Bab 13. Tidur Bertiga

"Kenapa?" 

Alis Juna mengerut karena Freya masih berdiri mematung sejak tadi. 

"Emmmm… aku tidur di kamar yang tadi siang saja ya?" Freya belum siap rasanya tidur satu kamar dengan laki-laki dewasa. Kalau dengan perempuan sih Freya sering berbagi ranjang saat sedang syuting di luar kota. Tapi ini laki-laki, Juna lagi. 

"Mana bisa? Kamar yang tadi dipakai sama Tante Melani dan keluarganya malam ini. Lagian baju kamu udah dipindah di sini kok," Juna menunjuk pada koper kecil berwarna kuning di dekat sofa.

Freya melotot. Sejak kapan koper itu sudah pindah kemari? Perasaan tadi siang masih di kamar satunya.

"Aku pesen kamar yang lain aja kalau gitu. Nggak mungkin kan kamar yang lain penuh?" Freya bersiap mengambil kopernya tapi tangannya dengan cepat dicekal oleh Juna. Freya pun tak bisa kemana-mana.

"Masa iya kita pengantin baru tidurnya pisah-pisah. Apa kata orang-orang nanti Frey. Lagian aku nggak bakal ngapa-ngapain kamu, tenang aja. Aku masih ingat dengan isi surat perjanjian yang kamu kasih kemarin. Santai saja," bujuk Juna.

"Tapi…" Freya masih ragu. Ia benar-benar takut jika kejadian enam tahun yang lalu terulang kembali.

"Ckkk.. nggak percaya amat sih. Atau jangan-jangan kamu yang pingin diapa-apain nih?" goda Juna sembari menaikturunkan alis.

"Mana ada aku pikiran kaya gitu. Ishh.. nyebelin." Freya menghentakkan kaki menuju sofa.

"Mammy…."

Pintu kamar yang memang tak dikunci terbuka lalu muncul si kecil Rain diikuti Priscila. Rain langsung menghambur ke dalam pelukan Freya karena Priscila tadi mengejarnya.

"Mammy.. aku ingin tidur bareng Mammy dan Papi, tapi Oma Cila melarangku," adu Rain dengan muka sebal dan bibir manyun membuat Freya ingin tertawa. 

"Duh Rain… Oma bukannya melarang, tapi Mammy dan Papimu butuh waktu untuk istirahat berdua. Tidur sama Oma dan Opa aja ya? Nanti Opa kasih liat kamu game seru di tablet Opa. Ya?" bujuk Priscila. 

Tapi Rain menggeleng dengan kuat. " Oma, aku ingin tidur bertiga sama Mammy sama Papi. Udah lama aku pingin tidur bertiga," ucap Rain dengan memelas. Priscila menghela nafas kasar. Sudah banyak bujuk rayu yang sedari tadi ia lontarkan pada cucu ganteng kesayangannya itu. Tapi semua tak ada yang mempan. Bocah itu ngotot mencari Mammynya. Padahal ia tahu Juna pastilah ingin memiliki wakti berdua dengan Freya di malam pertamanya.

"Rain, bagaimana kalau malam ini tidur dengan Oma dan Opa dulu? Barulah besok malam tidur bareng Mammy dan Papi?" bujuk Juna. Berharap anak itu mau mendengarkannya. 

Tapi nyatanya Rain masih menggeleng dan malah memeluk tubuh ibunya dengan erat karena takut dipisahkan. Freya tersenyum menyadari sudah menemukan penyelamatnya yaitu Rain. Walaupun harus satu kamar dengan Juna, tapi kalau ada Rain di sini Juna nggak akan bisa macam-macam kan?

"Mom, biarlah Rain tidur dengan kami saja. Kasian Rain pasti sangat ingin tidur dengan Papinya. Iya kan Rain?" 

Rain langsung mengangguk antusias mendengar pembelaan Freya. "Iya Oma, aku sangat ingin tidur dengan Papi sejak lama. Papi, bolehkan aku tidur dengan kalian?" 

