandi bersama
37
Bab 37. Lagi-lagi Karena Marsha
38
Bab 38. The Winner
39
Bab 39. Ada Apa dengan Jenny?
40
Bab 40. Bertengkar
41
Bab 41. Pianis baru
42
Bab 42. Tante Jahat
43
Bab 43. Apa aku Salah
44
Bab 44. Diabaikan
45
Bab 45. Puncak Penghargaan Musik
46
Bab 46. Hadiah dariku
47
Bab 47. Monster kepala botak
48
Bab 48. Si Pendek dan Tukang mengompol
49
Bab 49. Vitamin F
50
Bab 50. Freya Kenapa?
51
Bab 51. Bertemu Rico
52
Bab 52. Wanita Ceking
53
Bab 53. Freya Pingsan
54
Bab 54. Batal Pulang
55
Bab 55. Cosplay Wa-ria
56
Bab 56. Ke rumah Emira
57
Bab 57. Berbincang dengan Ibu
58
Bab 58. Mengajak Ibu Pulang
59
Bab 59. Penculik
60
Bab 60. Beda Server
61
Bab 61. Kejutan 1
62
Bab 62. Kejutan 2
63
Bab 63. Kode Togel
64
Bab 64. Kapan bilang I Love You
65
Bab 65. Surat wasiat
66
Bab 66. Keputusan Freya
67
Bab 67. Juna ngidam?
68
Bab 68. Panggilan sayang
69
Bab 69. Awal pembalasan
70
Bab 70. Juna marah
71
Bab 71. Mendatangi Juna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!