Freya mengantar Rain ke sekolah pagi itu, karena Luna belum sembuh.
"Titip Rain ya miss Rere, hari ini pengasuhnya belum bisa datang karena masih sakit. Nanti saya usahakan akan jemput tepat waktu." ucap Freya pada guru Rain yang sudah menunggu di depan kelas.
"Baik, Nona Fey, oh, bolehkah aku memanggil anda Nona Freya?" tanya Miss Rere bingung.
Freya menghela nafas. Tentu saja berita tentang dirinya juga sudah ditonton guru dan orang tua murid lainnya. Tak ada gunanya lagi Freya bersembunyi di balik nama Feybrina lagi.
"Terserah miss Rere saja. Rain.." Freya menatap Rain yang berdiri di sampingnya. "Nanti Mammy jemput ya. Jangan nakal, nurut sama Miss Rere, okey?"
"Okey Mammy," jawab Rain sambil tersenyum lebar, menampilkan gigi putih kecil-kecil yang berderet rapi.
Freya mencium pucuk kepala Rain, sebelum meninggalkan sekolah Rain.
Freya mengendarai mobilnya menuju sebuah apartemen mewah di pusat ibukota.
Freya memarkir mobil di basement, lalu masuk ke apartemen miliknya. Di sana Freya merias wajah sebelum kembali ke basement dan menaiki mobil sport putih miliknya.
***
Freya terus berjalan meski menyadari beberapa pasang mata terus melirik ke arahnya sejak tadi. Freya sudah menyiapkan diri jika beberapa waktu ke depan ia akan menjadi bahan gunjingan semua orang, ia sadar diri telah melakukan sebuah kesalahan besar dalam hidupnya. Namun hidup teruslah berjalan bukan, meskipun kita terjatuh terperosok ke lembah terdalam sekalipun. Roda kehidupan tak akan pernah berhenti berputar.
"Freyaaaa….." Rani, seorang artis senior menghambur ke arah Freya saat gadis itu masuk ke ruang persiapan.
"Haii tante Rani...tante ada pemotretan juga?" tanya Freya terheran.
"Nggak Fre, tante memang nungguin kamu. Ayo duduk."
Rani menuntun Freya untuk duduk di sofa. Beberapa artis lain sedang di make up, Freya sempat melirik ke arah Salsa yang tersenyum miring ke arahnya.
"Aku tahu ini berat, sabar ya Fre. Kalau ada masalah, jangan sungkan cerita sama tante. Tante sudah anggap kamu anak sendiri." Rani menepuk-nepuk tangan Freya dengan lembut.
"Terima kasih tante." jawab Freya.
"Kapan-kapan ajak tante ketemu anak kamu ya," bujuk Rani.
Freya hanya tersenyum saja, tak mengiyakan ataupun menolak. Beberapa detik kemudian Doni, manajer Freya masuk bersama seorang MUA.
"Bisa mulai make up sekarang? Sebentar lagi pemotretan di mulai." ucap Doni setelah sampai di dekat Freya.
"Tentu. Maaf tante, saya tinggal dulu ya." pamit Freya pada Rani.
MUA tadi membawa Freya duduk di kursi samping Salsa yang juga sedang di make up. Doni berdiri di dekatnya untuk menunggui.
"Heh, lu kecil-kecil udah pro bikin anak ternyata ya Fre," cibir Salsa sinis. Semua orang di kalangan artis tahu jika Salsa tidak menyukai Freya, dan terang-terangan memusuhi Freya.
"Bukankah kak Salsa juga udah pro, cuma belum jadi aja kan anaknya?" jawab Freya santai, tak lupa sebuah senyum manis ia sunggingkan.
Raut wajah Salsa langsung menegang, iapun melengos, sementara Freya hanya geleng-geleng kepala. Freya pun tak menggubris Salsa lagi. Setelah selesai di rias, Doni langsung membawa Freya ke halaman samping studio tempat pemotretan dilaksanakan. Pemotretan hari itu pun berjalan dengan lancar.
"Fre, bisa kita bicara sebentar?" Doni menahan lengan Freya saat gadis itu mau pergi.
"Apa yang ingin kak Doni bicarakan?" tanya Freya penasaran.
"Ayo duduk di sana." Doni menunjuk ke sudut teras yang ada dua kursi dan meja.