Ditatap dengan sangat menggemaskan seperti itu tentu membuat Juna meleleh. Rain benar-benar pandai merayu. Juna pun mengangguk. "Baiklah. Mom, kembalilah ke kamarmu. Biar Rain di sini malam ini," ucap Juna pada akhirnya. 

"Okey. Kalian istirahatlah," Priscila keluar dari kamar Juna dan Freya.

"Baiklah, sekarang kita mandi dan ganti baju dulu, setelah itu kita tidur ya," ajak Freya.

"Okey Mammy, ayo kita mandi." jawab Rain dengan semangat. Freya pun menuntun Rain menuju kamar mandi.

"Sayang, aku nggak diajak mandi sekalian?" tanya Juna memelas karena diabaikan, tetapi ia malah mendapat pelototan dari Freya.

*** 

Juna, Freya dan Rain sudah selesai membersihkan diri. Kini mereka tidur bertiga dengan posisi Rain di tengah.

"Mammy, Papi, ayo peluk aku." pinta Rain kepada dua orang di samping kanan kirinya. Freya dan Juna pun segera melakukan permintaan Rain. Meski dengan setengah hati Juna memeluk Rain karena sebenarnya yang ingin ia peluk adalah Freya.

"Cepatlah tidur sayangku," bisik Juna pada Rain. Ia benar-benar berharap Rain segera tidur.

Karena merasa sangat lelah, Freya dan Rain langsung tertidur dengan cepat. Berbeda dengan Juna yang malah tak bisa tidur karena meratapi nasib malam pertamanya yang tak bisa memeluk sang istri. Juna sangat ingin bisa memeluk Freya dalam tidurnya meskipun belum bisa bercinta dengan wanita cantik nan imut itu.

Suara dengkuran halus dan nafas yang teratur membuat Juna tersenyum senang. Juna mendongak untuk melihat apakah Freya dan Rain sudah tertidur, dan ternyata benar mereka sudah sangat pulas sekarang. Dengan sangat perlahan dan hati-hati Juna mengurai pelukan ibu dan anak itu. Lalu Juna memindahkan tubuh Rain ke bagian pojok tempatnya tadi. Juna kembali tersenyum saat ia berhasil dan Raknasih tetap tidur dengan lelap.

Juna segera menyusupkan tubuhnya di tengah-tengah Rain dan Freya. Ia merebahkan tubuh dengan sangat hati-hati. Hatinya pun langsung bersorak riang karena sekarang sudah bisa memeluk Freya. Aroma tubuh Freya membuatnya merasa tenang. Juna tak henti memandangi wajah cantik imut nan teduh Freya saat tidur. Juna tersenyum, pada akhirnya sekarang ia memiliki wanita itu di sampingnya.

"Aku akan berjuang membuatmu jatuh cinta dan percaya sepenuhnya padaku, Freya. Dan kamu akan menjadi satu-satunya wanita di hidupku selain ibu dan adikku. " bisik Juna lirih.

Tak lama kemudian ia sudah ikut terlelap dalam alam mimpi yang indah.

***

Freya terbangun karena terasa ingin buang air kecil. Ia tidur sangat pulas semalam karena kecapekan, sampai tak bermimpi apapun saking lelapnya. 

"Eh, tangan siapa ini?" Freya yang belum sadar sepenuhnya sangat kaget melihat tangan kekar yang melingkar secara posesif di atas perutnya. 

"Juna," Freya segera menutup mulut karena hampir berteriak setelah melihat wajah Juna yang tidur menganga. Dan dia baru ingat kalau kemarin ia sudah sah menjadi istri dari seorang Herjuna Davinson.

Tunggu. Bukankah semalam Rain yang ada di tengah? Freya ingat betul sebelum tidur Rain ada di tengah-tengah dan minta dipeluk.

"Kenapa sekarang Juna yang ada di sini?" gumam Freya heran. Tak tau saja akal bulus yang sudah Juna rencanakan sejak Rain minta tidur bertiga.

Panggilan alam kembali Freya rasakan dan kali ini sudah tak bisa ditahan. Freya pun mencoba menyingkirkan tangan Juna dari tubuhnya, tapi kesulitan. Juna memeluknya dengan erat.