Freya berjalan ke sana diikuti Doni.
"Fre, lu harus segera klarifikasi tentang berita lu. Lu harus bersihin nama lu, beberapa produser sudah berunding buat berhenti pakai lu kalau lu nggak segera klarifikasi. Lu tau kan, gimana kekuatan netizen kalau sudah bersatu. Gue nggak mau kalau karir lu hancur padahal sudah sejauh ini pencapaian lu." berondong Doni.
Freya menghela nafas kasar sebelum akhirnya mengangguk.
"Besok lah gue klarifikasi."
"Jangan besak-besok mulu ya, kalau bisa secepatnya!" tegas Doni.
"Iya-iya.. bawel." jawab Freya jengkel, tapi sambil tersenyum. Biarpun jengkel, nyatanya hanya Doni yang paling sangat perhatian dengannya selama ini. Sudah lebih dari 10 tahun Doni jadi manajer Freya. Mereka sudah seperti kakak adik sungguhan.
"Jangan lupa, lu masih punya hutang janji sama gue ya." ucap Doni saat mereka sama-sama keluar studio.
"Iya kak Doni Salamankan yang kaya raya, aku pasti akan cerita semuanya kalau sudah siap." janji Freya.
"Oh, Shittttt…" pekik Doni setelah mereka sampai di depan pintu studio.
Freya juga terperangah menyaksikan banyak wartawan yang sudah berkumpul di luar.
"Itu Freya. Freyaaaaa…..!" teriak salah satu wartawan. Freya sudah ingin putar balik namun wartawan sudah mengetahui keberadaannya.
"Akhirnya aku menemukanmu, anak nakal!"
Freya sangat terkejut saat seorang laki-laki tua berbadan gempal muncul di depannya.
"A..ayah.."
Jantung Freya mendadak berdenyut hebat setelah sekian lama tak melihat sang ayah. Freya tersenyum pahit melihat wajah ayahnya yang diliputi amarah.
"Puas kamu sudah mencoreng nama baik keluarga kita? Anak tak tahu diri, beraninya membuat aib memalukan begini!" maki ayah Freya dengan lantang, tak peduli dengan bisik-bisik para wartawan di belakangnya.
Freya tersenyum miris, tak gentar dengan kemarahan sang ayah. Freya menatap pria itu dengan berani.
"Keluarga yang mana ayah? bukankah ayah memang sudah tak menganggapku keluarga?" tanya Freya dengan suara parau, berusaha untuk tak menangis.
Plakkkk
Sebuah tamparan secepat kilat mendarat tepat di pipi mulus Freya, meninggalkan jejak kemerahan yang begitu kentara di sana.
"Anak kurang ajar. Bisanya hanya membuat ulah saja. Apa kau tahu, karena aib busukmu itu saham perusahaan langsung anjlok?" teriak ayah Freya lagi.
Freya tak menjawab. Ia meringis memegangi pipinya, air matanya mendadak turun begitu deras. Orang-orang mungkin menyangka jika tamparan ayahnya begitu menyakitkan. Namun bagi Freya justru kata-kata ayahnya yang paling menyakitkan.
"Tuan, tolong jaga kelakuan anda, jangan berbuat kasar pada wanita. Dan lagi, banyak wartawan di sini, kendalikan diri anda jika tak ingin dianggap lebih buruk lagi." Doni berjalan ke depan Freya, menjadi perisai untuk artisnya. Takut jika pria gempal itu melakukan kekerasan lagi.
"Siapa kamu berani ikut campur urusanku?" geram ayah Freya.
"Tuan Jodi Redcliver yang terhormat, mungkin anda belum mengenal saya. Oleh karena itu perkenalkan, saya Doni Salmankan, manajer Freya Redcliver. Jadi segala urusan Freya adalah urusan saya juga. Saya bertanggung jawab atas keselamatan artis saya." jawab Doni dengan tegas dan mengintimidasi.
Ckkkk.. Jodi berdecak, lalu pergi begitu saja. Freya yang bersembunyi di punggung Doni mengintip kepergian ayahnya, ia dapat bernafas lega saat tak lagi melihat Jodi.
Brummmmm brummmmm…. Tinnnnnnnnn….Tinnnnnnnn…..