"Mammy, kenapa aku tidur di pinggir?"

Freya jantungan saat tiba-tiba mendengar teriakan Rain. Freya mendongak dan mendapati Rain sudah bangun dan sekarang sudah duduk. Juna pun terbangun karena teriakan Rain sangatlah kencang. Untunglah ini kamar hotel yang didesain kedap suara, jadi tetangga yang lain tak akan terganggu.

"Selamat pagi, Rain. Rain sudah bangun ya?" sapa Freya lembut.

"Pagi Mammy. Mammy, bukankah semalam aku tidur di tengah? Kenapa aku jadi di pinggir dan Papi yang di tengah?" 

Juna menepuk dahi karena ternyata Rain masih tak terima dengan perpindahan posisi tidurnya. Wajah Rain pun masih cemberut.

"Mammy nggak tahu Rain. Mammy tidur sangat pulas semalam." jawab Freya jujur. 

Kini tatapan Rain beralih pada Juna. Tatapan menuduh yang tajam. "Papi pindahin aku ke pinggir semalam ya? Papi mau rebut pelukan Mammy dari aku?" tuduh Rain pada Juna. Juna melotot dituduh begitu oleh Rain. Walaupun ia memang melakukannya, tapi Juna tak ingin mengakui.

"Papi juga tidur sangat pulas semalam, bagaimana mungkin Papi yang pindahin kamu? Mungkin Rain nggak sadar pindah sendiri. Tidurmu kan memutar-mutar kemana-mana Rain, sampai Papi nggak kebagian tempat."

Rain menggaruk kepalanya, mengingat-ingat apakan semalam berpindah tempat. Tapi ia tak dapat mengingat apapun.

"Oh God, udah jam delapan," Freya terpekik kaget saat melihat jam di ponselnya. Pertengkaran kecil Rain dan Juna pun terinterupsi.

"Ayo mandi dan siap-siap sarapan. Oma sudah nungguin kita di restoran di bawah." ajak Freya.

"Mampuslah," batin Freya karena kesiangan bangun.

***

Semua orang sudah berkumpul di restoran hotel yang sudah di booking oleh Raymon khusus untuk keluarga Davinson. Paman-bibi, om juga tante dari Juna yang kebanyakan dari luar kota masih tinggal di hotel untuk beberapa hari, sekalian wisata nantinya. Mereka adalah orang-orang super sibuk yang jarang punya waktu. Mereka berkumpul hanya untuk acara yang sangat penting. 

Juna menggandeng tangan Freya dengan mesra sementara tangan kirinya menggendong Rain. Kehadiran mereka di restoran tentunya mengundang perhatian semua orang karena hanya mereka bertiga yang telat datang. Namun mereka seperti memaklumi.

"Nah, pengantin kita akhirnya datang juga," celetuk Ronal, paman Juna yang merupakan suami Melani.

"Berapa ronde semalam Jun? Sampai bangunnya kesiangan," goda Melani yang duduknya dekat dengan Juna dan Freya. Rain sudah minta turun dan langsung berlari ke arah ponakan-ponakan Juna yang lain.

"Hehehe rahasia dong tante," jawab Juna sambil cengengesan. Kalau tahu dia dianggurin di malam pertama, pastilah habis Juna jadi bahan bulyan saudara-saudaranya. 

Freya hanya dapat tersenyum kaku mendengar candaan Juna dengan paman dan bibinya. 

"Kalian ini, berhentilah kepo dengan urusan anak muda," tegur Priscila dengan bercanda. Ia pun meletakkan piring yang sudah penuh dengan nasi dan berbagai macam lauk pauk di depan Freya. "Makanlah yang banyak sayang, Mommy tahu Juna telah menguras semua tenagamu." ucap Priscila dengan mengedipkan sebelah mata. Semua orang pun tertawa menggodai pasangan pengantin baru itu.

Freya mendesah pelan. Padahal ia kelelahan karena acara pernikahan kemarin, bukan karena hal lain. Tapi ternyata pikiran para orang tua sudah sampai ke mana-mana.