Sebuah mobil sport merah menyala keluaran terbaru berhenti tepat di belakang kerumunan wartawan, seketika menarik perhatian para wartawan. Mereka berbalik, ingin menyaksikan artis siapa yang datang.
Saat pintu mobil terbuka, sosok pria tampan bertubuh tinggi tegap keluar dengan angkuh. Kacamata bulat hitam bersandar secara estetik di hidung mancungnya. Sesaat semua mata terpana pada sosok pria tersebut, yang kegantengannya sangat berdamage, melebihi artis pria yang sedang naik daun Rico Vancouver.
"Woahhhhh. ….siapa itu? Artis baru kah?" teriak salah satu wartawan yang baru pertama melihat pria itu.
"Artis dari agensi manakah? Aku belum pernah melihatnya." imbuh yang lain.
"Bukankah itu tuan muda Davinson yang akhir-akhir ini sering masuk majalah bisnis?"
"Apakah putra tertua Tuan Raymon Davinson yang katanya mengambil alih pimpinan Angkasa Mandiri Group?"
"Benarkah itu Tuan Herjuna Davinson? Untuk apa dia kemari?"
Freya yang akan berjalan ke parkiran studio menghentikan langkahnya saat mendengar nama Herjuna Davinson di sebut. Begitu juga dengan Doni.
"Benarkan itu Juna? Untuk apa dia kemari?" gumam Freya.
Roy yang baru keluar dari sisi kemudi mobil segera berdiri di dekat tuan mudanya.
"Tolong beri jalan untuk Tuan Juna Davinson," teriak Roy sambil merangsek maju , meminta para wartawan untuk menyingkir supaya ada jalan untuk Juna. Para wartawan segera menyingkir memberi jalan yang luas pada dua laki-laki berpenampilan keren itu.
Freya terpaku di tempat menatap Juna yang berjalan dengan langkah tegap lebar-lebar menuju arahnya. Jantungnya sudah tak karu-karuan sekarang. Ada getaran aneh yang memenuhi rongga dadanya, entah perasaan apa yang bersarang di hatinya sekarang. Apa rindu, senang, benci, ataukah marah? Semua bercampur aduk menjadi satu, menjadi rasa yang tak dapat dijelaskan dengan kata-kata.
Langkah Juna berhenti tepat dua langkah di depan Freya yang mematung. Melihat wajah cantik imut menggemaskan Freya membuat dada Juna bergejolak. Cukup lama tidak bertemu, nyatanya Freya masih sangat berdamage membuat hatinya berjoget ria bergembira.
"Kita berjumpa lagi, Nona Freya," sapa Juna dengan suaranya yang khas ,lembut dan dalam.
Tersadar dari keterpanaan nya setelah mendengar suara Juna, Freya ingin buru-buru pergi dari hadapan Juna, namun secepat kilat Juna sudah merengkuh pinggang Freya hingga tubuh keduanya menempel ketat. Begitu kencang Juna menahan tubuh Freya, tak memberi kesempatan gadis itu untuk pergi.
Sesaat tatapan mereka beradu begitu dekat, namun Juna segera mengalihkan pandangan menghadap wartawan di depannya.
"Perhatian semuanya!" seru Juna dengan lantang. "Di sini saya menggantikan Nona Freya Redcliver akan memberi sedikit klarifikasi."
Para wartawan segera siaga dengan kamera dan ponselnya untuk merekam klarifikasi yang akan dikatakan Juna. Mereka tentunya begitu penasaran dengan hubungan Juna Davinson dan Freya. Apakah ada sangkut pautnya dengan anak yang bersama Freya.
"Saya ingin menyampaikan kebenaran berita yang sedang beredar. Bahwa benar yang bersama Freya adalah anaknya, lebih tepatnya anak kami, karena saya yang sudah menghamili Freya enam tahun yang lalu. Mengenai alasan kenapa kami belum menikah, kami mempunyai alasan kuat tersendiri sehingga belum bisa menikah. Tapi jangan khawatir, saya akan menikahi Freya secepatnya, kalau perlu dalam minggu ini. Jadi saya mohon jangan ada lagi pemberitaan yang menyudutkan Freya. Jika masih ada yang menyebarkan berita buruk tentang Freya, saya tak akan segan menuntut pihak kalian."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Bastard_🗡️
seruuu
2024-02-03
0
Praised93
terima kasih.
2024-01-08
0