Setelah selesai sarapan, Raymon mengajak Freya dan Juna untuk berbincang-bincang mengenai rencana ke depan. Terutama tentang tempat tinggal Freya dan Juna setelah menikah.

"Kalian tinggallah di rumah utama untuk sementara waktu," pinta Raymon.

"Tapi Dad, aku sudah punya rumah sendiri untuk keluarga kecilku," tolak Juna. Juna memang sudah mempunyai rumah sendiri. Juna juga khawatir jika Freya tak nyaman jika harus tinggal di rumah utama Daddynya. Juna juga ingin punya waktu yang intim dengan Rain dan Freya di rumahnya sendiri.

"Sementara saja, Jun. Kamu nggak kadsian sama Mommymu emangnya? Dia kesepian selama ini. Kalau kalian tinggal di rumah utama, Mommymu akan senang karena ada Rain dan Freya yang menemani."

Juna menghela nafas. Bukannya fia tak sadar jika selama ini Mommynya kesepuan karena sendirian di rumah sementara dirinya sibuk bekerja dan sang adik sedang menempuh pendidikan di luar negeri. Tetapi ia kasian dengaan Freya, takut jika nantinya Freya tak nyaman.

"Kalau untuk tempat tinggal, aku pasrahkan sama Freya saja Dad. Yang penting dia nyaman."

"Freya bagaimana?" Raymon menatap penuh harap pada Freya sekarang. " Mau tinggal di rumah utama tidak?" tanyanya.

Freya tampak berfikir dan pandangannya terus berganti antara Juna dan Raymon untuk mempertimbangakn pilihannya.

"Aku nggak papa tinggal di rumah utama, Dad. Supaya Mommy bisa main sama Rain."

Episodes
1 Bab 1. Viral
2 Bab 2. Ayah Rain
3 Bab 3. Kedatangan Juna
4 Bab 4. Menjemput Rain
5 Bab 5. Ke Kediaman Davinson
6 Bab 6. Bersama Papi
7 Bab 7. Bertemu keluarga Redcliver
8 Bab 8. Mendaftar Pernikahan
9 Bab 9. Berangkat Bersama
10 Memilih Gaun Pengantin
11 Bab 11. Hari pernikahan
12 Bab 12. Menuju Malam pertama
13 Bab 13. Tidur Bertiga
14 Bab 14. Makan Mie kuah Berdua
15 Nyonya muda Freya
16 Ternoda oleh Belalai
17 Bab 17. Membuat Kue bersama
18 Bab 18. Ke Kantor Juna
19 Kekacauan Di Lokasi Syuting
20 Bab 20. Khilaf
21 Bab 21. Berbaikan
22 Bab 22. Dilema
23 Bab 23. Tak Takut Lagi
24 Bab 24. Apa Kelebihan Juna?
25 Bab 25. Bukan untuk Kamu
26 Bab 26. Gara-gara Ingus
27 Bab 27. Nggak Mau sama Papi
28 Bab 28. Jaring Ikan
29 Bab 29. Balas dendam
30 Bab 30. Lukisan Abstrak
31 Bab 31. Apa sudah Bosan?
32 Bab 32. Undangan
33 Bab 33. Kejutan
34 Bab 34. Ada dia Di antara Kita
35 Bab 35. Hadiah dari Juna
36 Bab 36. Mandi bersama
37 Bab 37. Lagi-lagi Karena Marsha
38 Bab 38. The Winner
39 Bab 39. Ada Apa dengan Jenny?
40 Bab 40. Bertengkar
41 Bab 41. Pianis baru
42 Bab 42. Tante Jahat
43 Bab 43. Apa aku Salah
44 Bab 44. Diabaikan
45 Bab 45. Puncak Penghargaan Musik
46 Bab 46. Hadiah dariku
47 Bab 47. Monster kepala botak
48 Bab 48. Si Pendek dan Tukang mengompol
49 Bab 49. Vitamin F
50 Bab 50. Freya Kenapa?
51 Bab 51. Bertemu Rico
52 Bab 52. Wanita Ceking
53 Bab 53. Freya Pingsan
54 Bab 54. Batal Pulang
55 Bab 55. Cosplay Wa-ria
56 Bab 56. Ke rumah Emira
57 Bab 57. Berbincang dengan Ibu
58 Bab 58. Mengajak Ibu Pulang
59 Bab 59. Penculik
60 Bab 60. Beda Server
61 Bab 61. Kejutan 1
62 Bab 62. Kejutan 2
63 Bab 63. Kode Togel
64 Bab 64. Kapan bilang I Love You
65 Bab 65. Surat wasiat
66 Bab 66. Keputusan Freya
67 Bab 67. Juna ngidam?
68 Bab 68. Panggilan sayang
69 Bab 69. Awal pembalasan
70 Bab 70. Juna marah
71 Bab 71. Mendatangi Juna
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1. Viral
2
Bab 2. Ayah Rain
3
Bab 3. Kedatangan Juna
4
Bab 4. Menjemput Rain
5
Bab 5. Ke Kediaman Davinson
6
Bab 6. Bersama Papi
7
Bab 7. Bertemu keluarga Redcliver
8
Bab 8. Mendaftar Pernikahan
9
Bab 9. Berangkat Bersama
10
Memilih Gaun Pengantin
11
Bab 11. Hari pernikahan
12
Bab 12. Menuju Malam pertama
13
Bab 13. Tidur Bertiga
14
Bab 14. Makan Mie kuah Berdua
15
Nyonya muda Freya
16
Ternoda oleh Belalai
17
Bab 17. Membuat Kue bersama
18
Bab 18. Ke Kantor Juna
19
Kekacauan Di Lokasi Syuting
20
Bab 20. Khilaf
21
Bab 21. Berbaikan
22
Bab 22. Dilema
23
Bab 23. Tak Takut Lagi
24
Bab 24. Apa Kelebihan Juna?
25
Bab 25. Bukan untuk Kamu
26
Bab 26. Gara-gara Ingus
27
Bab 27. Nggak Mau sama Papi
28
Bab 28. Jaring Ikan
29
Bab 29. Balas dendam
30
Bab 30. Lukisan Abstrak
31
Bab 31. Apa sudah Bosan?
32
Bab 32. Undangan
33
Bab 33. Kejutan
34
Bab 34. Ada dia Di antara Kita
35
Bab 35. Hadiah dari Juna
36
Bab 36. Mandi bersama
37
Bab 37. Lagi-lagi Karena Marsha
38
Bab 38. The Winner
39
Bab 39. Ada Apa dengan Jenny?
40
Bab 40. Bertengkar
41
Bab 41. Pianis baru
42
Bab 42. Tante Jahat
43
Bab 43. Apa aku Salah
44
Bab 44. Diabaikan
45
Bab 45. Puncak Penghargaan Musik
46
Bab 46. Hadiah dariku
47
Bab 47. Monster kepala botak
48
Bab 48. Si Pendek dan Tukang mengompol
49
Bab 49. Vitamin F
50
Bab 50. Freya Kenapa?
51
Bab 51. Bertemu Rico
52
Bab 52. Wanita Ceking
53
Bab 53. Freya Pingsan
54
Bab 54. Batal Pulang
55
Bab 55. Cosplay Wa-ria
56
Bab 56. Ke rumah Emira
57
Bab 57. Berbincang dengan Ibu
58
Bab 58. Mengajak Ibu Pulang
59
Bab 59. Penculik
60
Bab 60. Beda Server
61
Bab 61. Kejutan 1
62
Bab 62. Kejutan 2
63
Bab 63. Kode Togel
64
Bab 64. Kapan bilang I Love You
65
Bab 65. Surat wasiat
66
Bab 66. Keputusan Freya
67
Bab 67. Juna ngidam?
68
Bab 68. Panggilan sayang
69
Bab 69. Awal pembalasan
70
Bab 70. Juna marah
71
Bab 71. Mendatangi Juna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!